//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - CHANGE

Pages: 1 [2] 3 4 5 6 7 8 9 ... 40
16
DhammaCitta PEDULI / Re: Bantuan untuk Oma Shasika
« on: 21 November 2013, 04:52:38 PM »
Sis, sebenarnya saya agak segan untuk memposting cerita inspiratif untuk memenuhi permintaan anda, karena anda sendiri sudah merupakan INSPIRASI bagi lainnya. Dan ini terlihat dari postingan Anda yang selalu MEMBERI dorongan moril kepada yang lainnya. Jadi thread ini diadakan sebenarnya juga untuk memberikan kesempatan kepada yang lainnya untuk MEMBERI.  Mungkin saya coba posting beberapa cerita dari koleksi saya.

Semoga Sis selalu Sehat dan Bahagia.

 _/\_

17
Diskusi Umum / Re: Fungsi permintaan maaf?
« on: 21 November 2013, 04:36:13 PM »
MEMAAFKAN MERUPAKAN SUATU SENI

Tidak sedikit orang yang beranggapan sangat sulit mengampuni orang lain. Dalam kehidupan ini, acapkali kita tidak bisa menghindar ketika hak kita dilanggar oleh orang lain.

Mungkin mobil Anda didahului dan dipotong jalannya, mungkin telepon Anda tidak dihiraukan orang lain, bukan semua orang bisa menggunakan cara yang Anda sukai dalam memperlakukan Anda. Meski dalam menghadapi perilaku orang lain kita tidak bisa berbuat apa-apa, tetapi kita bisa memutuskan reaksi apa yang kita ambil ketika kita dilanggar oleh orang lain.

Mengapa memaafkan?

Pertama-tama ingatlah bahwa memaafkan orang lain adalah hadiah dan dorongan yang paling besar bagi diri sendiri. Tidak memaafkan orang lain selamanya, hanya akan membuat hubungan Anda dengan orang itu tidak bisa dipulihkan seperti sedia kala. Anda sendiri mungkin sudah lupa akan segala perilaku orang lain terhadap Anda, tetapi jika teringat akan kejadian itu Anda masih bisa marah, karena Anda sudah terbiasa demikian.

Jika Anda terlalu terpusat pada kesalahan orang lain dan tidak mencoba untuk mengoreksi mereka, mungkin akan membuat persoalan semakin menyimpang dari rel yang sebenarnya. Jangan sampai dituntun dan dikuasai oleh kemarahan.

Selain itu yang perlu Anda pertimbangkan adalah akibat yang dibawa saat Anda menyalahkan orang lain. Mungkin Anda berpendapat bahwa Hitler tidak bisa diampuni, saya juga setuju dengan pendapat itu. Karena orang pada umumnya berpendapat mengampuni Hitler  berarti telah merongrong kebenaran dan keadilan.

Tetapi bagaimana menghadapi orang yang hanya mengkritik Anda dengan nada kasar? Perlukah Anda menaruh dendam pada mereka seumur hidup? Demi mereka, kita menerima tekanan sehingga tekanan darah kita menjadi naik apakah hal tersebut patut? Mengapa tidak tersenyum saja untuk melewatkan peristiwa itu? Anda mempersalahkan mereka adalah reaksi yang masuk akal, tetapi bukan merupakan pilihan yang terbaik.

Memaafkan orang lain

Agar bisa memaafkan orang lain, pertama-tama Anda harus jelas amarah itu datang dari mana. Kadang kala kita sudah memastikan bahwa orang yang menyalahi kita adalah seorang berandal, tetapi ini adalah semata-mata dugaan saja, mungkin ada alasan-alasan yang tidak terpikirkan oleh kita.

Mengapa ada orang yang mendahului dan memotong jalan kita? Mungkin mereka sedang bergegas menuju ke rumah sakit, mungkin  mereka hampir kehabisan waktu untuk menghadiri suatu wawancara penting, mungkin mereka hendak menghindari seseorang dan mendadak berbalik arah.

Mengapa ada orang yang mengesampingkan telepon Anda? Mungkin mereka sedang disibukkan oleh pasiennya sehingga kelupaan, mungkin mereka sedang mencarikan orang yang bisa menyelesaikan persoalan Anda, mungkin juga sambungan telepon internal mereka sedang bermasalah sehingga telepon Anda dihubungkan ke tempat yang tidak berhubungan dengan Anda.

Mengapa ada sales yang pelayanannya kurang memuaskan Anda? Mungkin sales itu baru pertama kali bekerja, mungkin pelatihan mereka kurang bagus, mungkin pelanggan sebelum Anda sangat rewel sekali sehingga membuat dia menjadi sangat kesal.

Dalam banyak situasi, sebagian orang menyalahi Anda karena tingkah laku mereka yang kurang sopan atau kurang pantas tanpa sebab yang jelas, sebenarnya mereka juga merasa menyesal. Atau kemungkinan mereka tidak menyadari bahwa mereka telah menyalahi Anda!

Jangan sembarangan menduga-duga, lebih baik berdiskusilah dengan mereka. Bicarakan apa yang sedang mereka lakukan, mengapa Anda merasa bahwa tindakan mereka itu tidak benar, beritahukanlah kepada mereka tindakan mereka itu membuat Anda merasakan kurang nyaman. Jika mereka melakukan tindakan itu tanpa sengaja, mengapa kita tidak memilih untuk memaafkan mereka?

Memaafkan diri sendiri

Kadangkala orang paling sulit memaafkan diri sendiri. Orang lain melakukan kesalahan, kita bisa memandangnya dari sisi yang obyektif, mungkin mereka sudah berusaha sekuat tenaga. Tetapi, ketika kita melakukan kesalahan yang sama, sebaliknya tidak bisa memandang diri sendiri secara obyektif.

Umumnya kita memikirkan kembali setiap langkah dengan teliti, berpikir alangkah baiknya jika kita bisa melakukan demikian. Orang lain mungkin bisa memahami kesalahan yang kita lakukan, lalu bagaimana jika kita redakan kecaman yang paling keras terhadap diri sendiri?

Persis seperti saat kita memperlakukan orang lain, Anda harus mempertimbangkan akibat dari mempersalahkan diri sendiri. Umumnya Anda tidak akan melakukan kesalahan yang besar. Jika bisa dikoreksi maka koreksilah, jika tidak bisa maka lain kali dilakukan dengan benar.

Bila perlu, ketika Anda tidak bisa mengontrol situasi itu dengan baik maka sebisanya Anda hindari situasi tersebut. Tetapi jangan membiarkan rasa penyesalan menyelubungi diri Anda, karena hal tersebut merupakan salah satu perasaan yang paling tidak berguna bagi Anda.

Sudahkah Anda memaafkan orang-orang yang bersalah pada Anda hari ?

18
Diskusi Umum / Re: Fungsi permintaan maaf?
« on: 21 November 2013, 04:33:47 PM »
Ini adalah versi yang berbeda dengan yang atas

LAMPU MERAH

Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau.

Mike segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu perempatan di situ cukup padat sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama. Kebetulan jalan di depannya agak lenggang.

Lampu berganti kuning. Hati Mike berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala.

Mike bimbang, haruskah ia berhenti atau terus saja. “Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak,” pikirnya sambil terus melaju.

Prit!!!

Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Mike menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing. Hey, itu kan Jack, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Mike agak lega. Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.

“Hai, Jack. Senang sekali ketemu kamu lagi!”

“Hai, Mike.” Tanpa senyum.

“Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri saya sedang menunggu di rumah.”

“Oh ya?” Tampaknya Jack agak ragu.

Nah, bagus kalau begitu. “Jack, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh terlambat, dong.”

“Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini.”

Oh-oh, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Mike harus ganti strategi. “Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala.” Aha, terkadang berdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.

“Ayo dong Mike. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIMmu.”

Dengan ketus Mike menyerahkan SIM lalu masuk ke dalam kendaraan dan menutup kaca jendelanya. Sementara Jack menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa saat kemudian Jack mengetuk kaca jendela. Mike memandangi wajah Jack dengan penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela itu sedikit. Ah, lima centi sudah cukup untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Jack kembali ke posnya.

Mike mengambil surat tilang yang diselipkan Jack di sela-sela kaca jendela. Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru Mike membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Jack.


“Halo Mike,

Tahukah kamu Mike, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, Ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah.

Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi.

Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk.

Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan aku Mike. Doakan agar permohonan kami terkabulkan. Berhati-hatilah.

Jack”

Mike terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Jack. Namun, Jack sudah meninggalkan pos jaganya entah kemana. Sepanjang jalan pulang ia mengemudi perlahan dengan hati tak tentu sambil berharap kesalahannya dimaafkan.

Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita.

Hidup ini sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati.

19
Diskusi Umum / Re: Fungsi permintaan maaf?
« on: 21 November 2013, 04:09:21 PM »
KEMALANGAN TERBESAR

Saat Henry berumur 23 tahun, ia telah difitnah oleh seseorang yang tidak dikenalnya dan karenanya telah dihukum penjara selama sembilan tahun. Di kemudian hari saat kasus itu diusut ulang, ia dinyatakan tidak bersalah, dan akhirnya dibebaskan dari penjara. Setelah keluar dari penjara, setiap hari dia mulai berulang-ulang mengecam dan mengutuk orang yang telah memfitnahnya, merasa telah diperlakukan tidak adil dan selalu mengasihani diri sendiri.

“Nasibku sungguh malang, saat usiaku masih sangat muda dan dimana seharusnya dapat berprestasi malah mengalami fitnahan. Melewatkan masa-masa yang seharusnya paling bagus dan indah di dalam penjara. Penjara semacam itu tidak seharusnya ditinggali manusia, sangat sempit sekali.  Berbalik badan saja sulit dilakukan.”

“Satu-satunya jendela kecil yang ada, dari sana juga hampir tak pernah terlihat berkas sinar matahari yang terang benderang. Dinginnya udara pada musim dingin tidak tertahankan. Jika musim panas banyak nyamuk yang datang menggigit… Sungguh aku tak mengerti, mengapa Langit tidak  menghukum mereka yang telah memfitnah diriku, walaupun orang tersebut dicincang sampai hancur, juga tidak akan bisa meredakan dendam kesumat yang berada di dalam hati ini!”

Di saat dia telah berusia 73 tahun, ia dirundung oleh kemiskinan dan penyakit, yang akhirnya membuat dia tergolek di atas ranjang pesakitan tidak bisa berdiri.

Saat dalam keadaan sekarat, seorang romo mengunjunginya dan mendekat ke sisi ranjangnya, “Anak yang malang, sebelum Anda pergi ke surga, bertobatlah atas se-gala dosa yang telah Anda perbuat di dunia ini……”

Segera setelah romo itu selesai berkata, dia yang berbaring di atas ranjang langsung berteriak-teriak dengan suara parau, “Saya tidak membutuhkan tobat apapun juga, yang saya butuhkan adalah kutukan, untuk mengutuk orang-orang yang telah memberikan nasib malang pada saya itu …”

Pastur itu lalu bertanya, “Akibat sebuah fitnahan berapa lama Anda mendekam di penjara? Dan setelah keluar, Anda telah hidup di luar penjara selama berapa lama?”

Dengan sangat geram dia menunjukkan angka-angka itu kepada romo itu.

Henry lalu menuturkan bahwa ia mendekam di penjara selama 9 tahun, dan sejak keluar dari penjara hingga hari ini telah ia lewati selama 41 tahun.

Mendengar penuturan Henry, romo itu lalu menghela nafas panjang, “Sungguh kasihan, Anda benar-benar adalah orang yang paling malang di dunia ini, saya sungguh-sungguh merasakan sangat-sangat prihatin dan sedih atas semua kemalangan yang Anda alami ini! Tetapi mereka hanya memenjarakan Anda selama 9 tahun saja. Setelah Anda keluar dari penjara seharusnya Anda bersyukur telah mendapatkan kebebasan untuk selamanya dan dapat memanfaatkannya untuk hal-hal yang berharga.”

“Tetapi sungguh sangat disayangkan tindakan Anda malah sebaliknya, Anda telah menyia-nyiakan waktu yang berharga, menggunakan dendam, keluhan dan kutukan yang ada di dalam hati Anda, untuk membelenggu dan telah memenjarakan Anda selama 41 tahun lagi!”

