//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Poll

Menurut anda, sistem edukasi di Indonesia...

Bagus
1 (8.3%)
Buruk
3 (25%)
Sangat Bagus
0 (0%)
Sangat Buruk
6 (50%)
Tidak penting
2 (16.7%)

Total Members Voted: 12

Author Topic: Our Education System  (Read 24275 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Our Education System
« Reply #15 on: 31 March 2013, 08:52:13 PM »
menjadi arsitek tanpa mengetahui pengetahuan kesehatan, ekonomi, matematika, sejarah, sosiologi, dll apakah akan menjadi arsitek yang baik? ;D

menjadi atlet tanpa pengetahuan kesehatan, ekonomi, matematika, fisika, sosiologi, sejarah, kimia, dll apakah akan bisa berkembang? ;D

menjadi penulis cerita tanpa mengetahui ketatabahasaan, sejarah, sosiologi, fisika, matematika, ekonomi, seni, dll apakah akan bisa menjadi penulis yang hebat? ;D

pertanyaan ambigu.
karena ditanya seabrek.

saya jawab, ada banyak pekerjaan yg bisa dilakukan tanpa kemampuan calculus.

Quote
menjadi pekerja lainnya tanpa pengetahuan yang memadai apakah dapat berkembang? ;D

apakah sekolah memberi pengetahuan memadai utk pekerjaan seorang murid nanti?
itu masalahnya... seorang penyanyi tidak perlu belajar agama, seorang sastrawan tidak perlu belajar kimia, so on...
sistem sekolah skrg, "mencetak" semua murid berbakat menjadi pekerja

Quote
jadi tidak ada yang aneh kok om ata ;D memang anak-anak belum mengetahui banyak hal dan sekolah dapat membantu memberi pengetahuan itu, walaupun anak-anak sering menganggap itu tidak penting ;D makanya sebelumnya saya bilang peran orang tua itu penting ;D selain itu sekolah itu juga untuk membuka wawasan, tempat melatih kedisiplinan, tempat bersosialisasi sekaligus tempat membangun relasi yang penting untuk masa depan anak ;D

tambahan ;D
dulu saya pernah bercerita tentang puzzle ;D nah seperti itulah hidup ;D, sekeping puzzle itu terlihat tidak penting, tapi kalo kita bisa merangkainya, kita akan menikmati hasilnya ;D begitu juga pelajaran di sekolah, saat ini mungkin tidak penting, tapi pengetahuan itu suatu saat bisa membantu kita ;D oleh karena itu janganlah mengembangkan kebencian pada pelajaran sekolah, karena kebencian akan menutupi manfaat dari pelajaran-pelajaran itu ;D cobalah mulai rangkai pengetahuan yang kita dapat disekolah, cobalah menjadi penemu, rasakan bebasnya berkreasi dari pengetahuan yang kita dapat ;D


utk saya thd anak saya,
saya sendiri jg berpendapat bahwa apa yg diajarkan di sekolah tidak penting
makanya saya usahakan anak saya sekolah di sekolah yg agak *sok international* tidak ada sistem tinggal kelas gara2 gagal menghafal
zaman sudah berubah, jika seorang anak minat mempelajari sesuatu skrg tinggal buka wikipedia.
yg lebih penting skrg adalah bagaimana agar minat anak tsb tumbuh
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Our Education System
« Reply #16 on: 31 March 2013, 10:13:20 PM »
apakah sekolah memberi pengetahuan memadai utk pekerjaan seorang murid nanti?
itu masalahnya... seorang penyanyi tidak perlu belajar agama, seorang sastrawan tidak perlu belajar kimia, so on...
sistem sekolah skrg, "mencetak" semua murid berbakat menjadi pekerja

The emergence of secondary education in the United States did not happen until 1910, caused by the rise in big businesses and technological advances in factories (for instance, the emergence of electrification), that required skilled workers. In order to meet this new job demand, high schools were created, with a curriculum focused on practical job skills that would better prepare students for white collar or skilled blue collar work. This proved to be beneficial for both employers and employees, for the improvement in human capital caused employees to become more efficient, which lowered costs for the employer, and skilled employees received a higher wage than employees with just primary educational attainment.

sumber:http://en.wikipedia.org/wiki/Education

;D

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Our Education System
« Reply #17 on: 31 March 2013, 11:10:09 PM »
Positive thinking as always. >:D
Btw, welcome back om.

