//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha  (Read 50173 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« on: 31 December 2009, 12:31:29 PM »
Visuddhi-magga mengatakan diameter bulan itu 49 yojana dan diameter matahari 50 yojana.

Abhidharmakosa mengatakan diameter bulan itu 50 yojana dan diameter matahari 51 yojana.

Bayangkan diameter matahari dan bulan cuma beda 1 yojana, padahal 1 yojana = 10 km.

Secara perhitungan saja sudah salah.
50 yojana x 10 km = 500 km (kira2 diameter matahari / bulan)

Padahal kita tahu diameter bulan itu sekitar 3500 km dan matahari jauh lebih besar lagi.

Jarak antara bulan dan bumi yaitu 42,000 yojana memang sesuai dengan sains, seperti dalam buku bro. Ivan Taniputera.

Namun masalahnya jarak bumi dengan matahari menurut Buddhis juga 42,000 yojana, lebih sedikit (satu sumber mengatakan 8000 wah saja), padahal kita tahu bahwa jarak bumi dan matahari ya jauh sekali.

Bagaimana menurut pendapat temen2?

Kalau menurut Dalai Lama:

"Jika kita meneliti secara ilmiah,.. contohnya matahari dan bulan. Aku tidak ingat berapa persisnya, namun diameter matahari jauh lebih besar daripada bulan. Kita dapat melihatnya dengan persepsi visual yang valid; ini telah dapat dilihat kasat mata. Namun, Abhidharmakosa mengatakan bahwa diameter bulan 50 yojana dan matahari 51 yojana - hanya bebreda 1 yojana."

"Ketika Abhidharmakosa berkata bahwa diameter bulan dan matahari adalah 50 dan 51 yojana, maka ini harus disangkal sebagai makna yang perlu diinterpretasi. Untuk mengatakan 'apa yang kita lihat dalam konteks perhitungan matematis bukanlah permasalahan di sini - ini adalah penampakan yang menipu - dan apa yang dikatakan Vasubandhu di dalam Kosha tentang diameter 50 dan 51 yojana itu adalah benar', kita tentu tidak dapat berkata seperti itu. Ini adalah sikap Buddhis yang mendasar: bila ada penemuan sains yang telah dibuktikan, kita harus menerimanya."

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 31 December 2009, 12:38:05 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #1 on: 31 December 2009, 02:31:49 PM »
itu kan pendapat pribadi/komentar/penjelasan dari budhagosa kan?
There is no place like 127.0.0.1

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #2 on: 31 December 2009, 02:35:38 PM »
Iya, yang Visuddhi-magga. Kalau yang Abhidharmakosa ditulis Vasubandhu.

Ya memang tidak dikatakan sendiri oleh Sang Buddha.  :))

Tp apakah seseorang dengan pencapaian spiritual seperti YA Buddhagosa dan YA Vasubandhu masih bisa keliru?

Apakah Buddhagosa sudah Arhat?  ::)  ::)

Kalau waktu Vasubandhu nulis Abhidharmakosa, setahu saya beliau mmg belum tercerahkan sempurna dan belum masuk jalan Mahayana.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 31 December 2009, 02:37:32 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #3 on: 31 December 2009, 02:43:56 PM »
Soal Buddhghosa sendiri kan masih diperdebatkan. ada yg bilang bahkan dia bukan seorang "buddhis".

Belum pernah tahu sih ada pernyataan "resmi" bahwa beliau2x itu arahant. mungkin cuma tuduhan (baca: dugaan) orang bahwa mereka adalah arahant.

terlepas dari itu, memang arahant tahu ukuran matahari  ???
There is no place like 127.0.0.1

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #4 on: 31 December 2009, 02:47:51 PM »
Vasubandhu dan Buddhagosa bukan tukang ukur tanah dari BPN jadi wajar2 saja salah karena hitungnya pake perkiraan bukan menggunakan meteran.  ;D
Dan bisa juga intrepertasi yojana ke KM jaman sekarang ada perbedaan dari yang aslinya.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #5 on: 31 December 2009, 02:52:32 PM »
Bisa aja tahu, kan kalau punya dibbacakkhu, bisa liat langsung ukuran sebenarnya gimana.  :))

Saya kira Visuddhimagga memang jelas-jelas merupakan karya Buddhis, dilihat dari isinya yg sangat Buddhis.

Dan tampaknya pula, Visuddhimagga ini juga dijadikan acuan pembahasan persamaan Buddhisme dan Sains (tentang pembentukan dan penghancuran dunia seperti yang ada di buku Kosmologi Buddhisme yang sdh ada di DC) dan panduan meditasi pula.

Rasanya ironis juga mengetahui bahwa buku yang isinya diambil karena sejalan dengan sains, ternyata juga memiliki isi yang bertentangan dengan sains. Tapi yah, memang bisa dimaklumi.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #6 on: 31 December 2009, 02:54:14 PM »
jarak bulan - bumi 42.000 yojana, apakah bersumber dari Vasubandhu dan Buddhagosa juga?

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #7 on: 31 December 2009, 02:56:24 PM »
Quote
arak bulan - bumi 42.000 yojana, apakah bersumber dari Vasubandhu dan Buddhagosa juga?

Bukan, dari Salistamba Sutra sabda Buddha. Kalau yang matahari belum nemu yang langsung dari Buddha.

Yang jarak matahari dapetnya di karya Theravada Thai, Tribhumikatha.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #8 on: 31 December 2009, 02:57:27 PM »

terlepas dari itu, memang arahant tahu ukuran matahari  ???

Betul.
Arahat adalah orang yg tercerahkan, terbebas dari dukkha, batinnya telah terbebas dari terkondisian.
Tapi Arahat bukan maha tahu.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #9 on: 31 December 2009, 02:58:03 PM »
Quote
arak bulan - bumi 42.000 yojana, apakah bersumber dari Vasubandhu dan Buddhagosa juga?

Bukan, dari Salistamba Sutra sabda Buddha. Kalau yang matahari belum nemu yang langsung dari Buddha.

Yang jarak matahari dapetnya di karya Theravada Thai, Tribhumikatha.

 _/\_
The Siddha Wanderer


Thanks Bro Gandalf.
Menarik untuk didiskusikan...

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #10 on: 31 December 2009, 03:01:27 PM »
Quote
Dan bisa juga intrepertasi yojana ke KM jaman sekarang ada perbedaan dari yang aslinya.

Kalau begitu, jadinya kan Sabda Sang Buddha tentang jarak bumi- bulan jd keliru? Soalnya kan pake patokan 10 km?

Banyak interpretasi 1 yojana, tapi kebanyakan ya deket2

Ada yg bilang 7-10 km, ada yang bilang 13 - 16 km. Tp yg lebih dari itu belum nemu.

Quote
Betul.
Arahat adalah orang yg tercerahkan, terbebas dari dukkha, batinnya telah terbebas dari terkondisian.
Tapi Arahat bukan maha tahu.

Kalau pakai Dibbacakkhu?

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 31 December 2009, 03:19:32 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #11 on: 31 December 2009, 03:13:01 PM »
Pun ada lagi yang menarik untuk didiskusikan:

Di mana letak Gunung Meru [Sumeru]?

Kalau dikatakan Sumeru = Everest maka ini terlalu berlebihan karena tinggi Sumeru itu 84000 yojana sedangkan Everest paling cuma 800 yojana.

Ada yang mengatakan Sumeru itu simbolisasi Kutub Utara [North Pole] - Kutub Selatan. Ini juga nggak cocok. Diameter bumi [Utara-Selatan] itu 12756.32 kilometer alias nggak sampe 84000 yojana.

Ada yang mengatakan Gunung Sumeru itu di tengah-tengah sistem tata surya ini, di tengah matahari. Simbol pusat alam semesta. Axis Mundi. Secara jarak ini yg paling bisa diterima.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #12 on: 31 December 2009, 03:19:44 PM »
Quote
Bisa aja tahu, kan kalau punya dibbacakkhu, bisa liat langsung ukuran sebenarnya gimana.  laugh

Keknya dibacakhunya ngak secanggih meteran digital deh ( seperti teropong diarahkan ke objek langsung keluar angka).   ^-^

Quote
Kalau begitu, jadinya kan Sabda Sang Buddha tentang jarak bumi- bulan jd keliru? Soalnya kan pake patokan 10 km?

Banyak interpretasi 1 yojana, tapi kebanyakan ya deket2

Ada yg bilang 7-10 km, ada yang bilang 13 - 16 km. Tp yg lebih dari itu belum nemu.

Nah mungkin ada intrepertasi yojana lain yg lebih dan belum ketemu itu. :))

Belum lagi dari masa Sang Buddha sampai masa sekarang ada perubahan waktu rotasi yg berimplikasi pada jarak selama masa itu. Coba kumpulin sejarah perubahan yang terjadi pada tata Surya dari jaman Sang Buddha sampai sekarang, lalu sejarah tentang yojana dengan referensi2 akurat sesuai jaman bersangkutan. Baru bisa diketahui ketepatannya secara scientific.

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #13 on: 31 December 2009, 03:21:51 PM »
Tapi................ bulan dan matahari cuma beda 1 yojana aja sudah pasti nggak saintifik la.....hehe... dipikir dengan akal sehat ya juga nggak mungkin.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Kosmologi Non-Saintifik dalam Agama Buddha
« Reply #14 on: 31 December 2009, 03:23:55 PM »
Quote
Bisa aja tahu, kan kalau punya dibbacakkhu, bisa liat langsung ukuran sebenarnya gimana.  laugh

Keknya dibacakhunya ngak secanggih meteran digital deh ( seperti teropong diarahkan ke objek langsung keluar angka).   ^-^

Quote
Kalau begitu, jadinya kan Sabda Sang Buddha tentang jarak bumi- bulan jd keliru? Soalnya kan pake patokan 10 km?

Banyak interpretasi 1 yojana, tapi kebanyakan ya deket2

Ada yg bilang 7-10 km, ada yang bilang 13 - 16 km. Tp yg lebih dari itu belum nemu.

Nah mungkin ada intrepertasi yojana lain yg lebih dan belum ketemu itu. :))

Belum lagi dari masa Sang Buddha sampai masa sekarang ada perubahan waktu rotasi yg berimplikasi pada jarak selama masa itu. Coba kumpulin sejarah perubahan yang terjadi pada tata Surya dari jaman Sang Buddha sampai sekarang, lalu sejarah tentang yojana dengan referensi2 akurat sesuai jaman bersangkutan. Baru bisa diketahui ketepatannya secara scientific.



Ujung2nya diskusi ini ngasih pe-er buat malam taon baru... :))

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)