Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Buddhisme untuk Pemula => Topic started by: dhammadinna on 17 October 2013, 07:57:39 AM

Title: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 17 October 2013, 07:57:39 AM
Ini adalah pendapat saya. Silakan dikoreksi, ditambahkan, atau didiskusikan.

Saya akan menambahkannya satu demi satu, tidak sekaligus.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 17 October 2013, 09:53:42 AM
Pandangan bahwa hidup adalah penderitaan

Pasti, ini adalah interpretasi terburu-buru dari Kebenaran Mulia Pertama, yaitu Kebenaran Mulia tentang Penderitaan*.

Kata "hidup" dalam ungkapan itu adalah biang keroknya. Kata itu begitu luas sehingga bisa diterjemahkan secara salah bahwa Buddhisme tidak mengakui adanya perasaan menyenangkan dan kebahagiaan (duniawi dan adi-duniawi).

Akhirnya, orang yang tidak setuju - mungkin juga karena tidak mau jadi orang pesimis - mengatakan bahwa hidup adalah kebahagiaan. Ini juga tidak tepat. Definisi bahwa hidup=kebahagiaan, artinya dia mengabaikan penderitaan yg sbenarnya memang ada dan merupakan konsekuensi dari hidup maupun konsekuensi dari kekotoran batin.

Intinya, hidup tidak identik dengan penderitaan, juga tidak identik dengan kebahagiaan. Dan ungkapan bahwa hidup = penderitaan, adalah interpretasi yang kurang tepat untuk Kebenaran Mulia Pertama dalam Buddhisme.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Indra on 17 October 2013, 10:03:09 AM
penderitaan itu adalah terjemahan harafiah dari kata "dukkha", dan dalam konteks dukkha, hidup memang penderitaan, sesuai formula, "sabbe sankhara dukkha."
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: K.K. on 17 October 2013, 10:04:08 AM
Pandangan bahwa hidup adalah penderitaan

Pasti, ini adalah interpretasi terburu-buru dari Kebenaran Mulia Pertama, yaitu Kebenaran Mulia tentang Penderitaan*.

Kata "hidup" dalam ungkapan itu adalah biang keroknya. Kata itu begitu luas sehingga bisa diterjemahkan secara salah bahwa Buddhisme tidak mengakui adanya perasaan menyenangkan dan kebahagiaan (duniawi dan adi-duniawi).

Akhirnya, orang yang tidak setuju - mungkin juga karena tidak mau jadi orang pesimis - mengatakan bahwa hidup adalah kebahagiaan. Ini juga tidak tepat. Definisi bahwa hidup=kebahagiaan, artinya dia mengabaikan penderitaan yg sbenarnya memang ada dan merupakan konsekuensi dari hidup maupun konsekuensi dari kekotoran batin.

Intinya, hidup tidak identik dengan penderitaan, juga tidak identik dengan kebahagiaan. Dan ungkapan bahwa hidup = penderitaan, adalah interpretasi yang kurang tepat untuk Kebenaran Mulia Pertama dalam Buddhisme.
Hidup adalah bagian dari hal terkondisi juga, berarti tetap bisa disebut penderitaan seharusnya, bukan?


---
BTW, nice topic.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 17 October 2013, 10:09:56 AM
Bentar ya, ada yang ketinggalan..

*Catatan kaki untuk Kebenaran Mulia Pertama, dari postingan saya sebelumnya.

"Dan, para bhikkhu, apakah Kebenaran Mulia Penderitaan? Kelahiran adalah penderitaan; usia tua adalah penderitaan; kematian adalah penderitaan; dukacita, ratapan, kesakitan, kesedihan dan kesusahan adalah penderitaan. Berkumpul dengan yang tidak dicintai, berpisah dari yang dicintai, tidak mendapatkan apa yang diinginkan adalah penderitaan. Singkatnya, lima gugus kemelekatan adalah penderitaan."

uraian lengkapnya, bisa baca di sini:

dhammacitta.org/dcpedia/DN_22:_Mahasatipatthana_Sutta
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Rico Tsiau on 17 October 2013, 10:36:28 AM
pernah baca, bahkan kebahagiaan (mungkin maksudnya yang duniawi) juga adalah Dukkha dalam versi paling halus. alasannya adalah tidak memuaskan karena kebahagiaan yang dimaksud tak lepas dari anicca.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: K.K. on 17 October 2013, 10:39:09 AM
Bentar ya, ada yang ketinggalan..

*Catatan kaki untuk Kebenaran Mulia Pertama, dari postingan saya sebelumnya.

"Dan, para bhikkhu, apakah Kebenaran Mulia Penderitaan? Kelahiran adalah penderitaan; usia tua adalah penderitaan; kematian adalah penderitaan; dukacita, ratapan, kesakitan, kesedihan dan kesusahan adalah penderitaan. Berkumpul dengan yang tidak dicintai, berpisah dari yang dicintai, tidak mendapatkan apa yang diinginkan adalah penderitaan. Singkatnya, lima gugus kemelekatan adalah penderitaan."

uraian lengkapnya, bisa baca di sini:

dhammacitta.org/dcpedia/DN_22:_Mahasatipatthana_Sutta


Kalau begitu, apakah mendapatkan apa yang diinginkan adalah kebahagiaan; tertawa, senang-senang, hura-hura adalah kebahagiaan; berkumpul dengan yang dicintai, berpisah dengan yang tidak diinginkan adalah kebahagiaan?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Indra on 17 October 2013, 10:40:03 AM
Bentar ya, ada yang ketinggalan..

*Catatan kaki untuk Kebenaran Mulia Pertama, dari postingan saya sebelumnya.

"Dan, para bhikkhu, apakah Kebenaran Mulia Penderitaan? Kelahiran adalah penderitaan; usia tua adalah penderitaan; kematian adalah penderitaan; dukacita, ratapan, kesakitan, kesedihan dan kesusahan adalah penderitaan. Berkumpul dengan yang tidak dicintai, berpisah dari yang dicintai, tidak mendapatkan apa yang diinginkan adalah penderitaan. Singkatnya, lima gugus kemelekatan adalah penderitaan."

uraian lengkapnya, bisa baca di sini:

dhammacitta.org/dcpedia/DN_22:_Mahasatipatthana_Sutta

tidak ada masalah dengan ini, tapi di tempat lain juga disebutkan "sabbe sankhara dukkha", jika "hidup adalah penderitaan" dianggap keliru, maka yg harus dilakukan adalah membuktikan bahwa hidup bukan sankhara
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 17 October 2013, 10:50:07 AM
penderitaan itu adalah terjemahan harafiah dari kata "dukkha", dan dalam konteks dukkha, hidup memang penderitaan, sesuai formula, "sabbe sankhara dukkha."

Hidup adalah bagian dari hal terkondisi juga, berarti tetap bisa disebut penderitaan seharusnya, bukan? 

Menurut pandangan umum, kata 'penderitaan' adalah sekadar perasaan, yaitu perasaan-tidak-menyenangkan.

Jadi, pernyataan bahwa "hidup adalah penderitaan", bisa dengan mudah disalahpahami.

Intinya, "hidup adalah penderitaan", disalah kira, berasal dari "hidup = domanassa vedana" bukan "hidup = dukkha".

Note: domanassa vedana = perasaan tidak menyenangkan.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: K.K. on 17 October 2013, 10:57:11 AM
Menurut pandangan umum, kata 'penderitaan' adalah sekadar perasaan, yaitu perasaan-tidak-menyenangkan.

Jadi, pernyataan bahwa "hidup adalah penderitaan", bisa dengan mudah disalahpahami.

Intinya, "hidup adalah penderitaan", disalah kira, berasal dari "hidup = domanassa vedana" bukan "hidup = dukkha".

Note: domanassa vedana = perasaan tidak menyenangkan.
OK, jadi baiknya istilahnya diganti bagaimana? "Hidup adalah ?" atau "? adalah penderitaan"? Lalu penjelasannya seharusnya bagaimana?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: cumi polos on 17 October 2013, 10:58:25 AM
hidup adalah SULIT TERPUASKAN... :P
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Indra on 17 October 2013, 11:14:01 AM
Menurut pandangan umum, kata 'penderitaan' adalah sekadar perasaan, yaitu perasaan-tidak-menyenangkan.

Jadi, pernyataan bahwa "hidup adalah penderitaan", bisa dengan mudah disalahpahami.

Intinya, "hidup adalah penderitaan", disalah kira, berasal dari "hidup = domanassa vedana" bukan "hidup = dukkha".

Note: domanassa vedana = perasaan tidak menyenangkan.

btw, seberapa umum pandangan umum ini? apakah ada dilakukan uji statistik? atau hanya berdasarkan sampel diri sendiri?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Indra on 17 October 2013, 11:25:00 AM
lalu apa yg harus dilakukan sehubungan dengan pandangan keliru ini? bagaimana solusinya? atau apakah thread ini sekedar daftar pandangan keliru?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 17 October 2013, 11:46:36 AM
lalu apa yg harus dilakukan sehubungan dengan pandangan keliru ini? bagaimana solusinya? atau apakah thread ini sekedar daftar pandangan keliru?

OK, jadi baiknya istilahnya diganti bagaimana? "Hidup adalah ?" atau "? adalah penderitaan"? Lalu penjelasannya seharusnya bagaimana?

Imho, jangan gunakan slogan ambigu itu. Dan tidak perlu cari penggantinya.

Intinya, tidak perlu slogan.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Indra on 17 October 2013, 11:54:50 AM
Imho, jangan gunakan slogan ambigu itu. Dan tidak perlu cari penggantinya.

Intinya, tidak perlu slogan.


sebenarnya di mana munculnya slogan itu? dan siapa pencetusnya?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 17 October 2013, 11:58:20 AM
 [at] indra: tidak tau. Yang jelas, itu dianggap slogan ciri khas Buddhism.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: pirate153 on 17 October 2013, 12:04:02 PM
Imho, jangan gunakan slogan ambigu itu. Dan tidak perlu cari penggantinya.

Intinya, tidak perlu slogan.

IMO slogan itu ga masalah di gunakan selama yang menggunakannya mengerti dan dapat menjelaskan maksudnya
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Indra on 17 October 2013, 12:57:51 PM
[at] indra: tidak tau. Yang jelas, itu dianggap slogan ciri khas Buddhism.

oleh siapa? siapa yg menganggap begitu? bisakah ditanyakan ke mereka yg beranggapan begitu dari mana mereka bisa menyimpulkan demikian? anehnya slogan ciri khas buddhism itu baru saya ketahui dari thread ini.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: morpheus on 17 October 2013, 01:01:55 PM
wah, baru yang pertama udah menimbulkan pro-kontra :))

bantu ngejawab, yang saya denger di luaran, "slogan" itu dipakai sebagai plintiran dan disinformasi dari pengkotbah agama tetangga.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 17 October 2013, 01:11:22 PM
 [at] pirate: imho, walaupun slogan itu diucapkan oleh orang yang bisa menjelaskan, tapi ada kemungkinan dicopy-paste oleh orang yang tidak mengerti.

 [at] indra: masa'?!

 [at] morpheus: tararengkiuu.. Btw, nda apa ada pro kontra, enjoy aja..
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: tesla on 17 October 2013, 02:03:19 PM
Menurut pandangan umum, kata 'penderitaan' adalah sekadar perasaan, yaitu perasaan-tidak-menyenangkan.

Jadi, pernyataan bahwa "hidup adalah penderitaan", bisa dengan mudah disalahpahami.
menurut saya justru slogannya udah bagus kok, "hidup adalah dukkha"

Quote
Intinya, "hidup adalah penderitaan", disalah kira, berasal dari "hidup = domanassa vedana" bukan "hidup = dukkha".
Note: domanassa vedana = perasaan tidak menyenangkan.

menurut saya kata "hidup" itu udah mencangkup keseluruhan. sementara "perasaan" itu cuma satu bagian kecil dari hidup.
jadi justru lucu kalau ditangkap, hidup adalah perasaan tidak menyenangkan.

hidup adalah penderitaan
hidup adalah dukkha
hidup adalah tidak memuaskan
dst...


hidup disini udah mencangkup keseluruhan.
dari lahir sampai mati, bukan sekedar salah satu perasaan yg timbul
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: K.K. on 17 October 2013, 02:07:49 PM
Kalo soal "dari mana" itu sih sepertinya memang banyak terdengar. Toh seperti Ajahn Brahm yang bolak-balik itu karena reaksi dari Paus bahwa Buddhisme itu pesimistik sifatnya.

Menurut saya, mau slogan apapun sebetulnya tidak apa, asalkan yang omong bisa menyampaikan maknanya. "Hidup adalah penderitaan", apakah artinya di dalam hidup cuma ada orang sakit, orang susah, kelaparan, putus cinta, dll? Yah tentu saja tidak. Yang dimaksud dengan penderitaan di sini konteksnya mencakup 2 hal:
-penderitaan yang memang tampak, self-explanatory
-kebahagiaan apapun juga yang tidak bisa dipertahankan dan akan berlalu sesuai kondisi (yaitu: objek kebahagiaannya berubah, atau sikap subjek terhadap objek yang berubah)

Jadi seperti bro Rico di atas singgung, apapun kebahagiaan yang bisa didapat dalam hidup, itu tergolong 'penderitaan' sebab tidak kekal, tidak bisa dipertahankan.

Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: seniya on 17 October 2013, 02:11:20 PM
Saya ingat buku pelajaran sejarah saya waktu SMP/SMA, dalam ulasan sejarah perabadan sungai Gangga di India dibahas tentang munculnya ajaran Buddha. Dikatakan ajaran utama Buddha adalah Empat Kesunyataan Mulia, yaitu:

1. Hidup adalah penderitaan.
2. Sebab penderitaan adalah keinginan/nafsu.
3. Untuk lepas dari penderitaan adalah mencapai Nirwana.
4. Jalan lepas dari penderitaan adalah 8 Jalan Utama.

Buku pelajaran tahun 1990an rata2 isinya seperti ini kalo membahas ajaran Buddha. Entah la kalo buku pelajaran yang sekarang, apakah sudah revisi atau belum.....
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Indra on 17 October 2013, 02:13:02 PM
Saya ingat buku pelajaran sejarah saya waktu SMP/SMA, dalam ulasan sejarah perabadan sungai Gangga di India dibahas tentang munculnya ajaran Buddha. Dikatakan ajaran utama Buddha adalah Empat Kesunyataan Mulia, yaitu:

1. Hidup adalah penderitaan.
2. Sebab penderitaan adalah keinginan/nafsu.
3. Untuk lepas dari penderitaan adalah mencapai Nirwana.
4. Jalan lepas dari penderitaan adalah 8 Jalan Utama.

Buku pelajaran tahun 1990an rata2 isinya seperti ini kalo membahas ajaran Buddha. Entah la kalo buku pelajaran yang sekarang, apakah sudah revisi atau belum.....

untung saya gak belajar Agama Buddha waktu sekolah
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: seniya on 17 October 2013, 02:22:36 PM
untung saya gak belajar Agama Buddha waktu sekolah

Memang bukan buku pelajaran agama Buddha kok:

Saya ingat buku pelajaran sejarah saya waktu SMP/SMA, dalam ulasan sejarah perabadan sungai Gangga di India dibahas tentang munculnya ajaran Buddha. Dikatakan ajaran utama Buddha adalah Empat Kesunyataan Mulia, yaitu:

1. Hidup adalah penderitaan.
2. Sebab penderitaan adalah keinginan/nafsu.
3. Untuk lepas dari penderitaan adalah mencapai Nirwana.
4. Jalan lepas dari penderitaan adalah 8 Jalan Utama.

Buku pelajaran tahun 1990an rata2 isinya seperti ini kalo membahas ajaran Buddha. Entah la kalo buku pelajaran yang sekarang, apakah sudah revisi atau belum.....
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Indra on 17 October 2013, 02:30:34 PM
Memang bukan buku pelajaran agama Buddha kok:


mrk bahkan gak tau bedanya Buddhism dan Hinduism, jadi apa yg bisa diharapkan dari mrk?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Rico Tsiau on 17 October 2013, 02:33:16 PM
so pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme yang pertama yaitu "Hidup Adalah Dukkha" ternyata bukan pandangan umum yang keliru?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: seniya on 17 October 2013, 02:43:49 PM
mrk bahkan gak tau bedanya Buddhism dan Hinduism, jadi apa yg bisa diharapkan dari mrk?

Benar juga, namun setidaknya diperbaiki sedikit tentang Empat Kebenaran Mulia sehingga definisinya sesuai dengan kotbah pertama Sang Buddha.

so pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme yang pertama yaitu "Hidup Adalah Dukkha" ternyata bukan pandangan umum yang keliru?

Kalo "hidup" dimaknai sebagai lahir, tua, sakit, dan mati, maka ini tidak menyalahi definisi Kebenaran Mulia tentang Dukkha spt dlm kotbah pertama Sang Buddha.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Rico Tsiau on 17 October 2013, 02:49:34 PM
Benar juga, namun setidaknya diperbaiki sedikit tentang Empat Kebenaran Mulia sehingga definisinya sesuai dengan kotbah pertama Sang Buddha.

Kalo "hidup" dimaknai sebagai lahir, tua, sakit, dan mati, maka ini tidak menyalahi definisi Kebenaran Mulia tentang Dukkha spt dlm kotbah pertama Sang Buddha.

tentu..
ingat Sabbe Sankhara Dukkha, seperti yang telah disinggung di post sebelumnya, apakah hidup bukan Shankara?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: seniya on 17 October 2013, 03:00:11 PM
tentu..
ingat Sabbe Sankhara Dukkha, seperti yang telah disinggung di post sebelumnya, apakah hidup bukan Shankara?

Tentu saja Hidup bukan Shankara, melainkan Sankhara 8)
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Rico Tsiau on 17 October 2013, 03:01:46 PM
Tentu saja Hidup bukan Shankara, melainkan Sankhara 8)

 :)) :))

salah ketik  ^:)^
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: morpheus on 17 October 2013, 03:04:39 PM
so pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme yang pertama yaitu "Hidup Adalah Dukkha" ternyata bukan pandangan umum yang keliru?
nggak salah kalo bilang hidup adalah dukkha...
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 17 October 2013, 03:32:10 PM
Okee.. Thanks semua atas tanggapannya.

Saya tetap merasa tidak setuju dengan slogan itu. Alasannya, sama seperti postingan awal saya.

Bagi yang masih mau pakai, silakan. Tapi jangan lupa dijelaskan pengertian 'hidup' dan 'penderitaan'.

Sebagai penutup, ada yang bisa copy paste, samyutta nikaya 22:59 ? Dari khanda vagga (samyutta nikaya, buku ke 3).

Saya online pake hp, jadi repot. Bagi yang mau copas, posting dulu kalau mau copas biar tidak dobel (overlap). Lalu tolong tulisannya dirapikan. Tapi kalau tidak ada, nanti saya yang copas kalau sudah bisa online pake komputer.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: K.K. on 17 October 2013, 03:44:00 PM
Okee.. Thanks semua atas tanggapannya.

Saya tetap merasa tidak setuju dengan slogan itu. Alasannya, sama seperti postingan awal saya.

Bagi yang masih mau pakai, silakan. Tapi jangan lupa dijelaskan pengertian 'hidup' dan 'penderitaan'.

Sebagai penutup, ada yang bisa copy paste, samyutta nikaya 22:59 ? Dari khanda vagga (samyutta nikaya, buku ke 3).

Saya online pake hp, jadi repot. Bagi yang mau copas, posting dulu kalau mau copas biar tidak dobel (overlap). Lalu tolong tulisannya dirapikan. Tapi kalau tidak ada, nanti saya yang copas kalau sudah bisa online pake komputer.
Masa' sudah tutup? Baru kasus pertama.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: allthingmustpass on 17 October 2013, 03:48:15 PM
Okee.. Thanks semua atas tanggapannya.

Saya tetap merasa tidak setuju dengan slogan itu. Alasannya, sama seperti postingan awal saya.

Bagi yang masih mau pakai, silakan. Tapi jangan lupa dijelaskan pengertian 'hidup' dan 'penderitaan'.

Sebagai penutup, ada yang bisa copy paste, samyutta nikaya 22:59 ? Dari khanda vagga (samyutta nikaya, buku ke 3).

Saya online pake hp, jadi repot. Bagi yang mau copas, posting dulu kalau mau copas biar tidak dobel. Tapi kalau tidak ada, nanti saya yang copas kalau sudah bisa online pake komputer.

misi suhu, nubi ikut berpendapat

mungkin permasalahannya disini tidak ada kata yang pas untuk padanan kata "dukkha".
karena yang diajarkan Buddha "Sabbe Sankhara Dukkha". dan Dukkha tidak ada padanan yang pas apakah langsung diartikan "suffering=penderitaan",  "ketidakpuasan=dissatisfaction"...

kalau ada statemen, "hidup adalah penderitaan",definisi penderitaan tersebut kebanyakan (ini menurut saya ya) dikategorikan salah satu bagian dari tiga jenis dukkha yaitu dukkha-dukkha (penderitaan fisik/emosional)

Quote
Kata "hidup" dalam ungkapan itu adalah biang keroknya. Kata itu begitu luas sehingga bisa diterjemahkan secara salah bahwa Buddhisme tidak mengakui adanya perasaan menyenangkan dan kebahagiaan (duniawi dan adi-duniawi).
bukan di kata "hidup"nya mungkin ya suhu, tapi luasnya definisi dukkha yang tidak ada padanan langsung yang sesuai, di bahasa indo atau inggris.

Buddhisme mengakui adanya perasaan bahagia kok, tapi itu tidak permanent/berubah. itulah yang mungkin disebut Viparinama-dukkha.
kebahagiaan itu cuma penderitaan yang tertunda

terima kasih
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Rico Tsiau on 17 October 2013, 03:50:32 PM
Masa' sudah tutup? Baru kasus pertama.

belum tutup larrr..

Ini adalah pendapat saya. Silakan dikoreksi, ditambahkan, atau didiskusikan.

Saya akan menambahkannya satu demi satu, tidak sekaligus.

so yang sabar ya nunggunya  ;D
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: allthingmustpass on 17 October 2013, 03:55:39 PM
belum tutup larrr..

so yang sabar ya nunggunya  ;D

yoi jangan ditutup lah.
soalnya kalimat "hidup ini adalah penderitaan" yang pertama kali membuat saya tertarik dengan Buddhisme  ;D .  ketika saya bertanya-tanya apa hidup ini, pertanyaan sangat esensial bagi eksistensi manusia. kalimat "Hidup adalah penderitaan" yang paling sesuai dengan jalan pikiran saya

bukan "Hidup adalah rencana Ilahi", "Hidup adalah untuk memuja X", "Hidup tidak bertujuan/abstrak"
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 17 October 2013, 06:07:16 PM
 [at] allthingmustpass: benar, tadi di pertengahan diskusi, saya juga berpikir hal yang sama. Yaitu tidak ada kata yang tepat untuk dukkha..

 [at] kk: tutup untuk kasus pertama. Masih ada kasus-kasus lainnya.. (tidak pasti kapan postingnya)
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: sl99 on 17 October 2013, 09:49:59 PM
[at] allthingmustpass: benar, tadi di pertengahan diskusi, saya juga berpikir hal yang sama. Yaitu tidak ada kata yang tepat untuk dukkha..

 [at] kk: tutup untuk kasus pertama. Masih ada kasus-kasus lainnya.. (tidak pasti kapan postingnya)

di ganti aja slogannya, dari "hidup adalah penderitaan" menjadi "hidup adalah dukkha"
kemudian jika ada yang ingin mengetahui arti dukkha, baru dijelaskan lebih lanjut.

Ini untuk menghindari salah pengertian dari orang-orang awam.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: adi lim on 18 October 2013, 05:41:17 AM
hidup mengalami penderitaan
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: hemayanti on 18 October 2013, 06:13:47 AM
apakah dukkha bisa diartikan sebagai "tidak memuaskan"?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: juanpedro on 18 October 2013, 10:17:16 AM
Spoiler: ShowHide
(http://s18.postimg.org/44uipgzd5/Note.jpg)
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: melody on 18 October 2013, 10:41:38 AM
Sewaktu kuliah, dosen kewarganegaraan/pancasila pernah tanya ke kelas saya, apa arti hidup menurut agama masing-masing... Saya lupa jawaban agama lain, tapi sewaktu ditanya yang agama Buddha, saya ditunjuk dan ditanya, saya jawab hidup adalah penderitaan. Kalau sis Dhammadinna apakah arti hidup menurut agama Buddha?

"The Buddha acknowledged that there is both happiness and sorrow in the world, but he taught that even when we have some kind of happiness, it is not permanent; it is subject to change. And due to this unstable, impermanent nature of all things, everything we experience is said to have the quality of duhkha or unsatisfactoriness. Therefore unless we can gain insight into that truth, and understand what is really able to provide lasting happiness, and what is unable to provide happiness, the experience of dissatisfaction will persist."
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 18 October 2013, 01:23:01 PM
 [at] sl99, adi lim, hemayanti: bingung juga kata apa yang tepat, silakan gunakan apa yang menurut kalian benar :) Saya hanya menyampaikan kesalahpahaman yang mungkin terjadi dari pernyataan 'hidup adalah penderitaan'.

 [at] melody: "arti hidup" maksudmu adalah "definisi hidup" kan?

Definisi dalam Buddhism, saya tidak tau.

Kalau menurut saya sendiri, hidup adalah segala sesuatu yang dialami oleh si empunya hidup.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 18 October 2013, 03:15:36 PM
Permisi ikut nimbrung.
Pandangan tersebut bisa menjadi kekelirupandangan mungkin karena efek dari mencomot satu point (point pertama saja) dari rangkaian Empat Kesunyataan Mulia.


Menurut saya, point pertama adalah sebagai "pancingan" untuk masuk ke point berikutnya sehingga brubah menjadi hidup adalah bahagia (kebahagiaan sejati) (point terakhir, merealisasi nibbana)


Makanya dikatakan bahwa ajaranBuddha sulit untuk menembus orang yang hidupnya terlalu banyak senangnya.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: K.K. on 18 October 2013, 03:41:00 PM
[...]
Makanya dikatakan bahwa ajaranBuddha sulit untuk menembus orang yang hidupnya terlalu banyak senangnya.
Berarti tepat juga yah dikatakan ajaran buddha cocok untuk orang pesimis yang putus asa.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Kristin_chan on 18 October 2013, 03:46:03 PM
Yg bener sih orang pesimis yang putus asa mudah dipengaruhi ajaran apapun...
Tetangga2 banyak yang nyari tipe2 orang begini buat di brainwash, termasuk aliran buddhist tertentu   :-$ :-$ :-$
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: kakao on 18 October 2013, 03:46:56 PM
salah, yang tepat kita tuh memakai Ajaran Buddha untuk Tameng (kalau ada serangan  ;D ) dan memakainya sebagai pedang menebas jika ada yang kurang senang sama kita  :-[ , demikianlah ajaran Buddha diamalkan ;D ;D ;D , saya rasa :P
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: melody on 18 October 2013, 03:48:35 PM
[at] sl99, adi lim, hemayanti: bingung juga kata apa yang tepat, silakan gunakan apa yang menurut kalian benar :) Saya hanya menyampaikan kesalahpahaman yang mungkin terjadi dari pernyataan 'hidup adalah penderitaan'.

 [at] melody: "arti hidup" maksudmu adalah "definisi hidup" kan?

Definisi dalam Buddhism, saya tidak tau.

Kalau menurut saya sendiri, hidup adalah segala sesuatu yang dialami oleh si empunya hidup.

Tapi tujuan mencapai Nibbana agar tidak terlahir kembali lagi..., Kalau hidup bukan penderitaan knp kita harus berjuang agar tidak terlahir kembali lagi?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 18 October 2013, 04:05:27 PM
Tapi tujuan mencapai Nibbana agar tidak terlahir kembali lagi..., Kalau hidup bukan penderitaan knp kita harus berjuang agar tidak terlahir kembali lagi?

kesimpulan dari diskusi sebelumnya:

salah atau benarnya pernyataan "hidup adalah penderitaan", tergantung kepada pengetahuan orang yang menanggapi pernyataan itu.

Intinya, pernyataan itu tidak salah, tapi bisa disalahpahami oleh orang yang tidak tahu-menahu tentang dukkha, apalagi sankhara.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: sl99 on 18 October 2013, 04:54:42 PM
kesimpulan dari diskusi sebelumnya:

salah atau benarnya pernyataan "hidup adalah penderitaan", tergantung kepada pengetahuan orang yang menanggapi pernyataan itu.

Intinya, pernyataan itu tidak salah, tapi bisa disalahpahami oleh orang yang tidak tahu-menahu tentang dukkha, apalagi sankhara.

+1
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 18 October 2013, 05:26:27 PM
Permisi ikut nimbrung.
Pandangan tersebut bisa menjadi kekelirupandangan mungkin karena efek dari mencomot satu point (point pertama saja) dari rangkaian Empat Kesunyataan Mulia.

Menurut saya, point pertama adalah sebagai "pancingan" untuk masuk ke point berikutnya sehingga brubah menjadi hidup adalah bahagia (kebahagiaan sejati) (point terakhir, merealisasi nibbana)

Makanya dikatakan bahwa ajaranBuddha sulit untuk menembus orang yang hidupnya terlalu banyak senangnya.

kurang tepat. Kok Dhamma yang kudu aktif menembus?

Seharusnya orangnya yang aktif berusaha, terlepas dari senang atau susah hidupnya. Kalau dari pernyataanmu, orang yang hidupnya senang, berarti ga ada harapan, ga bisa berusaha? :D

Yang tepat begini: Dhamma sulit ditembus oleh orang yang mengikuti arus duniawi. Dhamma dapat ditembus oleh orang yang melawan arus duniawi.

Spoiler: ShowHide
Btw, jawaban ini terinspirasi dari status Sam SC, sekitar 2 tahun lalu (jadi untuk menghormati beliau, saya akui ini tidak murni jawaban saya).


berikut kutipan dari Majjhima Nikaya, sutta 26 (Ariyapariyesana Sutta - Pencarian Mulia)

"Mereka yang tenggelam dalam nafsu, terselimuti dalam kegelapan, tidak akan pernah melihat Dhamma yang mendalam ini, yang melawan arus duniawi (patisotagami), halus, dalam, dan sulit dilihat."
__________
Nah, tapi ada orang yang melawan arus duniawi. Ia disebut Patisotagami Puggala.

Definisi Patisotagami Puggala, ada di Anguttara Nikaya, Anusotasutta.

"O, para bhikkhu, apa yang disebut dengan manusia yang melawan arus duniawi? Ia adalah orang yang tidak mengejar kesenangan indria, tidak melakukan kejahatan, dan ia adalah orang yang mempraktikkan kehidupan suci secara sempurna dan murni, meskipun harus disertai oleh linang air mata, sakit, dan penderitaan."
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 18 October 2013, 06:03:33 PM
Berarti tepat juga yah dikatakan ajaran buddha cocok untuk orang pesimis yang putus asa.


Kenyataannya tidak begitu juga.
Ajaran Buddha cocok juga untuk orang yang optimis dan realitis.


Sulit menembus bukan berarti tidak cocok.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: K.K. on 18 October 2013, 06:07:08 PM

Kenyataannya tidak begitu juga.
Ajaran Buddha cocok juga untuk orang yang optimis dan realitis.


Sulit menembus bukan berarti tidak cocok.
Tapi bagaimana orang optimis yang hidupnya merasa senang dan bahagia bisa cocok dengan "hidup itu dukkha"?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 18 October 2013, 06:20:20 PM
Tapi bagaimana orang optimis yang hidupnya merasa senang dan bahagia bisa cocok dengan "hidup itu dukkha"?


Orang yang optimis tentu juga ada mengalami kesedihan dan masalah dalam hidupnya, hanya orang tersebut tidak terlarut-larut dalam masalah negatif yang dialaminya.


Justru Empat Kesunyataan Mulia itu ajaran yang juga cocok untuk orang optimis, karena memungkinkan untuk dicapainya kebahagiaan (nibbana) setelah berhasil mengatasi hambatan-hambatan dan pnderitaan.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 18 October 2013, 06:59:02 PM
kurang tepat. Kok Dhamma yang kudu aktif menembus?

Seharusnya orangnya yang aktif berusaha, terlepas dari senang atau susah hidupnya. Kalau dari pernyataanmu, orang yang hidupnya senang, berarti ga ada harapan, ga bisa berusaha? :D

Yang tepat begini: Dhamma sulit ditembus oleh orang yang mengikuti arus duniawi. Dhamma dapat ditembus oleh orang yang melawan arus duniawi.

Spoiler: ShowHide
Btw, jawaban ini terinspirasi dari status Sam SC, sekitar 2 tahun lalu (jadi untuk menghormati beliau, saya akui ini tidak murni jawaban saya).


berikut kutipan dari Majjhima Nikaya, sutta 26 (Ariyapariyesana Sutta - Pencarian Mulia)

"Mereka yang tenggelam dalam nafsu, terselimuti dalam kegelapan, tidak akan pernah melihat Dhamma yang mendalam ini, yang melawan arus duniawi (patisotagami), halus, dalam, dan sulit dilihat."
__________
Nah, tapi ada orang yang melawan arus duniawi. Ia disebut Patisotagami Puggala.

Definisi Patisotagami Puggala, ada di Anguttara Nikaya, Anusotasutta.

"O, para bhikkhu, apa yang disebut dengan manusia yang melawan arus duniawi? Ia adalah orang yang tidak mengejar kesenangan indria, tidak melakukan kejahatan, dan ia adalah orang yang mempraktikkan kehidupan suci secara sempurna dan murni, meskipun harus disertai oleh linang air mata, sakit, dan penderitaan."


Bukan itu maksud dari "sulit ditembus Dharma". Bisa dikatakan hubungan timbal balik antara orang dan Dharmanya.


"Sulit" bukan berarti tidak ada harapan. Karena mungkin saja orang tersebut juga mengalami masa sedih atau netral, kecuali orang tersebut terus menerus bersenang-senang tanpa henti, saya agak pesimis orang tersebut mau mencari ajaran Buddha dalam hal ini Empat Kesunyataan Mulia yang sedang kita bahas.


Pernyataan saya bahwa "orang yang hidupnya banyak senangnya" bukan berarti hidupnya penuh total kesenangan seumur hidupnya.


Dharma dalam konteks apa yang ditembus oleh orang yang melawan arus duniawi?


Apakah kita termasuk orang yang melawan arus duniawi atau mengikuti arus duniawi?
Apakah kita sudah dapat memahami Dharma?
Mungkin harus ditentukan dulu konteksnya agar tidak terlalu melebar pembahasannya.


Sesuai harapan Sdr. Dhammadinna, agar dapat mengupas satu persatu topiknya.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Alucard Lloyd on 18 October 2013, 08:15:18 PM
ikut berpendapat ya,...

sepemahaman saya ungkapan 4 kebenaran mulia tidak dapat dipisahkan satu persatu karena sudah menjadi kesatuan utuh kalimat ungkapan yang saling menjawab dari awal pernyataannya.

1. hidup adalah duhkka ( penderitaan yang universal )
2. duhkka ada sebabnya
3. sebabnya dapat di hancurkan
4. dihancurkan dengan 8 jalan

jadi disini tidak bisa dibilang hanya point satu saja yang dibahas tetapi keempat point ini secara keseluruhan yang harus dibahas bahkan menurut saya point keempat lah yang harus dibahas lebih dalam karena ini kunci jawaban poin no 1.

kalau saja pont no 1 saja yang dibahas ini akan menjadi keliruan pandangan kita akan masalah kehidupan kita sehari hari yang dapat disusupi dengan salah pandangan kita akan kebenaran mulia ini.

demikian pendapat saya.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Indra on 18 October 2013, 09:54:03 PM

Orang yang optimis tentu juga ada mengalami kesedihan dan masalah dalam hidupnya, hanya orang tersebut tidak terlarut-larut dalam masalah negatif yang dialaminya.


Justru Empat Kesunyataan Mulia itu ajaran yang juga cocok untuk orang optimis, karena memungkinkan untuk dicapainya kebahagiaan (nibbana) setelah berhasil mengatasi hambatan-hambatan dan pnderitaan.

bagaimana pula dengan para dewa yg dikatakan tidak pernah bersedih, setiap hari kerjanya hanya menikmati kenikmatan2 surgawi? apakah "hidup adalah dukkha" bagi mereka?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 18 October 2013, 10:30:02 PM
duhh.. Kenapa jadi begini? Tidaaaakkk... 

Fiuhh tenangkan diri... tenangkan diri...

Bukan itu maksud dari "sulit ditembus Dharma". Bisa dikatakan hubungan timbal balik antara orang dan Dharmanya.

Dhamma itu ibarat pelajaran, bro. Katakanlah, pelajaran fisika. Bagaimana pula kamu mengharapkan pelajaran fisika mengajarimu fisika? Intinya, harus kamu yang menembusnya..

Note: menembus berarti memahami fisika.

Kan ga lucu kalo fisika yang menembus kamu. Berarti pelajaran fisika memahami kamu?

Quote
"Sulit" bukan berarti tidak ada harapan. Karena mungkin saja orang tersebut juga mengalami masa sedih atau netral, kecuali orang tersebut terus menerus bersenang-senang tanpa henti, saya agak pesimis orang tersebut mau mencari ajaran Buddha dalam hal ini Empat Kesunyataan Mulia yang sedang kita bahas.

Pernyataan saya bahwa "orang yang hidupnya banyak senangnya" bukan berarti hidupnya penuh total kesenangan seumur hidupnya.

coba kamu cari di board DC Press, Majjhima Nikaya no.82, yang judulnya Ratthapala Sutta. Kalau sudah baca, kita lanjut diskusi hal ini.

Ini link-nya, tinggal cari no.82:

dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17773.0.html

Quote
Dharma dalam konteks apa yang ditembus oleh orang yang melawan arus duniawi?

keseluruhan Empat Kebenaran Mulia.

Quote
Apakah kita termasuk orang yang melawan arus duniawi atau mengikuti arus duniawi?

Apakah kita sudah dapat memahami Dharma?

di postingan saya sebelumnya, saya sudah tulis definisi orang yang melawan arus. Silakan intropeksi diri masing-masing.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Janindra d' Sihamuni on 19 October 2013, 12:51:37 AM
kebetulan banget,gue juga barusan posting mengenai miskonsepsi umum mengenai Buddhisme di forum sebelah...nih,gue copas pikiran gue ke sini,tapi maap ye kalo ada yang sama  ;D ;D


1.Konsep Ketuhanan Buddha?Buddha tak pernah mengajarkan ada sebuah Person yang dianggap sebagai Tuhan adikuasa (bahasa pali Issara,sansekerta Isvara),beberapa dewa brahma bahkan sempat diluruskan pandangannya oleh Buddha karena mengaku sebagai Issara.Nah,orang-orang jaman sekarang mengatakan Buddhisme memiliki konsep ketuhanan,bahkan Buddha sendiri mengajarkannya...saya dengan tegas akan membantahnya,alasannya nyusul,sebelumnya perlu kita ketahui pandangan Ketuhanan yang menurut orang diajarkan oleh Buddha dan fakta-faktanya.- Konsep Ketuhanan dalam Buddhisme itu HANYA DIANUT oleh UMAT BUDDHA INDONESIA,di negara lain tak mengenal konsep itu.- Konsep Ketuhanan Buddhisme dibagi menjadi 2,yaitu menurut Theravada dan menurut Mahayana- Menurut Theravada,Buddha mengajarkan konsep ketuhanan melalui syair UDANA VII : 3 " KETAHUILAH PARA BHIKKU BAHWA ADA SESUATU YANG TIDAK DILAHIRKAN,YANG TIDAK MENJELMA,YANG TIDAK TERCIPTA,YANG MUTLAK.DUHAI PARA BHIKKU APABILA TIDAK ADA YANG TIDAK DILAHIRKAN,YANG TIDAK MENJELMA,YANG TIDAK TERCIPTA,YANG MUTLAK,MAKA TIDAK AKAN MUNGKIN KITA BEBAS DARI KELAHIRAN,PENJELMAAN, PEMBENTUKAN,PEMUNCULAN DARI SEBAB YANG LALU.TETAPI PARA BHIKKU,KARENA ADA YANG YANG TIDAK DILAHIRKAN,YANG TIDAK MENJELMA,YANG TIDAK TERCIPTA,YANG MUTLAK,MAKA ADA KEMUNGKINAN UNTUK BEBAS DARI KELAHIRAN,PENJELMAAN, PEMBENTUKAN,PEMUNCULAN,DARI SEBAB YANG LALU"-

Menurut Mahayana,terdapat Adi-Buddha (super supreme Buddha atau Buddha Primordial) yang menurut beberapa negara mahayana sebagai Vairocana Buddha,dan di Indonesia sebagai Sang Hyang Adi Buddha (diadopsi dari kepercayaan kejawen kuno mengenai Sang Hyang Adi Wasa)Bantahan :Ingat,Buddha tak pernah mengajarkan tentang adanya Tuhan.Jangan kita mengikuti dan merancukan pandangan kita mengenai Tuhan dengan Agama Samawi.Agama Samawi menganggap Tuhan sebagai personal yang mahakuasa.Dengan banyaknya penganut agama Samawi di dunia ini,sehingga muncul satu kesepakatan mengenai Tuhan (tentunya sesuai dengan konsep Samawi).Nah,dengan itu,kita sebagai penganut Buddhisme,tidak perlu mengatakan bahwa agama Buddha memilki konsep ketuhanan yang berbeda.Kita harus dengan berani dan tegas menyatakan kami yang bernaung di bawah Dhamma sang Buddha,tidak percaya mengenai adanya Tuhan.Toh,ini kan tidak merugikan mereka,malah menurut mereka kita yang rugi karena menghindari Tuhan.Tapi,tentunya dengan tidak percaya pada Tuhan,kita memiliki keuntungan yang jauh lebih besar secara batin

2.Buddhisme mempercayai reinkarnasi?

Banyak yang mengatakan bahwa agama Buddha mempercayai adanya reinkarnasi seperti halnya agama Hindu.Oh,tahan dulu...jika ada yang mengatakan seperti itu,itu adalah suatu pandangan yang tidak benar.Buddhisme tidak pernah percaya akan adanya reinkarnasi.Sebelum menyampaikan bantahan,yuk kita bahas apa itu reinkarnasi yang dipercayai oleh umat Hindu?Reinkarnasi itu adalah konsep dimana setiap makhluk di dunia ini memiliki atman (jiwa) yang kekal,bahkan benda mati sekalipun.Setelah sesosok makhluk (ambil contoh manusia) meninggal,maka jiwanya akan mencari jasmani lain,bisa berupa janin dalam kandungan,bisa berupa binatang,bisa berupa dewa,bahkan bisa berupa pohon atau batu untuk berinkarnasi.Dengan kata lain,kita makhluk hidup itu tak lebih dari sesosok jiwa yang abadi,yang tidak berubah-rubah,walaupun jasmani berpindah-pindahBagaimana dengan Buddhisme?

Ajaran Buddha sangat bertolak belakang dengan konsep reinkarnasi,yang Buddha ajarkan hanyalah TUMIMBAL LAHIR.Sebagian besar makhluk hidup di alam samsara (kecuali arupa brahma dan brahma asannasatta) memiliki 2 elemen fundamental yang membentuknya,yaitu elemen jasmani (rupa),yang terbentuk dari 4 unsur (padat,cair,panas,udara/gerak) dan elemen batin (nama),yang terbentuk pula dari 4 unsur (kesadaran,pencerapan,bentuk-bentuk pikiran,perasaan).Ketika sesosok makhluk meninggal (contoh manusia),maka semua unsur tersebut hancur (jasmani membusuk,batin padam),dan digantikan dengan yang baru.Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena semua makhluk memiliki benih-benih kamma,dan selama masih belum terbebas dari 3 Mara (lobha,dosa,moha) dan Tanha (kemelekatan),maka makhluk tersebut akan terlahir kembali diakibatkan faktor-faktor tadi.Lebih lanjutnya bisa dilihat di 12 lingkaran Paticca Samupada.Jika terbebas dari 3 Mara dan Tanha,makhluk tersebut akan memutus lingkaran tersebut,dan akhirnya merealisasi Nibbana.Elemen Batin perlu ditekankan dalam hal ini.Batin biasa disalah-artikan sebagai Jiwa.Dalam Buddhisme,Batin itu tidak kekal,selalu berubah,padam dan muncul lagi (kecuali mencapai Nibbana),dan Buddhisme juga tidak mengenal konsep Jiwa yang Kekal (atman),sebagai mana yang tertuang dalam poin ke 3 dalam Tilakkhana (tiga corak kehidupan) yakni Sabbe Dhamma Anatta,yaitu segala sesuatu (bukan hanya makhluk hidup) tidak memiliki Inti yang kekal.Oh iya,kelahiran kembali seseorang atau sesosok makhluk,selain ditentukan oleh kamma yang telah dikumpulkannya,juga ditentukan oleh kesadaran terakhirnya sebelum meninggal (Cuti Citta),tetapi sebenarnya kedua hal tersebut berhubungan.Bila sehari2 ia banyak berbuat baik,tentunya sebelum meninggal,akan muncul ingatan-ingatannya saat berbuat baik,sehingga ia akhirnya terlahir di alam bahagia.

3.Umat Buddha rajanya nyembah berhala

Banyak petinggi agama lain,yang mengecam Buddhisme adalah agama yang penuh dengan ritual-ritual aneh,dan yang paling sering disinggung adalah UMAT BUDDHA MENYEMBAH PATUNG BUDDHA.Bila anda telah belajar Dhamma,tentunya anda tahu itu adalah salah,kan? bagi yang belum paham,ini penjelasannya :Mengenai ritual-ritual aneh dan penyembahan patung,Buddha mengajarkan ada 7 faktor penghambat terjadinya pencerahan (CMIIW),salah satunya adalah Silabbataparamasa,yaitu menganggap dengan melakukan upacara dan ritual,kita menjadi suci.Nah terjawab sudah kan? artinya kita sebagai umat Buddha,boleh melakukan upacara atau ritual,selama tujuannya baik (misalnya mengadakan pattidana,atau abhisekkha rupang Buddha),dan kita tidak menganggapnya sebagai jalan menuju nibbana.Jadi,upacara itu harus lebih diutamakan MAKNANYA ketimbang kuantitas dari upacara tersebut (misalnya,kalo mau pattidana,harus pake samseng lah,pake sams*ng lahh,itu adalah salah).Mungkin beberapa penganut Buddhisme yang kurang paham (hanya berdasarkan tradisi atau istilah bekennya agama buddha tradisi ) masih menganggap upacara dan ritual itu lebih penting kuantitasnya,walaupun itu berarti harus menyimpang dari Dhamma.

Rupang atau patung Buddha bukan dibuat untuk menyembah,men-tuhan-kan,mendewakan,mengadu,memohon kepada Buddha (atau patung itu sendiri).Rupang Buddha adalah salah satu simbol untuk mengenang sosok sang Buddha,dimana kita bisa memvisualisasikan sosok Buddha yang Agung melalui Rupang tersebut.Kita menghormat dengan anjali,bernamaskara,membaca paritta di depan Rupang Sang Buddha,bukan supaya dapat rejeki,dapat jodoh,dll.Itu adalah salah satu cara untuk berbuat baik melalui ucapan dan pikiran,menguntungkan diri sendiri dan makhluk lain,juga sebagai cara untuk menghormati sosok Buddha.Makanya,coba deh cek di buku paritta,ada sebuah bait menuliskan "Buddhapatima (Rupang Buddha) ini,telah dibuat dan disemayamkan oleh umat Buddha,demi sang Bhagava sendiri,untuk mengenang dan menumbuhkan kekuatan keyakinan kami kepada Beliau".

Rupang Buddha juga tidak sembarangan,rupang Buddha yang kita beli di toko souvenir terus kita puja di altar,pasti akan terasa aneh.Makanya,biasanya jika seorang umat membeli rupang Buddha,maka ia mengundang bikkhu sangha untuk melakukan upacara abhisekkha.Upacara ini bukan asal-asalan,tetapi memiliki makna yang mendalam.Bikkhu sangha sebagai perwakilan siswa Buddha sendiri,yang telah menjaga silanya dengan baik,mengukuhkan rupang Buddha tersebut sebagai perwakilan dari sosok Buddha yang akan digunakan sebagai objek penghormatan bagi umat.Mengapa harus Bikkhu? Karena Bikkhu adalah perwakilan Buddha,juga sebagai perwakilan permata arya Sangha,Beliau telah menjaga silanya dengan baik.

Biasanya Bikkhu membacakan paritta pemberkahan saat upacara abhisekkha,tujuannya adalah semoga dengan mengingat Tiga Permata,para dewa dapat melindungi si umat,juga dapat membawa kebahagiaan bagi si umat.Jadi,bukan sebagai mantra komat-kamit omong kosong.Biasanya orang salah paham mengatakan patung Buddha harus "diisi" terlebih dahulu sebelum dipuja di altar,bahkan lebih parahnya disalahartikan sebagai abhisekkha.Abhisekkha berbeda dengan kegiatan "isi-isi" patung.Ritual "mengisi" patung hanya ada dalam ajaran Tao.Karena adanya akulturasi Buddhisme dan Tao di daratan Tiongkok,maka jadilah anggapan seperti itu.Abhisekkha itu jauh berbeda dari ritual mengisi.Dikatakan sebuah patung harus diisi,dibacakan mantra,sehingga ada dewa yang berkenan tinggal dalam patung tersebut dan memberkahi umat,konyolnya dikatakan juga patung buddha harus di khai guang (bahasa tiongkok ritual mengisi) biar Buddha betah tinggal di patung tersebut x_x Jadi,jangan takut untuk membuat altar Buddha sendiri di rumah.Cukup beli rupang Buddha (ukurannya sesuaikan dengan altar),beli sebuah saja,terus bawa ke vihara untuk minta tolong ke Bikkhu bacain paritta pemberkahan,paling lama setengah jam udah selesai kok,abis itu bawa pulang naruh di altar deh...tenang,bikkhu ga bakalan mungkin mau "ngisi" hal-hal aneh dalam rupang Buddha.

4.Baca paritta = berdoa = baca mantra

Banyak sekali orang menyalah-artikan kegiatan membaca paritta sebagai tindakan berdoa,memohon,bahkan mendaraskan mantra.Padahal sebenarnya beda banget lho.Paritta artinya "perlindungan,pemberkahan" dalam Bahasa Pali.Isi Paritta itu ga sembarangan,tentu saja isinya sebagian besar adalah khotbah dari Buddha sendiri,sisanya adalah bait-bait yang digubah oleh orang terpelajar (misalnya raja Rama ke V yang menggubah paritta Pattidana.Bukan berarti paritta itu melenceng dari Dhamma karena ada bait gubahan orang lain,bait gubahan tersebut sebenarnya adalah Dhamma yang dirangkaikan,bukan berasal dari pandangan baru).

Khotbah-khotbah sang Buddha yang memiliki kekuatan untuk melindungi atau memancarkan kekuatan tertentu,dimasukkan dalam golongan paritta (misalnya Ratana Sutta,Khotbah sang Buddha yang bisa mencegah makhluk jahat melukai kita.Karaniya Metta Sutta,Khotbah yang bisa membuat makhluk di sekitar kita berbahagia,Atanatiya Sutta,Khotbah yang berisi bait perlindungan gubahan raja Dewa cattumaharajika,raja Vessavana,tujuannya untuk menundukkan makhluk halus yang jahat).Mengapa memiliki kekuatan? Karena isi paritta2 tersebut tidak lain adalah KEBENARAN,dimana karena kebenaran tersebut,akan muncul kekuatan tersendiri,juga dapat menyadarkan makhluk lain.Ambil contoh Ratana Sutta,bait pertamanya sangat menyentuh.isinya "Wahai makhluk yang berada di sekitar sini,semoga kalian semua berbahagia.Lindungilah manusia dengan baik,sebagaimana mereka telah menghaturkan sesajian kepadamu",lalu dilanjutkan dengan sifat-sifat luhur Buddha,Dhamma,Sangha yang tentunya juga memiliki nilai Kebenaran.Selain itu,bait-bait gubahan dari orang tertentu dalam paritta,biasanya berisi pengharapan,dan perlindungan,yang tentunya didasari oleh keyakinan kuat pada Tiratana,serta syair pelimpahan jasa bagi para leluhur yang meninggal.Makanya jangan heran di paritta sering kita temui kalimat "berkat kebenaran ini,semoga kesejahteraan ada pada Anda".

Jadi,dalam pembacaan paritta,ada 2 kekuatan utama,yakni kekuatan kebenaran,dan kekuatan keyakinan kuat,yang semuanya berasal dari Tiratana.So,beda jauh berdoa en baca mantra,dengan membaca paritta

 ^:)^ ^:)^
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 19 October 2013, 05:29:35 AM
^ ^ ^ Thanks.. Cukup, cukup.. jangan copas semua, jadi ga seru..
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: K.K. on 19 October 2013, 08:06:58 AM
bagaimana pula dengan para dewa yg dikatakan tidak pernah bersedih, setiap hari kerjanya hanya menikmati kenikmatan2 surgawi? apakah "hidup adalah dukkha" bagi mereka?
Buddhisme tidak cocok untuk orang bahagia, para deva dan brahma yang tidak merasakan kebahagiaan. Paling cocok untuk penghuni avici, setan kelaparan, binatang, dan manusia yang banyak menderita, karena bisa langsung melihat hidup adalah penderitaan.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 19 October 2013, 09:19:38 AM
Dikatakan bahwa Alam manusia adalah alam yang paling cocok untuk diajarkan Dharma karena tidak terlalu banyak penderitaan dibandingkan alam di bawahnya (binatang, setan, atau neraka), dan tidak terlalu banyak kesenangan seperti alam di atasnya (alam dewa atau brahma).

