//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.  (Read 560645 times)

0 Members and 6 Guests are viewing this topic.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #675 on: 13 January 2011, 08:15:28 AM »
Penalaran mereka, jika atman tidak ada maka tidak ada yang menerima akibat perbuatan, karena tidak ada yg menerima akibat perbuatan, maka tidak ada akibat perbuatan. Jelas ini pandangan salah terhadap Buddhisme.

Thanissaro yg saya tidak diragukan "Theravadin" jg mempertanyakan kok, "If no-self, then... bla bla bla..." tidak perlu melihat jauh sampai ke Jain, dalam Buddhisme juga ada kritikan thd translate no-self, dan imo, orang yg tidak mengerti kritikan tsb akan melihat seolah-olah, sebentar eternalis, sebentar nihilis. yg bilang no-self, seolah2 Thanissaro bilang self, yg bilang self, seolah2 Thanissaro bilang no-self.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline sutarman

  • Teman
  • **
  • Posts: 68
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #676 on: 13 January 2011, 08:38:57 AM »
Bro Sutarman yang baik, kalau boleh tahu metode meditasi sesuai yang diajarkan master Thich Nhat Hanh inikah yang anda ajarkan...?

Tidak persis sama sih, biasanya saya malah lebih sederhana, intinya dari menit ke menit cuma memahami badan, perasaan, persepsi, pikiran, kesadaran.
Dan saya meluangkan waktu khusus meditasi biasanya pada pagi hari, sekitar jam 3 atau 4 pagi (saya tidur biasanya jam 8 atau 9 malam).
Selebihnya saya mengamati semua tindakan dan ucapan. Misalnya ketika makan, saya akan mengunyah lebih lama dibandingkan orang lain, karena saya menikmati cita rasa makanan dengan penuh rasa takjub dan syukur. Mencuci piring yang bagi banyak orang merupakan beban atau membosankan, saya lakukan dengan senang hati dan lagi-lagi merasa takjub dan syukur dengan berfungsinya anggota gerak badan. Ketika Anda mengambil sebuah benda, Anda mengamatinya pula dengan penuh kesadaran. Bagusnya adalah Zen membuat saya disiplin dalam menempatkan barang, dan saya selalu menjaga kerapian rumah saya. Dan saya ingat dimana sebuah benda ditaruh terakhir kali karena saya melakukannya dengan penuh mindfulness. Itu memang khas dalam Zen.

Quote
Meditasi menurut master Thich Nhat Hanh ini memang beda bro, menurut meditasi Theravada, ini bukan meditasi, ini berpikir bro.
Dalam Theravada pada waktu praktek meditasi tidak diajarkan berpikir demikian, karena meditasi Vipassana Theravada diajarkan untuk melepas (tidak memikirkan) konsep bukan menambah konsep seperti yang diajarkan master Thich Nhat Hanh.

Menurut Theravada pengetahuan Anatta dll yang sesungguhnya muncul pada waktu bermeditasi. Pengetahuan anatta bukan muncul karena direnungkan.

Merenungkan bahwa anicca, dukkha, anatta adalah konsep. Pertimbangan supaya tidak terpenjara oleh konsep anicca, dukkha dan anatta akan dengan halus menyebabkan kita masuk dalam konsep juga, yaitu konsep "anicca, dukkha dan anatta bukan konsep". Jadi konsep dalam konsep. Atau konsep mengatasi konsep.


saya tahu kita berbeda tradisi karena justru Zen menunjuk langsung pada pikiran. Pikiran dalam Zen adalah tak terukur. Pikiran baik dikembangkan sebaliknya pikiran jahat dikendalikan bahkan kalau bisa dimusnahkan. Ini merefer pada petunjuk Sang Buddha itu sendiri. Semua itu untuk menuju pada kesadaran murni yang merupakan isu penting dalam Zen. Dan bagi praktisi Zen, ini bukan sekedar konsep melainkan praktik. Zen lebih mementingkan praktik 'perhatian penuh kesadaran' atau 'konsentrasi pikiran' atau 'mindfulness' atau 'eling' atau apapun sebutannya. Zen berusaha untuk tidak melekat pada istilah atau kata atau bahasa. Ibarat jari menunjuk bulan. Itulah bahasa, kata, istilah, konsep, dll. Itulah pepatah terkenal dari patriak Huineng yang buta huruf namun telah mencapai kesadaran murni. Pikiran adalah Buddha. Itulah pepatah terkenal dari Master Zen Mazu Daoyi yang sangat berani.

Quote
Maaf bro menurut saya (pendapat saya) ini bukan bimbingan meditasi, ini adalah bimbingan filsafat. Meditasi adalah memperhatikan objek, bukan berpikir ngalor-ngidul, walaupun yang dipikirkan adalah Dhamma ajaran Sang Buddha.

Yah mungkin memang beda.
 

Namun dalam tradisi Zen, pikiran adalah awal segalanya. Sesuai petunjuk Sang Buddha itu sendiri dalam Dhammapada. Pikiran adalah sumber dari semua ucapan dan tindakan. Ibarat mencabut rumput (ucapan dan tindakan) bila tidak sampai pada akarnya (pikiran) maka akan sia-sia belaka, karma akan terus tumbuh/muncul, bila kita tidak mencabut hingga ke akarnya, dan tumimbal lahir akan terus terjadi.

Pikiran menemukan pikiran. Buddha menemukan Buddha. Itu juga pepatah terkenal dalam tradisi Zen.

Yah, kita memang berbeda tradisi.

Quote
Mettacittena.

 _/\_

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #677 on: 13 January 2011, 09:05:36 AM »
misalnya ya...
hidup murni, menerima apa yang diberikan, menunggu apa yang diberikan, tanpa mencuri.
dg 1 baris kalimat ini sebenarnya sudah mencangkup byk yg dibawah2nya. kenapa harus dijabarkan terpisah lagi...
Bagian itu didahului dengan "menghindari/menjauhi mengambil apa yang tidak diberikan", lalu maksud bro tesla, di bawahnya itu adalah "overlapped". Pertama-tama saya singgung dulu bahwa ini masih dalam satu sila, jadi bukan seperti sila 'pembunuhan makhluk' muncul lalu 'pembunuhan' tumbuhan muncul lagi di sila lain.

Mengenai penjelasannya, juga tidak 'mubazir' karena "menerima" dan "menunggu" pemberian menjelaskan bahwa selain tidak mengambil apa yang tidak diberikan, petapa Gotama juga tidak meminta dan hidupnya hanya bergantung dari pemberian.
Kejelasan dari sila ini yang membedakan antara petapa yang hanya berjalan dan menerima dana jika dipanggil, dengan petapa yang menyodorkan mangkuk dan meminta dana. Keduanya sama-sama tidak mencuri, namun perilakunya berbeda.


Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #678 on: 13 January 2011, 09:24:53 AM »
yg ini kah maksudnya?

Quote
[4] 1.8. ‘“Menghindari pembunuhan, Petapa Gotama berdiam dengan menjauhi9 pembunuhan, tanpa tongkat atau pedang, cermat, penuh belas kasih, bergerak demi kesejahteraan semua makhluk hidup.”

Quote
1.10. ‘“Petapa Gotama adalah seorang yang menjauhi merusak benih dan hasil panen.

Quote
1.11. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, cenderung merusak benih-benih itu yang tumbuh dari akar-akar, dari tangkai, dari ruas-ruas, dari irisan, dari biji, Petapa Gotama menghindari perusakan demikian.” Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathāgata.’ [6]
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #679 on: 13 January 2011, 09:57:51 AM »
tidak juga, kenyataannya tumbuhan juga tidak memiliki paru-paru, tetapi dikategorikan sbg "pananam" (breathing, bagaimana orang dulu bisa tau kalau tanaman membutuhkan gas ya?). disini yg menarik kalau mau ditarik garis kesimpulan ya memang seperti pada umumnya, pananam ada 3: tumbuhan, hewan, manusia. pada janin, perpindahan gas (oksigen) dan makanan terjadi melalui placenta, ini terjadi sebelum paru2 ada. jadi sila pertama ya sama pada pengertian umumnya, menghindari membunuh tanaman, tumbuhan dan manusia

Kalau mengarti-kan makhluk/being/satta hanya berdasarkan kebutuhan akan udara/gas/semacam-nya maka kita akan bingung dengan kehidupan yang tidak memerlukan udara seperti bakteri an-aerob... karena ada bakteri aerob (memerlukan udara), ada bakteri an-aerob (tidak memerlukan udara/gas) tetapi masih bisa hidup.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #680 on: 13 January 2011, 10:01:18 AM »
Thanissaro yg saya tidak diragukan "Theravadin" jg mempertanyakan kok, "If no-self, then... bla bla bla..." tidak perlu melihat jauh sampai ke Jain, dalam Buddhisme juga ada kritikan thd translate no-self, dan imo, orang yg tidak mengerti kritikan tsb akan melihat seolah-olah, sebentar eternalis, sebentar nihilis. yg bilang no-self, seolah2 Thanissaro bilang self, yg bilang self, seolah2 Thanissaro bilang no-self.

Makanya saya setuju sekali dengan kesimpulan bro TESLA bahwa apa yang dipaparkan di dalam anattalakkhana sutta adalah bahwa pancakhanda bukan atta... tidak dibahas apakah atta itu ada atau tidak, darimana atta itu berawal, apakah atta itu masih ada sesudah parinibbana atau tidak, dst-nya...

Rupaya BUDDHA memang MAHATAHU dan super pintar... hehehe, menyelesaikan polemik yang begitu sulit-nya.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #681 on: 13 January 2011, 12:03:30 PM »
yg ini kah maksudnya?

1.10. ‘“Petapa Gotama adalah seorang yang menjauhi merusak benih dan hasil panen.

1.11. ‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, cenderung merusak benih-benih itu yang tumbuh dari akar-akar, dari tangkai, dari ruas-ruas, dari irisan, dari biji, Petapa Gotama menghindari perusakan demikian.” Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathāgata.’ [6]
1.11 tersebut adalah bagian ke dua (majjhima sila), yang merupakan penjelasan atau pengembangan dari cula sila.
Dalam 1.10 dikatakan benih dan hasil panen, lalu di 1.11 dijelaskan bahwa perusakan akar, batang, dahan, ranting dan benih (tunas) adalah termasuk perusakan benih dan hasil panen tersebut.

Contoh penjelasan lain adalah di 1.10 juga dikatakan tentang menghindari menonton tarian, nyanyian, musik, atau pertunjukan, lalu di 1.13 dijelaskan contoh pertunjukan apa sajakah yang dimaksud.

Contoh penambahan yang berhubungan cula sila adalah di 1.14 menjelaskan pencarian kesenangan yang dihindari bukan hanya dari menonton pertunjukan, tetapi juga dari permainan-permainan lainnya.


Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #682 on: 13 January 2011, 12:43:27 PM »
lalu ini maksudnya dipisahkan gimana ya? (imo kan penjabaran definisi aja)

Kalau menurut bro tesla, sementara tumbuhan, binatang dan manusia sama-sama bernafas (pananam), mengapa dalam sila petapa, pembunuhan dan perusakan tanaman dipisahkan?

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #683 on: 13 January 2011, 01:56:29 PM »
lalu ini maksudnya dipisahkan gimana ya? (imo kan penjabaran definisi aja)

Kalau menurut bro tesla, sementara tumbuhan, binatang dan manusia sama-sama bernafas (pananam), mengapa dalam sila petapa, pembunuhan dan perusakan tanaman dipisahkan?
Maksud saya kalau memang sama-sama 'pembunuhan', maka bagian panatipata sudah mencakup tumbuhan, jadi sila merusak tumbuhan tidak berdiri sendiri, sebagaimana tidak ada dipisahkan pembunuhan manusia dan pembunuhan hewan. 

Kemudian bagian pertama (cula sila) dijelaskan di bagian ke dua (majjhima sila). Sedangkan sila panatipata dan benih itu sama-sama di dalam cula sila juga. Jadi sepertinya itu bukan penjelasan, tapi berdiri sendiri masing-masing. Baru di bagian ke dua, yang tumbuhan itu dijelaskan lebih terperinci.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #684 on: 13 January 2011, 03:53:17 PM »
dalam cula sila paragraf terakhir memang di ulang2 kok utk menegaskan mungkin:

Quote
1.10. ‘“Petapa Gotama adalah seorang yang menjauhi merusak benih dan hasil panen. Beliau makan sekali sehari dan tidak makan pada waktu malam, menjauhi makan pada waktu yang salah.13 Beliau menghindari menonton tari-tarian, nyanyian, musik, dan pertunjukan. Beliau menghindari memakai karangan bunga, pengharum, kosmetik, dan perhiasan. Beliau menghindari menggunakan tempat tidur yang tinggi atau lebar. Beliau menghindari menerima emas dan perak.14 Beliau menghindari menerima beras mentah atau daging mentah, Beliau tidak menerima perempuan atau gadis muda, budak laki-laki atau perempuan, domba dan kambing, ayam dan babi, gajah, sapi, kuda jantan dan betina, ladang dan bidang tanah;15 Beliau menghindari menjadi kurir, membeli dan menjual, menipu dengan timbangan dan takaran yang salah, dari menyuap dan korupsi, dari penipuan dan kemunafikan, dari melukai, membunuh, memenjarakan, perampok jalanan, dan mengambil makanan dengan paksa.” Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathāgata.’

itu perampok jalanan juga dipisahin... tuing??

imo, tumbuhan dipisahkan karena tumbuhan tidak bergerak, jadi ga perlu pakai tongkat/pedang... dg gampang bisa dibunuh... sedangkan utk orang jahat dibedain lagi utk menghilangkan keraguan apakah Buddha membalas jahat dg jahat... secara pasti harus tanya pada Buddha...
« Last Edit: 13 January 2011, 03:54:49 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #685 on: 13 January 2011, 04:46:07 PM »
dalam cula sila paragraf terakhir memang di ulang2 kok utk menegaskan mungkin:
Quote
1.10. ‘“Petapa Gotama adalah seorang yang menjauhi merusak benih dan hasil panen. Beliau makan sekali sehari dan tidak makan pada waktu malam, menjauhi makan pada waktu yang salah.13 Beliau menghindari menonton tari-tarian, nyanyian, musik, dan pertunjukan. Beliau menghindari memakai karangan bunga, pengharum, kosmetik, dan perhiasan. Beliau menghindari menggunakan tempat tidur yang tinggi atau lebar. Beliau menghindari menerima emas dan perak.14 Beliau menghindari menerima beras mentah atau daging mentah, Beliau tidak menerima perempuan atau gadis muda, budak laki-laki atau perempuan, domba dan kambing, ayam dan babi, gajah, sapi, kuda jantan dan betina, ladang dan bidang tanah;15 Beliau menghindari menjadi kurir, membeli dan menjual, menipu dengan timbangan dan takaran yang salah, dari menyuap dan korupsi, dari penipuan dan kemunafikan, dari melukai, membunuh, memenjarakan, perampok jalanan, dan mengambil makanan dengan paksa.” Demikianlah orang-orang biasa akan memuji Sang Tathāgata.’

itu perampok jalanan juga dipisahin... tuing??
Bagian dari 'kurir' sampai 'mengambil makanan dengan paksa' itu adalah menjelaskan tentang penghidupan salah yang dihindari. Ingat ada member yang mengatakan ada pembunuhan yang disetujui Buddha? Aplikasinya seperti ini: Pembunuhan jelas dihindari. Tapi ada orang-orang tertentu membunuh bukan karena kebencian, bukan karena senang menyakiti, namun karena terpaksa untuk mencari makan atau mempertahankan diri. Tetapi di sini Buddha mengatakan pembunuhan demikian juga dihindari.

Penghidupan salah ini diuraikan lagi dalam Maha sila.


Quote
imo, tumbuhan dipisahkan karena tumbuhan tidak bergerak, jadi ga perlu pakai tongkat/pedang... dg gampang bisa dibunuh... sedangkan utk orang jahat dibedain lagi utk menghilangkan keraguan apakah Buddha membalas jahat dg jahat... secara pasti harus tanya pada Buddha...
Ya, tentu sah saja bro tesla berpendapat demikian.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #686 on: 13 January 2011, 05:12:03 PM »
itu perampok jalanan juga dipisahin... tuing??

Bagian dari 'kurir' sampai 'mengambil makanan dengan paksa' itu adalah menjelaskan tentang penghidupan salah yang dihindari. Ingat ada member yang mengatakan ada pembunuhan yang disetujui Buddha? Aplikasinya seperti ini: Pembunuhan jelas dihindari. Tapi ada orang-orang tertentu membunuh bukan karena kebencian, bukan karena senang menyakiti, namun karena terpaksa untuk mencari makan atau mempertahankan diri. Tetapi di sini Buddha mengatakan pembunuhan demikian juga dihindari.
wah susah juga yah, kalau kita kategorikan ini penghidupan salah, tp ini pun tidak mencangkup semua, mengapa perdagangan mahkluk, minuman keras, senjata tidak disebutkan? dan ini sila pertapa kan? kalau sila pertapa kan dah jelas sebenarnya hidup dg menerima aja (tidak ber-usaha seperti perumah tangga) seperti yg dijelaskan sebelumnya.

Quote
Penghidupan salah ini diuraikan lagi dalam Maha sila.

Ya, tentu sah saja bro tesla berpendapat demikian.
pendapat saya sebenarnya sila di sini tidak simetris... mungkin saja dalam pemikiran Buddha, tanaman bukan mahkluk hidup (breathing things) tetapi menjadi kontradiksi dg Vasetha Sutta (yg mengatakan classification birth of breathing things). mungkin Vasetha Sutta adalah penambahan belakang. saya melihat translate pananam menjadi living thing *bukan living being* karena para penterjemah sudah melihat kontradiksi ini. btw patokan pancasila utk upasaka & upasika di sutta mana yah... coba kita teliti lagi dari sumbernya langsung. awal DN ini kan sila pertapa, bukan sila perumah tangga, cmiiw...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #687 on: 13 January 2011, 05:27:22 PM »
Bro Fabian yang baik,

saya berikan kisah Shenhui 神會 yang diketok kepalanya oleh Master Huineng itu.
Shenhui adalah pendiri aliran/zong 宗 , satu dari lima aliran Zen , yang disebut Heze 荷泽 (baca: Hece) atau Heze zong(荷泽宗) - yang sekarang telah punah. Karena itu Shenhui disebut juga Heze Shenhui.

Heze Shenhui (650-758) walau masih muda namun sudah memiliki pemahaman yang cukup mendalam terhadap Dharma.

Suatu hari Master Huineng bertanya kepadanya: “Kamu datang dari jauh. Apa kamu juga membawa yang paling mendasar/basic bersamamu? Coba jelaskan padaku soal itu.”

Shenhui: “Yang paling mendasar adalah ketidakmelekatan. Subjeknya adalah melihat.”

Master Huineng terdiam.

Kemudian Shenhui bertanya: “Saat duduk bermeditasi, Guru melihat atau tidak melihat?”

Master Huineng kemudian menghampiri Shenhui dan mengetok kepalanya lalu berkata: “Saat aku ketok kepalamu, kamu sakit atau tidak?”
Shenhui: “Saya merasa sakit dan tidak sakit”

Bro Sutarman yang baik, bila saya dalam posisi Shenhui inilah jawaban saya: Apakah Master Huineng tidak tahu bagaimana rasanya digetok kepalanya...?

Quote
Huineng: “Kalau begitu aku juga melihat dan tidak melihat.”

Shenhui nampak kebingungan dan kemudian bertanya: “Apa yang Guru maksud melihat dan tidak melihat?”

Huineng: “Aku melihat dengan jelas kesalahanku sendiri dan aku tidak melihat orang lain baik atau buruk, bijaksana atau jahat.”

Shenhui terdiam.

Huineng melanjutkan: “Lalu apa yang kamu maksud dengan sakit dan tidak sakit? Jika kamu merasa sakit berarti kamu sama saja dengan orang biasa yang gampang tersinggung dan marah. Bila kamu tidak merasa sakit berarti kamu sama saja dengan benda mati seperti batu atau kayu.”
Ini kok nggak nyambung dengan topik persoalan yaitu: waktu meditasi master Huineng melihat atau tidak melihat..? Apakah master Huineng sedang meditasi atau sedang introspeksi diri?

Quote
“Melihat - tidak melihat yang kamu kaitkan dengan subjek dalam meditasi itu adalah pandangan ekstrem. Kamu tidak bisa melihat hakikat dirimu sendiri namun masih berani mengolok orang lain?”

(Catatan: yang disebut hakikat diri dalam Zen adalah kesadaran murni dalam diri)

Mendengar penjelasan itu, Shenhui bersujud sebagai tanda penghormatan sekaligus permintaan maaf. Sejak itu Shenhui menjadi murid Patriak keenam Huineng dan Shenhui kemudian menjadi seorang Master Zen yang disegani.
Pertanyaannya sederhana begitu kok tidak dijawab oleh master Huineng...? Malah balik menyerang orang lain...?
Jawabannya sederhana kok cuma ada tiga: 1. melihat   2. tidak melihat     3. tidak tahu....
-----------------------------------------------

Quote
Nah, apakah Bro Fabian sudah memahami apa yang saya maksudkan dengan 'tidak melekat' bahkan kepada kebenaran 'anatta'?
Maaf bro, sejujurnya saya tetap tidak mengerti yang dimaksud "tidak melekat" versi anda...

Mettacittena,



Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #688 on: 13 January 2011, 05:34:14 PM »
:))
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #689 on: 13 January 2011, 05:45:46 PM »
Thanissaro yg saya tidak diragukan "Theravadin" jg mempertanyakan kok, "If no-self, then... bla bla bla..." tidak perlu melihat jauh sampai ke Jain, dalam Buddhisme juga ada kritikan thd translate no-self, dan imo, orang yg tidak mengerti kritikan tsb akan melihat seolah-olah, sebentar eternalis, sebentar nihilis. yg bilang no-self, seolah2 Thanissaro bilang self, yg bilang self, seolah2 Thanissaro bilang no-self.

Seorang bhikkhu Theravadin belum tentu berpandangan benar. Di Thailand ada aliran Dhammakaya yang membuat heboh Thailand, pengikutnya jutaan, mereka memiliki pandangan atta, bukan berpandangan anatta. Pandangan-pandangan mereka kadang lebih mirip Mahayana.

Pandangan bhikkhu Thanissaro sendiri ambigu (tak jelas).

« Last Edit: 13 January 2011, 06:16:29 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata