Menurut dhamma, kelahiran orang berikutnya ditentukan prioritas berikut:
-garuka kamma atau kamma berat yang pasti berbuah pada kehidupan berikut
-kamma kedekatan/menjelang ajal, yaitu pikiran yang muncul menjelang kematian
-kamma kebiasaan
-kamma "cadangan"
Dari kisah tersebut, sepertinya yang menentukan kelahiran di alam bahagia adalah kamma menjelang ajal, yang tentu saja didukung oleh kamma baik lainnya (walaupun orang bisa bahagia menjelang kematian, kalau tidak punya kamma baik yang mendukung terlahirnya di alam bahagia, maka tidak mungkin terjadi).
Begitu pula orang yang memiliki kamma baik yang banyak, namun jika menjelang kematian, pikiran buruk yang timbul (dan juga ada kamma buruk pendukung), bisa saja ia terlahir di alam menderita. Seperti misalnya Bhikkhu yang melekat pada jubahnya menjelang kematian dalam kisah Dhammapada 240.