Teman-teman ikut sharing pendapat ya?
author=marcedes link=topic=8946.msg149928#msg149928 date=1234513372]
dulu katanya ketika Sang Buddha Gotama mengajarkan Abhidhamma dialam dewa....beliau menggunakan tubuh aslinya untuk mandi,makan,dsb-nya di alam manusia...sedangkan tubuh manifestasi atau kloningan masih ada dialam dewa tetap mengajarkan dhamma.
Yang ada di alam dewa ketika Sang Buddha turun berpindapatta adalah ciptaan batin dan dikendalikan oleh batin, bukan kloningan, mirip seperti Y.A. Culapanthaka, cuma ciptaan batin ini jauh lebih sempurna, tehnik untuk menciptakan kembaran ini ada dijabarkan di Visuddhi Magga.
jika seseorang memiliki kemampuan bathin mampu mengunjungi alam dewa, apakah yang mengunjungi alam dewa tersebut ? jasmaninya (RUPA) atau bathin-nya (NAMA) ?
Jika RUPA bisa mengunjungi alam dewa (seperti hal-nya kunjungkan BUDDHA GOTAMA di surga tavatimsa membabarkan dhamma), apakah di alam dewa tidak ada makanan buat RUPA (jasmani) manusia, sehingga BUDDHA harus tiap hari turun ke bumi berpindapata untuk mempertahankan jasmani-nya?
Jika RUPA tidak bisa mengunjungi alam dewa, maka seharusnya NAMA yang mengunjungi alam dewa dan RUPA ditinggalkan di dunia ini (mungkin dalam kondisi meditatif), sehingga BUDDHA harus tiap hari SADAR KEMBALI dari kondisi meditatif dan berpindapata untuk mempertahankan metabolisme RUPA (jasmaninya) ?
Saudara Dilbert yang baik,
Sang Buddha mengunjungi alam-alam lainnya dengan tubuh, karena nama-rupa adalah tak terpisahkan (bedakan dengan roh dan jasmani yang dipercayai oleh umat agama lain yang dapat dipisahkan) hubungan nama-rupa menurut Buddhis adalah hubungan sebab akibat bukan seperti hubungan antara satu entitas yang menghuni badan tertentu.
Tradisi para Buddha dari masa yang lampau adalah berpindapatta di dunia memberi berkah, sehingga banyak orang memiliki kesempatan berdana kepada Beliau, Sang Buddha sebagai seorang Arahat tidak memiliki lobha terhadap makanan walaupun makanan di alam dewa lebih enak daripada makanan di alam manusia. Para dewa telah memiliki jasa besar sehingga terlahir di alam dewa, Sang Buddha akan menolong lebih banyak orang dengan berpindapatta di alam manusia.
Arahat yang juga tidak mau menerima makanan dari dewa karena ingin menolong manusia adalah Y.A. Maha Kassapa, beliau pernah menegur dewa Sakka karena mencuri kesempatan berdana (berdana dengan menyaru sebagai manusia).
Yang mengunjungi alam dewa dan mengajar adalah Sang Buddha yang utuh.
Ajaran Sang Buddha tak mengatakan bahwa nama dan rupa bisa dipisahkan karena kesadaran muncul berlandaskan rupa, umpamanya kesadaran penglihatan muncul karena adanya indera mata, demikian juga dengan indera pendengaran muncul karena ada landasan indera telinga dsbnya.
Sehingga bila mata lenyap maka kesadaran penglihatan akan lenyap juga seperti yang dialami oleh Y.A. Cakkhupala, bila indera telinga rusak maka kesadaran pendengaran otomatis juga akan lenyap dstnya.
Semoga keterangan ini dapat membantu.
sukhi hotu