Dalam kehidupan sehari-hari, kita memang sering menemui orang-orang yang selalu terikat dengan rasa dendamnya. Mereka merasa telah diperlakukan secara tidak adil dan selalu mengutuk pihak lain yang mereka anggap telah menyalahi mereka, sehingga tidak dapat menja-lankan kehidupan ini dengan enak, selalu ada ganjalan dalam hati mereka.

Mengapa tidak mengurai dendam ini, memaafkan mereka yang bersalah? Bukankah mereka juga adalah manusia seperti kita yang bisa khilaf sesaat dan berbuat salah? Bukankah semua manusia tidak luput dari kesalahan dan dosa? Mengapa harus menambah dosa, membebani hidup dengan membenci orang lain? Dengan mau berbelas kasih, membuang beban yang tidak berguna ini, bukankah akan membuat kita lebih dapat menikmati keindahan dari kehidupan ini?

20
Tolong ! / Re: [tolong masukan]curhat karena tidak ada semangat hidup
« on: 04 October 2013, 10:24:06 AM »
AKU TAK SELALU MENDAPATKAN APA YANG KUSUKAI,
 OLEH KARENA ITU AKU SELALU MENYUKAI APAPUN YANG AKU DAPATKAN.

Kata-kata diatas merupakan wujud syukur.
Syukur merupakan kualitas hati yang penting.
Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tentram dan bahagia.
Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.

Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur.

Pertama :
Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki.
Katakanlah anda telah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik.
 Tapi anda masih merasa kurang. Pikiran anda dipenuhi berbagai target dan keinginan.
Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang
mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya.

Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap
 tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah
 menjadi "KAYA" dalam arti yang sesungguhnya. Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang
''kaya''. Orang yang "kaya" bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati
apapun yang mereka miliki.Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari
bahwa inilah akar perasaan tak tenteram dan akar permasalahan hidup kita.

Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki.
Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan
merasakan nikmatnya hidup. Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan
orang-orang di sekitar Anda.

Mereka akan menjadi lebih menyenangkan. Seorang pengarang pernah mengatakan,
''Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi.'' Ini
perwujudan rasa syukur.

Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal
sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria.
Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.

Kedua:
Yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita
dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang
lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.Rumput tetangga
memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri.

Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa.

Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, "Lulu, Lulu".

 Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini.

 Si dokter menjawab, "Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu."

Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus
menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, "Lulu,Lulu". "

Orang ini juga punya masalah dengan Lulu ?" tanyanya keheranan.

Dokter kemudian menjawab, "Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu".

Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki.

Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi. Kemelekatan merupakan
penderitaan baik terhadap keinginan untuk memiliki/dimiliki,  maupun keinginan untuk
tidak memiliki/dimiliki. KEMELEKATAN adalah PENDERITAAN.

Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan cerita mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut
karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia. Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, "Saya
mempunyai dua anak laki-laki.

Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup ditanah seberang. Kalau berhasil selamat, saya sangat
bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga
akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga".

Bersyukurlah !

Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan.
Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan?

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu. Karena itu memberimu kesempatan untu
belajar.

Bersyukurlah untuk masa-masa sulit. Di masa itulah kamu tumbuh.

Bersyukurlah untuk keterbatasanmu. Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang.

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru. Karena itu akan membangun kekuatan dan
karaktermu.

Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat. Itu akan mengajarkan pelajaran yang
berharga.

Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih. Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan.

Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik. Hidup yang berkelimpahan datang pada
mereka yang juga bersyukur akan masa surut. Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi
positif.Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah bagimu.


INGAT, INGAT !!!
Keinginan yang tidak sesuai dengan kenyataan adalah penderitaan. Kita TIDAK BISA
merubah kenyataan, yang BISA dilakukan adalah merubah dan menyesuaikan keinginan.

Salah satu caranya adalah :

BELAJAR BERSYUKUR. Dan saya juga harus bersyukur dapat menyampaikan pesan-pesan
indah ini. Artinya saya juga masih hidup dan masih ada kesempatan dapat melakukan
hal baik dan kebajikan untuk semua makhluk baik melalui pikiran, ucapan, dan
perbuatan.

Ajahn Chah :
Menginginkan sesuatu merupakan penderitaan, menginginkan untuk tidak memiliki adalah
penderitaan.
Walaupun anda mendapatkan apa yang anda inginkan, hal itu juga merupakan penderitaan,
Karena sekali anda mendapatkan, anda hidup dengan perasaan takut kehilangan.
Bagaimana anda dapat hidup bahagia bersama ketakutan.

Jika rumahmu kebanjiran, biarkan banjir itu hanya mengganggu rumahmu
Jangan biarkan ia " membanjiri " pikiranmu

Bila anda melepaskan sedikit. Anda mendapatkan sedikit kedamaian.
Bila anda melepaskan banyak, anda akan mendapatkan banyak kedamaian.
Bila anda melepaskan seutuhnya, maka anda akan mendapatkan kedamaian seutuhnya
Kedamaian ada pada diri sendiri, ditemukan ditempat yang sama dengan kesulitan dan
penderitaan.

Pesan dari semua cerita inspiratif yang diposting adalah :

Pengalaman bukanlah apa yang terjadi pada anda, melainkan apa yang anda lakukan atas
apa yang terjadi pada anda

21
Tolong ! / Re: [tolong masukan]curhat karena tidak ada semangat hidup
« on: 04 October 2013, 10:13:30 AM »
Sebuah anekdot

MOHON HATI YANG DAMAI
Dewa Vishnu sudah bosan mendengarkan permohonan salah seorang penyembahnya, hingga suatu ketika ia menampakkan diri di hadapannya dan berkata: 'Sudah kuputuskan, aku akan memberikan tiga hal, apa pun yang kau minta. Sesudah itu, tidak ada sesuatu pun yang akan kuberikan kepadamu lagi.'

Penyembah itu dengan gembira langsung mengajukan permohonan yang pertama. Ia meminta, agar isterinya mati sehingga ia dapat menikah lagi dengan wanita lain yang lebih baik. Permohonannya dikabulkan dengan segera.

Tetapi ketika teman-teman dan sanak saudaranya berkumpul menghadiri pemakaman isterinya, dan mulai mengenangkan kembali semua sifat baiknya, penyembah ini sadar bahwa ia telah bertindak terlampau gegabah. Saat itu ia menyadari bahwa dulu ia buta terhadap segala kebaikan isterinya. Apakah ia masih bisa menemukan wanita lain yang sebaik dia?

Maka ia memohon kepada dewa, agar menghidupkan isterinya kembali. Kini permohonannya tinggal satu lagi. Ia bermaksud tidak akan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya, karena ia sudah tidak akan sempat memperbaikinya lagi. Ia bertanya kemana-mana. Beberapa kawannya menasehatinya, agar ia minta diluputkan dari kematian. Tetapi apa gunanya tetap hidup, kata kawannya yang lain, kalau badannya tidak sehat? Dan untuk apa sehat, kalau tidak punya uang? Dan apa gunanya uang kalau tidak punya sahabat?

Tahun demi tahun telah lewat dan ia belum juga dapat memutuskan apa yang harus dimintanya: hidup, kesehatan, kekayaan, kekuasaan atau cinta. Akhirnya ia menyerah dan berkata kepada dewa: 'Berkenanlah kiranya Dewa memberi nasehat, apa yang sepantasnya saya minta?'

Melihat kebingungan orang itu, Vishnu tertawa dan berkata:

'Mintalah hati dan pikiran yang damai, entah apa pun yang terjadi dalam hidupmu.'

 
Pesan :
Kita adalah pemilik dan pewaris karma kita sendiri, maka kita tidak akan mendapatkan kedamaian dimanapun dan tidak dapat diberikan oleh siapapun, kecuali diri sendiri mengembangkannya. Sebagai Buddhist kita mengetahui apa yang harus dilakukan dan semuanya butuh kesabaran.

Tidak ada latihan diri yang melebihi kesabaran
Tanpa kesabaran semua latihan akan berhenti ditengah jalan
Kesabaran bukan berarti kita harus berdiam masa bodoh
Tetapi kesabaran adalah suatu sikap untuk bertahan dengan pengertian yang terang dan jelas, mempertahankan sesuatu yang diperjuangkan
Itulah kesabaran
(Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera)

22
Tolong ! / Re: [tolong masukan]curhat karena tidak ada semangat hidup
« on: 04 October 2013, 10:11:46 AM »
"BELAJAR DARI MONYET...  "

Saya pernah membaca artikel menarik tentang teknik berburu monyet di hutan-hutan
Afrika.  Caranya begitu unik. Sebab, teknik itu memungkinkan is pemburu menangkap
monyet dalam keadaan hidup-hidup tanpa cedera sedikitpun. Maklum, ordernya memang
begitu. Sebab, monyet-monyet itu akan digunakan sebagai hewan percobaan atau
binatang sirkus di Amerika.


Cara menangkapnya sederhana saja. Sang pemburu hanya menggunakan toples berleher
panjang dan sempit. Toples itu diisi kacang yang telah diberi aroma. Tujuannya,agar mengundang monyet-monyet datang. Setelah diisi kacang, toples-toples itu ditanam dalam tanah dengan menyisakan mulut toples dibiarkan tanpa tutup.
 
Para pemburu melakukannya di sore Hari. Besoknya, mereka tingal meringkus monyet-monyet yang tangannya terjebak di dalam botol tak bisa dikeluarkan.

 Kok, bisa? Tentu Kita sudah tahu jawabnya.

Monyet-monyet itu tertarik pada aroma yang keluar dari setiap toples. Mereka mengamati lalu memasukkan tangan untuk mengambil kacang-kacang yang ada di dalam. Tapi karena menggenggam kacang, monyet-monyet itu tidak bisa
menarik keluar tangannya. Selama mempertahankan kacang-kacang itu, selama itu pula mereka terjebak. Toples itu terlalu berat untuk diangkat. Jadi, monyet-monyet itu tidak akan dapat pergi ke mana-mana!

Mungkin Kita akan tertawa melihat tingkah bodoh monyet-monyet itu. Tapi, tanpa
sadar sebenamya Kita mungkin sedang menertawakan diri sendiri.

Ya, kadang Kita bersikap seperti monyet-monyet itu. Kita mengenggam erat setiap permasalahan yang Kita miliki layaknya monyet mengenggam kacang.

Kita sering menbenci dan mendengki, tamak atau serakah,  mendendam, tak mudah
memberi maaf, tak mudah melepaskan maaf. Mulut mungkin berkata ikhlas, tapi bara
amarah masih Ada di dalam pikiran. Kita tak pernah bisa melepasnya.
Bahkan, Kita bertindak begitu bodoh, membawa "toples-toples" itu ke mana pun Kita pergi. Dengan beban berat itu, Kita berusaha untuk terus berjalan.
Tanpa sadar, Kita sebenamya sedang terperangkap penyakit hati yang akut.

Teman, sebenarnya monyet-monyet itu bisa selamat jika mau membuka genggaman tangannya.
Dan, Kita pun akan selamat dari penyakit hati jika sebelum tidur Kita mau melepas semua "rasa tidak enak" terhadap siapapun yang berinteraksi dengan Kita.

Dengan begitu Kita akan mendapati Hari esok begitu cerah Dan menghadapinya dengan senyum.

Jadi, kenapa tetap Kita genggam juga perasan tidak enak itu?


23
Tolong ! / Re: [tolong masukan]curhat karena tidak ada semangat hidup
« on: 04 October 2013, 10:10:26 AM »
double posting

24
Tolong ! / Re: [tolong masukan]curhat karena tidak ada semangat hidup
« on: 04 October 2013, 10:08:21 AM »
Kemujuran Atau Kemalangan?
( Nasib Baik atau Nasib Buruk ? ) atau
(Karma Baik atau Karma Buruk ?)

Ada sebuah cerita Cina kuno tentang seorang lelaki tua yang sikapnya dalam memandang
kehidupan berbeda sama sekali dengan orang-orang lain di desanya.

Rupanya laki-laki tua ini hanya mempunyai seekor kuda, dan pada suatu hari kudanya
hilang. Para tetangganya datang dan menaruh belas kasihan kepadanya,mengatakan
kepadanya betapa mereka ikut sedih kerana kemalangan yang menimpanya.

Jawabannya membuat mereka heran.

"Tapi bagaimana kalian tahu itu kemalangan ( nasib buruk atau karma buruk ) ?" dia
bertanya.

Beberapa hari kemudian kudanya pulang, dan ikut bersamanya dua ekor kuda liar.

Sekarang si laki-laki tua punya tiga ekor kuda. Kali ini, para tetangganya
mengucapkan selamat atas kemujurannya.

"Tapi bagaimana kalian tahu itu kemujuran ( nasib baik atau karma baik) ?" dia
menjawab.

Pada hari berikutnya, sementara sedang berusaha menjinakkan salah seekor kuda liar,
anak lelakinya jatuh dan kakinya patah.

Sekali lagi, para tetangganya datang, kali ini untuk menghibur si laki-laki tua
kerana kecelakaan yang menimpa anaknya.

"Tapi bagaimana kalian tahu itu kemalangan ( nasib buruk atau karma buruk ) ?" dia
bertanya.

Kali ini, semua tetangganya menarik kesimpulan bahawa pikiran si tua ini kacau dan
tidak ingin lagi berurusan dengannya. 

Walaupun demikian, keesokan harinya penguasa perang datang ke desa dan mengambil
semua lelaki yang sehat untuk dibawa ke medan pertempuran. Tetapi anak si lelaki tua
tidak ikut diambil, sebab tubuhnya tidak sehat karena kakinya pincang/cacat ! (
nasib baik / buruk ? Atau karma baik/buruk ? )

Cerita ini mempertanyakan : Pikiran siapa yang kacau mengenai kemalangan atau
kemujuran, orang tua atau tetangganya ?

MORAL KISAH INI:

Kita semua akan menghayati kehidupan yang lebih tenang dan damai jika kita tidak
terlalu tergesa-gesa memberikan penilaian kepada peristiwa yang terjadi. Bahkan apa
yang paling kita benci, dan yang masih menimbulkan reaksi negatif kalau terpikirkan
oleh kita, mungkin memainkan peranan positif dalam hidup kita.

Berapa banyak dalam kehidupan kita menghadapi kemalangan atau kegagalan ( nasib
buruk atau karma buruk ) jika kita hanya terus pasrah negatif atau putus asa, dan
berapa kali kita mendapat kemujuran  jika kita  ada keberanian untuk BANGKIT dan
dimulai merubah paradigma/ pola pikir.

Berapa kali kita ikut terjun dimasyarakat  kemudian kita gagal memberikan hasil yang
sesuai keinginan, apakah  berarti kita mengalami kemalangan ( nasib buruk atau karma
buruk) karena tidak sesuai dengan harapan,

Sesudah mengalami nasib buruk, kita belajar dari kesalahan atau kegagalan
memperbaikinya bahkan mengembangkannya. Dengan demikian apakah ini merupakan
kemujuran ( nasib baik atau karma baik ) yang kita dapatkan karena mampu memperbaiki
kegagalan tersebut.

25
Tolong ! / Re: [tolong masukan]curhat karena tidak ada semangat hidup
« on: 04 October 2013, 10:07:07 AM »
Lelucon?
 

Seorang wanita bijak memasuki sebuah cafe dan mulai menceritakan sebuah lelucon dan
membuat semua orang dalam cafe itu tertawa.

Beberapa saat kemudian wanita itu mengulangi leluconnya, namun kali ini hanya
beberapa orang saja yg tertawa.

Lima menit kemudian, dia menceritakan lelucon yg sama dan tidak ada yg tertawa.

Dia tersenyum lebar, sambil berkata: “Bila kita tidak bisa tertawa berulang kali
untuk lelucon yg sama, lalu mengapa terus menangis berulang-ulang pada masalah yg
sama ?”

MORAL : Kesusahan hari kemarin cukuplah untuk kemarin.

26
Tolong ! / Re: [tolong masukan]curhat karena tidak ada semangat hidup
« on: 03 October 2013, 05:03:24 PM »
INIPUN AKAN BERLALU

Seorang petani kaya mati meninggalkan kedua putranya. Sepeninggal ayahnya, kedua putra ini hidup bersama dalam satu rumah. Sampai suatu hari mereka bertengkar dan memutuskan untuk berpisah dan membagi dua harta warisan ayahnya. Setelah harta terbagi, masih tertingal satu kotak yang selama ini disembunyikan oleh ayah mereka.

Mereka membuka kotak itu dan menemukan dua buah cincin di dalamnya, yang satu terbuat dari emas bertahtakan berlian dan yang satu terbuat dari perunggu murah. Melihat cincin berlian itu, timbullah keserakahan sang kakak, dia menjelaskan, “Kurasa cincin ini bukan milik ayah, namun warisan turun-temurun dari nenek moyang kita. Oleh karena itu, kita harus menjaganya untuk anak-cucu kita. Sebagai saudara tua, aku akan menyimpan yang emas dan kamu simpan yang perunggu.”

Sang adik tersenyum dan berkata, “Baiklah, ambil saja yang emas, aku ambil yang perunggu.” Keduanya mengenakan cincin tersebut di jari masing-masing dan berpisah. Sang adik merenung, “Tidak aneh kalau ayah menyimpan cincin berlian yang mahal itu, tetapi kenapa ayah menyimpan cincin perunggu murahan ini?” Dia mencermati cincinnya dan menemukan sebuah kalimat terukir di cincin itu: INI PUN AKAN BERLALU. “Oh, rupanya ini mantra ayah…,” gumamnya sembari kembali mengenakan cincin tersebut.

Kakak-beradik tersebut mengalami jatuh-bangunnya kehidupan. Ketika panen berhasil, sang kakak berpesta-pora, bermabuk-mabukan, lupa daratan. Ketika panen gagal, dia menderita tekanan batin, tekanan darah tinggi, hutang sana-sini. Demikian terjadi dari waktu ke waktu, sampai akhirnya dia kehilangan keseimbangan batinnya, sulit tidur, dan mulai memakai obat-obatan penenang. Akhirnya dia terpaksa menjual cincin berliannya untuk membeli obat-obatan yang membuatnya ketagihan.

Sementara itu, ketika panen berhasil sang adik mensyukurinya, tetapi dia teringatkan oleh cincinnya: INI PUN AKAN BERLALU. Jadi dia pun tidak menjadi sombong dan lupa daratan. Ketika panen gagal, dia juga ingat bahwa: INI PUN AKAN BERLALU, jadi ia pun tidak larut dalam kesedihan.

Hidupnya tetap saja naik-turun, kadang berhasil, kadang gagal dalam segala hal, namun dia tahu bahwa tiada yang kekal adanya. Semua yang datang, hanya akan berlalu. Dia tidak pernah kehilangan keseimbangan batinnya, dia hidup tenteram, hidup seimbang, hidup bahagia.

27
Tolong ! / Re: [tolong masukan]curhat karena tidak ada semangat hidup
« on: 03 October 2013, 04:45:13 PM »
MERASA BERKECUKUPAN

Kahlil Gibran dalam The Prophet memberi kata-kata indah, saat kita bercengkerama dengan kebahagiaan di ruang tamu, kesedihan menunggu di tempat tidur. Dalam pengertian lebih sederhana, manusia serumah dengan kebahagiaan dan kesedihan. Bagaimana bisa lari jauh atau lama dari kesedihan yang notabene serumah dengan kita?

Karena itu, sejumlah guru mengajarkan untuk melampaui kebahagiaan-kesedihan. Dalam bahasa guru jenis ini, kebahagiaan dan kesedihan hanya permainan bagi jiwa-jiwa yang sedang tumbuh menjadi dewasa.

Pertumbuhan itulah yang memerlukan gerakan kebahagiaan, kesedihan, kebahagiaan, kesedihan, dan seterusnya.

Namun bagi setiap jiwa yang sudah mulai dewasa, ia akan sadar, kalau baik kebahagiaan maupun kesedihan memiliki sifat yang sama, tak pasti dan silih berganti. Bukankah bergantung pada sesuatu yang tak pasti akan membuat hidup tidak pasti? Lebih dari itu, baik kebahagiaan dan kesedihan berakar pada hal yang sama, keinginan. Bila keinginan terpenuhi, kebahagiaan datang berkunjung. Saat keinginan tidak terpenuhi, kesedihan tamunya.

Dan setiap pejalan kaki ke dalam diri yang jauh tahu, keinginan (lebih-lebih disertai kemelekatan) adalah ibu penderitaan. Kesadaran seperti inilah yang membimbing sejumlah orang untuk memasuki wilayah-wilayah keheningan.

Berbeda dengan kebahagiaan yang lapar akan ini, lapar akan itu; membandingkan dengan ini dengan itu; ingin lebih dari ini, lebih dari itu. Keheningan sudah berkecukupan. Seperti burung terbang di udara, ikan berenang di air, serigala berlari di hutan, matahari bersinar siang hari, bintang bercahaya di malam hari. Semua sempurna. Tidak ada yang layak ditambahkan atau dikurangkan. Penambahan atau pengurangan mungkin bisa membahagiakan. Tetapi, dalam kebahagiaan, batin tidak
sepenuhnya tenang-seimbang, selalu ada ketakutan digantikan kesedihan.

Dalam kamus orang-orang yang sudah memasuki keheningan, sekaya apa pun Anda akan tetap miskin tanpa rasa berkecukupan. Semiskin apa pun Anda, akan tetap kaya kalau hidup berkecukupan. Maka seorang guru yang telah tercerahkan pernah berucap, "Enlightenment is like the reflection of the moon in the water. The moon doesn't get wet, the water is not separated". Pencerahan seperti bayangan bulan di air.
Bulannya tidak basah karena air. Airnya tidak terpecah karena bulan.

Dengan kata lain, inti pencerahan adalah tidak tersentuh. Tidak marah saat dimaki, tidak sombong tatkala dipuji. Tidak melekat pada kebahagiaan, tidak menolak kesedihan. Persis seperti bunga padma, di air tidak basah, di lumpur tidak kotor.

Dan salah satu akar menentukan dari ketidaktersentuhan ( ketidakmelekatan ) ini adalah keberhasilan mendidik diri untuk merasa berkecukupan. Yang tersisa setelah ini hanya empat "M", mengalir, mengalir, mengalir, dan mengalir.

28
Tolong ! / Re: [tolong masukan]curhat karena tidak ada semangat hidup
« on: 03 October 2013, 04:43:37 PM »
KEGEMBIRAAN- KESEDIHAN

Seorang sahabat psikiater pernah bercerita, tidak sedikit rumah sakit jiwa yang mulai kekurangan tempat. Sejumlah rumah sakit jiwa bahkan memulangkan pasien yang belum sepenuhnya sembuh, semata- mata karena ada pasien parah yang lebih membutuhkan.

Kebanyakan orang membenci kesedihan. Mungkin karena berbicara ke dunia publik, lalu Dalai Lama kerap mengatakan, "Ada yang sama di antara kita, tidak mau penderitaan, mau kebahagiaan" . Dan ini tentu amat manusiawi. Sedikit manusia yang berani mengatakan, jika mau menangis janganlah menangis di depan kematian. Menangislah di depan kelahiran. Sebab semua kelahiran membawa serta penyakit, umur tua, lalu kematian.

Dengan kata lain, kelahiran sekaligus kehidupan tak bisa menghindar dari kesedihan. Kesedihan selalu mengikuti langkah kelahiran. Seberapa kuat manusia berusaha, seberapa perkasa manusia membentengi diri, kesedihan tetap datang dan datang lagi.

Seperti ayunan bandul, semakin keras dan semakin bernafsu seseorang dengan kebahagiaan, semakin keras pula kesedihan menggoda. Ini yang bisa menjelaskan mengapa sejumlah penikmat kebahagiaan secara berlebihan, lalu digoda kesedihan juga berlebihan. Ini juga yang ada di balik data WHO jika Amerika Serikat (sebagai salah satu tempat terbesar di mana kebahagiaan demikian dikejar dan dicari), menjadi konsumen pil tidur per kapita tertinggi di dunia.

Ada peneliti membandingkan dua negara yang sama-sama mayoritas beragama Buddha, yaitu Jepang dan Burma. Dari segi materi, Jepang merupakan sebuah keajaiban dan keunikan. Dibanding Jepang, Burma secara materi jauh dari layak. Namun dalam fenomena sosial seperti bunuh diri, perceraian, dan depresi, Jepang jauh lebih tinggi dari Burma. Seperti berbisik meyakinkan, di mana kebahagiaan materi berlimpah, di sana kesedihan juga berlimpah.

Seperti sadar realita pendulum seperti itu, banyak pertapa, penekun meditasi, yogi, dan lainnya, mengizinkan pendulum emosi hanya bergerak dalam ruang terbatas. Saat kebahagiaan datang, disadari kalau kebahagiaan akan diganti kesedihan. Sehingga nafsu perayaan berlebihan agak direm. Konsekuensinya, saat kesedihan berkunjung, ia tidak seberapa menggoda.

29
Tolong ! / Re: [tolong masukan]curhat karena tidak ada semangat hidup
« on: 03 October 2013, 04:26:11 PM »
MELEPASKAN 
Oleh : YM Bhikkhu Sri Pannavaro

 
Suatu hari ada seorang yang menghadiri acara yang dilaksanakan dengan duduk bersila bersama. Dia kehilangan sepatunya. Setelah acara selesai, dia mencari-cari di mana sepatu yang tadi dia lepaskan sebelum memasuki ruangan itu. Lama dia mencari hingga semua yang hadir telah meninggalkan tempat, tetapi sepatunya belum juga ketemu.

Sekarang pikirannya mulai gelisah, sangat gelisah. Dia kehilangan sepatunya dan menjadi risau, bagaimana nanti kalau pulang tanpa alas kaki. Tidak hanya gelisah, dia pun mulai mencurigai orang-orang tertentu sebagai pencuri sepatunya. Kegelisahan dan kemarahan pun dibawanya sampai ke rumah. Banyak orang di rumah mendapat porsi kemarahannya juga. Demikian pula sampai malam menjelang tidur, dia selalu memikirkan siapakah pencuri sepatunya itu. Kalau pun berpindah tempat secara tidak disengaja di tempat acara tadi, sekarang ada dimana?

Sampai waktu tidur, dia pun bermimpi menemukan kembali sepatunya. Tetapi begitu terbangun, ternyata hanya mimpi, kecewa sekali. Sepatu yang hilang itu telah menyita, bahkan menyiksa pikirannya selama berhari-hari. Dia penasaran sekali!

Orang itu akhirnya datang kepada saya. Tetapi, bukannya minta nasihat akan kepusingannya - setelah dia menceritakan tentang sepatunya yang hilang dan kepusingannya yang sudah beberapa hari - dia langsung saja bertanya, dimana sekarang sepatunya itu. Dia menganggap saya mempunyai kemampuan di luar kemampuan manusia biasa, bisa melihat dari jauh keberadaan sepatunya sekarang.

Saya menjawab,"Oh ya, saya tahu dimana sekarang sepatu Anda yang hilang itu." Seketika wajahnya menjadi berseri-seri. Saya lanjutkan menjawab, "Sepatu Anda sekarang berada di dalam pikiran Anda sendiri". Dia sejenak terkejut, tetapi lalu menunduk agak tersipu-sipu malu. Kemudian saya menjeaskan bahwa kita cenderung menyimpan dan mengumpulkan banyak hal, tidak mau berlatih melepas, termasuk mengumpulkan masalah, yang kecil-kecil sekalipun. Kita simpan dan kita bawa kemana-mana masalah-masalah yang menyiksa itu.

Kalau kita belajar melepas milik kita secara benar dengan cara memberikan dana, memberikan amal pertolongan kepada siapapun yang memerlukan - yang sudah tentu dilakukan sesuai dengan kemampuan kita - makan kita mulai belajar melepas. Tidak hanya mengikuti keserakahan dengan mencari, mengumpulkan, dan menyimpan. Terus mencari, mengumpulkan, menyimpan sepanjang hari, selama hidup. Sulit melatih diri melepaskan sesuatu untuk kebajikan.

Kalau kita sering dan senang berlatih melepas dengan memberi kebajikan, maka kalau timbul masalah yang mengganggu pikiran, kita bisa dengan tidak sulit melepaskannya. Mana yang Anda pilih? Materi tetap utuh, tetapi pikiran Anda kacau, hancur; atau biarlah materi terlepas - kalau memang amat sulit didapatkan kembali - asalkan pikiran atau mental Anda tidak hancur. Dalam kehidupan ini, bukankah kita menginginkan ketenteraman? 

30
Tolong ! / Re: [tolong masukan]curhat karena tidak ada semangat hidup
« on: 03 October 2013, 02:59:25 PM »
Terima kasih atas apresiasinya' saya secara kebetulan suka mengoleksi cerita inspirasi saja  _/\_

Perumpamaan yang ke 101 kali tadi adalah untuk menggambarkan bahwa sebenarnya hidup ini adalah Proses perjuangan, sering kita patah arang atau putus asa ditengah jalan, hanya karena ingin cepat mendapatkan kesuksesan, padahal kesuksesan ada dan bersama kita disetiap proses perjuangan yang kita lalui, catatan : kesuksesan ini jangan selalu diidentikkan dengan kekayaan, kadang berhasil menyelesaikan suatu masalah juga dianggap sebagai sukses. Dan memang tidak gampang. Bahkan ajahn Chah dikatakan sebagai bhikkhu yang “berhasil” karena banyaknya “sampah-sampah” dalam hidupnya yang berhasil dijadikan pupuk.
 
Saya tidak tahu bagaimana menggambarkan kekuatan mental/pribadi yang baik, dan memang kenyataan kita semua mempunyai masalah yang berbeda, mungkin berat untuk saya tetapi untuk anda ringan atau sebaliknya. Dan mengenai ringan dan beratnya suatu masalah adalah relative. Setiap masalah yang sama mungkin berbeda dalam menanggapinya atau cara pandang. Semuanya dikembalikan kepada bathin masing-masing pribadi dan menghadapi dan menyelesaikan.
 
Itu sebabnya mengapa Buddha Dhamma begitu indah, dalam Sepuluh dasar perbuatan baik ( PUNNAKIRIYAVATTHU 10 ) dimana berdana ( danamaya ) merupakan urutan pertama. Perbuatan dengan berdana selain memberikan tabungan karma baik, tetapi tentu yang paling PENTING adalah kita belajar MELEPAS kepemilikan AKU. Dengan berdana ( MELEPAS) secara rutin, maka sifat-sifat egois, melekat dan serakah dapat dikurangi ( mengikis keserakahan ). Dengan berkurangnya sifat-sifat buruk tersebut, hidup kita akan menjadi lebih bahagia, tenang dan dapat menikmati segala yang kita peroleh dengan baik dan benar.
 
Saya coba posting ulang satu artikel inspirasi yang berkaitan dengan hal ini
 
SEPATU SI BAPAK TUA
 
 Seorang bapak tua pada suatu hari hendak bepergian naik bus kota. Saat menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Sayang, pintu tertutup dan bus segera berlari cepat. Bus ini hanya akan berhenti di halte berikutnya yang jaraknya cukup jauh sehingga ia tak dapat memungut sepatu yang terlepas tadi. Melihat kenyataan itu, si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya ke luar jendela.
 
 Seorang pemuda yang duduk dalam bus tercengang, dan bertanya pada si bapak tua, ''Mengapa bapak melemparkan sepatu bapak yang sebelah juga?'' Bapak tua itu menjawab dengan tenang, ''Supaya siapa pun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya.''
 
 Bapak tua dalam cerita di atas adalah contoh orang yang bebas dan merdeka. Ia telah berhasil melepaskan kemelekatannya ( keterikatan ) pada benda. Ia berbeda dengan kebanyakan orang yang mempertahankan sesuatu semata-mata karena ingin memilikinya, atau karena tidak ingin orang lain memilikinya.
 
 Sikap mempertahankan sesuatu -- termasuk mempertahankan apa yang sudah tak bermanfaat lagi -- adalah akar dari ketamakan. Penyebab tamak adalah kecintaan yang berlebihan pada harta benda. Kecintaan ini melahirkan kemelekatan ( keterikatan ). Kalau Anda sudah melekat ( terikat ) dengan sesuatu, Anda akan mengidentifikasikan diri Anda dengan sesuatu itu. Anda bahkan dapat menyamakan kebahagiaan Anda dengan memiliki benda tersebut. Kalau demikian, Anda pasti sulit memberikan apapun yang Anda miliki karena hal itu bisa berarti kehilangan sebagian kebahagiaan Anda.
 
 Kalau kita pikirkan lebih dalam lagi ketamakan sebenarnya berasal dari pikiran dan paradigma kita yang salah terhadap harta benda. Kita sering menganggap harta kita sebagai milik kita. Pikiran ini salah. Harta kita bukanlah milik kita. Karena semua yang berkondisi adalah tidak kekal. Pertanggungjawaban kita adalah HANYA sejauh mana kita bisa menjaga dan memanfaatkannya.
 
 Paradigma yang terakhir ini akan membuat kita menyikapi masalah secara berbeda. Kalau biasanya Anda merasa terganggu begitu ada orang yang membutuhkan bantuan, sekarang Anda justru merasa bersyukur. Kenapa? Karena Anda melihat hal itu sebagai kesempatan untuk BERBAGI atau MEMBERI ( BERDANA), sehingga kebahagiaan SAAT INI dapat dicapai dalam KEKINIAN.
 
 Cara berpikir seperti ini akan melahirkan hidup yang bahagia dan penuh berkat bagi kita dan lingkungan sekitar. Hidup seperti ini adalah hidup yang senantiasa bertambah dan tak pernah berkurang. Semua orang akan merasa menang, tak ada yang akan kalah. Alam semesta ( hukum kamma ) sebenarnya bekerja dengan konsep ini, semua unsur-unsurnya bersinergi, menghasilkan kemenangan bagi semua pihak.
 
 Tapi, bukankah dalam proses memberi dan menerima ada pihak yang akan bertambah sementara pihak yang lain menjadi berkurang? Kalau Anda berpendapat demikian berarti Anda sudah teracuni konsep Zero Sum Game yang mengatakan kalau ada yang bertambah pasti ada yang berkurang, kalau ada yang untung pasti ada yang rugi, kalau ada yang menang pasti ada yang kalah. Padahal esensi hidup yang sebenarnya adalah menang-menang. Kalau kita memberi kepada orang lain ( berdana ), milik kita sendiri pun akan bertambah ( perasaan dan timbunan karma baik ).
 
 Bagaimana menjelaskan fenomena ini? Ambillah contoh kasus bapak tua tadi. Kalau ia tetap menahan sepatunya maka tak ada pihak yang dapat memanfaatkan sepatu tersebut. Kondisi ini adalah kalah-kalah (loose-loose). Sebaliknya dengan melemparkannya, sepatu ini akan bermanfaat bagi orang lain. Lalu apakah si bapak tua benar-benar kehilangan? Tidak. Ia memperoleh kenikmatan batin karena dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Betul, secara fisik ia kehilangan tetapi ia mendapatkan gantinya secara spiritual.
 
 Perasaan inilah yang selalu akan Anda dapatkan ketika Anda membantu orang lain secara tulus: misalnya berdana kepada vihara dan sangha, menolong teman yang kesulitan dalam dukungan materi, memberikan uang pada pengemis di jalan, berdana mencetak buku Dhamma dan sebagainya.
 
 Memang kita kehilangan secara fisik tapi kita mendapatkan ganti yang jauh lebih besar secara spiritual.
 
 
 Sebagai penutup, ijinkanlah saya menuliskan seuntai puisi dari seorang bijak:
 
 "Engkau tidak pernah memiliki sesuatu,
 Engkau hanya memegangnya sebentar,
 Kalau engkau tak dapat melepaskannya,
 Engkau akan terbelenggu olehnya.
 Apa saja hartamu,
 Harta itu harus kau pegang dengan tanganmu seperti engkau menggenggam air.
 Genggamlah erat-erat dan harta itu lepas.
 Akulah itu sebagai milikmu dan engkau mencemarkannya.
 Lepaskanlah, dan semua itu menjadi milikmu selama-lamanya''.
 
Kesimpulan :
Saya tidak berani untuk menilai permasalahan siapa yang lebih berat atau ringan KARENA INI ADALAH SANGAT RELATIF BAGI SETIAP ORANG. Tetapi saya hanya berani mengatakan bahwa siapa yang paling cepat MELEPAS atau siapa yang paling cepat PUAS, maka dialah yang paling cepat menyelesaikan masalahnya. Dan ini yang kita dapatkan dalam praktek Dhamma dalam kehidupan sehari-hari. Itulah sebabnya bathin setiap orang adalah berbeda dalam menghadapi masalah, tergantung seberapa sering ia belajar dan latihan MELEPAS ( BERDANA ) baik materi maupun non materi.
 

Pages: 1 [2] 3 4 5 6 7 8 9 ... 40