arak bulan - bumi 42.000 yojana, apakah bersumber dari Vasubandhu dan Buddhagosa juga?
terlepas dari itu, memang arahant tahu ukuran matahari ???
Quotearak bulan - bumi 42.000 yojana, apakah bersumber dari Vasubandhu dan Buddhagosa juga?
Bukan, dari Salistamba Sutra sabda Buddha. Kalau yang matahari belum nemu yang langsung dari Buddha.
Yang jarak matahari dapetnya di karya Theravada Thai, Tribhumikatha.
_/\_
The Siddha Wanderer
Dan bisa juga intrepertasi yojana ke KM jaman sekarang ada perbedaan dari yang aslinya.
Betul.
Arahat adalah orang yg tercerahkan, terbebas dari dukkha, batinnya telah terbebas dari terkondisian.
Tapi Arahat bukan maha tahu.
Bisa aja tahu, kan kalau punya dibbacakkhu, bisa liat langsung ukuran sebenarnya gimana. laugh
Kalau begitu, jadinya kan Sabda Sang Buddha tentang jarak bumi- bulan jd keliru? Soalnya kan pake patokan 10 km?
Banyak interpretasi 1 yojana, tapi kebanyakan ya deket2
Ada yg bilang 7-10 km, ada yang bilang 13 - 16 km. Tp yg lebih dari itu belum nemu.
QuoteBisa aja tahu, kan kalau punya dibbacakkhu, bisa liat langsung ukuran sebenarnya gimana. laugh
Keknya dibacakhunya ngak secanggih meteran digital deh ( seperti teropong diarahkan ke objek langsung keluar angka). ^-^QuoteKalau begitu, jadinya kan Sabda Sang Buddha tentang jarak bumi- bulan jd keliru? Soalnya kan pake patokan 10 km?
Banyak interpretasi 1 yojana, tapi kebanyakan ya deket2
Ada yg bilang 7-10 km, ada yang bilang 13 - 16 km. Tp yg lebih dari itu belum nemu.
Nah mungkin ada intrepertasi yojana lain yg lebih dan belum ketemu itu. :))
Belum lagi dari masa Sang Buddha sampai masa sekarang ada perubahan waktu rotasi yg berimplikasi pada jarak selama masa itu. Coba kumpulin sejarah perubahan yang terjadi pada tata Surya dari jaman Sang Buddha sampai sekarang, lalu sejarah tentang yojana dengan referensi2 akurat sesuai jaman bersangkutan. Baru bisa diketahui ketepatannya secara scientific.
Tapi................ bulan dan matahari cuma beda 1 yojana aja sudah pasti nggak saintifik la.....hehe... dipikir dengan akal sehat ya juga nggak mungkin.
_/\_
The Siddha Wanderer
Tapi................ bulan dan matahari cuma beda 1 yojana aja sudah pasti nggak saintifik la.....hehe... dipikir dengan akal sehat ya juga nggak mungkin.
_/\_
The Siddha Wanderer
Kalau pake 64 km, diameter bulan 50 yojana ya jd bener dah.....
_/\_
The Siddha Wanderer
tapi matahari 51 yojana? >:D
Brartiii.....
Kalau dahulu orang nganggep bumi itu datar ya mohon maklum dan wajar-wajar saja dong?
Btw kosmologi Buddhis itu buminya datar lo..... ^-^ ^-^ bisa dikatakan hampir semua agama memiliki flat earth theory..........
_/\_
The Siddha Wanderer
Iya, yang Visuddhi-magga. Kalau yang Abhidharmakosa ditulis Vasubandhu.
Ya memang tidak dikatakan sendiri oleh Sang Buddha. :))
Tp apakah seseorang dengan pencapaian spiritual seperti YA Buddhagosa dan YA Vasubandhu masih bisa keliru?
Apakah Buddhagosa sudah Arhat? ::) ::)
Kalau waktu Vasubandhu nulis Abhidharmakosa, setahu saya beliau mmg belum tercerahkan sempurna dan belum masuk jalan Mahayana.
_/\_
The Siddha Wanderer
Pencapaian spritual yang bagaimana ?
Arahat belum tentu punya pengetahuan sempurna, seperti Sammasambuddha ! , kecuali kekotoran Batin yang bersih total.
Itu gambar org2 yg bikin, di kitabnya ya kagak ada gambarnya :)) :))
Dalam Visuddhimagga dikatakan bahwa dunia ini disebut Cakkavala (berbentuk lingkaran / roda). Lapisan bumi berada di atas lapisan air dan lapisan air berada di atas lapisan angin. (Langsung ke intinya aja ya, males nerjemahin) :P :P
Gunung Sineru berada di tengah-tengah dengan 84000 yojana dikelilingi tujuh pegunungan. Dalam Anguttara Nikaya Sang Buddha mengatakan bahwa tinggi gunung Sineru adalah 84000 yojana baik tinggi maupun lebarnya, membuatnya tidak mungkin berada di bumi kita yang tercinta ini karena kegedean. So where is Mt. Meru?
Dhammasangini Atthakatha mengatakan bahwa di atas lingakaran air terdapat empat benua yaitu Jambudipa, Aparagoyana, Uttarakuru dan Pubbavideha. Matahari dan bulan mengorbit di sekeliling Gunung Sineru. Di atas Gunung Sineru ada lapisan-lapisan surga-surga.
Lapisan-lapisan dunia bertumpukan satu sama lain bagaikan mangkok demikian yang disebutkan Paramattha-manjusa, Visuddhimagga-Atthakata.
Mau lebih jelas lihat web Palikanon...hehe...............
