//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.  (Read 560620 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #735 on: 15 January 2011, 09:40:23 AM »
Bro Fabian yang baik,

Wisdom/Prajna yang dimaksud adalah wisdom/prajna seorang Bodhisattva.

Di dalam tradisi Zen, orang yang berhasil pada tahap ketiga ini telah menjadi seorang Bodhisattva atau minimal seorang Master Zen.

Biasanya sebelum menjadi Master Zen, seorang praktisi Zen mengalami apa yang biasa disebut beberapa pencerahan mendadak/seketika.

Diperlukan latihan eling/mindfulness yang kontinyu dan satu atau beberapa pengalaman hidup ‘pencerahan seketika’ yang tak disangka-sangka datangnya itu untuk menjadi seorang Master Zen.

Namun karena pencerahan seketika itu bersifat pribadi maka seringkali Master Zen enggan menceritakan pengalaman pencerahan seketika itu atau enggan mengaku sebagai Master Zen.

Dalam sejarah Zen, seringkali cerita pencerahan seorang Master Zen itu diperoleh dari teman seperguruan sang Master Zen itu yang menyaksikan sendiri bagaimana temannya mencapai pencerahan mendadak berkat petunjuk Gurunya.


Saya yakin saat ini di dunia ini banyak Master Zen yang menyembunyikan identitasnya dan pencerahannya sehingga tidak diketahui khalayak umum. Master Zen Thich Nhat Hanh termasuk yang diketahui umum, yang tersembunyi mungkin ratusan bahkan ribuan Master.

Pepatah Zen: Sebagai manusia biasa, pikiran tak berkurang. Sebagai Buddha, pikiran tak berlebih.

(Meditasi) Zen adalah semacam pendekatan etika dan psikologis yang sesungguhnya diperlukan oleh semua orang di dunia ini, tak melihat status sosial, etnis, bahkan agama, untuk mencapai ketenangan dan kedamaian individual yang pada akhirnya ‘cahaya’ ketenangan dan kedamaian itu ‘menyebar’ ke seluruh dunia. Sebagaimana meditasi Vipassana itu sendiri yang bersifat lintas agama dan berusaha agar semua orang yang mengikutinya mencapai 'Pandangan Terang'. Correct me if I'm wrongb

 _/\_


Bro Sutarman, karena Mister TNH termasuk yg diketahui umum, artinya beliau tidak menyembunyikan identitas dan pencerahannya, bisakah anda share pengetahuan anda mengenai bagaimana pencapaian pencerahan oleh TNH ini?

bold biru
Bro Sutarman pernah mendengar pengalaman guru Zen yang dapat 'pencerahan mendadak', bisakah anda berbagi cerita tersebut.
karena saya masih bingung dengan 'pencerahan' dimaksud, apakah dimaksud  'masuk arus' ( jadi mahluk Ariya ) atau sekedar mendapat ketenangan mendadak sesudah pikiran yang tadinya 'liar' jadi tenang . ^:)^
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #736 on: 15 January 2011, 09:42:27 AM »
bold biru
Bro Sutarman pernah mendengar pengalaman guru Zen yang dapat 'pencerahan mendadak', bisakah anda berbagi cerita tersebut.
karena saya masih bingung dengan 'pencerahan' dimaksud, apakah dimaksud  'masuk arus' ( jadi mahluk Ariya ) atau sekedar mendapat ketenangan mendadak sesudah pikiran yang tadinya 'liar' jadi tenang . ^:)^

kalau dari komik-komik zen, yg dimaksudkan pencerahan dalam zen itu adalah mengetahui jawaban dari suatu teka-teki.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #737 on: 15 January 2011, 09:50:02 AM »
khan dalam zen tidak ada vinaya ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #738 on: 15 January 2011, 09:55:33 AM »
kalau dari komik-komik zen, yg dimaksudkan pencerahan dalam zen itu adalah mengetahui jawaban dari suatu teka-teki.

emank ZEN itu hanya dari cerita komik ! :o
tidak ada referensi pitaka ? ???

