//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - CHANGE

Pages: 1 ... 33 34 35 36 37 38 39 [40]
586
Diskusi Umum / Re: apa bedanya??
« on: 31 July 2009, 12:58:18 PM »
Yang kita tulis adalah pelit dalam hal MATERI, kalau kita sandingkan pelit dalam arti mental, ini adalah kisah yang cocok untuk menggambarkan perbedaan yang cukup signifikan antara pelit, hemat dan boros.

Balada Kisah Uang Rp.1.000 Dan Rp.100.000
 

Konon, uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang sama tapi mengalami nasib yang berbeda. Keduanya sama-sama dicetak di PERURI dengan bahan dan alat-alat yang oke. Pertama kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik. Namun tiga bulan setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu bertemu kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda. Uang seratus ribu berkata pada uang seribu :

"Ya, ampiiiuunnnn. ......... darimana saja kamu, kawan? Baru tiga bulan kita berpisah, koq kamu udah lusuh banget? Kumal, kotor, lecet dan.....bau!

Padahal waktu kita sama-sama keluar dari PERURI, kita sama-sama keren kan....

Ada apa denganmu?"

Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan perasaan nelangsa. Sambil mengenang perjalanannya, uang seribu berkata :

"Ya, beginilah nasibku , kawan. Sejak kita keluar dari PERURI, hanya tiga hari saya berada di dompet yang bersih dan bagus. Hari berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur, saya beralih ke kantong plastik tukang ayam. Plastiknya basah, penuh dengan darah dan taik ayam. Besoknya lagi, aku dilempar ke plastik seorang pengamen, dari pengamen sebentar aku nyaman di laci tukang warteg. Dari laci tukang warteg saya berpindah ke kantong tukang nasi uduk, dari sana saya hijrah ke 'baluang' (pren : tau kan baluang...?) Inang-inang. Begitulah perjalananku dari hari ke hari. Itu makanya saya bau, kumal, lusuh, karena sering dilipat-lipat, digulung-gulung, diremas-remas. ......"

Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.:

"Wah, sedih sekali perjalananmu, kawan! Berbeda sekali dengan pengalamanku. Kalau aku ya, sejak kita keluar dari PERURI itu, aku disimpan di dompet kulit yang bagus dan harum. Setelah itu aku pindah ke dompet seorang wanita cantik. Hmmm... dompetnya harum sekali. Setelah dari sana, aku lalu berpindah-pindah, kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5, masuk ke restoran mewah, ke showroom mobil mewah, di tempat arisan Ibu-ibu pejabat, dan di tas selebritis.

Pokoknya aku selalu berada di tempat yang bagus. Jarang deh aku di tempat yang kamu ceritakan itu. Dan...... aku jarang lho ketemu sama teman-temanmu. "

Uang seribu terdiam sejenak. Dia menarik nafas lega, katanya :

"Ya. Nasib kita memang berbeda. Kamu selalu berada di tempat yang nyaman.

Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya senang dan bangga daripada kamu!"

"Apa itu?" uang seratus ribu penasaran.

Uang seribu berkata, "Aku sering bertemu teman-temanku di kantong-kantong dana di VIHARA atau di tempat-tempat yayasan kemanusiaan atau mungkin di Forum Dhammacitta ( harusnya tidak, karena dana yang masuk sepertinya HEMAT dan BIJAKSANA ). Hampir setiap minggu aku mampir di tempat-tempat itu. Jarang banget tuh aku melihat kamu disana....."

Pesan yang ingin disampaikan :

Cerita ini menggambarkan bagaimana perbedaan yang cukup signifikan mengenai PELIT dan HEMAT ( BIJAKSANA ) dan BOROS. Saya minta maaf duluan ya…, jangan marah dan tersinggung loh ( biasanya yang marah dan tersinggung pasti pelit )ha,ha,ha… Sekedar bercanda. Bagi yang mau marah juga tidak apa-apa, saya terima. Tapi ingat marah menambah karma buruk lohhh. :)) :)) :))

Memang berdana adalah salah satu bentuk kerelaan yang diajarkan oleh Sang Guru Agung . Orang tidak suka berdana adalah orang pelit dalam mental. Berapapun dana yang diberikan ( sukarela ) tentu bermanfaat. Jadi jangan pernah tidak berdana. Karena kebiasaan berdana membuat mental menjadi hemat dan bijaksana. ^:)^ ^:)^

Ingat ini :

Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam,dll. :>-

Semoga Bermanfaat

587
Diskusi Umum / Re: apa bedanya??
« on: 31 July 2009, 11:33:11 AM »
klo kasus ini termasuk pelit/irit?
orang yg handphonenya sering hang.. tp klo direstart lagi bisa kembali normal.. frekuensi hangnya beberapa kali dalam 1 minggu..
dia ga mau beli handphone baru dulu, padahal ada uang.. pikirnya "kan klo hang tinggal direstart aja jd normal, walaupun agak repot sih" diperbaiki jg ga mau krn selama perbaiki ga dapet pake handphone.. jg udah ga garansi..

Tentu kembali kepada masing-masing karena terlalu subjektif untuk menilai, kalau saya boleh berpendapat mengenai hal ini, jika anda bekerja sebagai salesman, dan HP merupakan sarana untuk dalam komunikasi, maka anda termasuk pelit. Karena HP tersebut sarana untuk kesejahteraan dalam menunjang kelancaran pekerjaan.
Tetapi jika anda adalah pengangguran maka anda termasuk hemat dan bijaksana, karena tidak melakukan pengeluaran yang tidak dibutuhkan.

588
Diskusi Umum / Re: apa bedanya??
« on: 31 July 2009, 11:21:56 AM »
tidak bijaksana, sebab yang ia pikirkan dan yang ia lakukan hanya untuk ekluarganya dan dirinya..
bagaimana dengan rakyatnya??
selama lima tahun pemerintahan, kerjanya cuma babatin hutan...
makanya aja terhadi global warming..
dia tidak pro rakyat, tidak pula lanjutkan, tetapi lebih ke lebih cepat lebih baik..


Cerita tersebut hanya perumpamaan untuk menunjukkan bahwa satu kasus atau masalah jika di interpretasikan oleh 3 orang yang berbeda akan memberikan hasil yang berbeda, jika lebih sederhana dalam kehidupan sehari-hari, jika mendadak kita dapat rezeki nomplok 1 milyard. Maka cara menggunakan uang tersebut tentu berbeda, ada pelit ( simpan saja ), ada yang boros ( berfoya-foya ), dan ada yang hemat dan bijaksana. Yang saya maksud bijaksana ini tentu dalam arti sesuai ajaran Buddhadhamma, misalnya meningkatkan kerelaan, berdana kepada sangha, memperbaiki kualitas hidup yang benar. Karena cerita tersebut tidak saya ubah isinya. Satu cerita tambahan untuk yang pelit.

Si Pelit

Seorang yang sangat pelit mengubur emasnya secara diam-diam di tempat yang dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari dia pergi ke tempat dimana dia mengubur emasnya, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk memastikan bahwa tidak ada emasnya yang hilang. Dia sangat sering melakukan hal itu sehingga seorang pencuri yang mengawasinya, dapat menebak apa yang disembunyikan oleh si Pelit itu dan suatu malam, dengan diam-diam pencuri itu menggali harta karun tersebut dan membawanya pergi.

Ketika si Pelit menyadari kehilangan hartanya, dia menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerang-erang sambil menarik-narik
rambutnya.

Satu orang pengembara kebetulan lewat di tempat itu mendengarnya menangis dan bertanya apa saja yang terjadi.

"Emasku! oh.. emasku!" kata si Pelit, "seseorang telah merampok saya!"

"Emasmu! di dalam lubang itu? Mengapa kamu menyimpannya disana? Mengapa emas tersebut tidak kamu simpan di dalam rumah dimana kamu dapat dengan mudah mengambilnya saat kamu ingin membeli sesuatu?"

"Membeli sesuatu?" teriak si Pelit dengan marah. "Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan emas itu." teriaknya lagi dengan marah.

Pengembara itu kemudian mengambil sebuah batu besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu.

"Kalau begitu," katanya lagi, "tutup dan kuburkan batu itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!"

Harta yang kita miliki sama nilainya dengan kegunaan harta tersebut.


Pesan Moral :

Gunakan harta kita untuk kesejahteraan hidup


Bagaimana orang yang punya harta tetapi tidak bijaksana. ini adalah filsafat bolak balik mengenai tidak bijaksana tersebut

Filsafat Bolak-Balik

Masih muda, korbankan kesehatan cari harta.
Sudah tua, korbankan harta cari kesehatan

Karena harta, orang asing menjadi seperti saudara
Karena harta, saudara menjadi seperti orang asing

Orang kaya mampu beli ranjang enak,
tapi gak bisa tidur enak (stress...euiii)

Orang miskin gak mampu beli ranjang enak,
tapi bisa tidur enak (capek jadi kuli)

Orang kaya punya duit buat foya-foya,
tapi gak punya waktu

Orang miskin punya waktu buat foya-foya,
tapi gak punya duit

Masih muda pengen jadi kaya biar nikmatin kekayaan
Udah kaya gak punya waktu buat nikmatin kekayaan

Sekali punya waktu buat nikmatin kekayaan
udah keburu tua gak ada tenaga


Semoga Bermanfaat

589
Diskusi Umum / Re: apa bedanya??
« on: 30 July 2009, 04:07:07 PM »
Sebenarnya penilaian pelit, irit/hemat, boros dan perhitungan teliti, menurut saya sih beda tipis, karena sangat subjektif dalam penilaiannya.

Pelit adalah perhitungan dengan teliti tetapi kelewatan ( keterlaluan dalam hitungan)
Boros adalah tidak pernah melakukan perhitungan dengan teliti.
Irit/hemat adalah berada diantara pelit dan boros. Perhitungan dengan teliti yang bijaksana.


Perumpamaan cerita pelit,irit/hemat dan boros :


SAYEMBARA MENJADI RAJA


Terceritakanlah sebuah kerajaan yang aman makmur adil sentosa karena dipimpin oleh raja yang bijaksana.
Sang raja sudah memimpin kerajaan sejak usia muda hingga sekarang di masa tua belum pernah mengalami suksesi atau penggantian , dan rakyat pun tak pernah keberatan karena sang raja memerintah kerajaan dengan cukup adil.

Namun sang raja ternyata bosan, ia ingin turun tahta dan mencari pengganti , namun uniknya ia tidak menyerahkan posisi raja kepada anak keturunannya , tetapi malahan mengadakan sayembara untuk mencari sosok yang pantas menjadi raja.

Maka disebarlah pengumuman ke seluruh negeri bahwa raja akan mencari pengganti , siapapun boleh menjadi raja , dari rakyat jelata sampai kaum bangsawan, dengan dua syarat yang harus dipenuhi .

Syarat pertama ......siapapun yang terpilih hanya boleh menjadi raja selama 5 tahun , tidak lebih tidak kurang.
Syarat kedua...........setelah menjalani masa 5 tahun , maka raja yg terpilih akan dibuang dan diasingkan pulau seberang laut.

Syarat pertama tentu saja bukan masalah besar , namun yg kedua adalah yang terberat karena semua orang tahu seperti apa pulau seberang laut , yaitu sebuah pulau yg masih berupa hutan rimba liar dan penuh dengan binatang buas , siapapun yang dibuang kesana sama saja dengan hukuman mati.
Dan karena itu pulalah meski sudah sekian lama , belum ada yg mengajukan diri menjadi raja.

Akhirnya suatu hari datang seorang pemuda yg menyatakan kesanggupannya menjadi raja dan menerima dua syarat tersebut. Pemuda ini sebenarnya adalah pemuda biasa yg ingin merasakan bagaimana nikmatnya menjadi raja krn selama ini ia hidup pas pasan, dan setelah berpikir panjang lebar ia nekad untuk melamar menjadi raja.

PESERTA PERTAMA

Maka diangkatlah dia menjadi raja , dan mulai saat itu ia akan mendapatkan pelayanan layaknya seorang raja , harta berlimpah , wanita cantik , makan dan minuman enak dan lain lain.
Tapi sayang ternyata ketakutannya akan kematian membuatnya tak bisa menikmati semua itu.
Tahun pertama , dia mulai gelisah krn umurnya tinggal empat tahun lagi.
Tahun kedua , ia makin tak tenang , makan tak enak tidur tak nyenyak .
Tahun ketiga , ia mulai menyesali keputusannya menjadi raja.
Tahun keempat , ia benar benar tak bisa menikmati apapun yg ada dihadapannya.
Tahun kelima , ia malah stress karena hidupnya tinggal beberapa bulan lagi dan kesenangan yg ia cari tak bisa ia rasakan.
Dan habislah masa jabatan dia menjadi raja , dan dibuanglah dia ke pulau seberang laut.
Tak butuh waktu lama sampai kabar terdengar ke seluruh negeri jika pemuda itu tewas dimakan singa.
Pemuda itu tewas tanpa sempat mendapatkan kebahagiaan dunia yg dia cari.