Nah seperti ini kita harus mengetahui persepsi yang melihat. Lingkaran itu kalo diliat dari satu sisi kalau tiga dimensi jadinya bulat, itu hanya untuk memudahkan penjelasan saat itu saja tapi bukan diartikan datar. Mengenai lapisan bumi ya wajar2 saja, memang bumi ini kan terdiri dari lapisan2nya.
Ini bisa jadi perumpamaan tentang sesuatu yang hanya dimengerti orang dijamannya. Tidak bisa diartikan secara harfiah. Kalau gunung semeru di jawa ada sih chuckle
Nah disini telah diperjelas tentang Gunung Sineru yang sepertinya suatu arti yg dapat dimengerti jaman saat itu atau hanya Buddha yang tau. Karena ada tulisan surga pulak...jangan2 yang dilihat bukan hanya bumi saja lagi... tetapi alam2 lain yg berhubungan dengan bumi chuckle
Apa arti lapisan dunia, dunia dewa dan alam2 lainnya termasuk ?
Sepertinya mesti belajar syair2 jaman dahulu deh... chuckle
Sebaiknya dicari persepsi awal mereka dulu, kalau bisa...daripada menyimpulkan sendiri..
Di bawah bumi ada air, ok masuk akal. Di bawah air ada angin? What?
Lagipula di Visuddhimagga dikatakan lingkaran lapisan bumi itu paling kecil, lapisan air semakin membesar keliling lingkarannya dan lapisan udara paling besar kelilingnya. Semuanya bertumpukan. Melihat sistem tata surya kita, rasanya kok nggak cocok.
QuoteIni bisa jadi perumpamaan tentang sesuatu yang hanya dimengerti orang dijamannya. Tidak bisa diartikan secara harfiah. Kalau gunung semeru di jawa ada sih chuckle
Lalu apakah kosmologi Buddhis secara keseluruhan juga demikian?
Berarti mulai hari ini, kalau sekarang kita masih menyindir agama K karena mereka menganggap bumi datar, harus cepat2 diperbaiki karena toh di agama kita jg ada.
Soalnya di Alkitab, bumi kan juga dikatakan "circle", kalau di Buddhis itu Cakka (Chakra) - lingkaran roda.
Hehe.... kalau sistem dunia memang juga sekalian dengan surga-surga. Tapi bola buminya nggak kelihatan tuh di kosmologi Buddhis.....
Rinpoche2 pada zaman dahulu percaya bahwa bumi ini datar.[/b]
Bhante Migettuwatte Gunananda yang memenangkan perdebatan Panadura juga percaya bahwa bumi itu datar.
Para peneliti Buddhis juga dengan tegas mengatakan bahwa bumi menurut Buddhis adalah datar.
Penggambaran Abhidharmakosa itu juga nggak asal, ini dibuat oleh para peneliti dengan cermat.
Apakah terburu2 menyimpulkan kalau begitu? Atau kita yang berusaha menyelaraskan yang tidak selaras?
Di India, yang pertama kali menyebutkan bahwa bumi itu globe [gola] itu Aryabhatta, konon kepala vihara - universitas Nalanda.
Rongga bumi yang terdiri dari gas bumi apakah itu bukan unsur angin?
Bumi = daratan
Lautan = air
Daratan lebih dikit dari lautan. Pertanyaannya bila bumi dalam bahasa pali bisa diartikan sebagai daratan maka sudah jelas artinya.
Lapisan udara beserta atmospherenya adalah unsur angin. Bukankah lebih besar dari lapisan bumi?
Tidak juga, makanya harus diteliti dan diselidiki makna sebenarnya. Karena ada yg bersifat langsung atau terkadang perumpamaan bahkan ada juga dalam bentuk syair.
Ngak pernah denger di alkitab dibilang lingkaran, hanya datar( kalau ada di ayat berapa?) Cakka lebih mendekati bisa jadi ini hanya simbolisme saja...
Bola buminya ngak kelihatan karena teknologi belum canggih untuk memberikan gambaran pada saat itu. laugh makanya menggunakan perumpamaan.
Nah rinpoche dan bhante yang percaya bumi datar hanya sebatas kepercayaan pribadi dan tidak mewakili kata2 Buddha yang sebenarnya.
Boleh2 saja peneliti Buddhis menyimpulkan demikian tapi sebelum saya tau dasar mereka berkesimpulan maka saya tidak percaya mereka bahwa kesimpulan mereka ilmiah. Karena dalam tipitaka tidak ada secara gamblang dikatakan bumi datar seperti di alkitab.
Apakah peniliti buddhis itu juga buddhis atau ilmuwan murni yang terdiri dari beberapa bidang keilmuan yang relevan dalam sebuah penyelidikan fakta?
Abhidharmakosa yang digambarkan, saya bisa maklumi bila itu salah karena dibuat oleh peneliti manusia biasa bukan oleh Sang Buddha.
beda dengan alkitab yang katanya kata2 tuhan dengan mengatakan bumi itu datar, sehingga isinya mewakili tuhan.
Dalam hal ini saya pribadi saya tidak menyimpulkan, tetapi berehipasiko. Sehingga tidak berusaha menyelaraskan yang tidak selaras. ataupun yg sudah selaras, sengaja tidak diselaraskan.
Nah tandanya itu pintar chuckle. Tidak langsung menghukum orang. U know what I mean bro Grin
by Gandalf
Apakah Rongga bumi lebih besar dari lapisan bumi?
Bukankah kalau Atmosphere seharusnya lapisan udara berada di atas lapisan air dan lapisan bumi, bukan di bawahnya?
Lagipula Uttarakuru sendiri kagak mungkin ada di bumi ini, krn tinggi manusia dan hewan di sana terlalu gede buat kita manusia yang hiodup di bumi ini. So krn Uttarakuru dan Gunung Sumeru gak mungkin ada di bumi, maka gak mungkin lapisan udara itu adalah Atmosphere, so what is the 'wind disk' / 'ring of wind' actually??
Kalau saya baca sih, tidak seperti perumpamaan, la wong gaya njelaskannya terlihat presisi dan ilmiah banget, tapi eh ternyata keliru. laugh laugh
Waktu pertama saya baca kosmologi Buddhis, pikiran saya juga mengatakan bahwa "mungkin ini perumpamaan deh', tapi lama2 kok saya menemukan kejanggalan2.... Tongue Tongue
Dan sudah barang pasti perhitungannya bukan syair atau perumpamaan.
Yesaya 40:22: Dia yang bertakhta di atas bulatan [circle] bumi yang penduduknya seperti belalang.
Kalau globe, seharusnya lebih tepat pake istilah gola, bukan cakka.
Apakah teknologi harus canggih dulu baru orang bisa tau bumi itu globe? La wong Aryabhatta dan Varahamihira aja bisa kok...hehe.....
Mereka percaya bukan berarti tanpa sebab dan asal percaya. Kepercayaan mereka adalah konsekuensi logis dari deskripsi kosomologis yang ada di kitab-kitab komenter Buddhis (terutamanya!)
Klo begitu coba deh anda baca2 dulu Abhidharmakosa, Visuddhimagga dan penelitian para ahli tersebut, biar bisa tahu pakah peneliti tersebut benar2 cermat Wink
Klo begitu coba deh anda baca2 dulu Abhidharmakosa, Visuddhimagga dan penelitian para ahli tersebut, biar bisa tahu pakah peneliti tersebut benar2 cermat Wink
by ronald
hmm.. bukannya yg berbentuk roda itu yg dimaksud adalah.. galaxi bima sakti?
wadow,klo gini jdinya bs bkurang sradha ai sama dharma sang Buddha ni,kok besar matahari bulan tak sesuai ya sama sains,help me,jangan smpai aku jdi kurang sradha sama buddha,dhamma dan sangha,pliz.tenang saja, yg tertulis demikian hanya di kitab komentar....lagian mana bisa kitab komentar di jadi kan acuan?
Bhante Migettuwatte Gunananda yang memenangkan perdebatan Panadura juga percaya bahwa bumi itu datar.berarti bhante-nya cacat ilmu pengetahuan...
Para peneliti Buddhis juga dengan tegas mengatakan bahwa bumi menurut Buddhis adalah datar.
wadow,klo gini jdinya bs bkurang sradha ai sama dharma sang Buddha ni,kok besar matahari bulan tak sesuai ya sama sains,help me,jangan smpai aku jdi kurang sradha sama buddha,dhamma dan sangha,pliz.
Konon katanya Buddhagosa belum mencapai arahat...
baca tentang arya maha kassapa apakah dia boleh memiliki kemampuan tersebut dalam dhammapada atthakata ( story and verses)apa khusus pada sesuatu.
hmm.. bukannya yg berbentuk roda itu yg dimaksud adalah.. galaxi bima sakti?
Pertanyaanya jaman Aryabhatta dan Varahamihira tahunya tahun berapa?
by Adi lim
Andaikata Buddhagosa adalah Arahat, belum tentu punya pengetahuan tentang alam dan tatasurya.
Quote
hmm.. bukannya yg berbentuk roda itu yg dimaksud adalah.. galaxi bima sakti?
Yap. Saya menunggu adanya interpretasi semacam ini.
Chakravala bisa diinterpretasikan sebagai Galaksi Bimasakti atau Solar Sistem kita yg merupakan sebagian dari Galaksi Bimasakti. Dua-duanya berbentuk lempengan / ring / disk / roda lingkaran.
Galaksi Bimasakti
YA Dalai Lama pernah mengatakan bahwa gunung Sumeru kemungkinan adalah pusat dari Galaksi Bimasakti (Milky Way).
Dikatakan dalam kosmologi Buddhis dalam Visuddhimagga, Abhidharmakosa dan Kalachakra bahwa matahari dan bulan mengorbit mengelilingi Gunung Meru. Nah matahari memang berevolusi mengorbiat mengelilingi pusat Mily Way, demikian juga bulan juga mengikuti.................
...
tenang saja, yg tertulis demikian hanya di kitab komentar....lagian mana bisa kitab komentar di jadi kan acuan?
contoh saja masalah Ajahn Mun.....
kalau sy pribadi lebih suka belajar dari 4 nikaya tertua....dibanding kitab kitab komentar atau kitab sub komentar....
...
Buston Rinchen Drup juga menggunakan kata gola untuk lingkaran angin, air dan tanah [bumi], bukan chakra.
...
tenang saja, yg tertulis demikian hanya di kitab komentar....lagian mana bisa kitab komentar di jadi kan acuan?
contoh saja masalah Ajahn Mun.....
kalau sy pribadi lebih suka belajar dari 4 nikaya tertua....dibanding kitab kitab komentar atau kitab sub komentar....
...
OOT bentar, numpang tanya bro, kasus ajahn mun yg mana?
...
tenang saja, yg tertulis demikian hanya di kitab komentar....lagian mana bisa kitab komentar di jadi kan acuan?
contoh saja masalah Ajahn Mun.....
kalau sy pribadi lebih suka belajar dari 4 nikaya tertua....dibanding kitab kitab komentar atau kitab sub komentar....
...
OOT bentar, numpang tanya bro, kasus ajahn mun yg mana?
Threadnya di mana sih?
Emangnya waktu jaman Sang Buddha sudah ada kata gola?
menurut salah satu sumber, 1 yojana adalah jarak yg ditempuh oleh prajurit infanteri dalam satu hari dengan melakukan perjalanan dengan kecepatan normal (bukan berlari).
demikianlah yg disampaikan bro Bond.... :)...
tenang saja, yg tertulis demikian hanya di kitab komentar....lagian mana bisa kitab komentar di jadi kan acuan?
contoh saja masalah Ajahn Mun.....
kalau sy pribadi lebih suka belajar dari 4 nikaya tertua....dibanding kitab kitab komentar atau kitab sub komentar....
...
OOT bentar, numpang tanya bro, kasus ajahn mun yg mana?
Threadnya di mana sih?
Yang dimaksud om mercy mungkin di link yang ini
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,5087.0.html
Sumbernya buku legenda spritual Ajahn Mun
bro adi...Konon katanya Buddhagosa belum mencapai arahat...
Andaikata Buddhagosa adalah Arahat, belum tentu punya pengetahuan tentang alam dan tatasurya.
_/\_
YM. Sariputta masih mengajarkan metode meditasi yang salah kepada seseorang. Hal ini dikritik Sang Buddha.bisa minta ref nya....sekaligus pembelajaran.
Agga-savaka sekalipun tidak luput dari ketidaktahuan. Perlu dicatat, ketidaktahuan di sini bukan mengenai pembebasan dari dukkha.
wadow,klo gini jdinya bs bkurang sradha ai sama dharma sang Buddha ni,kok besar matahari bulan tak sesuai ya sama sains,help me,jangan smpai aku jdi kurang sradha sama buddha,dhamma dan sangha,pliz.
aye gak punya visudhimagga ataupun buddhagosa
ada gak refnya tapi yg dari RAPB :|
Sains itu kebenaran
jadi ya berarti literatur buddhis itu salah
Lagian arahat bukan maha tahu segala-galanya, termasuk juga Buddha.
Buddha "maha-tahu" artinya Beliau tahu masalah penderitaan sampai ke akar-akarnya dan kalo mau diselidiki beliau bisa 'tahu'.
otentik, tapi ada isinya yang kurang pas
dan bukan bagian dari tipitaka
visudhi magga kan kitab komentar yang dikarang oleh bhadantacariya buddhagosa
Sang Buddha menyatakan bahwa Planet Bumi yang padat ini terbentuk dari zat cair,dan zat cair terbentuk dari zat gasdikatakan bahwa dalam udara memang ada air.....itu terbukti dimana singapura mampu memproduksi air siap minum dengan dispenser nya...
yang kurang pas itu di paling atas, coba baca dari awal :D
visuddhi magga adalah kitab komentar.
kitab komentar tidak sama dengan tipitaka.
Visuddhi-magga mengatakan diameter bulan itu 49 yojana dan diameter matahari 50 yojana.
Abhidharmakosa mengatakan diameter bulan itu 50 yojana dan diameter matahari 51 yojana.
Bayangkan diameter matahari dan bulan cuma beda 1 yojana, padahal 1 yojana = 10 km.
Secara perhitungan saja sudah salah.
50 yojana x 10 km = 500 km (kira2 diameter matahari / bulan)
Padahal kita tahu diameter bulan itu sekitar 3500 km dan matahari jauh lebih besar lagi.
Jarak antara bulan dan bumi yaitu 42,000 yojana memang sesuai dengan sains, seperti dalam buku bro. Ivan Taniputera.
Namun masalahnya jarak bumi dengan matahari menurut Buddhis juga 42,000 yojana, lebih sedikit (satu sumber mengatakan 8000 wah saja), padahal kita tahu bahwa jarak bumi dan matahari ya jauh sekali.
Bagaimana menurut pendapat temen2?
Kalau menurut Dalai Lama:
"Jika kita meneliti secara ilmiah,.. contohnya matahari dan bulan. Aku tidak ingat berapa persisnya, namun diameter matahari jauh lebih besar daripada bulan. Kita dapat melihatnya dengan persepsi visual yang valid; ini telah dapat dilihat kasat mata. Namun, Abhidharmakosa mengatakan bahwa diameter bulan 50 yojana dan matahari 51 yojana - hanya bebreda 1 yojana."
"Ketika Abhidharmakosa berkata bahwa diameter bulan dan matahari adalah 50 dan 51 yojana, maka ini harus disangkal sebagai makna yang perlu diinterpretasi. Untuk mengatakan 'apa yang kita lihat dalam konteks perhitungan matematis bukanlah permasalahan di sini - ini adalah penampakan yang menipu - dan apa yang dikatakan Vasubandhu di dalam Kosha tentang diameter 50 dan 51 yojana itu adalah benar', kita tentu tidak dapat berkata seperti itu. Ini adalah sikap Buddhis yang mendasar: bila ada penemuan sains yang telah dibuktikan, kita harus menerimanya."
_/\_
The Siddha Wanderer
Pun ada lagi yang menarik untuk didiskusikan:
Di mana letak Gunung Meru [Sumeru]?
Kalau dikatakan Sumeru = Everest maka ini terlalu berlebihan karena tinggi Sumeru itu 84000 yojana sedangkan Everest paling cuma 800 yojana.
Ada yang mengatakan Sumeru itu simbolisasi Kutub Utara [North Pole] - Kutub Selatan. Ini juga nggak cocok. Diameter bumi [Utara-Selatan] itu 12756.32 kilometer alias nggak sampe 84000 yojana.
Ada yang mengatakan Gunung Sumeru itu di tengah-tengah sistem tata surya ini, di tengah matahari. Simbol pusat alam semesta. Axis Mundi. Secara jarak ini yg paling bisa diterima.
_/\_
The Siddha Wanderer
jadi gunung maha meru itu letak nya di alam dewa kah?Pun ada lagi yang menarik untuk didiskusikan:
Di mana letak Gunung Meru [Sumeru]?
Kalau dikatakan Sumeru = Everest maka ini terlalu berlebihan karena tinggi Sumeru itu 84000 yojana sedangkan Everest paling cuma 800 yojana.
Ada yang mengatakan Sumeru itu simbolisasi Kutub Utara [North Pole] - Kutub Selatan. Ini juga nggak cocok. Diameter bumi [Utara-Selatan] itu 12756.32 kilometer alias nggak sampe 84000 yojana.
Ada yang mengatakan Gunung Sumeru itu di tengah-tengah sistem tata surya ini, di tengah matahari. Simbol pusat alam semesta. Axis Mundi. Secara jarak ini yg paling bisa diterima.
_/\_
The Siddha Wanderer
Untuk beberapa lama saya bingung dengan gunung Maha meru ini, sampai kemudian seorang guru medittasi yang cukup terkenal mengatakan bahwa Mahameru tidak kasatmata. Seketika pengertian saya nyambung, hal ini sama seperti istana dewa Catumaharajika diatas pohon yang tak nampak, tetapi ada.
_/\_
QuoteSang Buddha menyatakan bahwa Planet Bumi yang padat ini terbentuk dari zat cair,dan zat cair terbentuk dari zat gasdikatakan bahwa dalam udara memang ada air.....itu terbukti dimana singapura mampu memproduksi air siap minum dengan dispenser nya...
hal ini tentu sejalan dengan sains.. tapi masalah ukuran yg nyata-nyata salah......sy rasa tidak semua Kitab komentar layak di benarkan karena Mereknya.
tapi kalau mau di kaji...ternyata kitab komentar itu ada yang salah, benar juga tentu ada.....yg jelas fakta nya salah..
mengenai angka 84.000...apabila dikatakan tak terhingga saya juga kurang setuju...
jadi kalau masalah usia manusia rata-rata 84.000 itu gimana? apa dikatakan tak terhitung?
kemudian syair nya pula...
”Dari semua Dhamma yang Saya hafalkan, 82.000 Dhammakhandha Saya pelajari langsung dari Sang Buddha sendiri; sedangkan 2.000 Dhammakhandha dari para bhikkhu, sehinga seluruhnya berjumlah 84.000 Dhammakhandha. ”
jadi saya kira angka 84.000 dikatakan banyak tentu memang banyak....tapi kalau di anggap tak terhitung..saya kira salah besar tuh.
jadi gunung maha meru itu letak nya di alam dewa kah?Pun ada lagi yang menarik untuk didiskusikan:
Di mana letak Gunung Meru [Sumeru]?
Kalau dikatakan Sumeru = Everest maka ini terlalu berlebihan karena tinggi Sumeru itu 84000 yojana sedangkan Everest paling cuma 800 yojana.
Ada yang mengatakan Sumeru itu simbolisasi Kutub Utara [North Pole] - Kutub Selatan. Ini juga nggak cocok. Diameter bumi [Utara-Selatan] itu 12756.32 kilometer alias nggak sampe 84000 yojana.
Ada yang mengatakan Gunung Sumeru itu di tengah-tengah sistem tata surya ini, di tengah matahari. Simbol pusat alam semesta. Axis Mundi. Secara jarak ini yg paling bisa diterima.
_/\_
The Siddha Wanderer
Untuk beberapa lama saya bingung dengan gunung Maha meru ini, sampai kemudian seorang guru medittasi yang cukup terkenal mengatakan bahwa Mahameru tidak kasatmata. Seketika pengertian saya nyambung, hal ini sama seperti istana dewa Catumaharajika diatas pohon yang tak nampak, tetapi ada.
_/\_
BTW, saya ada pertanyaan mengenai kosmologi temporal (dari sisi waktu)..
http://en.wikipedia.org/wiki/Buddhist_cosmology#Vivartasth.C4.81yikalpa
dikatakan para Buddha sebelumnya dalam kalpa ini (Kakusandha Buddha, Koṇāgamana Buddha, Kassapa Buddha) juga orang2 di masa mereka memiliki umur yang sangat panjag (40rb-an) dan badan tinggi dan besar, dan selalu di sekitar Nepal. Tapi, sampai sekarang masih belum ada bukti arkeologi (mis tulang belulang para manusia raksasa, atau bekas2 kebudayaan orang yg hidup sangat panjang). Jadi, apakah cerita2 tersebut benar, kenapa tidak ada bukti arkeologi ? apakah di bumi ?
http://en.wikipedia.org/wiki/Earth_history
1. saya gak bilang sesuatu milyaran.. but since you asked, u meant this ? http://en.wikipedia.org/wiki/Age_of_the_Earth
2. hasil arkeologi tentang kehidupan tertua (multi-cellular) di bumi, adalah yg dari zaman sekitar sini : http://en.wikipedia.org/wiki/Earth_history#Phanerozoic_Eon .. (mulai dari Paleozoic Era) ? hasil arkeologi tentang barang2 zaman Paleozoic Era sampai sekarang tidak ditemukan fosil atau artifak 'manusia raksasa yang berkebudayaan dan memiliki hidup lama' ?
ok, berarti secara ringkas, maksud Anda :
- blom ditemukan, jadi masih ada kemungkinan bisa ya atau tidak.
- kemungkinan mereka adalah di masa sebelum dari masa fosil-fosil yang ditemukan (mis sebelum masa Paleozoic)
Tapi supaya gak ada salah paham, saya tidak menyimpulkan para Buddha tersebut itu tidak ada, saya hanya mempertanyakan keberadaan mereka dan peradaban mereka berdasarkan apa (pengetahuan dan teknologi) yang kita (manusia) miliki sekarang, dan apa kemungkinan penjelasan yang mungkin kita berikan sekarang. Karena pertanyaan ini kadang2 agak menganjal hati saya. Cheers !
bagi mereka yang beriman pada sutta, maka asumsi cerita itu benar sampai ada bukti yang sebaliknya.
bagi mereka yang netral ataupun tidak beriman pada sutta, maka cerita itu masuk dalam kategori dongeng sampai ditemukan bukti keberadaannya, mengingat tidak ada satupun dari genus homo (contohnya homo sapiens, homo erectus, homo neanderthalensis) yang berukuran sebesar itu dan berumur sepanjang itu, mendekati itu pun tidak.
hoax: there might be giants
Uniknya, banyak agama dan legenda menceritakan adanya manusia raksasa... kalau dalam Alkitab dikenal Nephilim yang tingginya bisa sampai 300 cubit / 150 m. Buddha Kasyapa aja 20 cubit alias 10 m :))kalo ada link dari museum beserta isinya, makasih.
Bbrp foto mungkin hoax.. tp ada banyak desas desus fosil manusia raksasa dan foto2 lain bahkan ada yang ditampilkan di museum.. yah masih tergolong cryptozoology..haha
Yang pasti di Indonesia ini (waktu pameran relik keliling) sudah banyak ditampilkan relik Buddha Kashyapa. Dari catatan2 Xuanzang dan Faxian pun dulu di sekitar Nepal ada stupa-stupa yang menyimpan relik Buddha Kanakamuni dan Krakucchanda.saya pernah melihat pameran yang sejenis. saya sangat meragukan keotentikan reliknya...
Uniknya, banyak agama dan legenda menceritakan adanya manusia raksasa... kalau dalam Alkitab dikenal Nephilim yang tingginya bisa sampai 300 cubit / 150 m. Buddha Kasyapa aja 20 cubit alias 10 m :))Buddha Kashyapa, Kanakamuni, dan Krakucchanda setahu saya sudah hidup lama sekali, dan pada selang waktu itu terjadi kekosongan dhamma..
Bbrp foto mungkin hoax.. tp ada banyak desas desus fosil manusia raksasa dan foto2 lain bahkan ada yang ditampilkan di museum.. yah masih tergolong cryptozoology..haha
Yang pasti di Indonesia ini (waktu pameran relik keliling) sudah banyak ditampilkan relik Buddha Kashyapa. Dari catatan2 Xuanzang dan Faxian pun dulu di sekitar Nepal ada stupa-stupa yang menyimpan relik Buddha Kanakamuni dan Krakucchanda.
_/\_
[at] morph:
Ini Museum org Kristiani Creationist:
http://www.mtblanco.com/
(http://s2.hubimg.com/u/226873_f520.jpg)
"On the earth there once were giants."
- Greek poet Homer, 400 B.C.E.
_/\_
saya pernah melihat pameran yang sejenis. saya sangat meragukan keotentikan reliknya...
Ini Museum org Kristiani Creationist:wah, om, yang namanya creationism dan museumnya itu "pseudoscience" yang memelintir "bukti2 ilmiah" untuk mendukung teori penciptaan alam semesta terjadi dalam 5000 tahun silam.
http://www.mtblanco.com/
Many of the Creationists sites include the find of a 47 inch femur from Turkey as proof that human giants did exist.
What was this fenur? First of all, no reference is provided, nor is any picture of the find - so it is just an internet rumor at this point. At 47 inches, I'd suspect that it is a fossil elephant femur, if it is a femur at all. Miocene and Pliocene fossils are common in Turkey, including a variety of proboscideans.
Note that in most of the the lists Creationists alwasy cut-and-paste, it does NOT say a "human" femur, it just says "femur". So how did the human get into the mix? Well, it's all Kent Hovind's doing. Hovind uses a model made by Joe Taylor, to fit the report of a 47 inch femur. Here is what I posted on the other Forum the first time this report was mentioned:
***********
This is one of Kent Hovind's (currently langusihing in Federal prison on tax fraud conviction) pet examples. Here is the true story of the "bone":
**********************
During Part 7 of the Seminar Series Hovind points to the bone and says;
"[...] like this thigh bone here over my head which is from a human which would have been nearly 13 feet tall. [...] That would have been a 13 foot human. Well, if only a fragment of that bone was found nobody would believe it came from a human if they believed in evolution."
There is an interesting story behind this bone.
Firstly, it is not a real bone. Hovind acknowledges this in Part 2 of his video series; "thigh bone replica from a giant skeleton". While it is not uncommon for museums to use replicas for preservation and security reasons, this replica is not based upon an artifact. There is no "giant skeleton". There isn't a single bone. There isn't even a bone fragment.
So where did this "bone" come from? The source is the imagination of Joe Taylor of Mt Blanco Museum. Taylor received a letter claiming large skeletons were found during road construction in Turkey. Other sources claim this "discovery" was made in the 1950's but no references are provided. And like most such stories actual physical artifacts are absent. Hovind claims this "bone" was found in Egypt. Egypt? Turkey? Confused yet? (See also Ed Babinski's comments)
However, the absence of an actual bone didn't stop Taylor. He modeled the femur (thigh bone) on the normal skeleton of "one of the Malachite Man females" (also known as Moab Man) which he has in his collection. Because women's femurs have slight variations to men's Hovind's "13 foot man" is actually a woman.
But by only doubling all of the dimensions of a regular femur Taylor has ignored basic anatomical proportion. The square-cube law observes that doubling the dimensions of an organism increase its mass (volume of body) eight-fold. Bones of creatures like elephants are so thick relative to length because it is the cross-section of the bone which carries the load. If our giant human remained in proportion, her femur would need to have eight times the cross-section of a regular femur to support the increased load. Taylor has only given her half of the strength she would need. This also means all of the bones of the skeleton poster (see photo) have the wrong proportions.
Taylor sells these 2:1 scale models of a normal femur for US$450 A poster of a 2:1 sketch of a normal skeleton costs $50 extra.
So in summary, Taylor made an oversized replica of a normal human femur to represent a bone whose only evidence of existence is a letter based upon rumor. Additionally, the proportions of the bone are wrong. Then along comes Kent Hovind who tries to pass off this fantasy as science and manages to turn a woman into a man in the process.
Carl Marychurch 2005 (Source: http://www.kent-hovind.com/articles/them_bones.htm )
****************************
I happen to know Joe Taylor quite well, and checked the veracity of this story with him. What is presented above is true, and Joe makes no.....pardon the expression.....bones about it.
Rich
saya bahkan meragukan puja relik itu ajaran Buddha
para Buddha masa lampau juga masih di atas normal, tapi juga tidak raksasa banget.
om moprh, kalau artifak gambar2 UFO suku maya itu beneran ga?gambarnya beneran, tapi apakah maksudnya ufo atau barang lain, itu yg masih diperdebatkan.
Evolusi Alam Abhasvara apakah masuk akal? Manusia evolusi dari dewa? Ini tipikal penjelasan agama-agama dan paham-paham kuno. Shinto juga demikian. Atau agama2 Samawi. Atau mungkin ini indikasi buat orang-orang yang mengatakan dulu para Alien berkelana di bumi dan mengajari manusia peradaban? 8) sehingga kadang muncul anggapan kalau Tuhan = Alien? salah satu referensi: gambar suku Maya di atas ;Dnah itu dia, di thread lain saya bilang cerita manusia dari abhasara itu sudah gugur di mata science, sehingga berlebihan kalo bilang agama buddha itu ilmiah.
nah itu dia, di thread lain saya bilang cerita manusia dari abhasara itu sudah gugur di mata science, sehingga berlebihan kalo bilang agama buddha itu ilmiah.
nah itu dia, di thread lain saya bilang cerita manusia dari abhasara itu sudah gugur di mata science, sehingga berlebihan kalo bilang agama buddha itu ilmiah.Menurut saya kisah Abhassara -> manusia tidak bisa dibilang ilmiah atau tidak, sebab memang itu tidak menjelaskan tentang evolusi fisiologis/biologis manusia (walaupun umat Buddha sekarang sering sama2kan untuk propaganda menyaingi [kebodohan] propaganda lainnya, menurut saya). Dalam Agannasutta (untuk Pali, dan untuk sumber Sanskrit, kalau ada yang mirip, mungkin Bro Gandalf bisa tolong berikan referensinya), dijelaskan bagaimana 'kejatuhan' manusia dari puas dengan kebahagiaan pikiran (yang pada saat itu tidak ada kasta, semua sama), menuju kehausan akan pemuasan indriah, seksualitas, dan akhirnya kepemilikan yang menyebabkan sistem sosial terbentuk, dan otomatis masyarakat terbagi dalam perannya masing-masing, lalu muncullah kasta.
energi itu di alam semesta konstan, tapi berubah bentuk..jadi secara kasar bisa dibilang makhluk2 cahaya tersebut yg berupa energi berubah jadi makhluk kasar ?agama lain dan fiksi2 yang juga mengatakan hal yang sama.
Bisa aja ada yg evolusi cahaya -> kasar -> berbudaya lebih cepat, dan ada yg lebih lambat..yg lebih cepat memiliki teknologi maju duluan dibandingkan yang lebih lambat...tapi ini semua hanya.....tebakan2an aja, masih blom bisa dibuktikan secara ilmiah :))
Rekan Ariya, untuk jelasnya saya salin kembali tulisan saya.
Saya sama sekali tidak menyebut 84.000 ajaran, tapi 84.000.
Maksud saya, istilah 84.000 itu juga ditemukan dalam kata (misalnya): 84.000 tahun (usia manusia kelak, mengacu para ramalan Buddha), serta 84.000 yojana (satuan ukuran). Jika ditilik dari banyaknya istilah 84.000, bukankah ada indikasi bahwa angka ini sering digunakan untuk sesuatu yang belum terjangkau oleh pikiran, entah itu usia yang sangat panjang, atau juga ukuran yang luar biasa besar. Terkait pembahasan kita tentang makna harfiah dan kiasan, maka maksud saya dengan memperluas sampel pengamatan akan didapatkan makna yang lebih menyeluruh tentang arti kata/istilah 84.000 tersebut.
Semoga kali ini jelas.
Untuk pertanyaan Anda tentang apakah 84.000 ajaran bisa membawa pada Kebuddhaan, tergantung. Jika yang dimaksud adalah makna kiasan, jawaban saya: Tentu bisa. Namun jika yang dimaksud makna harfiah (berarti 84.000 yang diajarkan Buddha di planet ini pada kehidupan-Nya sebagai Siddharta Gautama) maka jawaban saya tidak.
Yang diajarkan Beliau pada pemutaran roda dharma pertama lebih pada Kearahatan, daripada Samma Sambuddha. Sedangkan pada pemutaran roda kedua (Mahayana) baru fokus Beliau pada Kebuddhaan Sempurna (Samma Sambuddha).
Polemik tentang perbedaan pandangan mungkin bisa dilanjutkan di thread lain, agar topik ini tidak melebar dan keluar dari jalur (OOT).
Oke, selamat berakhir pekan dan semoga berbahagia. _/\_
Rekan Sunya, di sutta apakah ada tertulis tentang 84.000 tahun dan 84.000 yojana itu? ref pls
1. Cakkavatti-Sihanada Sutta, Sutta ke-26 dari Digha Nikaya.
"Pada saat itu kota yang sekarang merupakan Varanasi akan menjadi sebuah ibu kota yang bernama Ketumati, kuat dan makmur, dipadati oleh rakyat dan berkecukupan. Di Jambudvipa akan terdapat 84.000 kota yang dipimpin oleh Ketumati sebagai ibu kota. Dan pada saat itu orang akan memiliki usia kehidupan sepanjang 84.000 tahun, di kota Ketumati akan bangkit seorang raja bernama Sankha, seorang Cakkavati (Raja Dunia), seorang raja yang baik, penakluk keempat penjuru. Dan pada saat orang memiliki harapan hidup hingga 84.000 itulah muncul di dunia seorang Yang Terberkahi, Arahat, Sammasambuddha bernama Metteya"
2. Sattasuriya sutta (AN 4.99).
‘‘Sineru, bhikkhave, pabbatarājā caturāsītiyojanasahassāni āyāmena, caturāsītiyojanasahassāni vitthārena, caturāsītiyojanasahassāni mahāsamudde ajjhogāḷho, caturāsītiyojanasahassāni mahāsamuddā accuggato."
"Sineru, o monks, the king of the mountains, is 84000 yojanas high from the sea level, 84000 yojanas wide, 84000 yojanas deep in the great ocean."
_/\_
Visuddhi-magga mengatakan diameter bulan itu 49 yojana dan diameter matahari 50 yojana.
Abhidharmakosa mengatakan diameter bulan itu 50 yojana dan diameter matahari 51 yojana.
Bayangkan diameter matahari dan bulan cuma beda 1 yojana, padahal 1 yojana = 10 km.
Secara perhitungan saja sudah salah.
50 yojana x 10 km = 500 km (kira2 diameter matahari / bulan)
Padahal kita tahu diameter bulan itu sekitar 3500 km dan matahari jauh lebih besar lagi.
Jarak antara bulan dan bumi yaitu 42,000 yojana memang sesuai dengan sains, seperti dalam buku bro. Ivan Taniputera.
Namun masalahnya jarak bumi dengan matahari menurut Buddhis juga 42,000 yojana, lebih sedikit (satu sumber mengatakan 8000 wah saja), padahal kita tahu bahwa jarak bumi dan matahari ya jauh sekali.
Bagaimana menurut pendapat temen2?
Kalau menurut Dalai Lama:
"Jika kita meneliti secara ilmiah,.. contohnya matahari dan bulan. Aku tidak ingat berapa persisnya, namun diameter matahari jauh lebih besar daripada bulan. Kita dapat melihatnya dengan persepsi visual yang valid; ini telah dapat dilihat kasat mata. Namun, Abhidharmakosa mengatakan bahwa diameter bulan 50 yojana dan matahari 51 yojana - hanya bebreda 1 yojana."
"Ketika Abhidharmakosa berkata bahwa diameter bulan dan matahari adalah 50 dan 51 yojana, maka ini harus disangkal sebagai makna yang perlu diinterpretasi. Untuk mengatakan 'apa yang kita lihat dalam konteks perhitungan matematis bukanlah permasalahan di sini - ini adalah penampakan yang menipu - dan apa yang dikatakan Vasubandhu di dalam Kosha tentang diameter 50 dan 51 yojana itu adalah benar', kita tentu tidak dapat berkata seperti itu. Ini adalah sikap Buddhis yang mendasar: bila ada penemuan sains yang telah dibuktikan, kita harus menerimanya."
_/\_
The Siddha Wanderer
1. Cakkavatti-Sihanada Sutta, Sutta ke-26 dari Digha Nikaya.
"Pada saat itu kota yang sekarang merupakan Varanasi akan menjadi sebuah ibu kota yang bernama Ketumati, kuat dan makmur, dipadati oleh rakyat dan berkecukupan. Di Jambudvipa akan terdapat 84.000 kota yang dipimpin oleh Ketumati sebagai ibu kota. Dan pada saat itu orang akan memiliki usia kehidupan sepanjang 84.000 tahun, di kota Ketumati akan bangkit seorang raja bernama Sankha, seorang Cakkavati (Raja Dunia), seorang raja yang baik, penakluk keempat penjuru. Dan pada saat orang memiliki harapan hidup hingga 84.000 itulah muncul di dunia seorang Yang Terberkahi, Arahat, Sammasambuddha bernama Metteya"
2. Sattasuriya sutta (AN 4.99).
‘‘Sineru, bhikkhave, pabbatarājā caturāsītiyojanasahassāni āyāmena, caturāsītiyojanasahassāni vitthārena, caturāsītiyojanasahassāni mahāsamudde ajjhogāḷho, caturāsītiyojanasahassāni mahāsamuddā accuggato."
"Sineru, o monks, the king of the mountains, is 84000 yojanas high from the sea level, 84000 yojanas wide, 84000 yojanas deep in the great ocean."
_/\_
ukuran adalah sesuatu yg relative dalam ruang and waktu.....setiap zaman(alam kehidupan) memiliki standar ukuran internasional yg beda......kalo di bumi human si ukuran pake centimeter, inchi, feet, ect.....di alam dewa si ukurannya beda lagi....so wajar2 sj ada ambigu
The Siddha Wanderer _/\_
Koq salamnya sama persis, klonengannya Gandalf kah? ::) :whistle: