//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: [ask]sikap Buddha terhadap saccaka  (Read 8285 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline N1AR

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 930
  • Reputasi: 22
  • Yui
Re: [ask]sikap Buddha terhadap saccaka
« Reply #15 on: 25 March 2009, 08:35:30 PM »
Quote
bukan Buddha membenarkan sikap para Dewa sakka,atau lainnya....tetapi merupakan kamma buruk besar apabila "mengajak berdebat lalu diam." tidak menjawab....

ketika seorang boddhisatva gotama lahir, dipertemukan dengan pertapa ajita....
ajita lah yang bernamsakara kepada bayi(gotama)....

dan menurut kata seorang bikkhu, entah benar atau tidak-nya.
apabila seorang guru pertapa terkenal seperti Ajita. lantas jika bayi biasa yang lahir, maka bayi tersebut di namaskara-kan kepada guru besar seperti ajita.

tetapi apabila bayi(gotama) yang dinamskarakan kepada ajita.  maka kepala pertapa ajita yang pecah tujuh.
sama hal nya kisah dewa mara yang merubah diri menjadi buddha dan arahat ber-namskara kepada nya.
dewa mara langsung cemberut dan mengomel
"bahwa arahat tersebut menambah kamma buruk-nya"

tetapi arahat tersebut berkata "saya bernamaskara kepada guru buddha,bukan anda"

yah cuma heran saja, kenapa mesti pakai pecah kepala segala
wah namaskara saja punyah efek yg hebat.

thank saudara2, sudah menjawab

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: [ask]sikap Buddha terhadap saccaka
« Reply #16 on: 25 March 2009, 09:28:32 PM »
Yang saya belum mengerti, kenapa kepalanya harus pecah jadi tujuh ? bukannya tiga ? atau sembilan ?  ???

Saya rasa ini peribahasa. Ada peribahasa "pusing tujuh keliling" yang berarti sangat pusing. Jadi mungkin saja pecah tujuh bagian berarti hancur berkeping-keping atau benar-benar hancur. Ini dari segi bahasa. Tapi lain lagi jika dilihat dari sudut pandang simbologi.
« Last Edit: 25 March 2009, 09:35:19 PM by Kelana »
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: [ask]sikap Buddha terhadap saccaka
« Reply #17 on: 25 March 2009, 09:40:29 PM »
Untuk angka 3 , misalnya dalam namaskara atau pradaksina mungkin sebagai simbol bahwa karma tersalurkan melalui 3 cara yaitu pikiran, ucapan dan perbuatan. Jadi bernamaskara dalam pikiran, ucapan, dan perbuatan. Mungkin. cmiiw
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Mr. Bagus

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 349
  • Reputasi: 12
  • Gender: Male
  • Sedang Apa
Re: [ask]sikap Buddha terhadap saccaka
« Reply #18 on: 25 March 2009, 10:28:01 PM »
Yang saya belum mengerti, kenapa kepalanya harus pecah jadi tujuh ? bukannya tiga ? atau sembilan ?  ???

Jawabannya sama seperti kenapa kalau pengulangan dalam baca paritta cuma sampai 3x (tatiyampi) saja.



Justru itu ketika saya ditanya sama orang beragama lain, saya sendiri tidak bisa menjawab
Apakah ada latar belakang dibalik angka2 tersebut ?
Seperti pradaksina 3 kali, 7 kali dllsbg

Be smart-lah :)
Kan bisa dijawab dengan simpatik, misal:
saya bukanlah Tuhan Yang Maha Tahu, namun saya akan coba membantu anda mencari jawaban sesuai dengan literatur Buddhis atau komentar dari rekan2 dhamma. Namun tahukah mengapa Saccaka terancam kepalanya terbelah tujuh?
"Intinya begini, Saccaka menganggap Kesadaran, perasaan, pikiran, ingatan, dan tubuh sebagai aku/atta. Lalu Buddha memberikan perumpamaan tentang Raja yang berkuasa atas kerajaannya, bisa mengatur kerajaannya begini-begitu. Lalu bertanya, apakah dengan demikian Saccaka bisa mengatur tubuhnya demikian, kesadarannya demikian, perasaan, pikiran, dan ingatannya demikian sesuai kehendaknya." Tahukah apa itu atta? atta kebalikan dari anatta. Anatta adalah ... perpaduan dari berbagai unsur. Karenanya tidak kekal. Ketidakekalan adalah perubahan. Perubahan adalah Dukkha. Sumber2 dukkha adalah... Namun jangan khawatir, ada Nibbana untuk melenyapkan dukkha. Bagaimana caranya "mencapai" Nibbana, caranya dengan ... Dengan begitu teman anda telah lengkap mendapatkan Cattari Arya Saccani. Bukankah penjelasan Cattari Arya Saccani bisa lebih menarik dan berbobot.

Sebagai perbandingan, jika kepala ibu kita yang kita hormati diinjak oleh orang lain. Adakah karma langsung saat itu yg berbuah untuknya.
Bandingkan dengan bila ibu kita tersebut adalah ibu negara kita. Bagaimana dengan kepala orang yang menginjak itu? Kikikik, sepertinya bisa terbelah berapa ya? Meskipun ibu kita tersebut penuh metta dan bijak, bisakah menjamin keselamatan orang itu?


Sebagai umat Buddha saya tidak harus tahu segala hal tentang Buddhist (tradisi, sutta, vinaya, dst), namun saya perlu tahu.
Sebagai umat non B pun tidak pasti tahu akan segala hal tentang non B. Kenapa.. karena kita bukan Tuhan Yang Maha Tahu, kan? Jadi kalo ada hal yg ditanyakan dan kita belum tahu, ya santai aja lagi. Kita diskusikan lagi di sini.
:x Persepsi yang saya dapat dari pengalaman saya sendiri sebagai orang buta tidak bisa dibandingkan dengan orang yang melihat dengan terang. >:)<

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: [ask]sikap Buddha terhadap saccaka
« Reply #19 on: 27 March 2009, 09:23:27 PM »
Oke, setidaknya saya cukup puas dengan jawabanmu Mr.Bagus
+1 untuk anda
Thanks

Offline ENCARTA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 797
  • Reputasi: 21
  • Gender: Male
  • love letters 1945
Re: [ask]sikap Buddha terhadap saccaka
« Reply #20 on: 28 March 2009, 09:22:17 AM »
Quote
Sebagai perbandingan, jika kepala ibu kita yang kita hormati diinjak oleh orang lain. Adakah karma langsung saat itu yg berbuah untuknya.
Bandingkan dengan bila ibu kita tersebut adalah ibu negara kita. Bagaimana dengan kepala orang yang menginjak itu? Kikikik, sepertinya bisa terbelah berapa ya? Meskipun ibu kita tersebut penuh metta dan bijak, bisakah menjamin keselamatan orang itu?

saya rasa tidak ada istilah menginjak kepala di cerita saccaka. jadi perumpamaan itu tidak masuk.

apa buddha bergitu tidak mau tahu terhadap kelakuan pendukungnya?
fanatik terhadap buddha, apa sikap dewa sakka termasuk fanatik?

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: [ask]sikap Buddha terhadap saccaka
« Reply #21 on: 28 March 2009, 12:55:24 PM »
#



# "Bagaimana kamu menerima di akalmu hal ini Aggivessana, ketika kamu mengatakan demikian: jasmani adalah diri pribadiku, apakah kamu memiliki kekuasaan seperti itu terhadap jasmanimu seperti: 'Biarkan jasmani seperti ini; biarkan jasmani tidak seperti itu?'"
Ketika hal ini dikatakan, Saccaka Niganthaputta diam saja. Untuk kedua kalinya Sang Bhagava berkata kepadanya: "Bagaimana kamu menerima di akalmu hal ini, Aggivessana, ketika mengatakan demikian: 'Jasmani adalah diri pribadiku', apakah kamu mempunyai semacam kekuasaan terhadap jasmanimu seperti: 'Biarkan jasmaniku sebagai demikian; biarkan jasmani tidak seperti itu?' "
Untuk kedua kalinya Saccaka Niganthaputta tetap berdiam saja. Kemudian Sang Bhagava berkata kepadanya: "Aggivessana, jawablah sekarang. Sekarang adalah bukan waktunya lagi untuk berdiam. Apabila seseorang tidak menjawab ketika ditanya tentang Dhamma hingga sampai ketiga kalinya oleh Sang Tathagata, kepalanya akan terbelah tujuh bagian pada waktu itu juga."

# Pada saat itu dewa Vajirapani (dewa halilintar) dengan membawa vajra (vajira) di kepalanya, yang terbakar, menyala, bersinar-sinar muncul di angkasa di atas Saccaka Niganthaputta (sambil berpikir): "Apabila Saccaka Niganthaputta ini tidak menjawab ketika ditanya menurut Dhamma hingga ketiga kalinya, aku akan membelah kepalanya menjadi tujuh bagian sekarang juga." Sang Bhagava melihat dewa Vajirapani dengan perilakunya itu, juga Saccaka Niganthaputta. Ketika itu Saccaka Niganthaputta menjadi takut, menjadi panik dan rambutnya berdiri, sambil mencari Sang Tathagata sebagai tempat berteduh, tempat suaka serta tempat berlindung, ia berkata: "Tanyakanlah aku, Guru Gotama, aku akan menjawab."
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra