This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.
31
Film / Re: Pelem-pelem bagus yang gak dikenal
« on: 29 November 2013, 09:35:50 PM »
Di Timur Matahari (2012)
Hanya dengan pemandangan Papua yang indah saja,
sudah cukup alasan untuk menonton film ini
pemandangannya wow...pantesan bule2 ngk peduli resiko dan harga masih aja mau ke papua
ttg guru pengganti yg sudah 6 bulan belum datang2 juga ke desa
dan hukum adat yang balas membalas
ada tokoh2 lucu yang membuat film lebih ringan dan luwes
dari awalnya sudah menarik dan tidak membosankan
masuk ke tengahnya mulai lebih dramatis
masuk kategori film indonesia yang membanggakan
Hanya dengan pemandangan Papua yang indah saja,
sudah cukup alasan untuk menonton film ini
pemandangannya wow...pantesan bule2 ngk peduli resiko dan harga masih aja mau ke papua
ttg guru pengganti yg sudah 6 bulan belum datang2 juga ke desa
dan hukum adat yang balas membalas
ada tokoh2 lucu yang membuat film lebih ringan dan luwes
dari awalnya sudah menarik dan tidak membosankan
masuk ke tengahnya mulai lebih dramatis
masuk kategori film indonesia yang membanggakan
32
Kafe Jongkok / Re: Ramalan Jayabaya
« on: 29 November 2013, 02:40:05 PM »ada part lainnya neh dari jangka jayabaya ini yaitu jangka jayabaya dari sabda palon, tentang mundurnya agama tertentu dan mulai berkembangnya kembali agama tertentu.
tapi terjemahan agama yg berkembangnya ada yg bilang K, ada yg bilang B
lagian serem amat terjemahannya, kesannya kekerasan banget, ngk sesuai paham ahimsa (tanpa kekerasan)
"Bila ada yang tidak mau memakai, akan saya hancurkan. Menjadi makanan jin setan dan lain-lainnya. Belum legalah hati saya bila belum saya hancur leburkan. Saya akan membuat tanda akan datangnya kata-kata saya ini. Bila kelak Gunung Merapi meletus dan memuntahkan laharnya."
http://nurahmad.wordpress.com/wasiat-nusantara/ramalan-sabdo-palon/
simpang siur, kecewa dgn kekerasannya...
33
Lowongan / Re: Good Bye Dhammacitta
« on: 29 November 2013, 01:32:41 PM »sepertinya admin gak bisa hapus accountnya, ntar 14 ribu postingnya juga lenyap.
ntar thread2 yg ada sebelumnya jadi aneh...
memangnya ID kalo dihapus, postingannya juga hilang ?
banyak postingan sutta dan tipitaka kan, harta berharga buat DC
jadi ID nya ngk dihapus dong ?
34
Kafe Jongkok / Re: Ramalan Jayabaya
« on: 29 November 2013, 01:20:14 PM »4. pasar kehilangan suara ==> online market.
oooo bener juga yag...
35
Lowongan / Re: Good Bye Dhammacitta
« on: 29 November 2013, 01:14:55 PM »spektakular klo ada crispy baby pork nya..... (satu ekor penuh)really ?
at least spare the baby
kepergian deva jangan dilepas dengan pengorbanan hewan, bayi lagi
kita kan bukan pemuja api yg melakukan hal2 begituan
anyway, untuk ko Indra
thank you for the translation
thank you for reminding us
Tapi bukankah kita semua sudah belajar bahwa "segala sesuatu yg berkondisi adalah tidak kekal"?
36
Lowongan / Re: Good Bye Dhammacitta
« on: 29 November 2013, 12:16:58 PM »
memangnya mau pindah kota atau tetep tinggal di kota yg sama?
37
Kafe Jongkok / Re: Ramalan Jayabaya
« on: 29 November 2013, 11:05:46 AM »
1. Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran --- Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
2. Tanah Jawa kalungan wesi --- Pulau Jawa berkalung besi.
3. Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- Perahu berjalan di angkasa.
4. Kali ilang kedhunge --- Sungai kehilangan mata air.
5. Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara.
6. Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
500 tahun yg lalu sudah meramalkan ttg mobil en pesawat
1. mobil
2. apaan yag? rel kereta api di sekeliling jawa?
3. pesawat terbang
4. apa yag? sungai mengering yag?
5. supermaket
38
Kafe Jongkok / Ramalan Jayabaya
« on: 29 November 2013, 11:02:54 AM »
Ramalan Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang salah satunya dipercaya ditulis oleh Jayabaya, raja Kerajaan Kadiri. Jadi penulisan sumber ini sudah sejak zamannya Sultan Agung dari Mataram bertahta (1613-1645 M). ramalan dari 500 tahun yg lalu
Isi Ramalan
1. Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran --- Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
2. Tanah Jawa kalungan wesi --- Pulau Jawa berkalung besi.
3. Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- Perahu berjalan di angkasa.
4. Kali ilang kedhunge --- Sungai kehilangan mata air.
5. Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara.
6. Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
7. Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut.
8. Sekilan bumi dipajeki --- Sejengkal tanah dikenai pajak.
9. Jaran doyan mangan sambel --- Kuda suka makan sambal.
10. Wong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki.
11. Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman--- Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik
12. Akeh janji ora ditetepi --- Banyak janji tidak ditepati.
13. keh wong wani nglanggar sumpahe dhewe--- Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
14. Manungsa padha seneng nyalah--- Orang-orang saling lempar kesalahan.
15. Ora ngendahake hukum Hyang Widhi--- Tak peduli akan hukum Hyang Widhi.
16. Barang jahat diangkat-angkat--- Yang jahat dijunjung-junjung.
17. Barang suci dibenci--- Yang suci (justru) dibenci.
18. Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit--- Banyak orang hanya mementingkan uang.
19. Lali kamanungsan--- Lupa jati kemanusiaan.
20. Lali kabecikan--- Lupa hikmah kebaikan.
21. Lali sanak lali kadang--- Lupa sanak lupa saudara.
22. Akeh bapa lali anak--- Banyak ayah lupa anak.
23. Akeh anak wani nglawan ibu--- Banyak anak berani melawan ibu.
24. Nantang bapa--- Menantang ayah.
25. Sedulur padha cidra--- Saudara dan saudara saling khianat.
26. Kulawarga padha curiga--- Keluarga saling curiga.
27. Kanca dadi mungsuh --- Kawan menjadi lawan.
28. Akeh manungsa lali asale --- Banyak orang lupa asal-usul.
29. Ukuman Ratu ora adil --- Hukuman Raja tidak adil
30. Akeh pangkat sing jahat lan ganjil--- Banyak pejabat jahat dan ganjil
31. Akeh kelakuan sing ganjil --- Banyak ulah-tabiat ganjil
32. Wong apik-apik padha kapencil --- Orang yang baik justru tersisih.
33. Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin --- Banyak orang kerja halal justru merasa malu.
34. Luwih utama ngapusi --- Lebih mengutamakan menipu.
35. Wegah nyambut gawe --- Malas untuk bekerja.
36. Kepingin urip mewah --- Inginnya hidup mewah.
37. Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka --- Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.
