Buddhisme dan Kehidupan > Lingkungan

Ratusan Biksu Tibet Bentrok Empat Hari dengan Polisi

(1/1)

F.T:
Tibet-Dalai Lama
Ratusan Biksu Bentrok Empat Hari dengan Polisi

Hongkong, Minggu - Ratusan biksu Tibet, yang merayakan pemberian
penghargaan AS bagi Dalai Lama, bentrok dengan polisi selama empat
hari di Lhasa, ibu kota Tibet, China. Demikian diberitakan surat kabar
Hongkong, Minggu (21/10).

China, yang menganggap Dalai Lama sebagai seorang separatis, telah
mengecam pemberian Medali Emas Kongres AS pada hari Rabu pekan lalu.
China menyebutnya sebagai sebuah "lawakan" yang akan merusak hubungan
Beijing dan Washington.

Surat kabar Ming Pao memberitakan, ratusan biksu di biara Zhaibung di
Lhasa telah bentrok dengan polisi. Setelah bentrokan itu, sekitar
1.100 biksu dan puluhan pengunjung tidak diizinkan meninggalkan wihara
yang telah dikepung 3.000 polisi bersenjata. Tidak disebutkan apakah
ada biksu yang ditahan atau cedera.

Ada juga bentrokan di wihara lain, di mana polisi kemudian membuat
pos-pos pemeriksaan di jalan-jalan utama di daerah itu. Telepon ke
biara Zhaibung hari Minggu tidak dijawab.

Seorang perempuan yang menjawab telepon di kantor pemerintah kota
Lhasa, yang tidak mau menyebut namanya, mengatakan, dia belum
mendengar mengenai adanya kekerasan.

Seorang perempuan yang menjawab telepon di kepolisian Lhasa juga
mengatakan, dia tidak mempunyai informasi mengenai peristiwa itu. Dia
tidak mau menyebut namanya.

Tibet telah dikuasai China sejak pasukan komunis menginvasi wilayah
itu tahun 1959. Pemerintah China bertindak keras kepada warga Tibet
yang menginginkan kebebasan beragama dan politik yang lebih besar.

Keputusan Washington memberi bintang penghargaan kepada Dalai Lama
merupakan kemunduran bagi upaya Beijing untuk memberi legitimasi atas
kekuasaannya di Tibet.

Hal itu merupakan kemunduran bagi upaya China untuk merongrong
dukungan dunia bagi eksistensi pemimpin spiritual yang tetap populer
di kalangan orang Tibet. Dalai Lama melarikan diri ke pengasingan 48
tahun lalu setelah sebuah pemberontakan yang gagal.

Tunawisma

Hari Jumat lalu Dalai Lama bertemu dengan Deputi Menlu AS John
Negroponte membicarakan situasi di Tibet dan karya Dalai Lama atas
nama para pengikutnya. Sebelumnya, Dalai Lama mengunjungi tempat
penampungan bagi kaum perempuan di Washington. Di sana dia menyamakan
diri dengan para penghuni itu karena dia juga seorang tunawisma.

"Ketika saya mendengar 'kaum tunawisma', kesan saya adalah bahwa saya
pun seorang tunawisma," kata pemimpin spiritual Tibet yang
mengasingkan diri ke India itu. Ia bicara kepada ratusan orang yang
berkumpul di tempat penampungan bagi perempuan tunawisma dan
berpenghasilan rendah yang mencoba lepas dari kecanduan narkoba.

"Pada usia 16 tahun, saya kehilangan kebebasan saya. Pada usia 24
tahun kehilangan negeri saya. Kini saya berusia 72 tahun. Keadaan
memang sulit, tetapi kita tidak pernah kehilangan harapan maupun
tekad," katanya.

Sebuah laporan dari Tokyo menyebutkan, Dalai Lama akan mengunjungi
Jepang bulan depan atas undangan kelompok-kelompok keagamaan.
Kunjungan itu rencananya tanggal 14 sampai 23 November. Kelangsungan
kunjungan itu bisa dipengaruhi perselisihan politik
Washington-Beijing. (AP/AFP/DI)

williamhalim:
Beijing dan Rangoon tambah kompax aja nih

::

Navigation

[0] Message Index

Go to full version