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #739 on: 15 January 2011, 09:57:03 AM »
khan dalam zen tidak ada vinaya ;D

kalau tidak ada Vinaya, patokannya apa dalam menjalankan praktek kehidupan monastik/keBhikkhuan ?
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #740 on: 15 January 2011, 10:02:23 AM »
itu saya masih ingat ada di file 'Biku mian gitar',  ^:)^
tapi bukannya waktu itu TNH lagi show on music bukan sedang acara meditasi !
atau memang TNH sedang meditasi sekalian show musik ? ???

 _/\_

Bro Adi Lim yang baik, ini linknya:

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18103.0

Apakah Bhiksu Thich sedang meditasi atau bukan waktu bermain musik...?

Logikanya demikian:

Dalam Zen dikatakan mindful, eling, sadar setiap saat. Itulah meditasi Zen.

Bila sedang main musik apakah kita bisa mindful atau tidak?
- bila jawabannya bisa mindful berarti yang main musik juga sedang meditasi Zen.
- bila jawabannya tidak bisa mindful berarti meditator zen tidak mindful pada waktu bermain musik, berarti tak cocok dengan pernyataan mindful, eling, sadar setiap saat.

Apakah ketika bermain musik mindful atau tidak mindful?
- bila tidak mindful berarti Bhiksu Thich tidak mengajarkan meditasi Zen yang benar (karena mengajarkan orang tidak mindful).
- bila mindful berarti Bhiksu Thich sedang main musik sambil meditasi Zen. Berarti mengajarkan meditasi Zen diiringi musik.

Mettacittena

« Last Edit: 15 January 2011, 10:04:46 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #741 on: 15 January 2011, 10:40:37 AM »
kalau dari komik-komik zen, yg dimaksudkan pencerahan dalam zen itu adalah mengetahui jawaban dari suatu teka-teki.
Koan itu cara kerjanya seperti waktu Buddha Gotama menyuruh Kisa Gotami mencari biji lada tersebut. Kadang bukan jawaban dari teka-tekinya yang berguna, tetapi apa yang didapat dalam pencarian teka-teki tersebut.

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #742 on: 15 January 2011, 10:41:51 AM »

bro Tesla yg baik,

Plato pun malah lebih awal lahirnya dibanding Sang Buddha.

Plato tidak lebih awal dari Sang Buddha.

Spoiler: ShowHide


Plato, The definite place and time of Plato's birth are not known, but what is certain is that he belonged to an aristocratic and influential family. based on ancient sources, most modern scholars believe that he was born in Athens or Aegina between 429 and 423 BC.

Buddha, The actual date of the Buddha's birth is unknown. According to Buddhist tradition, the Buddha's birth took place in 624 BCE, although some recent estimates place the Buddha's birth much later — perhaps as late as 448 BCE {1}. 560 BCE is one commonly accepted date for the Buddha's birth, and the "historical" date for that event that I adopt here.


saya ingin mengoreksi, bukan Plato yg saya maksud, sory ya bro, udah pikun nih, tapi Pythagoras (sekali lagi sory, karena sama2 pake huruf "P" utk huruf awalnya).

link ttg Pythagoras http://en.wikipedia.org/wiki/Pythagoras
Spoiler: ShowHide

Pythagoras of Samos (Ancient Greek: Ὁ Πυθαγόρας ὁ Σάμιος O Pythagoras o Samios "Pythagoras the Samian", or simply Ὁ Πυθαγόρας; c. 570-c. 495 BC[1]) was an Ionian Greek philosopher, mathematician, and founder of the religious movement called Pythagoreanism. Most of the information about Pythagoras was written down centuries after he lived, so that very little reliable information is known about him. He was born on the island of Samos, and may have travelled widely in his youth, visiting Egypt and other places seeking knowledge. He had a teacher named Themistoclea, who introduced him to the principles of ethics.[2][3] Around 530 BC, he moved to Croton, a Greek colony in southern Italy, and there set up a religious sect. His followers pursued the religious rites and practices developed by Pythagoras, and studied his philosophical theories. The society took an active role in the politics of Croton, but this eventually led to their downfall. The Pythagorean meeting-places were burned, and Pythagoras was forced to flee the city. He is said to have ended his days in Metapontum.

Pythagoras made influential contributions to philosophy and religious teaching in the late 6th century BC. He is often revered as a great mathematician, mystic and scientist, and he is best known for the Pythagorean theorem which bears his name. However, because legend and obfuscation cloud his work even more than with the other pre-Socratic philosophers, one can say little with confidence about his teachings, and some have questioned whether he contributed much to mathematics and natural philosophy. Many of the accomplishments credited to Pythagoras may actually have been accomplishments of his colleagues and successors. Whether or not his disciples believed that everything was related to mathematics and that numbers were the ultimate reality is unknown. It was said that he was the first man to call himself a philosopher, or lover of wisdom,[4] and Pythagorean ideas exercised a marked influence on Plato, and through him, all of Western philosophy.



Berdasarkan catatan kuliah saya ada 3 macam perhitungan Sang Buddha Mahaparinibbana, dari sini kita bisa mendapatkan data kelahiran beliau dengan menambah 80 tahun :
1.   Long chronology – 544 BC (lahir 624 BC)
2.   Short chronology – 386 BC (lahir 466 BC)
3.   Corrected long chronology – 483/480 BC (lahir 563/560 BC)
Keterangan :
1.   Sebelum abad 11 M negara Srilanka, Burma, Thailand menggunakan Long chronology karena mereka berdasarkan perhitungan tradisi saja, bahkan para negara ini telah menyelenggarakan “Peringatan 2500 tahun Sang Buddha Mahaparinibbana” pada th.1956 dan “Peringatan 2550 tahun Sang Buddha Mahaparinibbana”.  Untuk mendukung pandangan ini mereka mencoba menggunakan beberapa inscription (prasasti tulisan kuno) serta Mahavamsa dan Dipavamsa yang mencatat King Asoka naik tahta 218 tahun setelah Sang Buddha Mahaparinibbana.

2.   Berdasarkan tradisi dari India Utara King Asoka naik tahta pada th.270 SM, yaitu 116 tahun (bukunya Vasumitra) atau 100 tahun (Asokāvadāna) setelah Sang Buddha Mahaparinibbana. Tetapi hal ini mendapat tentangan karena Persamuan Agung ke-2 diselenggarakan 100 tahun setelah Sang Buddha Mahaparinibbana. Sehingga pandangan ini dianggap salah perhitungan.

3.   Berdasarkan tradisi dari Selatan (Negara Srilanka, Burma, Thailand) king Asoka naik tahta 218 tahun setelah Sang Buddha Mahaparinibbana. Perhitungan ini dapat dicocokkan dengan Dipavamsa, Mahavamsa dan Samantapasadika (VinA) yang mencatat King Asoka naik tahta th.270 SM. Banyak para scholar menerima perhitungan ini.

Berdasarkan catatan Buddhist text, Mahavira (Jain’s leader/guru kaum Jain), yang bersamaan waktu hidupnya dengan Sang Buddha wafat sebelum Sang Buddha, beliau meninggal th.468 SM atau 478 SM, jika benar demikian maka catatan perhitungan corrected long chronology adalah yang benar.


mettacittena,


« Last Edit: 15 January 2011, 10:49:26 AM by pannadevi »

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #743 on: 15 January 2011, 10:55:54 AM »
begitulah, logikanya kita bisa ambil dari atas dulu, apabila gurunya berpandangan salah maka ke bawahnya bisa semakin salah, dan kita tidak bisa mengetahui semua pandangan2 orang lain yang begitu banyak, bahkan bisa saja penulis sutta pun berpandangan salah khan ;D

maksud bro sejak Konsili pertama Persamuan Agung itu hanya sebuah produk saja yang semacam pencetakan buku jaman sekarang ? wah perlu suatu usaha keras utk membangunkan Sang Buddha utk menanyakan yang sebenarnya.  ;D ;D

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #744 on: 15 January 2011, 10:59:34 AM »
Baru saja saya terpikir beberapa konsekwensi, jadi saya mau tanya bro tesla sebelum melanjutkan. Apa sebetulnya tujuan bro tesla mengatakan panatipata mencakup tumbuhan?



maksud bro Tesla adalah mengaitkan kata awalnya pāṇānaṃ (breathing, usually a living being endowed with the breath of life, p.451)

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #745 on: 15 January 2011, 11:12:44 AM »
Bro Fabian yang baik,

Apakah kerja kolektif ratusan Bhikkhu bisa menjamin KEBENARAN isinya? Tanpa salah sedikitpun?
Bila Bro mengakui BUKAN BUDDHA sendiri yang menulis Tipitaka,
lalu apakah Bro menganggap apa yang DISADARI BUDDHA setara dan sama persis dengan apa yang disadari ratusan Bhikkhu itu?
Zen tetap menjaga sikap skeptis, karena itu Zen disebut ajaran di luar kitab yang berusaha mentransmisikan PIKIRAN BUDDHA yang tidak dapat ditemukan dalam rangkaian kata-kata. Karena kata-kata memiliki keterbatasan mengungkapkan maksud sebenarnya.
Saya berikan contoh: coba Anda deskrispsikan keharuman mawar dan melati dan juga perbedaannya kepada orang yang belum pernah membaui keharuman kedua bunga itu.
Karena itu Zen berusaha menemukan makna sebenarnya dalam praktek meditasi secara langsung. Tipitaka/Tripitaka dan konsep-konsep yang ada di dalamnya hanya semacam pengantar saja untuk tahap yang lebih lanjut yang ditemukan dalam meditasi dan HIDUP itu sendiri.
 
 _/\_

sayang sekali Sang Buddha sudah ditawarin royalti menolak, karena beliau bukan seorang yang berprofesi penulis, kearahatan adalah pencapaian tahap kesucian yang hanya bisa dicapai dg praktek langsung, bukan suatu resep masakan yang bisa diperjualbelikan.

dalam Dh.275 & 276 anda bisa temukan pesan Sang Buddha, dg jelas beliau berpesan
"hanya kita sendirilah yang langsung berpraktek untuk mencapai kesucian (Arahat) tsb, beliau hanya menunjukkan jalan saja".

Quote
275.  Etañhi tumhe paṭipannā, dukkhassantaṃ karissatha;
Akkhāto ve mayā maggo, aññāya sallasanthanaṃ
(dengan menjalani jalan ini kau akan mengakhiri penderitaan jalan yang kutunjukkan ini adalah yang telah kutemui ketika aku mencabut duri diriku.)

276. Tumhehi kiccamātappaṃ, akkhātāro tathāgatā;
Paṭipannā pamokkhanti, jhāyino mārabandhanā.
(perjuangan harus kau laksanakan sendiri Sang Tathagata hanya Penunjuk jalan orang yang melaksanakan meditasi yang mengalami jalan ini akan terbebas dari jerat dan cengkraman Mara.)

dalam konsep Mahayana, Sang Buddha tidak pernah mengajarkan "Ajarannya" beliau hanya duduk sempurna meditasi tanpa mengeluarkan sepatah katapun. jadi sebaiknya kita tidak perlu memperpanjang diskusi ini krn lebih ke Mahayana. bagi saya, sebelum saya mencapai Arahat, maka ajaran beliau yang bisa saya dapatkan dari Tipitaka dapat dipertanggungjawabkan dari pada tulisan karya Buda Hidup. sory bro...saya pribadi masih menganggap Tipitaka dapat dipertanggungjawabkan.

mettacittena,
« Last Edit: 15 January 2011, 11:24:37 AM by pannadevi »

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #746 on: 15 January 2011, 11:30:42 AM »
emank ZEN itu hanya dari cerita komik ! :o
tidak ada referensi pitaka ? ???

 _/\_


khan dalam zen tidak ada vinaya ;D


ohh... maksudnya KOMIK lebih tinggi kedudukannya dan lebih dpt dipertanggungjawabkan daripada TIPITAKA yg ditulis oleh kaum ARAHAT yang amat menjaga Vinaya, begitukah?

tentunya agama baru yang boleh tanpa vinaya, melanggar semua sila dan dapat mencapai PENCERAHAN akan mendapatkan sebanyak2nya umat, yakin dah...

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #747 on: 15 January 2011, 11:43:39 AM »
Bro Adi Lim yang baik, ini linknya:

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18103.0

Apakah Bhiksu Thich sedang meditasi atau bukan waktu bermain musik...?

Logikanya demikian:

Dalam Zen dikatakan mindful, eling, sadar setiap saat. Itulah meditasi Zen.

Bila sedang main musik apakah kita bisa mindful atau tidak?
- bila jawabannya bisa mindful berarti yang main musik juga sedang meditasi Zen.
- bila jawabannya tidak bisa mindful berarti meditator zen tidak mindful pada waktu bermain musik, berarti tak cocok dengan pernyataan mindful, eling, sadar setiap saat.

Apakah ketika bermain musik mindful atau tidak mindful?
- bila tidak mindful berarti Bhiksu Thich tidak mengajarkan meditasi Zen yang benar (karena mengajarkan orang tidak mindful).
- bila mindful berarti Bhiksu Thich sedang main musik sambil meditasi Zen. Berarti mengajarkan meditasi Zen diiringi musik.

Mettacittena


dilihat dari gambarnya, TNH sedang meresapi keindahan alunan musik ! ^-^
jika sedang meditasi atau tidak ! hanyalah TNH yang tahu. :-?

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #748 on: 15 January 2011, 11:52:26 AM »
Karena itu, berlakulah point ke 3 dari Jivaka Sutta: 'kalau kita menduga daging itu disiapkan untuk kita, maka kita tidak memakannya.' Jika kita memang menduga demikian, janganlah makan. Bagaimana jika kita senang menduga-duga bahwa semuanya disiapkan untuk kita? Gampang, jangan makan semuanya, kecuali kita yakin memang itu tidak dipersiapkan untuk kita. Sikap ini berbeda dengan vegetarian-freak yang melihat makan daging seperti memakan makhluk hidup-hidup (=membunuhnya). Kita boleh menghindari jika menduga kita ikut andil dalam pembunuhannya, tapi tetap selalu melihat daging sebagai daging, makanan sebagai makanan, bukan sesuatu yang kotor yang bikin mati kalau dimakan.
nah ini dia intinya, kalau mau melihat lebih jauh, "yg kita makan adalah yg disiapkan utk kita". argumen melihat orang lain (non Buddhist) sbg pasar (market) nya adalah keliru, kalau kita makan yah memang kita marketnya. brp sih dari kita yg makan daging dari mahkluk yg mati krn kecelakaan, tua, sakit?  brp sih yg hanya makan pemberian orang lain tanpa upaya/usaha? makanya saya sebut sila tidak relevan bagi bukan-pertapa.

misalkan shifting dari jual "seafood hidup" menjadi "seafood segar". sebagai konsumennya sebenarnya yah "kita men-tidak tahu kan saja pembunuhannya", padahal jelas2 cuma beda lokasi saja pembunuhannya, dari dapat dilihat (akuarium depan) menjadi tidak dilihat (di dapur). sama saja dg beli daging di pasar, kita men-tidak-tahu-kan pembunuhannya (padahal ya sebenarnya tau jg). kesimpulan saya sih, sbg konsumen ya sama aja, yg ke resto seafood segar tidak lebih baik dari yg ke resto seafood hidup.

lebih lanjut lagi, juga konsumen tidak lebih baik dari tukang jagalnya, distributornya, nelayannya... mau atau tidak saja kita membuka mata kita (pikiran).

Quote
Kembali lagi, seharusnya prioritas adalah mengikis kemelekatan dulu, jika tidak bisa, baru dibatasi sila. Jangan jadikan sila sebagai 'tujuan akhir' karena itu tidak memberikan manfaat maksimal sebagai pengikut Ajaran Buddha. 
ya sila kan tools* utk mengatasi "kemelekatan". makan daging atau sayur sebenarnya ya sama aja. bedanya makan utk bertahan hidup, atau makan utk memenuhi nafsu, begitukan? namun kenyataannya adalah umat awam (yg tidak mirip bro) ya patokannya sila & pelanggaran sila. penghidupan benar ya ga melanggar sila, bukan mengikis kemelekatan. benarkan? patokannya udah jadi sila diperkuat dg Jivaka Sutta lagi yg sebenarnya hanya men-shifting pembunuhan & menurut saya (pada umumnya orang) pura2 tidak tau saja, dari risih jika melanggar sila menjadi tidak risih krn tidak melanggar sila. parahnya lagi peran orang dibalik layar pembunuhan dianggap lebih hina (lebih kotor) sementara orang yg di depan panggung (terima bersih aja udah jadi bangkai) dianggap moralitasnya lebih baik. pemikiran demikian menyebabkan kalau ada nelayan yg jadi Buddhist dianjurkan berhenti, atau peternak, atau penjual pecel lele, dll... ini berlaku utk pengkebun-pensuplai sayur (yg menyiram pestisida), pembuka lahan (yg memusnahkan tempat tinggal beserta mahkluknya)... sebenarnya kita ya sama aja.

Spoiler: ShowHide
saya lebih memilih "menghindari penghambur2an", daripada "menghindari pembunuhan".

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #749 on: 15 January 2011, 12:38:01 PM »
khan dalam zen tidak ada vinaya ;D



ohh... maksudnya KOMIK lebih tinggi kedudukannya dan lebih dpt dipertanggungjawabkan daripada TIPITAKA yg ditulis oleh kaum ARAHAT yang amat menjaga Vinaya, begitukah?

tentunya agama baru yang boleh tanpa vinaya, melanggar semua sila dan dapat mencapai PENCERAHAN akan mendapatkan sebanyak2nya umat, yakin dah...

Mahayana (khususnya Zen) bukan berdasarkan KOMIK, tetapi dharma diajarkan langsung dari hubungan antar guru ke murid. praktisi Mahayana memang lebih berpatokan pada guru, benda hidup daripada Kitab, benda mati. Disini secara fundamental memang antara Theravada dan Mahayana berbeda, sudah nature Mahayanist lebih yakin sama gurunya & Theravadin lebih yakin sama kitabnya. tidak ada titik temu disini... Mahayanist tentu yakin dg guru mereka (mis: TNH).



saran utk semua yg mengkritisi Mahayana
mohon jgn melakukan penyerangan pribadi thd guru mereka. kita tidak tau apakah mereka tercerahkan / tidak. bagaimana mahkluk yg tercerahkan itu ciri2nya saya kira tidak ada yg tau, jd jgn anggap gambaran pencerahan di-pikiran kita adalah yg paling benar, sebab dg gambaran demikian pun (walau berasal dari Kitab Tertinggi) kita belum/tidak tercerahkan sampai sekarang.



apakah Tipitaka dapat dipercaya 100%? <--- imo, disinilah memang thread utk memberi ruang membahas secara kritis dari sudut pandang berbeda. ayo lanjutkan diskusi dg netral... semua tradisi sebenarnya ada **** (cencored) kok, jadi santai aja...

:backtotopic:
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

 

anything