38. Wong bener thenger-thenger --- Orang (yang) benar termangu-mangu.
39. Wong salah bungah --- Orang (yang) salah gembira ria.
40. Wong apik ditampik-tampik--- Orang (yang) baik ditolak ditampik (diping-pong).
41. Wong jahat munggah pangkat--- Orang (yang) jahat naik pangkat.
42. Wong agung kasinggung--- Orang (yang) mulia dilecehkan
43. Wong ala kapuja--- Orang (yang) jahat dipuji-puji.
44. Wong wadon ilang kawirangane--- perempuan hilang malu.
45. Wong lanang ilang kaprawirane--- Laki-laki hilang jiwa kepemimpinan.
46. Akeh wong lanang ora duwe bojo--- Banyak laki-laki tak mau beristri.
47. Akeh wong wadon ora setya marang bojone--- Banyak perempuan ingkar pada suami.
48. Akeh ibu padha ngedol anake--- Banyak ibu menjual anak.
49. Akeh wong wadon ngedol awake--- Banyak perempuan menjual diri.
50. Akeh wong ijol bebojo--- Banyak orang gonta-ganti pasangan.
51. Wong wadon nunggang jaran--- Perempuan menunggang kuda.
52. Wong lanang linggih plangki--- Laki-laki naik tandu.
53. Randha seuang loro--- Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
54. Prawan seaga lima--- Lima perawan lima picis.
55. Dhudha pincang laku sembilan uang--- Duda pincang laku sembilan uang.
56. Akeh wong ngedol ngelmu--- Banyak orang berdagang ilmu.
57. Akeh wong ngaku-aku--- Banyak orang mengaku diri.
58. Njabane putih njerone dhadhu--- Di luar putih di dalam jingga.
59. Ngakune suci, nanging sucine palsu--- Mengaku suci, tapi palsu belaka.
60. Akeh bujuk akeh lojo--- Banyak tipu banyak muslihat.
61. Akeh udan salah mangsa--- Banyak hujan salah musim.
62. Akeh prawan tuwa--- Banyak perawan tua.
63. Akeh randha nglairake anak--- Banyak janda melahirkan bayi.
64. Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne--- Banyak anak lahir mencari bapaknya.
65. Agama akeh sing nantang--- Agama banyak ditentang.
66. Prikamanungsan saya ilang--- Perikemanusiaan semakin hilang.
67. Omah suci dibenci--- Rumah suci dijauhi.
68. Omah ala saya dipuja--- Rumah maksiat makin dipuja.
69. Wong wadon lacur ing ngendi-endi--- Perempuan lacur dimana-mana.
70. Akeh laknat--- Banyak kutukan
71. Akeh pengkianat--- Banyak pengkhianat.
72. Anak mangan bapak---Anak makan bapak.
73. Sedulur mangan sedulur---Saudara makan saudara.
74. Kanca dadi mungsuh---Kawan menjadi lawan.
75. Guru disatru---Guru dimusuhi.
76. Tangga padha curiga---Tetangga saling curiga.
77. Kana-kene saya angkara murka --- Angkara murka semakin menjadi-jadi.
78. Sing weruh kebubuhan---Barangsiapa tahu terkena beban.
79. Sing ora weruh ketutuh---Sedang yang tak tahu disalahkan.
80. Besuk yen ana peperangan---Kelak jika terjadi perang.
81. Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor---Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.
82. Akeh wong becik saya sengsara--- Banyak orang baik makin sengsara.
83. Wong jahat saya seneng--- Sedang yang jahat makin bahagia.
84. Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul--- Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
85. Wong salah dianggep bener---Orang salah dipandang benar.
86. Pengkhianat nikmat---Pengkhianat nikmat.
87. Durjana saya sempurna--- Durjana semakin sempurna.
88. Wong jahat munggah pangkat--- Orang jahat naik pangkat.
89. Wong lugu kebelenggu--- Orang yang lugu dibelenggu.
90. Wong mulya dikunjara--- Orang yang mulia dipenjara.
91. Sing curang garang--- Yang curang berkuasa.
92. Sing jujur kojur--- Yang jujur sengsara.
93. Pedagang akeh sing keplarang--- Pedagang banyak yang tenggelam.
94. Wong main akeh sing ndadi---Penjudi banyak merajalela.
95. Akeh barang haram---Banyak barang haram.
96. Akeh anak haram---Banyak anak haram.
97. Wong wadon nglamar wong lanang---Perempuan melamar laki-laki.
98. Wong lanang ngasorake drajate dhewe---Laki-laki memperhina derajat sendiri.
99. Akeh barang-barang mlebu luang---Banyak barang terbuang-buang.
100. Akeh wong kaliren lan wuda---Banyak orang lapar dan telanjang.
Isi Ramalan
1. Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran --- Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
2. Tanah Jawa kalungan wesi --- Pulau Jawa berkalung besi.
3. Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- Perahu berjalan di angkasa.
4. Kali ilang kedhunge --- Sungai kehilangan mata air.
5. Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara.
6. Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
7. Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut.
8. Sekilan bumi dipajeki --- Sejengkal tanah dikenai pajak.
9. Jaran doyan mangan sambel --- Kuda suka makan sambal.
10. Wong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki.
11. Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman--- Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik
12. Akeh janji ora ditetepi --- Banyak janji tidak ditepati.
13. keh wong wani nglanggar sumpahe dhewe--- Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
14. Manungsa padha seneng nyalah--- Orang-orang saling lempar kesalahan.
15. Ora ngendahake hukum Hyang Widhi--- Tak peduli akan hukum Hyang Widhi.
16. Barang jahat diangkat-angkat--- Yang jahat dijunjung-junjung.
17. Barang suci dibenci--- Yang suci (justru) dibenci.
18. Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit--- Banyak orang hanya mementingkan uang.
19. Lali kamanungsan--- Lupa jati kemanusiaan.
20. Lali kabecikan--- Lupa hikmah kebaikan.
21. Lali sanak lali kadang--- Lupa sanak lupa saudara.
22. Akeh bapa lali anak--- Banyak ayah lupa anak.
23. Akeh anak wani nglawan ibu--- Banyak anak berani melawan ibu.
24. Nantang bapa--- Menantang ayah.
25. Sedulur padha cidra--- Saudara dan saudara saling khianat.
26. Kulawarga padha curiga--- Keluarga saling curiga.
27. Kanca dadi mungsuh --- Kawan menjadi lawan.
28. Akeh manungsa lali asale --- Banyak orang lupa asal-usul.
29. Ukuman Ratu ora adil --- Hukuman Raja tidak adil
30. Akeh pangkat sing jahat lan ganjil--- Banyak pejabat jahat dan ganjil
31. Akeh kelakuan sing ganjil --- Banyak ulah-tabiat ganjil
32. Wong apik-apik padha kapencil --- Orang yang baik justru tersisih.
33. Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin --- Banyak orang kerja halal justru merasa malu.
34. Luwih utama ngapusi --- Lebih mengutamakan menipu.
35. Wegah nyambut gawe --- Malas untuk bekerja.
36. Kepingin urip mewah --- Inginnya hidup mewah.
37. Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka --- Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.
38. Wong bener thenger-thenger --- Orang (yang) benar termangu-mangu.
39. Wong salah bungah --- Orang (yang) salah gembira ria.
40. Wong apik ditampik-tampik--- Orang (yang) baik ditolak ditampik (diping-pong).
41. Wong jahat munggah pangkat--- Orang (yang) jahat naik pangkat.
42. Wong agung kasinggung--- Orang (yang) mulia dilecehkan
43. Wong ala kapuja--- Orang (yang) jahat dipuji-puji.
44. Wong wadon ilang kawirangane--- perempuan hilang malu.
45. Wong lanang ilang kaprawirane--- Laki-laki hilang jiwa kepemimpinan.
46. Akeh wong lanang ora duwe bojo--- Banyak laki-laki tak mau beristri.
47. Akeh wong wadon ora setya marang bojone--- Banyak perempuan ingkar pada suami.
48. Akeh ibu padha ngedol anake--- Banyak ibu menjual anak.
49. Akeh wong wadon ngedol awake--- Banyak perempuan menjual diri.
50. Akeh wong ijol bebojo--- Banyak orang gonta-ganti pasangan.
51. Wong wadon nunggang jaran--- Perempuan menunggang kuda.
52. Wong lanang linggih plangki--- Laki-laki naik tandu.
53. Randha seuang loro--- Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
54. Prawan seaga lima--- Lima perawan lima picis.
55. Dhudha pincang laku sembilan uang--- Duda pincang laku sembilan uang.
56. Akeh wong ngedol ngelmu--- Banyak orang berdagang ilmu.
57. Akeh wong ngaku-aku--- Banyak orang mengaku diri.
58. Njabane putih njerone dhadhu--- Di luar putih di dalam jingga.
59. Ngakune suci, nanging sucine palsu--- Mengaku suci, tapi palsu belaka.
60. Akeh bujuk akeh lojo--- Banyak tipu banyak muslihat.
61. Akeh udan salah mangsa--- Banyak hujan salah musim.
62. Akeh prawan tuwa--- Banyak perawan tua.
63. Akeh randha nglairake anak--- Banyak janda melahirkan bayi.
64. Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne--- Banyak anak lahir mencari bapaknya.
65. Agama akeh sing nantang--- Agama banyak ditentang.
66. Prikamanungsan saya ilang--- Perikemanusiaan semakin hilang.
67. Omah suci dibenci--- Rumah suci dijauhi.
68. Omah ala saya dipuja--- Rumah maksiat makin dipuja.
69. Wong wadon lacur ing ngendi-endi--- Perempuan lacur dimana-mana.
70. Akeh laknat--- Banyak kutukan
71. Akeh pengkianat--- Banyak pengkhianat.
72. Anak mangan bapak---Anak makan bapak.
73. Sedulur mangan sedulur---Saudara makan saudara.
74. Kanca dadi mungsuh---Kawan menjadi lawan.
75. Guru disatru---Guru dimusuhi.
76. Tangga padha curiga---Tetangga saling curiga.
77. Kana-kene saya angkara murka --- Angkara murka semakin menjadi-jadi.
78. Sing weruh kebubuhan---Barangsiapa tahu terkena beban.
79. Sing ora weruh ketutuh---Sedang yang tak tahu disalahkan.
80. Besuk yen ana peperangan---Kelak jika terjadi perang.
81. Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor---Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.
82. Akeh wong becik saya sengsara--- Banyak orang baik makin sengsara.
83. Wong jahat saya seneng--- Sedang yang jahat makin bahagia.
84. Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul--- Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
85. Wong salah dianggep bener---Orang salah dipandang benar.
86. Pengkhianat nikmat---Pengkhianat nikmat.
87. Durjana saya sempurna--- Durjana semakin sempurna.
88. Wong jahat munggah pangkat--- Orang jahat naik pangkat.
89. Wong lugu kebelenggu--- Orang yang lugu dibelenggu.
90. Wong mulya dikunjara--- Orang yang mulia dipenjara.
91. Sing curang garang--- Yang curang berkuasa.
92. Sing jujur kojur--- Yang jujur sengsara.
93. Pedagang akeh sing keplarang--- Pedagang banyak yang tenggelam.
94. Wong main akeh sing ndadi---Penjudi banyak merajalela.
95. Akeh barang haram---Banyak barang haram.
96. Akeh anak haram---Banyak anak haram.
97. Wong wadon nglamar wong lanang---Perempuan melamar laki-laki.
98. Wong lanang ngasorake drajate dhewe---Laki-laki memperhina derajat sendiri.
99. Akeh barang-barang mlebu luang---Banyak barang terbuang-buang.
100. Akeh wong kaliren lan wuda---Banyak orang lapar dan telanjang.
39
Lingkungan / Re: Dokter Lo Siaw Ging, Tak Sudi Berdagang
« on: 29 November 2013, 10:08:37 AM »
iseng agg... mau ngebahas ttg Dokter Lo
ngk tau dag ini dokter agamanya apa...
tapi yang pasti dia sedang praktek hal yg kusala (baik)
bener2 ajaib, masih ada org seperti ini
org yg idealis, dan dalam kehidupan nyata bisa berhasil menjalankan idealisme nya
biasa banyak org yg pertamanya idealis, tapi dikalahkan realitas dan terhanyut mengikuti arus lingkungan aja
tapi ini dokter, against all odds, bener2 mempraktekkan idealisme nya
iseng lagi, mau dicocok logikan dengan teori buddhist
Pasangan idealis: Dr Lo dokter umum dan istrinya dokter anak
dari Karineya metta sutta
Merasa puas, mudah dirawat, tiada sibuk, sederhana hidupnya, tenang inderanya, selalu waspada, tahu malu, tidak melekat pada keluarga.
Ia harus pandai, jujur, sangat jujur. Rendah hati, lemah lembut, tiada sombong.
Aku adalah pemilik karmaku sendiri,
Pewaris karmaku sendiri,
Lahir dari karmaku sendiri,
Berhubungan dengan karmaku sendiri,
Terlindung oleh karmaku sendiri,
Apapun karma yang ku perbuat, baik atau buruk,
Itulah yang akan kuwarisi
Hendaklah ini kerap kali direnungkan.
dan banyak faktor pendukung juga
1. keluarga: istri mendukung, ngk ada anak jadi ngk usah membiayai anak
2. guru dan orang tua : guru dan panutannya adalah dokter Oen, selama sekitar 15 tahun dia bekerja kepada dokter Oen yang dia jadikan sebagai panutan. ”Dokter Oen itu jiwa sosialnya tinggi dan kehidupan sehari-harinya sederhana,” ujarnya.
”Ayah saya berkali-kali mengatakan, kalau saya mau jadi dokter, ya jangan dagang. Kalau mau dagang, jangan jadi dokter. Makanya, siapa pun orang yang datang ke sini, miskin atau kaya, saya harus terbuka. Saya tidak pasang tarif,” kata Lo
3. lingkungan: di kota kecil. jadi masih punya waktu dan tenaga untuk melihat 40 org/hari, tagihan obat sebulan 8-10 juta yg dibayar dokter lo. kalo dokter lo di kota besar sehari bisa ratusan org, waktu dan tenaga ngk akan mencukupi, dan bisa tagihan ratusan juta, mungkin beberapa tahun aja dokter lo udah bangkrut
4. masyarakat: masih banyak pasien yg tau diri. yg bener2 miskin ngk bisa bayar masih kasih pisang. tapi yg ngk mampu beli beras lagi bakal dimarahin kalo masih ngotot mau bayar. dan yg masih agak mampu memilih tetap bayar. kalo banyak yg nipu dan memanfaatkan, nanti malah dokternya bangkrut mungkin.
ha...lega yag bisa ngeliat cerita kaya gini
ngk tau dag ini dokter agamanya apa...
tapi yang pasti dia sedang praktek hal yg kusala (baik)
bener2 ajaib, masih ada org seperti ini
org yg idealis, dan dalam kehidupan nyata bisa berhasil menjalankan idealisme nya
biasa banyak org yg pertamanya idealis, tapi dikalahkan realitas dan terhanyut mengikuti arus lingkungan aja
tapi ini dokter, against all odds, bener2 mempraktekkan idealisme nya
iseng lagi, mau dicocok logikan dengan teori buddhist
Pasangan idealis: Dr Lo dokter umum dan istrinya dokter anak
dari Karineya metta sutta
Merasa puas, mudah dirawat, tiada sibuk, sederhana hidupnya, tenang inderanya, selalu waspada, tahu malu, tidak melekat pada keluarga.
Ia harus pandai, jujur, sangat jujur. Rendah hati, lemah lembut, tiada sombong.
Aku adalah pemilik karmaku sendiri,
Pewaris karmaku sendiri,
Lahir dari karmaku sendiri,
Berhubungan dengan karmaku sendiri,
Terlindung oleh karmaku sendiri,
Apapun karma yang ku perbuat, baik atau buruk,
Itulah yang akan kuwarisi
Hendaklah ini kerap kali direnungkan.
dan banyak faktor pendukung juga
1. keluarga: istri mendukung, ngk ada anak jadi ngk usah membiayai anak
2. guru dan orang tua : guru dan panutannya adalah dokter Oen, selama sekitar 15 tahun dia bekerja kepada dokter Oen yang dia jadikan sebagai panutan. ”Dokter Oen itu jiwa sosialnya tinggi dan kehidupan sehari-harinya sederhana,” ujarnya.
”Ayah saya berkali-kali mengatakan, kalau saya mau jadi dokter, ya jangan dagang. Kalau mau dagang, jangan jadi dokter. Makanya, siapa pun orang yang datang ke sini, miskin atau kaya, saya harus terbuka. Saya tidak pasang tarif,” kata Lo
3. lingkungan: di kota kecil. jadi masih punya waktu dan tenaga untuk melihat 40 org/hari, tagihan obat sebulan 8-10 juta yg dibayar dokter lo. kalo dokter lo di kota besar sehari bisa ratusan org, waktu dan tenaga ngk akan mencukupi, dan bisa tagihan ratusan juta, mungkin beberapa tahun aja dokter lo udah bangkrut
4. masyarakat: masih banyak pasien yg tau diri. yg bener2 miskin ngk bisa bayar masih kasih pisang. tapi yg ngk mampu beli beras lagi bakal dimarahin kalo masih ngotot mau bayar. dan yg masih agak mampu memilih tetap bayar. kalo banyak yg nipu dan memanfaatkan, nanti malah dokternya bangkrut mungkin.
ha...lega yag bisa ngeliat cerita kaya gini
40
DhammaCitta PEDULI / Re: Bantuan untuk Oma Shasika
« on: 29 November 2013, 08:59:13 AM »cici shasika klo ga salah alergi klo minum keladi tikus.
ci shasika coba dibuka link ini ya.
https://www.facebook.com/media/set/?set=a.10152008664237258.1073741974.86432197257&type=1
semoga membantu
wow...ini artikel bagus banget
kalimat yg paling berkesan untuk saya:
"Kanker berhubungan paling erat dengan tekanan batin, umumnya enam bulan sebelum terserang kanker, penderitanya dilanda masalah dengan tekanan batin berat."
(dulu saya mikir kanker hanya fisik, ternyata berhubungan erat dengan kesehatan mental juga)
41
Lingkungan / Re: Dokter Lo Siaw Ging, Tak Sudi Berdagang
« on: 29 November 2013, 08:30:14 AM »Dokter Lo Siaw Ging
Alamat:Jl. Jagalan 27 Solo Kota/Jebres
Telepon:0271- 665007
Perlakuan ini bukan hanya untuk pasien yang periksa di tempat prakteknya, tapi juga untuk pasien-pasien rawat inap di rumah sakit tempatnya bekerka, RS Kasih Ibu. Alhasil, Lo harus membayar tagihan resep antara Rp 8 juta hingga Rp 10 juta setiap bulan. Jika biaya perawatan pasien cukup besar, misalnya, harus menjalani operasi, Lo tidak menyerah. Ia akan turun sendiri untuk mencari donatur. Bukan sembarang donatur, sebab hanya donatur yang bersedia tidak disebutkan namanya yang akan didatangi Lo.
“Beruntung masih banyak yang percaya dengan saya,” kata dia.
Di mata pasien tidak mampu, Lo memang bagaikan malaikat penolong. Ia menjungkirbalikan logika tentang biaya kesehatan yang selama ini sering tak terjangkau oleh pasien miskin. Apa yang dilakukan Lo juga seperti membantah idiom “orang miskin dilarang sakit”.
sumber kaskus
42
Kesehatan / Re: Penyakit Pikun
« on: 26 November 2013, 11:49:52 AM »
Gejala: Suka mengingau hal yang aneh seperti ada orang berdiri padahal gak ada orang, bilang ada perampok, terus kalau ngomong tidak nyambung, dan tidak dapat berpikir jelas termasuk kategori mana ya?
Terima kasih.
ini seperti gejala Schizophrenia ?
http://en.wikipedia.org/wiki/Schizophrenia
dementia seperti gejala kehilangan ingatan dan kesulitan melakukan aktivitas sehari2 http://www.alz.org/what-is-dementia.asp
alzheimer termasuk salah satu jenis dementia
parkinson seperti kehilangan kontrol akan otot2 di tubuh, jadi gerakannya tak terkendali
cuma second hand data dari internet
kalau yg akurat mesti ke psikiater...
43
Pengalaman Pribadi / Re: Berhenti membaca Paritta setelah mendapat pesan dari orang yang menjelang ajal
« on: 25 November 2013, 07:41:09 PM »
Aham avero homi
May I be free from enmity and danger
abyapajjho homi
May I be free from mental suffering
anigha homi
May I be free from physical suffering
sukhi - attanam pariharami
May I take care of myself happily
Mama matapitu
May my parents
acariya ca natimitta ca
teacher relatives and friends
sabrahma - carino ca
fellow Dhamma farers
avera hontu
be free from enmity and danger
abyapajjha hontu
be free from mental suffering
anigha hontu
be free from physical suffering
sukhi - attanam pariharantu
may they take care of themselves happily
jia you / kambadee
May I be free from enmity and danger
abyapajjho homi
May I be free from mental suffering
anigha homi
May I be free from physical suffering
sukhi - attanam pariharami
May I take care of myself happily
Mama matapitu
May my parents
acariya ca natimitta ca
teacher relatives and friends
sabrahma - carino ca
fellow Dhamma farers
avera hontu
be free from enmity and danger
abyapajjha hontu
be free from mental suffering
anigha hontu
be free from physical suffering
sukhi - attanam pariharantu
may they take care of themselves happily
jia you / kambadee
44
Tolong ! / Re: Sejarah Sanksi Hukuman dalam Buddhisme
« on: 25 November 2013, 07:26:47 PM »
http://www.metta.lk/tipitaka/2Sutta-Pitaka/2Majjhima-Nikaya/Majjhima3/129-balapandita-e.html
MAJJHIMA NIKâYA III
3. 9. Bàlapaõóitasutaü
(129) To Recognize The Fool and the Wise One
"Again, bhikkhus, the fool sees an offender taken hold by the king and given various kinds of torture caned and wipped, flogged with the jungle rope, flogged with the soiled stick, hands severed, legs severed, or both hands and legs severed, ears and nose severed, put in the boiling gruel pot, shell tonsured, put in Ràhu's mouth, garlanded with the blazing garland, hands scorched, the bark dress given, put with snakes, putting hooks in theflesh, cutting pieces of flesh from the body, driving a spike from ear to ear, beating to make the body like straw, immersing in the boiling oil, giving to the dogs to be eaten, raising on a spike alive until death, and cutting the neck with the sword. Bhikkhus, then it occurs to the fool, for the reason of doing evil this robber, evil doer is punished. If the king gets hold of me, I too will be subjectedto these same punishments. This is the second instance that the fool experiences unpleasantness and displeasure."
MAJJHIMA NIKâYA III
3. 9. Bàlapaõóitasutaü
(129) To Recognize The Fool and the Wise One
"Again, bhikkhus, the fool sees an offender taken hold by the king and given various kinds of torture caned and wipped, flogged with the jungle rope, flogged with the soiled stick, hands severed, legs severed, or both hands and legs severed, ears and nose severed, put in the boiling gruel pot, shell tonsured, put in Ràhu's mouth, garlanded with the blazing garland, hands scorched, the bark dress given, put with snakes, putting hooks in theflesh, cutting pieces of flesh from the body, driving a spike from ear to ear, beating to make the body like straw, immersing in the boiling oil, giving to the dogs to be eaten, raising on a spike alive until death, and cutting the neck with the sword. Bhikkhus, then it occurs to the fool, for the reason of doing evil this robber, evil doer is punished. If the king gets hold of me, I too will be subjectedto these same punishments. This is the second instance that the fool experiences unpleasantness and displeasure."
45
Meditasi / Re: pembimbing meditasi
« on: 25 November 2013, 07:59:11 AM »
di thread lain ada ini
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6107.0
mungkin bisa coba email contact personnya
en bisa ketemu komunitas di lampung yg suka meditasi...
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6107.0
mungkin bisa coba email contact personnya
en bisa ketemu komunitas di lampung yg suka meditasi...