saya cuma mampir aja kok om ;D
pas kebetulan lagi nganggur ;D

Hampir semua pelajaran tk sampai perguruan tinggi tidak ada yang saya ingat.
Pengetahuan yang saya dapat sekarang ini adalah hasil belajar ulang, dari buku-buku, sebagian besar internet.
Jadi saya pribadi menganggap sekolah dari tk sampai perguruan tinggi tidak banyak manfaatnya,
hanya mempertebal dompet pemilik sekolah.

karena itu lah indonesia menjadi negara yang setia mengimpor tenaga ahli dari luar negeri dari dulu sampai sekarang ;D artinya selamanya jadi negara berkembang ;D itu semua karena muridnya yah seperti om gitu ;D selalu mengharapkan kemajuan diri sendiri kepada orang lain dan membuang-buang waktu untuk belajar ulang ;D lebih memilih kantin atau mal dibanding untuk belajar tambahan di perpustakaan sekolah ;D

pertanyaan ambigu.
karena ditanya seabrek.

saya jawab, ada banyak pekerjaan yg bisa dilakukan tanpa kemampuan calculus.

saya kan tanya sama om ata, jadi ngak dijawab sama om tesla juga ngakpapa ;D

pengetahuan itu menambah nilai om ;D dengan belajar kalkulus, logika kita terlatih ;D begitu juga dengan pelajaran lain yang bisa melatih perasaan, kreativitas, dan lainnya ;D

Quote
apakah sekolah memberi pengetahuan memadai utk pekerjaan seorang murid nanti?
itu masalahnya... seorang penyanyi tidak perlu belajar agama, seorang sastrawan tidak perlu belajar kimia, so on...
sistem sekolah skrg, "mencetak" semua murid berbakat menjadi pekerja

sekolah memberikan pengetahuan dasar ;D kita yang mengembangkan sendiri ;D

seperti yang saya sebut sebelumnya, pelajaran itu dapat memberi nilai tambah ;D contohnya cerita detektif sherlock holmes yang seorang ahli kimia dan pemain biola, dan watson yang seorang dokter, sehingga sedikit banyak sir conan pasti mempelajari sosiologi, kimia, musik plus kedokteran juga ;D

nah itu yang saya sebut peran orang tua itu penting ;D karena sistem pendidikan itu memang banyak kepentingan dari berbagai pihak dan tidak akan pernah ada yang sempurna ;D

Quote
utk saya thd anak saya,
saya sendiri jg berpendapat bahwa apa yg diajarkan di sekolah tidak penting
makanya saya usahakan anak saya sekolah di sekolah yg agak *sok international* tidak ada sistem tinggal kelas gara2 gagal menghafal
zaman sudah berubah, jika seorang anak minat mempelajari sesuatu skrg tinggal buka wikipedia.
yg lebih penting skrg adalah bagaimana agar minat anak tsb tumbuh

yah itu terserah om tesla aja ;D

mengenai tidak naik kelas, saya mau membandingkan sedikit antara anak jaman dulu dengan  anak jaman sekarang ;D

dari bacaan, jaman dulu untuk lulus menjadi sarjana di rrc benar-benar sulit, banyak yang ikut ujian bertahun-tahun tapi tidak lulus-lulus ;D tapi hasilnya … banyak sekali orang-orang hebat dari negeri sana ;D apa makna dari kelulusan itu? kesabaran, keteguhan tekad, kedisiplinan, tata krama, kekuatan, dan lainnya ;D
begitu juga dengan mahasiswa-mahasiswa indonesia jaman dulu, yang baru lulus setelah 10 tahun atau  mungkin lebih ;D hasilnya? Bisa dilihat sendiri dosen-dosen lulusan jaman dulu ;D disiplinnya, pemahamannya, dan lainnya ;D
coba bandingan dengan lulusan sekarang ;D ngelawan orang tua, kurang ajar sama orang tua, fasilitas semua sudah tersedia, ditanya sedikit langsung buka internet, ngak ada pemahamannya sama sekali ;D tidak mau berpikir ;D tidak ada semangat untuk menjadi penemu ;D hehehe… jangankan jadi penemu, disuruh main di luar rumah aja males ;D

tambahan ;D
mungkin ntar om tesla tanya, pengetahuan dasar kan bisa dipelajari sendiri ;D
memang benar bisa dipelajari sendiri ;D, tapi om tesla bisa menilai sendiri berapa persen anak-anak di sini yang bisa belajar sendiri, lebih banyak yang suka main atau belajar? ;D artinya tidak semua anak bisa belajar sendiri ;D pemberian pelajaran dasar dari sekolah lah yang bisa memicu pemikiran anak-anak ;D dan sekali lagi peran orang tua sangat penting untuk bisa membantu terpacunya minat anak ;D

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Our Education System
« Reply #18 on: 01 April 2013, 07:18:53 AM »
habis hibernasi :))

menjadi arsitek tanpa mengetahui pengetahuan kesehatan, ekonomi, matematika, sejarah, sosiologi, dll apakah akan menjadi arsitek yang baik? ;D

menjadi atlet tanpa pengetahuan kesehatan, ekonomi, matematika, fisika, sosiologi, sejarah, kimia, dll apakah akan bisa berkembang? ;D

menjadi penulis cerita tanpa mengetahui ketatabahasaan, sejarah, sosiologi, fisika, matematika, ekonomi, seni, dll apakah akan bisa menjadi penulis yang hebat? ;D

menjadi pekerja lainnya tanpa pengetahuan yang memadai apakah dapat berkembang? ;D
Pengetahuan yg dibutuhkan tersebut seharusnya dapat dipelajari di universitas dan atlet mendapatkan pelatihan khusus bukan dari sekolah. Kalau arsiteknya butuh sesuatu tinggal buka internet. Banyak sekali pelajaran yg dapat dipelajari tanpa harus terkurung oleh sekolah. Sekolah hanya menghalangi perkembangan mereka dengan menanam pelajaran yg BANYAK dan tidak berhubungan dengan tujuan mereka.

Quote
jadi tidak ada yang aneh kok om ata ;D memang anak-anak belum mengetahui banyak hal dan sekolah dapat membantu memberi pengetahuan itu, walaupun anak-anak sering menganggap itu tidak penting ;D makanya sebelumnya saya bilang peran orang tua itu penting ;D selain itu sekolah itu juga untuk membuka wawasan, tempat melatih kedisiplinan, tempat bersosialisasi sekaligus tempat membangun relasi yang penting untuk masa depan anak ;D
Wawasan di sekolah itu sempit. Sempit seperti penjara. Di era globalisasi ini, wawasan ada di mana-mana. Di TV, majalah, buku, internet, ataupun dari lingkungan, wawasan bisa didapat. Dan jangkauannya cukup luas bisa dari pertanian, peternakan, filosofi, seni, hiburan, media, dan masih banyak lagi tanpa harus terkurung dalam sekolah.

Quote
tambahan ;D
dulu saya pernah bercerita tentang puzzle ;D nah seperti itulah hidup ;D, sekeping puzzle itu terlihat tidak penting, tapi kalo kita bisa merangkainya, kita akan menikmati hasilnya ;D begitu juga pelajaran di sekolah, saat ini mungkin tidak penting, tapi pengetahuan itu suatu saat bisa membantu kita ;D oleh karena itu janganlah mengembangkan kebencian pada pelajaran sekolah, karena kebencian akan menutupi manfaat dari pelajaran-pelajaran itu ;D cobalah mulai rangkai pengetahuan yang kita dapat disekolah, cobalah menjadi penemu, rasakan bebasnya berkreasi dari pengetahuan yang kita dapat ;D

Menyuruh anak-anak tidak membenci sekolah adalah hal yg aneh. Anak-anak itu sifatnya aktif, ingin tau, kreatif, dsb. Ketika dikurung di sekolah tentu ada rasa tidak senang.

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Our Education System
« Reply #19 on: 01 April 2013, 09:42:57 AM »
Pengetahuan yg dibutuhkan tersebut seharusnya dapat dipelajari di universitas dan atlet mendapatkan pelatihan khusus bukan dari sekolah. Kalau arsiteknya butuh sesuatu tinggal buka internet. Banyak sekali pelajaran yg dapat dipelajari tanpa harus terkurung oleh sekolah. Sekolah hanya menghalangi perkembangan mereka dengan menanam pelajaran yg BANYAK dan tidak berhubungan dengan tujuan mereka.
Wawasan di sekolah itu sempit. Sempit seperti penjara. Di era globalisasi ini, wawasan ada di mana-mana. Di TV, majalah, buku, internet, ataupun dari lingkungan, wawasan bisa didapat. Dan jangkauannya cukup luas bisa dari pertanian, peternakan, filosofi, seni, hiburan, media, dan masih banyak lagi tanpa harus terkurung dalam sekolah.
Menyuruh anak-anak tidak membenci sekolah adalah hal yg aneh. Anak-anak itu sifatnya aktif, ingin tau, kreatif, dsb. Ketika dikurung di sekolah tentu ada rasa tidak senang.

Mank menurut kk ata pendidikan spt apa yang bagus? Sepertinya maksud kk bawel semua sistem pendidikan ga ad yg sempurna, tuh 9gag kan dr luar negeri juga... kl universitas juga hrs tau minat dulu n biasa ad ujian saringan masuk, trus kl di luar negeri ad yg cm 2 stgh tahun, tp di sini plg cpt 3 stgh tahun n biayanya mahal bngt kl di univ yg bgs, kl menurutku juga buat apa lama2 kulnya, kl bs lebih cpt lebih bgs, jd bs lebih cpt kerja...Tapi smua ad sisi positif n negatifnya koq...

Kl menurutku waktu sekolah harus dibiasakan merasa pendidikan penting jadi tidak menyia2kan uang sekolah yang uda dibyr mahal2.
Waktu dulu sy juga ga suka sekolah, tapi sekarang pengen balik sekolah lagi n merasa sekolah sbnrnya menyenangkan. Jd ingat dulu prnh blajar menghapal pake walkman rekam suara sendiri membaca catatan, trus kl lupa play 1 kata dulu sambil ingat2 lanjutannya cm kurang pemahaman sih, krn saya hapal mati, tapi sisi baiknya melatih ingatan. Kl menghapal waktu anak2 aja sih, kl waktu smp/sma suka blajar ngebut jd harus ngerti membaca inti" n bbrp mesti menghapal mis pelajaran bahasa daerah waktu tu.  :P

Tapi kl pelajaran menghitung tuh hrs bnr2 di mengerti krn kadang membaca aja tetap ga ngerti, butuh guru yang bs menjelaskan. Kl dulu saya sangat terbantu dengan les privat guru2 yang bgs, tapi pernah dpt juga guru yang jelek, mis waktu les kimia n akuntansi ada 1 guru yang mau ngajar, trus di les cm disuruh jawab soal dr buku sendiri, trus gurunya malah ajarin ttg kepribadian sanguin, melankolis, koleris n plegmatis, trus cerita dia agama kr****n n kapan2 pgn diajak ke vihara. Tapi cm les bbrp bulan aja krn ga pernah diajarin kimia, n waktu ujian kimia dpt nilai 0 (krn soalnya cm 1 disuruh buat rumus molekul apa gt)  :))

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
Re: Our Education System
« Reply #20 on: 01 April 2013, 09:53:23 AM »
saya cuma mampir aja kok om ;D
pas kebetulan lagi nganggur ;D

karena itu lah indonesia menjadi negara yang setia mengimpor tenaga ahli dari luar negeri dari dulu sampai sekarang ;D artinya selamanya jadi negara berkembang ;D itu semua karena muridnya yah seperti om gitu ;D selalu mengharapkan kemajuan diri sendiri kepada orang lain dan membuang-buang waktu untuk belajar ulang ;D lebih memilih kantin atau mal dibanding untuk belajar tambahan di perpustakaan sekolah ;D
Mencela ikan yg tidak memanjat pohon. Menurut saya sih karena sistemnya tidak cocok. Sekolah maksain pengetahuan yg belum tentu sesuai dengan tujuan anak. Berkumpul dengan apa yg tidak disengani adalah penderitaan. Malah menyuruh murid untuk survive dalam penderitaan. Sepertinya bentuk ekstremis.

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Our Education System
« Reply #21 on: 01 April 2013, 10:24:18 AM »
Mencela ikan yg tidak memanjat pohon. Menurut saya sih karena sistemnya tidak cocok. Sekolah maksain pengetahuan yg belum tentu sesuai dengan tujuan anak. Berkumpul dengan apa yg tidak disengani adalah penderitaan. Malah menyuruh murid untuk survive dalam penderitaan. Sepertinya bentuk ekstremis.

Kl menurutku the same exam bs jadi adil juga. Kayanya lebih masalah ke mau/ga mau bukan bisa/ga bisa. Tapi dengar2 ada wacana kl uan mau diadakan soal yang berbeda2 dalam 1 kelas biar ga bisa nyontek ya, kira2 adil ga ya?  ^-^

Offline marioteguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 285
  • Reputasi: 15
Re: Our Education System
« Reply #22 on: 01 April 2013, 11:10:15 AM »
Kurikulum di sekolah Indonesia masih terlalu menekankan hapalan.  Semua mata pelajaran harus dihapal. PMP, penjaskes, PKN, IPA, IPS, semuanya mengharuskan murid menghapal isi buku bacaan.  Jarang yang melatih logika dan kreativitas siswa.  Bahkan matematika dan fisika saja sering menuntut siswa menghapalkan rumus, bukannya memahami darimana rumus itu berasal.  Beda jauh dengan sekolah di negara maju seperti Amerika dan lain-lain.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Our Education System
« Reply #23 on: 01 April 2013, 11:28:25 AM »
mengenai tidak naik kelas, saya mau membandingkan sedikit antara anak jaman dulu dengan  anak jaman sekarang ;D

dari bacaan, jaman dulu untuk lulus menjadi sarjana di rrc benar-benar sulit, banyak yang ikut ujian bertahun-tahun tapi tidak lulus-lulus ;D tapi hasilnya … banyak sekali orang-orang hebat dari negeri sana ;D apa makna dari kelulusan itu? kesabaran, keteguhan tekad, kedisiplinan, tata krama, kekuatan, dan lainnya ;D
begitu juga dengan mahasiswa-mahasiswa indonesia jaman dulu, yang baru lulus setelah 10 tahun atau  mungkin lebih ;D hasilnya? Bisa dilihat sendiri dosen-dosen lulusan jaman dulu ;D disiplinnya, pemahamannya, dan lainnya ;D
coba bandingan dengan lulusan sekarang ;D ngelawan orang tua, kurang ajar sama orang tua, fasilitas semua sudah tersedia, ditanya sedikit langsung buka internet, ngak ada pemahamannya sama sekali ;D tidak mau berpikir ;D tidak ada semangat untuk menjadi penemu ;D hehehe… jangankan jadi penemu, disuruh main di luar rumah aja males ;D

ini kayanya cuma perspektif doank.

dan menariknya justru zaman dulu, anak2 belum disumpal dg pengetahuan seabrek itu.
maka setuju, tekanan pendidikan manusia zaman dulu belum seberat sekarang, oleh krn itu kreativitasnya masih bisa hidup & menjadi penemu

Quote
tambahan ;D
mungkin ntar om tesla tanya, pengetahuan dasar kan bisa dipelajari sendiri ;D
memang benar bisa dipelajari sendiri ;D, tapi om tesla bisa menilai sendiri berapa persen anak-anak di sini yang bisa belajar sendiri, lebih banyak yang suka main atau belajar? ;D artinya tidak semua anak bisa belajar sendiri ;D pemberian pelajaran dasar dari sekolah lah yang bisa memicu pemikiran anak-anak ;D dan sekali lagi peran orang tua sangat penting untuk bisa membantu terpacunya minat anak ;D

ada yg mirip tanah, cocok di tanam,
ada yg mirip angin, cocok berkembang sendiri.

ada anak yg lebih cocok di sumpal,
ada anak yg lebih cocok mencari sendiri.

dari pengalaman saya sendiri dan bbrp teman yg unggul dan mempunyai specialized skill tertentu.
selalu harus punya minat sendiri untuk belajar.

diskusi ini kayanya ga nyambung...
justru kenapa anak2 kehilangan minat belajarnya sendiri itu yg disalahkan adalah sistem pendidikan skrg


bentar saya post artikel yah
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Our Education System
« Reply #24 on: 01 April 2013, 11:29:07 AM »
Home Schooling ala Thomas Alva Edison

Kali ini kita akan belajar dari sejarah Ibunda Thomas Edison dalam mencetak anaknya menjadi sang Jenius Dunia.Para orang tua dan guru yang saya cintai........Masih ingatkah anda dengan kisah Thomas Alva Edison.. Ilmuan terkemuka dunia yang di Drop Out dari sekolahnya, pada 3 bulan pertama masa pembelajarannya di Sekolah Dasar....?Para orang tua dan guru yang saya cintai.....yang jadi pertanyaan menarik buat kita adalah..... bagaimana sang ibunda Thomas bisa mencetak anaknya menjadi seorang Ilmuan yang luar biasa dengan lebih dari 1000 temuan yang dipatenkan.Para orang tua dan guru yang saya cintai..... Sayangnya...tidak banyak yang di catat sejarah tentang riwayat ibu yang luar biasa ini, dalam membimbing anaknya hingga dewasa. Tapi yang jelas Thomas telah berhasil tumbuh menjadi orang yang sangat penuh percaya diri dan pekerja keras yang selalu berpikir positif.Para orang tua dan guru yang saya cintai.......diceritakan bahwa Nancy Alliot ibunda Thomas adalah ibunda yang penuh cinta kasih....., dia bukanlah seorang psikolog apalagi pakar pendidikin, Nancy hanyalah ibu rumah tangga biasa, seperti kebanyakan ibu-ibu pada zamannya.Nancy adalah ibu yang selalu memotivasi anaknya; Dia selalu mendorong anaknya untuk melakukan apa saja yang disukainya. Setiap kali Thomas mengalami kesulitan ibunya selalu berkata; Thomas kamu anak hebat nak, kamu pasti bisa menemukan jawabannya ! Mommy percaya itu sayang..!Dan setiap kali Thomas berhasil menemukan jawaban dari masalahnya Nancy selalu dengan antusias menanggapi cerita anaknya, ia selalu berapi-api menanyakan bagaimana sampai akhirnya Thomas berhasil menemukan jawabannya.Nancy juga selalu memeluk anaknya mana kala anaknya berhasil dalam melakukan sesuatu; sambil selalu mengucapkan “Kamu memang anak kebanggaan Mommy Nak.....”Para orang tua dan guru yang saya cintai......Pernah suatu ketika Thomas sedang melakukan experiment-experiment yang dibuatnya; dan dia mengetahui jawaban dari masalahnya; lalu dia bertanya pada Mommynya; dengan jujur Mommynya berkata; Thomas sayang Mommy tidak tahu semua yang kamu tanyakan, tapi Mommy akan cari tahu siapa orang yang bisa menjelaskan semua ini pada kamu. Maka diajaklah Thomas kecil untuk menemui orang-orang ahli dikotanya.Begitulah kejadian serupa terjadi berulang-ulang; Ibunda Thomas selalu jujur mengatakan keterbatasannya; tapi dia selalu memberi jalan keluar bagi anaknya. Termasuk suatu ketika pernah pertanyaan Thomas tidak bisa dijawab oleh siapapun; maka ibunya sibuk mengantarkan Thomas untuk mencari buku/referensi yang bisa menjelaskan seluruh keingintahuan anaknya,Namun sayangnya setelah berusaha selama berbulan-bulan orang dan buku yang dicari tak juga kunjung ditemukan...., Tapi Nancy tidak pernah patah semangat melainkan justru membakar anaknya dengan kata-kata yang begitu menginspirasi; “Thomas anakku sayang... kita telah buktikan bahwa ternyata tak seorangpun kita temukan bisa menjawab semua ini dan tak satu bukupun pernah ditulis orang tentang hal ini; Thomas sayang, Kamu tahu apa artinya...nak..., Ya...itu artinya kamulah yang diminta Tuhan untuk menemukannya bagi orang lain.... Ayo nak kamu coba dan coba terus..... Mommy yakin satu saat kamu pasti berhasil......!Para orang tua dan guru yang saya cintai.......Thomas begitu terinspirasi oleh setiap ucapan ibunya..... Cara-cara mendidik inilah yang telah membuat Thomas menjadi manusia luar biasa.. dan telah saya terapkan bagi kepada anak-anak saya dirumah.Para orang tua dan guru yang saya cintai.. bayangkan....Suatu ketika Thomas berhasil menemukan lampu pijar, setelah dengan susah payah melakukan percobaan hingga 999 kali. Kabar ini segera terdengar oleh surat kabar setempat dan besoknya segera muncul di halaman depan dengan judul;“ Thomas Alva Edison, akhirnya berhasil membuat lampu pijar yang tahan selama berhari-hari, setelah ia mengalami 999 kali gagal menemukan logam yang cocok digunakan untuk lampu pijarnya.”Thomas kaget luar biasa membaca Head Line berita itu; segera saja ia datangi kantor redaksinya dan melayangkan protes atas pemberitaan yang tidak tepat.Bukan main kagetnya sang Redaktur; dimana letak kesalahan berita itu.........?Esok paginya pada surat kabar yang sama keluarlah Ralat yang berbunyi;“Thomas Alva Edison, akhirnya berhasil membuat lampu pijar yang tahan berhari-hari, setelah ia berhasil menemukan 999 logam yang tidak cocok digunakan untuk lampu pijarnya.”Para orang tua dan guru yang saya cintai...... apakah anda dapat menangkap letak perbedaannya.........?



http://ayahkita.blogspot.com/2008/04/home-schooling-ala-thomas-alva-edison.html
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline marioteguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 285
  • Reputasi: 15
Re: Our Education System
« Reply #25 on: 01 April 2013, 11:38:57 AM »
Di abad ke-20 dan sebelumnya, mungkin orang-orang seperti Edison dan para penemu lainnya masih bisa berkembang.  Barang industri, transportasi, dan telekomunikasi masih belum ada, atau belum berkembang jauh, atau baru pada tahap awal.

Berbeda dengan akhir abad ke-20 dan masuk abad 21, iptek dan science sudah berkembang jauh dan bidang tertentu hanya bisa didapatkan di sekolah dan universitas.  Meski Bill Gates, Steve Wozniac, dan beberapa perintis teknologi sekarang tidak tamat kuliah tapi setidaknya mereka bisa berhasil karena pernah kuliah dan mengenyam bangku sekolah.  Saya meragukan penemuan dan terobosan lain bidang teknologi, komputer, kedokteran, biologi, fisika, astronomi, sosial, dan yang lain akan bisa dihasilkan oleh mereka yang tidak kuliah. 

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Our Education System
« Reply #26 on: 01 April 2013, 11:50:28 AM »
Di abad ke-20 dan sebelumnya, mungkin orang-orang seperti Edison dan para penemu lainnya masih bisa berkembang.  Barang industri, transportasi, dan telekomunikasi masih belum ada, atau belum berkembang jauh, atau baru pada tahap awal.

Berbeda dengan akhir abad ke-20 dan masuk abad 21, iptek dan science sudah berkembang jauh dan bidang tertentu hanya bisa didapatkan di sekolah dan universitas.  Meski Bill Gates, Steve Wozniac, dan beberapa perintis teknologi sekarang tidak tamat kuliah tapi setidaknya mereka bisa berhasil karena pernah kuliah dan mengenyam bangku sekolah.  Saya meragukan penemuan dan terobosan lain bidang teknologi, komputer, kedokteran, biologi, fisika, astronomi, sosial, dan yang lain akan bisa dihasilkan oleh mereka yang tidak kuliah. 

lho apa hubungannya topik ini dg mereka yg tidak kuliah?

coba dibaca ulang lagi, ini membahas education system...
bukan soal kuliah ga kuliah.
fast reading?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Our Education System
« Reply #27 on: 01 April 2013, 12:01:31 PM »
ini kayanya cuma perspektif doank.

dan menariknya justru zaman dulu, anak2 belum disumpal dg pengetahuan seabrek itu.
maka setuju, tekanan pendidikan manusia zaman dulu belum seberat sekarang, oleh krn itu kreativitasnya masih bisa hidup & menjadi penemu

ada yg mirip tanah, cocok di tanam,
ada yg mirip angin, cocok berkembang sendiri.

ada anak yg lebih cocok di sumpal,
ada anak yg lebih cocok mencari sendiri.

dari pengalaman saya sendiri dan bbrp teman yg unggul dan mempunyai specialized skill tertentu.
selalu harus punya minat sendiri untuk belajar.

diskusi ini kayanya ga nyambung...
justru kenapa anak2 kehilangan minat belajarnya sendiri itu yg disalahkan adalah sistem pendidikan skrg


bentar saya post artikel yah

Emang pendidikan sekarang makin berat ya? Bukannya uda ada wacana kurikulum baru, jumlah mata pelajaran dikurangi ya?
Quote
JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud) Suyanto menyampaikan rencananya untuk menyederhanakan jumlah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD). Dari rata-rata SD saat ini yang memiliki 11 mata pelajaran, tahun depan akan disederhanakan menjadi sekitar tujuh mata pelajaran.

"Disederhanakan menjadi tujuh pelajaran dan supaya pola pikirnya sesuai usia anak-anak," kata Suyanto saat ditemui di gedung Kemdikbud, Jakarta, Senin (1/10/2012).

Dia menegaskan, jumlah mata pelajaran di SD akan disederhanakan, tetapi muatannya lebih mendalam, khususnya dengan materi yang dapat mengembangkan sikap peserta didik. Hal tersebut berbeda dengan kondisi kurikulum saat ini yang memiliki cakupan terlalu luas, tetapi dengan materi yang tidak dalam.

"Nanti akan sederhana, tetapi dalam. Kalau sekarang cakupannya luas, tetapi dangkal," ujar Suyanto.

Peleburan mata pelajaran seperti IPA dan IPS, lanjutnya, masih dalam diskusi panjang. Pasalnya, perdebatan perlu atau tidaknya pemisahan kedua mata pelajaran ini masih mengemuka.

"IPA dan IPS mungkin namanya akan menjadi pengetahuan umum, tapi belum final dan masih digodok. Yang jelas IPA dan IPS sangat jadi perhatian. Mungkin general dulu, makin naik makin mengerucut," ungkapnya.

Ditemui di lokasi yang sama, Direktur Pembinaan SD Ditjen Dikdas Kemdikbud Ibrahim Bafadal menyampaikan hal senada. Menurutnya, kemungkinan jumlah mata pelajaran di SD disederhanakan sangatlah besar. Akan tetapi, semuanya harus condong pada materi yang dapat mengembangkan sikap peserta didiknya.

"Bisa disederhanakan jumlahnya. Yang sudah tidak bisa ditawar itu Pendidikan Agama, PPKN, Bahasa Indonesia, dan Matematika," pungkasnya.

Evaluasi dan perombakan kurikulum pendidikan nasional terus mengemuka. Meski belum final, beberapa wacana sudah dilontarkan oleh Kemdikbud. Nantinya, peserta didik di SD akan diprioritaskan memperoleh mata pelajaran yang dapat membentuk sikap, sementara siswa SMP diarahkan pada keterampilan, dan peserta didik di SMA dipenuhi dengan mata pelajaran yang mampu membangun pengetahuan.

Kurikulum baru ini akan mulai disosialisasikan dan diuji publik sebelum Februari 2013, dan mulai berlaku pada tahun ajaran 2013-2014.

Offline marioteguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 285
  • Reputasi: 15
Re: Our Education System
« Reply #28 on: 01 April 2013, 12:09:45 PM »
lho apa hubungannya topik ini dg mereka yg tidak kuliah?

coba dibaca ulang lagi, ini membahas education system...
bukan soal kuliah ga kuliah.
fast reading?

Saya menanggapi tulisan Anda sebelumnya yang menyebutkan Thomas A. Edison drop out dari SD.  Nah pada jaman dulu di abad yang lalu mungkin saja bisa sukses seperti itu tanpa sekolah formal.  Kata Anda dia dididik ibunya sendiri, and so on.... Tapi untuk masa sekarang sudah tidak memungkinkan lagi seperti itu.  Anda membahas konteks penemu bukan?  Semua penemu dan orang sukses di abad ke-21 adalah mereka yang mengikuti sekolah formal dan common education system.  Kecuali Andri Wongso mungkin.  :)

Dan setahu saya, Edison bukanlah penemu yang sejati dalam arti membuat barang yang sebelumnya tidak pernah ada menjadi ada.  Dia hanya menyempurnakan yang sudah ada sebelumnya.  Bola lampu sudah ada sebelumnya, Edison 'hanya' memperbaikinya sehingga kawat pijarnya tidak cepat putus.  Sediakan beratus bahan yang berbeda sebagai filamen lampu pijar dan dicoba satu-satu, itulah yang dilakukan Edison.  Gigih memang, dan super sekali.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Our Education System
« Reply #29 on: 01 April 2013, 12:46:30 PM »
Saya menanggapi tulisan Anda sebelumnya yang menyebutkan Thomas A. Edison drop out dari SD.  Nah pada jaman dulu di abad yang lalu mungkin saja bisa sukses seperti itu tanpa sekolah formal.  Kata Anda dia dididik ibunya sendiri, and so on.... Tapi untuk masa sekarang sudah tidak memungkinkan lagi seperti itu.  Anda membahas konteks penemu bukan?  Semua penemu dan orang sukses di abad ke-21 adalah mereka yang mengikuti sekolah formal dan common education system.  Kecuali Andri Wongso mungkin.  :)

Dan setahu saya, Edison bukanlah penemu yang sejati dalam arti membuat barang yang sebelumnya tidak pernah ada menjadi ada.  Dia hanya menyempurnakan yang sudah ada sebelumnya.  Bola lampu sudah ada sebelumnya, Edison 'hanya' memperbaikinya sehingga kawat pijarnya tidak cepat putus.  Sediakan beratus bahan yang berbeda sebagai filamen lampu pijar dan dicoba satu-satu, itulah yang dilakukan Edison.  Gigih memang, dan super sekali.

saya tidak bahas penemu, kebetulan saja contohnya penemu.
Thomas Alva Edison menjalani sekolah dgn sistem yg berbeda. jadi tetap sekolah tetap belajar. hanya saja caranya berbeda.

topik thread ini membahas sistem edukasi yg umum dipakai saat ini.
bukan sekedar jadi penemu atau bukan, melainkan sukses dalam hidup atau engga.
misal seorang yg berbakat chef, dapat menjadi chef sesuai dgn bakatnya nanti, bukan jadi pekerja kantor.
sistem edukasi skrg akan memotong jalur anak tsb ketika kecil dan langsung mengecap anak tsb sbg produk gagal.

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~