Pada dini hari, untuk meninggalkan kerajaan, Padma mengumpulkan para menteri. Di teras istana, telanjang bulat kecuali kalung tulang magis, dan memegang sebuah dorje, lonceng, dan tombak bermata tiga khatvanga, Padma melakukan tarian liar dan murka. Kerumunan yang berkumpul menjadi ketakutan dan para menteri protes. Di antara kerumunan itu terdapat Katama, istri Upta, seorang menteri Raja, dan putera meraka Pratkara. Pangeran melemparkan dorje dan khatvanga kepada ibu dan anak itu. Dorje itu menembus kepala Pratkara dan khatvanga menembus jantung Katama, dan membunuh keduanya. Padma melakukan karma pembunuhan lagi.
The royal city was then besieged by ten thousand evil spirits who sought to prevent the Lotus-Born One from becoming a great and learned [sovereign].... The gates both of the city and palace being closely guarded because of the siege, the Lotus-Born One considered how he might escape. And, putting off his garments, he placed on his naked body magical ornaments made of human bone, and, taking with him a dorje and a trishula, went to the roof of the palace and danced like a mad man. He let both the trishula and the dorje fall below; the prongs of the trishula, striking the breast of the wife of one of the ministers of state, pierced her heart, and the dorje, striking the head of her infant son, penetrated to the brain, and both died. 22
Ini dari dua sumber referensi berbeda, intinya sama, hanya beda penghalusan bahasa.
Intinya buddha padmasambhava telah membunuh orang dan menari telanjang di atap istana.