//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Peringatan 10th Parinirwana Sukong  (Read 109243 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« Reply #90 on: 04 May 2012, 04:00:49 PM »
Kesan KBBI hanya dipakai untuk menyamakan persepsi dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam berbahasa kita memang harus memiliki persepsi yg sama atas suatu kata yg digunakan, agar maksud dari kata yg disampaikan itu dapat diterima sesuai makna yg telah disepakati, dalam berbahasa Indonesia, kesepakatan itu tertuang dalam KBBI.



Quote
Perumpamaan bukan berarti algojo.

perumpamaan memang bukan berarti algojo, algojo ini saya angkat untuk menjawab komentar berikut
Quote
tapi sesuatu yg tidak berhak kita lakukan bukan berarti tidak boleh dilakukan, bukan? bahkan ada kasus dimana sesuatu HARUS kita lakukan walaupun kita tidak berhak melakukannya, misalnya "saya harus membunuh", saya tidak berhak membunuh, tapi saya tetap harus membunuh, karena itu adalah kewajiban saya.


Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« Reply #91 on: 04 May 2012, 04:22:12 PM »
Dalam berbahasa kita memang harus memiliki persepsi yg sama atas suatu kata yg digunakan, agar maksud dari kata yg disampaikan itu dapat diterima sesuai makna yg telah disepakati, dalam berbahasa Indonesia, kesepakatan itu tertuang dalam KBBI.
Yah...seharusnya begitu. Makanya saya jarang ingin posting karena kemampuan berbahasa saya kurang. Lihatlah perbedaan saya posting sekarang dengan kemarin ini. Kalau yang kemarin ini butuh waktu lebih lama, karena harus memikirkan kata-kata yang tepat.



[/quote]
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« Reply #92 on: 04 May 2012, 04:32:05 PM »
    tapi sesuatu yg tidak berhak kita lakukan bukan berarti tidak boleh dilakukan, bukan? bahkan ada kasus dimana sesuatu HARUS kita lakukan walaupun kita tidak berhak melakukannya, misalnya "saya harus membunuh", saya tidak berhak membunuh, tapi saya tetap harus membunuh, karena itu adalah kewajiban saya.

Seharusnya dihindari. Kalau saya bertanya kepada bhante kemarin ini, lebih baik dibunuh dari pada membunuh. Saya mengerti jawabannya tapi kalau untuk diri sendiri, saya tidak tahu juga jika dalam keadaan kepepet. Tapi mungkin juga saya biarkan dibunuh, tapi saya berpikir bagaimana caranya menjaga kesadaran saat itu? Karena menurut yang diajarkan, kesadaran terakhir manusia saat meninggal itu salah satu menentukan akan terlahir kemana.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« Reply #93 on: 04 May 2012, 07:12:27 PM »
    tapi sesuatu yg tidak berhak kita lakukan bukan berarti tidak boleh dilakukan, bukan? bahkan ada kasus dimana sesuatu HARUS kita lakukan walaupun kita tidak berhak melakukannya, misalnya "saya harus membunuh", saya tidak berhak membunuh, tapi saya tetap harus membunuh, karena itu adalah kewajiban saya.

Seharusnya dihindari. Kalau saya bertanya kepada bhante kemarin ini, lebih baik dibunuh dari pada membunuh. Saya mengerti jawabannya tapi kalau untuk diri sendiri, saya tidak tahu juga jika dalam keadaan kepepet. Tapi mungkin juga saya biarkan dibunuh, tapi saya berpikir bagaimana caranya menjaga kesadaran saat itu? Karena menurut yang diajarkan, kesadaran terakhir manusia saat meninggal itu salah satu menentukan akan terlahir kemana.

ini adalah cara ideal menurut ajaran Buddhis, tapi cara ini tidak applicable untuk seorang prajurit (atau algojo), profesi demikian memang tidak dianjurkan untuk seorang Buddhis, tapi kita tidak bisa mengatakan bahwa profesi itu tidak ada. Dan saya memberikan contoh kasus ekstrim untuk menyampaikan suatu makna.

berikut ini cuplikan kisah seorang algojo pada masa Sang Buddha

---------------------------------------------------------------------
Tambadathika bekerja sebagai seorang algojo kerajaan selama 55 tahun sebelum pensiun. Suatu pagi ia pergi ke sungai untuk mandi. Sesampainya di sana ia melihat Yang Mulia Sariputta sedang duduk bermeditasi. Tambadathika berpikir, "Seumur hidupku, aku telah begitu sibuk mengeksekusi para pencuri dan pembunuh. aku tidak pernah berkesempatan bertemu dengan seorang bhikkhu." Ketika Tambadathika melihat Yang Mulia Sariputta bangun dari meditasinya, Tambadathika mendatanginya dan dengan hormat mengundangnya untuk makan di rumahnya. Yang Mulia Sariputta menerima.

Setelah makan, Yang Mulia Sariputta membabarkan Dhamma kepada Tambadathila, namun orang tua itu kesulitan mengarahkan perhatiannya. Pikiran gelisahnya mengembara pada semua orang yang telah ia bunuh sepanjang karirnya. Yang Mulia Sariputta mengetahui kesulitan orang tua ini dan bertanya,

"Tambadathika, apakah engkau membunuh para penjahat itu karena keinginan sendiri atau karena tugas?"

"Adalah tugasku mengeksekusi para kriminal itu. saya tidak pernah berkeinginan untuk membunuh mereka."

"Maka, teman, jangan cemaskan masa lalu, engkau tidak bertanggun jawab atas kematian mereka."

Tambadathika menjadi lega, pikirannya tenang, dan ia mampu mengarahkan perhatiannya pada kata-kata Yang Mulia Sariputta. ketika khotbah itu berakhir, orang tua itu menjadi sangat gembira. ketika berjalan pulang dan menghargai kehidupan dengan cara yang baru, seekor sapi dengan tanduknya menerang Tambadathika di perutnya dan ia mati pada saat itu juga.

Malamnya di Vihara Jetavana, para bhikkhu bertanya kepada Sang Buddha mengenai apa yang terjadi dengan Tambadathika, Sang Buddha menjelaskan, "Para bhikkhu, walaupun Tambadathika telah melakukan pembunuhan sepanjang hidupnya, namun ia terlahir kembali di alam surga Tusita. Kelahiran kembali yang baik ini adalah akibat dari  memahami Dhamma yang dibabarkan oleh Sariputta."

"Tetapi, Yang Mulia, bagaimana mungkin seorang yang seperti itu bisa memperoleh imbalan yang begitu besar hanya dengan satu kali mendengarkan Dhamma?" seorang bhikkhu bertanya

"Lamanya latihan tidak penting," Sang Buddha berkata. "Karena bahkan satu momen pemahaman bisa bermanfaat besar." Beliau melanjutkan dalam syair

Mendengarkan satu kata bermakna
yang membantu seseorang mendapatkan kedamaian
adalah lebih baik daripada seribu kata
yang tanpa makna.



Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« Reply #94 on: 04 May 2012, 07:32:48 PM »
"Tambadathika, apakah engkau membunuh para penjahat itu karena keinginan sendiri atau karena tugas?"

"Adalah tugasku mengeksekusi para kriminal itu. saya tidak pernah berkeinginan untuk membunuh mereka."

"Maka, teman, jangan cemaskan masa lalu, engkau tidak bertanggun jawab atas kematian mereka."

setahu sy perbuatan Tambadathika tetap dikatakan merupakan perbuatan salah, dan YM Sariputta hanya bertanya "apakah kamu bertanggung jawab atas perbuatan salah itu (karena melakukannya tanpa niat)??"
YM Sariputta sengaja membiarkan pertanyaan ini menggantung dan membuat Tambadathika menjawabnya sendiri...
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« Reply #95 on: 04 May 2012, 07:34:17 PM »
setahu sy perbuatan Tambadathika tetap dikatakan merupakan perbuatan salah, dan YM Sariputta hanya bertanya "apakah kamu bertanggung jawab atas perbuatan salah itu (karena melakukannya tanpa niat)??"
YM Sariputta sengaja membiarkan pertanyaan ini menggantung dan membuat Tambadathika menjawabnya sendiri...

kisah itu hanya referensi tambahan, bukan bagian dari topik ini jadi gak perlu dibahas

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« Reply #96 on: 04 May 2012, 07:55:46 PM »
ok deh...  :)
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« Reply #97 on: 04 May 2012, 09:25:45 PM »
Parinirwana maupun parinibbana cuma hanya konsep.

Banyak Umat & bahkan juga para Bhikkhu di jaman Sang Buddha ingin mengetahui pencapaian para Bhikkhu lainnya, dengan bertanya kepada Sang Buddha apakah Bhikkhu ini atau Bhikkhu itu atau petapa ini atau petapa itu, apakah sudah Arahat atau ... !

Sedangkan jaman sekarang memberikan label Arahat kok gampang sekale......  !   ???

tapi kenyataan harus ada konsep baru bisa praktek.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« Reply #98 on: 07 May 2012, 06:21:57 PM »
Banyak Umat & bahkan juga para Bhikkhu di jaman Sang Buddha ingin mengetahui pencapaian para Bhikkhu lainnya, dengan bertanya kepada Sang Buddha apakah Bhikkhu ini atau Bhikkhu itu atau petapa ini atau petapa itu, apakah sudah Arahat atau ... !

Sedangkan jaman sekarang memberikan label Arahat kok gampang sekale......  !   ???

tapi kenyataan harus ada konsep baru bisa praktek.

mungkin pengertian parinirwana sudah berbeda... maka-nya harus disamakan persepsi dan pengertiannya...
Kalau saya masih memakai pengertian parinibbana yaitu meninggal-nya orang-orang yang sudah mencapai tingkat kesucian arahat...

Kalau yang lain ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« Reply #99 on: 07 May 2012, 06:35:30 PM »
mungkin pengertian parinirwana sudah berbeda... maka-nya harus disamakan persepsi dan pengertiannya...
Kalau saya masih memakai pengertian parinibbana yaitu meninggal-nya orang-orang yang sudah mencapai tingkat kesucian arahat...

Kalau yang lain ?
meninggalnya orang2 yg mencurigakan

Offline ciuyanto

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 26
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Love and Compassion
Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« Reply #100 on: 08 May 2012, 09:48:48 AM »
Sebenarnya tujuan peringatan ini hanya untuk menghormati Sukong saja.
Parinirvana disini tidak sama dengan parinibanna yang kalian anut.

Simplenya kita lihat ini dari kacamata mahayana,
seorang guru yang mempunyai kualitas bajik dan mencapai realisasi ketika mau wafat (tidak peduli cara wafatnya)
maka kita sebut parinirwana. Realisasi (bukan diartikan sudah menjadi arahat ya) bisa dilihat dari kualitas hidupnya,
perjuangan/pengorbanan beliau dalam membabarkan Dharma, didikan ke murid-muridnya, atau meninggalkan sarira/relik, dll.
Itu semua demi kebahagian dan kebaikan semua makhluk. Tujuan dari Mahayana adalah agar setiap orang menjadi Boddhisatva,
Boddhisatva bisa aja seorang puthujana atau siapapun yang penting tugas mereka adalah menyelamatkan sebanyak mungkin
makhluk hidup dari jeratan samsara.

Berikut copas dari milis tetangga tentang konsep Nirvana dari sisi tradisi Mahayana
http://www.w****a.com/forum/content/203-seperti-apa-nibbana-itu-sich.html

Jadi kesimpulannya adalah mari kita lihat dari kacamata/sudut pandang mana kita memandang suatu peristiwa.
Jika sudut pandang satu ngak cocok, kita lihat sudut pandang yang laen.
Nah kebetulan peringatan ini dilihat dari sisi tradisi Mahayana.
thanks


Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« Reply #101 on: 08 May 2012, 02:54:18 PM »
Sebenarnya tujuan peringatan ini hanya untuk menghormati Sukong saja.
Parinirvana disini tidak sama dengan parinibanna yang kalian anut.

Simplenya kita lihat ini dari kacamata mahayana,
seorang guru yang mempunyai kualitas bajik dan mencapai realisasi ketika mau wafat (tidak peduli cara wafatnya)
maka kita sebut parinirwana. Realisasi (bukan diartikan sudah menjadi arahat ya) bisa dilihat dari kualitas hidupnya,
perjuangan/pengorbanan beliau dalam membabarkan Dharma, didikan ke murid-muridnya, atau meninggalkan sarira/relik, dll.
Itu semua demi kebahagian dan kebaikan semua makhluk. Tujuan dari Mahayana adalah agar setiap orang menjadi Boddhisatva,
Boddhisatva bisa aja seorang puthujana atau siapapun yang penting tugas mereka adalah menyelamatkan sebanyak mungkin
makhluk hidup dari jeratan samsara.

Berikut copas dari milis tetangga tentang konsep Nirvana dari sisi tradisi Mahayana
http://www.w****a.com/forum/content/203-seperti-apa-nibbana-itu-sich.html

Jadi kesimpulannya adalah mari kita lihat dari kacamata/sudut pandang mana kita memandang suatu peristiwa.
Jika sudut pandang satu ngak cocok, kita lihat sudut pandang yang laen.
Nah kebetulan peringatan ini dilihat dari sisi tradisi Mahayana.
thanks

Jika berbeda pengertian tentang parinirwana, dijelas-kan saja menurut versi-nya sendiri... jadi semua-nya jelas... begitu donk...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Che Yong

  • Teman
  • **
  • Posts: 95
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« Reply #102 on: 08 May 2012, 11:32:58 PM »
kalau menurut saya, mungkin benar bhikku tersebut baik, dan banyak berkorban dalam membabarkan dhamma.
saya juga menghormati beliau.
Sama sekali pembahasan saya ini tidak menyinggung Sukong. tapi membahas kata parinibbana.
Untuk kata parinibbana itu sendiri sebenarnya "berakhirlah semuanya" sudah tak ada lagi samsara dan penderitaan dalam dirinya.
Menurutku paham apapun tidak pernah dianjurkan menyebut apapun yang tidak benar .

Misalkan sbb:
ada seorang misalkan x. X ini adalah orang yang berwatak mulia. orang yang bersifat baik. lalu ia meninggal. Lalu ada pihak y menyebutkan bahwa ia adalah titisan dewa Z(saat itu dewa z sedang lagi tren2nya di puja). padahal sebenarnya ia sebenarnya personal lain, dan bukan titisan dewa z.

Menurutku pihak y memang menghormati x.  Ia menghormati x secara tulus. tapi ketidak benar an tetap adalah ketidak benar an.
Jika ia tidak tau apakah ia memang benar2 titisan dewa z, maka ia seharusnya jangan pernah menyebut dan membawa dewa z.
karena sudah diajarkan kepada kita tentang sila tidak berbohong dan mengucapkan kata2 dusta.
betapa sakit nya akibat mempertahankan kejujuran akan lebih baik dari pada mengucapkan sesuatu yang kita tidak tau.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« Reply #103 on: 09 May 2012, 06:06:53 AM »
Sebenarnya tujuan peringatan ini hanya untuk menghormati Sukong saja.
tidak ada larangan even memperingati atau menghormati sukong
silahkan saja

Quote
Parinirvana disini tidak sama dengan parinibanna yang kalian anut.

Simplenya kita lihat ini dari kacamata mahayana,
seorang guru yang mempunyai kualitas bajik dan mencapai realisasi ketika mau wafat (tidak peduli cara wafatnya)
maka kita sebut parinirwana. Realisasi (bukan diartikan sudah menjadi arahat ya) bisa dilihat dari kualitas hidupnya,
perjuangan/pengorbanan beliau dalam membabarkan Dharma, didikan ke murid-muridnya, atau meninggalkan sarira/relik, dll.

Itu semua demi kebahagian dan kebaikan semua makhluk. Tujuan dari Mahayana adalah agar setiap orang menjadi Boddhisatva,
Boddhisatva bisa aja seorang puthujana atau siapapun yang penting tugas mereka adalah menyelamatkan sebanyak mungkin
makhluk hidup dari jeratan samsara.

Berikut copas dari milis tetangga tentang konsep Nirvana dari sisi tradisi Mahayana
http://www.w****a.com/forum/content/203-seperti-apa-nibbana-itu-sich.html

Jadi kesimpulannya adalah mari kita lihat dari kacamata/sudut pandang mana kita memandang suatu peristiwa.
Jika sudut pandang satu ngak cocok, kita lihat sudut pandang yang laen.
Nah kebetulan peringatan ini dilihat dari sisi tradisi Mahayana.
thanks


oh jadi memang boleh penyesuaian kata-kata dengan pengertian sendiri, untuk di gunakan kalangan tersendiri juga, dan walaupun arti kata sudah jelas adalah beda dengan pengertian itu.
Dan hal ini juga tidak dilarang, maksudnya begitukan !  :)
« Last Edit: 09 May 2012, 06:09:27 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Peringatan 10th Parinirwana Sukong
« Reply #104 on: 09 May 2012, 08:58:13 AM »
kelamaan bisa jadi sperti ini:
- buddha versi 'kami' seperti ini/itu
- dhamma & vinaya versi 'kami' seperti ini/itu
- sangha versi 'kami' seperti ini/itu


lenyaplah sang ajaran dan penerusnya berdasarkan versi 'kami'
btw, versi 'kami' ini spertinya ber-ego kelas tinggi banget yah ...

numpang tanyak sekalian deh, apa sukong juga mengajarkan Ti Ratana versi 'kami' ?


Sebenarnya tujuan peringatan ini hanya untuk menghormati Sukong saja.
Parinirvana disini tidak sama dengan parinibanna yang kalian anut.

Simplenya kita lihat ini dari kacamata mahayana,
seorang guru yang mempunyai kualitas bajik dan mencapai realisasi ketika mau wafat (tidak peduli cara wafatnya)
maka kita sebut parinirwana. Realisasi (bukan diartikan sudah menjadi arahat ya) bisa dilihat dari kualitas hidupnya,
perjuangan/pengorbanan beliau dalam membabarkan Dharma, didikan ke murid-muridnya, atau meninggalkan sarira/relik, dll.
Itu semua demi kebahagian dan kebaikan semua makhluk. Tujuan dari Mahayana adalah agar setiap orang menjadi Boddhisatva,
Boddhisatva bisa aja seorang puthujana atau siapapun yang penting tugas mereka adalah menyelamatkan sebanyak mungkin
makhluk hidup dari jeratan samsara.

Berikut copas dari milis tetangga tentang konsep Nirvana dari sisi tradisi Mahayana
http://www.w****a.com/forum/content/203-seperti-apa-nibbana-itu-sich.html

Jadi kesimpulannya adalah mari kita lihat dari kacamata/sudut pandang mana kita memandang suatu peristiwa.
Jika sudut pandang satu ngak cocok, kita lihat sudut pandang yang laen.
Nah kebetulan peringatan ini dilihat dari sisi tradisi Mahayana.
thanks


Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha