1. Tanpa keberadaan tuhan, darimana asal kesadaran/personality?
Darimana asal X kalau bukan penyebab dari X?
Darimana asal kesadaran kalau bukan Tuhan?
Lalu darimana asal Tuhan?
-Tuhan adalah
prima causa, tidak berkondisi, tidak diciptakan, dst.
Bentuk kesalahan argumen seperti ini adalah
special pleading, di mana semua argumen lain terbebani suatu kondisi (dalam hal ini: semua hal harus ada penyebabnya) sementara argumennya sendiri mendapat keistimewaan dan dikecualikan.
Jika pernyataan "Tuhan tidak perlu ada penyebabnya" dianggap valid, maka demikian juga pernyataan "Kesadaran tidak perlu ada penyebabnya" adalah sama validnya.
Seandainya kita terima pengecualian tersebut pun, kita juga tidak dapat mengklaim "Tuhan" menurut agama, sekte, denominasi, atau mazhab yang mana yang adalah sosok tersebut. Bisa Adi-Buddha, Maha-Brahma, FSM, Yahwe, Zeus, Ishtar, atau apapun juga. Seperti kesukaan kita pada satu sosok, kadang dari hater jadi fan, dari fans A jadi fans B, maka dalam hal ini juga sama, maka terjadilah perpindahan agama. Bukan masalah benar/salah, hanya pindah fans club ke idol berbeda.
2. Tanpa keberadaan tuhan, darimana standard moral baik buruk ditentukan, termasuk Four Noble Truth?
Standard moral adalah produk dari budaya setempat semata, dan selalu berubah. Tidak ada standard absolut yang berlaku sepanjang jaman dan dalam segala macam kondisi. Misalnya di Alkitab sendiri tertulis siapapun yang memberi persembahan kepada allah lain selain Tuhan (menurut agama kitab itu) harus dihukum mati (Kel 22:20). Jaman dulu di daerah Timur Tengah mungkin inilah yang berlaku, namun sekarang umat Kr1sten yang hidup dalam kebersamaan dan pluralisme seperti di Indonesia, mungkin akan menganggap pembunuhan terhadap orang yang melakukan ibadah keagamaan berbeda adalah tidak bermoral.
3. Apa yang terjadi dengan mereka yang hidup sebelum jaman Buddha? Apa yang membuat Buddha menyatakan diri sebagai satu2nya pembawa ajaran pada saat itu?
Menurut Agama Buddha yang saya ketahui, hidup di jaman apapun semua makhluk terikat oleh karma, perbuatan baik membawa pada kebahagiaan, perbuatan buruk membawa pada penderitaan. Tidak peduli ada Buddha atau tidak, hukum ini berlaku. Dan Buddha Gotama bukanlah Buddha pertama maupun terakhir.
Terlepas dari itu, "satu-satunya pembawa kebenaran" adalah klaim yang ada di hampir semua agama dan adalah hal wajar, kendatipun tidak bermakna apa-apa.
4. jika nibbana ada lah sesuatu di luar konsep baik-buruk, apakah ada benar2 perbedaan antara Hitler 7 Mother Theresa?
Nibbana adalah sebuah konsep Buddhisme yang menjelaskan sesuatu di luar keterkondisian duniawi.
Jadi, jika soto tangkar adalah sesuatu di luar konsep malware dan anti-virus, apakah (bagi yang makan soto tangkar) ada perbedaan antara Conficker dan AVG?
6. Bagaimana pendapat Buddha tentang variasi aliran dalam Buddhism saat ini?
Buddha sudah tidak ada, jadi tidak bisa diinterview.
Kalau menurut saya pribadi, aliran dalam agama apapun adalah sangat wajar sebab otoritas apapun dalam agama, sifatnya adalah subjektif dan tidak definitif.
7. ga penting..berandai2..kira2 "Gimana kalau ternyata ajaran anda salah?"
Jika terbukti salah, harus terima dan berubah. Masa' sudah salah tetep kepala batu?
10. Penekanannya lebih ke nanya ttg Siddharta yang meninggalkan Rahula untuk tumbuh tanpa figure ayah.
Jika seorang prajurit pergi ke baris depan medan perang meninggalkan anak-istrinya, pantaskah kita sebut motifnya adalah "membuat anaknya jadi yatim dan membiarkan istrinya jadi janda kembang"?
Pertanyaan demikian hanya muncul ketika kita berusaha menilai suatu perbuatan tapi tanpa menempatkan diri di situasi orang tersebut.
No. 8 & 9 tidak saya tanggapi karena menurut saya jawabannya subjektif tergantung pemahaman masing-masing orang terhadap Buddhisme itu sendiri.