Yang saya belum mengerti, kenapa kepalanya harus pecah jadi tujuh ? bukannya tiga ? atau sembilan ?
Jawabannya sama seperti kenapa kalau pengulangan dalam baca paritta cuma sampai 3x (tatiyampi) saja.
Justru itu ketika saya ditanya sama orang beragama lain, saya sendiri tidak bisa menjawab
Apakah ada latar belakang dibalik angka2 tersebut ?
Seperti pradaksina 3 kali, 7 kali dllsbg
Be smart-lah
Kan bisa dijawab dengan simpatik, misal:
saya bukanlah Tuhan Yang Maha Tahu, namun saya akan coba membantu anda mencari jawaban sesuai dengan literatur Buddhis atau komentar dari rekan2 dhamma. Namun tahukah mengapa Saccaka terancam kepalanya terbelah tujuh?
"Intinya begini, Saccaka menganggap Kesadaran, perasaan, pikiran, ingatan, dan tubuh sebagai aku/atta. Lalu Buddha memberikan perumpamaan tentang Raja yang berkuasa atas kerajaannya, bisa mengatur kerajaannya begini-begitu. Lalu bertanya, apakah dengan demikian Saccaka bisa mengatur tubuhnya demikian, kesadarannya demikian, perasaan, pikiran, dan ingatannya demikian sesuai kehendaknya." Tahukah apa itu atta? atta kebalikan dari anatta. Anatta adalah ... perpaduan dari berbagai unsur. Karenanya tidak kekal. Ketidakekalan adalah perubahan. Perubahan adalah Dukkha. Sumber2 dukkha adalah... Namun jangan khawatir, ada Nibbana untuk melenyapkan dukkha. Bagaimana caranya "mencapai" Nibbana, caranya dengan ... Dengan begitu teman anda telah lengkap mendapatkan Cattari Arya Saccani. Bukankah penjelasan Cattari Arya Saccani bisa lebih menarik dan berbobot.
Sebagai perbandingan, jika kepala ibu kita yang kita hormati diinjak oleh orang lain. Adakah karma langsung saat itu yg berbuah untuknya.
Bandingkan dengan bila ibu kita tersebut adalah ibu negara kita. Bagaimana dengan kepala orang yang menginjak itu? Kikikik, sepertinya bisa terbelah berapa ya? Meskipun ibu kita tersebut penuh metta dan bijak, bisakah menjamin keselamatan orang itu?
Sebagai umat Buddha saya tidak harus tahu segala hal tentang Buddhist (tradisi, sutta, vinaya, dst), namun saya perlu tahu.
Sebagai umat non B pun tidak pasti tahu akan segala hal tentang non B. Kenapa.. karena kita bukan Tuhan Yang Maha Tahu, kan? Jadi kalo ada hal yg ditanyakan dan kita belum tahu, ya santai aja lagi. Kita diskusikan lagi di sini.