Adanya contoh yg tewas membuat orang orang kian enggan melamar menjadi raja , buat apa hidup enak lima tahun jika pada akhirnya harus mati....
tapi ternyata suatu hari ada juga orang yg melamar menjadi raja dan siap menanggung semua resikonya.

PESERTA KEDUA

Tahun pertama ,  puas puaskan berpesta karena sadar hidupnya tak akan lama lagi.
Tahun kedua dan berikutnya , ia isi dengan foya foya , pesta pora , setiap tahun berganti pestanya makin gila gilaan , ia sudah tak perduli lagi pada apapun , ia hanya ingin bersenang senang sebelum mati.
Lima tahun berakhir , orang ini pun dibuang ke pulau seberang laut dan nasibnya sama dengan orang sebulmnya , tewas dimakan singa.
Orang ini masih lebih baik , setidaknya ia mendapatkan kebahagiaan dunia sebelum dia mati.

Dua orang tewas , membuat banyak orang melupakan mimpinya menjadi raja , meskipun mereka masih penasaran , apakah masih ada orang yang cukup bodoh untuk melamar menjadi raja.

PESERTA KETIGA

Suatu hari datanglah seorang guru datang melamar untuk menjadi raja dan juga menyatakan kesanggupannya memenuhi dua syarat tersebut.
Mendengar ada yang melamar menjadi raja lagi membuat warga penasaran , sebagian menertawakan kebodohan guru tersebut sementara yg lain merasa iba dan kasihan padanya.

Namun keputusan sudah dibuat , guru itu pun diangkat menjadi raja dan ia diberi segala kemewahan dan kemudahan serta fasilitas layaknya seorang raja.

Ternyata berbeda dengan dua orang sebelumnya , guru ini tidak berpesta pora dan foya foya , ia tetap pada pola hidupnya semula yg sederhana, namun ia membuat beberapa tindakan selama ia menajdi raja.

Tahun pertama , ia kumpulkan seluruh pasukan kerajaan dan ia perintahkan pasukan itu pergi ke pulau seberang laut untuk membabat habis hutan rimba disana dan memindahkan semua binatang disana ke tempat lain.

Sebagai raja tentu perintahnya dipatuhi , dan begitulah akhirnya , di tahun pertama menjadi raja ,ia telah membuat pulau seberang laut menjadi pulau kosong yg siap huni.

Tahun kedua , ia panggil para arsitek terbaik kerajaan , dan ia perintahkan mereka untuk membangun sebuah istana yg lebih megah dari istana yg ia tempati sekarang.
Tahun kedua ia menjadi raja sebuah istana megah berdiri di pulau seberang laut.

Tahun ketiga ia mengumpulkan harta , perabotan , dan barang barang lain dan ia kirim ke istana seberang laut.

Tahun keempat ia mengirim orang orang untuk menjadi pelayan dan pengurus istana , mulai dari tukang kebun , koki , tukang sapu , dan beberapa prajurit.

Tahun kelima ia mengirim keluarganya ke istana itu , dan ia meminta untuk sabar menantinya setahun lagi di pulau seberang laut.

Dan akhirnya habislah masa jabatan dia sebagai raja dan sesuai perjanjian guru ini pun dibuang ke pulau seberang laut.
Ia hanya tersenyum dan berkata, " saya memang menunggu waktunya saat saya dibuang"

Dan ia pun dibuang ke pulau seberang laut dan hidup bahagia bersama keluarganya disana , disebuah istana megah.


Pesan Moral :

Peserta pertama perumpamaan PELIT, adalah manusia yang tidak dapat menikmati kehidupan sebagaimana adanya.

Peserta kedua perumpamaan BOROS, adalah manusia yang dipenuhi nafsu keinginan yang tidak pernah puas .

Jadilah peserta ketiga dengan perhitungan yang baik dan bijaksana, bukan hanya HEMAT tetapi BIJAKSANA

Singa adalah perumpamaan kematian yang pasti dihadapi semua peserta.

Semoga Bermanfaat

590
Diskusi Umum / Re: Tips hidup bahagia...
« on: 30 July 2009, 01:55:55 PM »
_/\_ belajar dari kesalahan,
berbuat baik dan benar....
selalu tersenyum...
hidup bahagia hehehe  ;)


Kebahagiaan terletak diantara terlalu banyak dan terlalu sedikit.

Kebahagiaan datang jika kita berhenti mengeluh tentang kesulitan-kesulitan yang kita hadapi,
dan mengucapkan terima kasih atas kesulitan-kesulitan yang menimpa kita.

Kebahagiaan  tidak  berarti tidak ada masalah,  tetapi  kemampuan untuk menghadapi masalah.

Keberhasilan  adalah mendapatkan apa yang anda inginkan.
Kebahagiaan adalah menerima apapun yang anda dapatkan.


Kesimpulan :

Dengan uang kita tidak bisa membeli kebahagiaan, dengan kartu kredit juga tidak lebih baik.Apalagi dengan utang dimana-mana. :))

Jadi untuk mendapatkan kebahagiaaan dimulai pada saat kita menjalankan AJARAN SANG GURU AGUNG. Dan yang paling penting adalah GRATIS. :jempol:


SIKAP MENERIMA APA ADANYA
Senyuman adalah kekayaan
Kekayaan adalah Rasa Cukup
Rasa Cukup / Puas adalah Kebahagiaan


Di Suatu tempat terdapat seorang saudagar kaya yang takkurang satu apapun. Pada suatu waktu, sang Saudagar mendapat berita buruk, ia harus menerima kenyataan bahwa ia menderita suatu kanker stadium 4, yang sulit sekali disembuhkan.

”Dokter, aku akan memberikan kau apapun, agar kau bisa mengobatiku” rengek saudagar.

”Maaf Pak, dengan segala hormat, saya tidak bisa berbuat apa – apa. Dengan sangat terpaksa, saya harus bilang, penyakit anda sangat kronis, dan sulit ditemukan obatnya.” Jawab sang Dokter jujur.

Sang Saudagar terkulai, ia berpikir umurnya hanya tinggal menunggu waktu......ia coba semua bentuk pengobatan, mulai dari medis maupun alternatif, tapi semuanya nihil.... tetap saja ia tidak bisa menikmati kebahagiaan.

”Apalah arti hidupku ini, aku kumpulkan uang sedikit – demi sedikit, tapi aku tidak dapat menikmatinya......seakan – akan aku tak punya apa – apa, aku hanya bisa menunggu saat aku diangkat oleh orang Di Suatu tempat terdapat seorang saudagar kaya yang takkurang satu apapun. Pada suatu waktu, sang Saudagar mendapat berita buruk, ia harus menerima kenyataan bahwa ia menderita suatu kanker stadium 4, yang sulit sekali disembuhkan.

”Dokter, aku akan memberikan kau apapun, agar kau bisa mengobatiku” rengek saudagar.

”Maaf Pak, dengan segala hormat, saya tidak bisa berbuat apa – apa. Dengan sangat terpaksa, saya harus bilang, penyakit anda sangat kronis, dan sulit ditemukan obatnya.” Jawab sang Dokter jujur.

Sang Saudagar terkulai, ia berpikir umurnya hanya tinggal menunggu waktu......ia coba semua bentuk pengobatan, mulai dari medis maupun alternatif, tapi semuanya nihil.... tetap saja ia tidak bisa menikmati kebahagiaan.

”Apalah arti hidupku ini, aku kumpulkan uang sedikit – demi sedikit, tapi aku tidak dapat menikmatinya......seakan – akan aku tak punya apa – apa, aku hanya bisa menunggu saat aku diangkat oleh orang – orang ke liang kubur”, gumam saudagar terhadap istrinya dengan putus asa.

Sang istri yang selalu menemaninya kemudian berucap sambil tersenyum, ”Papa, kau masih punya aku, kau punya anak – anakmu, kau punya segalanya. Bersyukurlah, kau bisa melihat atap – atap, kau punya mata yang normal, 2 tangan yang gagah, kau juga masih bisa berbicara kepada siapapun yang menjengukmu........”
Sang istri menambahkan, ”Lihatlah diluar sana, seperti tukang sapu kantor, tukang becak, meskipun mereka tidak sekaya engkau, mereka masih bisa tersenyum, dengan senyum itu mereka merasa kaya, kaya segalanya. Kaya karena bisa berbahagia dengan senyuman. Lalu mengapa Papa yang memiliki segalanya, tidak bisa tersenyum.......toh juga tidak ada lagi kan yang Papa pikirkan......”

Sang saudagar terhenyak dengan perkataan istrinya. Memang, ia sangat kagum dengan istrinya. Dalam hati ia bertanya, ”kenapa istriku selalu tersenyum padaku, padahal aku sangat merepotkannya. Apakah senyumannya itu yang menjadi obat baginya,, obat kebosanan, obat kegundahan, bahkan obat untuk kebahagiaan...”

Mulai saat itu, ia mencoba tuk selalu ”tersenyum” menerima keadaannya. ”Mengapa aku hanya tersenyum saat di depan kamera saja, senyuman tuk orang lain, bukan untuk diriku sendiri. Kenapa hal terindah tuk bisa tersenyum aku sia – sia kan???” prinsipnya kemudian. Hari – harinya menjadi indah karena ia bisa menebarkan senyuman ke orang lain, sehingga ia mendapat balasan senyum dari orang lain. Akhirnya, ia merasa dirinya orang paling bahagia di dunia, bahagia karena tidak memikirkan dunianya. Serta bahagia karena bisa bersyukur atas semua yang dimilikinya selama ini. Dan yang paling bahagia adalah, akhirnya Sang Saudagar tutup usia dalam kondisi tersenyum,,, tersenyum untuk dunia yang ditinggalkannya, serta alam bahagia yang akan menyambutnya.

Semoga bermanfaat


591
Studi Sutta/Sutra / Dhammapada
« on: 30 July 2009, 09:39:07 AM »
Sebagian kutipan cerita Dhammapada Attakhata syair 2

Brahmana Adinnapubbaka mengundang Sang Buddha untuk menerima dana makanan. Selesai makan, ia bertanya, "Bhante, apakah seseorang dapat, atau tidak dapat, terlahir di alam surga; hanya karena berkeyakinan terhadap Buddha tanpa berdana dan tanpa melaksanakan moral (sila)?"

Sang Buddha tersenyum mendengar pertanyaan itu. Kemudian Beliau memanggil dewa Matthakundali agar menampakkan dirinya. Matthakundali segera menampakkan diri, tubuhnya dihiasi dengan perhiasan surgawi, dan menceritakan kepada orang tua dan sanak keluarganya yang hadir, bagaimana ia dapat terlahir di alam surga Tavatimsa. Orang-orang yang memperhatikan dewa tersebut menjadi kagum, bahwa anak brahmana Adinnapubbaka mendapatkan kemuliaan hanya dengan keyakinan terhadap Sang Buddha.

Bro Kainyn, apakah arti yang saya bold merah ini menjelaskan bahwa hanya percaya saja dapat terlahir di alam berbahagia, atau ada penjelasan yang lainnya, karena menurut pribadi agak ganjil jika hanya percaya tanpa berbuat.

 _/\_



592
Diskusi Umum / Re: Tips hidup bahagia...
« on: 30 July 2009, 09:29:10 AM »
Maaf, lagi belajar posting, jadi double posting

593
Diskusi Umum / Re: Tips hidup bahagia...
« on: 30 July 2009, 09:27:57 AM »
Salam kenal semuanya

Menurut pribadi saja,

Kebahagiaaan dalam sehari-hari adalah relatif, dan kebahagiaan dari setiap orang adalah berbeda. Namun inti dari kebahagiaan adalah RASA CUKUP atau PUAS, jadi yang saya posting ini adalah kebahagiaan relatif, sebagai sharing cerita

Kebahagiaan Memberi

Seorang teman baik saya sempat mencurahkan isi hatinya kepada saya, sangat mengharukan, sarat dengan kedamaian, ia mengatakan, “Inilah yang selama ini terus menerus saya katakan pada diri saya sendiri, sebelum mendapatkan sesuatu kita harus terlebih dahulu memberikan sesuatu.

Dulunya saya selalu berpikir bahwa memperoleh sesuatu selalu kita dapatkan dengan adanya pemberian dari orang lain, kini saya baru menyadari bahwa kenyataannya tidak demikian halnya. Menerima berasal dari hati nurani saya yang bersedia memberikan sesuatu, dan pada saat itulah, pada saat saya memberikan sesuatu, saya telah memperoleh kebahagiaan karena saya telah mampu memberikan.”

Meskipun saya belum lama mengenal teman baik ini, namun dari pembicaraannya, saya dapat merasakan kebaikan dan kebijaksanaan dari gadis ini. Dalam masyarakat kita sekarang ini, sebagian besar orang berseteru dan bertentangan dengan orang lain, menyakiti dan merugikan orang lain, hanya untuk memperebutkan secuil keuntungan pribadi dan memperoleh sesuatu, dan sama sekali tidak memikirkan untuk memberikan sesuatu bagi orang lain.

Teman baik saya ini adalah seorang gadis yang baru saja menerjunkan dirinya ke dalam masyarakat, dalam usianya yang masih relatif muda ia telah memahami prinsip memberi dalam filosofi hidup ini, ibarat sebuah mata air jernih di tengah lumpur yang keruh, tidak heran kalau saya sendiri sering memujinya sebagai seorang gadis yang bermoral tinggi.

Ada sebuah kisah. Seorang petani jagung, yang setiap tahun benih jagung yang dihasilkannya selalu mendapat juara satu dalam perlombaan hasil tani di daerahnya, namun dia selalu membagi – bagikan benih jagung unggul miliknya tersebut kepada semua teman dan tetangga sekitarnya yang juga petani jagung. Ada orang yang penasaran dan bertanya pada petani yang murah hati ini, “Mengapa anda demikian murah hati membagikan benih jagung unggulan anda ini kepada semua orang?”

Sang petani baik ini menjawab, “Saya berbuat baik pada orang lain, sesungguhnya juga telah berbuat baik pada diri saya sendiri. Angin yang bertiup menerbangkan serbuk bunga kemana – mana. Jika para tetangga dan teman – teman saya menanam jagung yang berkualitas rendah, sedikit banyak serbuk bunga dari mereka yang diterbangkan angin akan mempengaruhi kualitas buah pada tanaman jagung saya juga. Oleh karena itu, saya sangat rela memberikan benih – benih jagung ini kepada mereka agar mereka juga dapat menanam jagung hasil dari benih yang unggul yang sama dengan saya.”

Memang benar demikian, pada saat kita tidak kikir dengan membagikan sesuatu yang kita senangi atau kita sukai kepada orang lain, kebahagiaan yang kita rasakan ketika itu adalah peroleh yang terbesar. Karena pemberian yang tidak egois, relatif akan membuat hati seseorang merasa bahagia, segala sesuatu yang terdapat pada dimensi lain dalam batasan ruang lingkup diri kita akan ikut merasakan kedamaian dan ketenteraman itu, dan balasan yang akan kita peroleh nantinya sangat baik.

Peribahasa kuno mengatakan, “Apa yang hendak dipanen, benih itulah yang harus kita tanam.”
“Orang yang mencintai orang lain, akan senantiasa dicintai, dan orang yang menghormati orang lain, akan senantiasa dihormati.”

Kebahagiaan dari menerima sesuatu berawal dari terlebih dahulu memberikan sesuatu pada orang lain, dan di saat kita mengorbankan sesuatu bagi orang lain, kebajikan dalam hati kita sudah lebih dari cukup untuk mendatangkan kebahagiaan dalam diri kita sendiri.

Semoga Bermanfaat

 _/\_

594
Diskusi Umum / Re: Tips hidup bahagia...
« on: 30 July 2009, 09:25:38 AM »
Salam kenal semuanya

Menurut pribadi saja,

Kebahagiaaan dalam sehari-hari adalah relatif, dan kebahagiaan dari setiap orang adalah berbeda. Namun inti dari kebahagiaan adalah RASA CUKUP atau PUAS, jadi yang saya posting ini adalah kebahagiaan relatif, sebagai sharing cerita

Kebahagiaan Memberi

Seorang teman baik saya sempat mencurahkan isi hatinya kepada saya, sangat mengharukan, sarat dengan kedamaian, ia mengatakan, “Inilah yang selama ini terus menerus saya katakan pada diri saya sendiri, sebelum mendapatkan sesuatu kita harus terlebih dahulu memberikan sesuatu.

Dulunya saya selalu berpikir bahwa memperoleh sesuatu selalu kita dapatkan dengan adanya pemberian dari orang lain, kini saya baru menyadari bahwa kenyataannya tidak demikian halnya. Menerima berasal dari hati nurani saya yang bersedia memberikan sesuatu, dan pada saat itulah, pada saat saya memberikan sesuatu, saya telah memperoleh kebahagiaan karena saya telah mampu memberikan.”

Meskipun saya belum lama mengenal teman baik ini, namun dari pembicaraannya, saya dapat merasakan kebaikan dan kebijaksanaan dari gadis ini. Dalam masyarakat kita sekarang ini, sebagian besar orang berseteru dan bertentangan dengan orang lain, menyakiti dan merugikan orang lain, hanya untuk memperebutkan secuil keuntungan pribadi dan memperoleh sesuatu, dan sama sekali tidak memikirkan untuk memberikan sesuatu bagi orang lain.

Teman baik saya ini adalah seorang gadis yang baru saja menerjunkan dirinya ke dalam masyarakat, dalam usianya yang masih relatif muda ia telah memahami prinsip memberi dalam filosofi hidup ini, ibarat sebuah mata air jernih di tengah lumpur yang keruh, tidak heran kalau saya sendiri sering memujinya sebagai seorang gadis yang bermoral tinggi.

Ada sebuah kisah. Seorang petani jagung, yang setiap tahun benih jagung yang dihasilkannya selalu mendapat juara satu dalam perlombaan hasil tani di daerahnya, namun dia selalu membagi – bagikan benih jagung unggul miliknya tersebut kepada semua teman dan tetangga sekitarnya yang juga petani jagung. Ada orang yang penasaran dan bertanya pada petani yang murah hati ini, “Mengapa anda demikian murah hati membagikan benih jagung unggulan anda ini kepada semua orang?”

Sang petani baik ini menjawab, “Saya berbuat baik pada orang lain, sesungguhnya juga telah berbuat baik pada diri saya sendiri. Angin yang bertiup menerbangkan serbuk bunga kemana – mana. Jika para tetangga dan teman – teman saya menanam jagung yang berkualitas rendah, sedikit banyak serbuk bunga dari mereka yang diterbangkan angin akan mempengaruhi kualitas buah pada tanaman jagung saya juga. Oleh karena itu, saya sangat rela memberikan benih – benih jagung ini kepada mereka agar mereka juga dapat menanam jagung hasil dari benih yang unggul yang sama dengan saya.”

Memang benar demikian, pada saat kita tidak kikir dengan membagikan sesuatu yang kita senangi atau kita sukai kepada orang lain, kebahagiaan yang kita rasakan ketika itu adalah peroleh yang terbesar. Karena pemberian yang tidak egois, relatif akan membuat hati seseorang merasa bahagia, segala sesuatu yang terdapat pada dimensi lain dalam batasan ruang lingkup diri kita akan ikut merasakan kedamaian dan ketenteraman itu, dan balasan yang akan kita peroleh nantinya sangat baik.

Peribahasa kuno mengatakan, “Apa yang hendak dipanen, benih itulah yang harus kita tanam.”
“Orang yang mencintai orang lain, akan senantiasa dicintai, dan orang yang menghormati orang lain, akan senantiasa dihormati.”

Kebahagiaan dari menerima sesuatu berawal dari terlebih dahulu memberikan sesuatu pada orang lain, dan di saat kita mengorbankan sesuatu bagi orang lain, kebajikan dalam hati kita sudah lebih dari cukup untuk mendatangkan kebahagiaan dalam diri kita sendiri.

Semoga Bermanfaat

595
Studi Sutta/Sutra / Re: AN 5.22 - Ada yang punya lengkap?
« on: 27 July 2009, 09:36:42 AM »
Bro Kainyn, minta informasi
Kalau saya mau beli Tipitaka versi bahasa Indonesia yang lengkap, saya dapat beli dimana. Karena DC sunter sudah tidak lengkap. Sementara saya sudah beli Majjhima Nikaya.

Jenis Tipitaka  yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia ada berapa jenis ?

Terima kasih

Sepertinya belum ada terjemahan Bahasa Indonesia yang lengkap. Ada berapa jenis terjemahan juga saya tidak tahu.
Saya pernah lihat Samyutta Nikaya di toko buku seperti Gramedia & Gunung Agung, tetapi juga tidak lengkap.
Untuk Digha Nikaya, saya sarankan seperti ryu di atas, terbitan Dhammacitta. :)



Terima kasih atas infonya, harap maklum masih ditetangga

596
Studi Sutta/Sutra / Re: AN 5.22 - Ada yang punya lengkap?
« on: 25 July 2009, 12:30:27 PM »
Bro Kainyn, minta informasi
Kalau saya mau beli Tipitaka versi bahasa Indonesia yang lengkap, saya dapat beli dimana. Karena DC sunter sudah tidak lengkap. Sementara saya sudah beli Majjhima Nikaya.

Jenis Tipitaka  yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia ada berapa jenis ?

Terima kasih

Pages: 1 ... 33 34 35 36 37 38 39 [40]