Penderitaan dan kesenangan bersifat relatif. Dalam suatu kejadian banjir, bisa dilihat sebagai musibah oleh sebagian orang tapi bisa dilirik sebagai lahan untuk mengais rejeki oleh orang tertentu.

Jadi tidak mengagetkan kalau point pertama dari Empat Kesunyataan Mulia ini bisa dipandang keliru oleh orang tertentu. Karena tidak ada ajaran yang bersifat benar secara universal (dalam arti dipahami, dibenarkan atau disetujui semua orang secara sekaligus).

Saya sendiri juga masih mendalami arti dan berusaha untuk dapat mengehipassikokan ajaran tersebut.
Semoga topik kali ini bisa membuat saya/kita mengalaminya lebih jelas.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 19 October 2013, 09:36:05 AM
Meluruskan pandangan sendiri saja sudah sangat sulit menurut saya apalagi untuk meluruskan pandangan orang umum.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: K.K. on 19 October 2013, 09:51:21 AM
Dikatakan bahwa Alam manusia adalah alam yang paling cocok untuk diajarkan Dharma karena tidak terlalu banyak penderitaan dibandingkan alam di bawahnya (binatang, setan, atau neraka), dan tidak terlalu banyak kesenangan seperti alam di atasnya (alam dewa atau brahma).

Penderitaan dan kesenangan bersifat relatif. Dalam suatu kejadian banjir, bisa dilihat sebagai musibah oleh sebagian orang tapi bisa dilirik sebagai lahan untuk mengais rejeki oleh orang tertentu.

Jadi tidak mengagetkan kalau point pertama dari Empat Kesunyataan Mulia ini bisa dipandang keliru oleh orang tertentu. Karena tidak ada ajaran yang bersifat benar secara universal (dalam arti dipahami, dibenarkan atau disetujui semua orang secara sekaligus).

Saya sendiri juga masih mendalami arti dan berusaha untuk dapat mengehipassikokan ajaran tersebut.
Semoga topik kali ini bisa membuat saya/kita mengalaminya lebih jelas.

Misalnya ada pendapat: "mie ayam enak", karena enak dan tidak enak sifatnya relatif, berarti kebenaran "mie ayam" itu juga relatif.

Demikian juga kalau penderitaan itu relatif, berarti kebenaran buddha-dhamma sifatnya relatif juga donk?
Bagaimana penjelasannya?


Meluruskan pandangan sendiri saja sudah sangat sulit menurut saya apalagi untuk meluruskan pandangan orang umum.
IMO, peran terbesar penyebaran kesalahan pandangan umum terhadap Buddhisme adalah dari umat Buddha sendiri.

Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: melody on 19 October 2013, 01:08:03 PM
Buddhisme tidak cocok untuk orang bahagia, para deva dan brahma yang tidak merasakan kebahagiaan. Paling cocok untuk penghuni avici, setan kelaparan, binatang, dan manusia yang banyak menderita, karena bisa langsung melihat hidup adalah penderitaan.


Para deva tidak merasakan kebahagiaan? Penderitaan maksudnya? Para Deva apa bisa mengingat kehidupan sebelumnya? Bagaimana cara mereka mengenal Dhamma, apakah ada kitab suci di sana?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: K.K. on 19 October 2013, 01:36:44 PM

Para deva tidak merasakan kebahagiaan? Penderitaan maksudnya? Para Deva apa bisa mengingat kehidupan sebelumnya? Bagaimana cara mereka mengenal Dhamma, apakah ada kitab suci di sana?
Salah tulis, seharusnya para deva yang tidak merasakan penderitaan.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 19 October 2013, 02:35:20 PM
Misalnya ada pendapat: "mie ayam enak", karena enak dan tidak enak sifatnya relatif, berarti kebenaran "mie ayam" itu juga relatif.
Enak dan tidak enak sendiri pun masih bersifat relatif.
Konsep enak dan tidak enak tiap orang adalah berbeda-beda.
Ada enak biasa, lumayan atau enak bangat (lezat), dll.


Quote
Demikian juga kalau penderitaan itu relatif, berarti kebenaran buddha-dhamma sifatnya relatif juga donk?
Bagaimana penjelasannya?
Kebenaran (absolut) tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata maupun dipikirkan karena akan jatuh pada kebenaran duniawi yang bersifat relatif (berkondisi).
Misalnya ketika kita mengatakan bahwa "hidup adalah dukkha" (perasaan derita, senang, atau netral) maka kata-kata tersebut bisa disalahtafsirkan, tidak ditanggapi atau bisa juga disetujui, oleh orang lain.


Namun ketika orang tersebut mengalami langsung kondisi hidup yang berubah-ubah sehingga timbul perasaan takut, senang, tidak bahagia, dll maka konsep kebenaran tentang "hidup adalah dukkha" menjadi tidak relevan lagi atau tidak nyambung karena dia telah mengalami sendiri.
Makanya dikatakan pengalaman adalah guru terbaik atau anjuran yang cukup tenar adalah datang dan buktikan sendiri (coba sendiri).



Quote
IMO, peran terbesar penyebaran kesalahan pandangan umum terhadap Buddhisme adalah dari umat Buddha sendiri.
Kurang tahu juga kalau masalah ini. makanya dikatakan, pada saat Sang Buddha mencapai Penerangan Sempurna, Beliau sempat memutuskan untuk tidak membabarkan AjaranNya. mungkin ini salah satu pertimbanganNya, manusia banyak yang belum berkompeten untuk menjangkau DharmaNya.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 19 October 2013, 02:55:41 PM
Point pertama dari Empat Kebenaran Arya jika tidak diakui atau disetujui, maka akan sulit untuk melangkah ke tiga point berikutnya.
Karena tujuan ajaran Buddha sendiri adalah melepaskan diri dari penderitaan dan meraih kebebasan (nibbana).

Jika kita tidak mengakui bahwa hidup ini pada dasarnya adalah dukkha (derita) maka sulit sekali untuk mencari jalan pembebasannya.
Mirip seperti orang pada umumnya, ketika sedang bersenang-senang hatinya, cenderung mengingat tuhan, dewa puja, Dhamma atau orang tuanya.

Ketika sedang mengalami masalah (terutama yang berat) dengan sendirinya teringat akan apa yang dianggap sebagai pelindung atau yang dapat mengatasi masalahnya.

Umumnya, orang baru mau meminta maaf atau bertobat dengan tulus jika sudah mengakui kesalahannya lebih dulu. Setelah mengakui kesalahan maka dia seharusnya bertekad untuk merubah kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi. Dan kalau bisa menrubah yang jelek/salah tadi menjadi yang baik dan mengembangkannya.

Seseorang bisa menganggap orang yang mengucapkan "hidup adalah penderitaan" sebagai pesimis karena mereka tidak mengetahui apa yang ingin disampaikan dibaliknya.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: seniya on 19 October 2013, 03:18:32 PM
Point pertama dari Empat Kebenaran Arya jika tidak diakui atau disetujui, maka akan sulit untuk melangkah ke tiga point berikutnya.


Empat Kebenaran Mulia memang bukan untuk diakui ataupun disetujui, melainkan dipahami sebagaimana adanya (KM1 ttg dukkha), ditinggalkan/dilenyapkan (KM2 ttg sebab dukkha), dicapai/direalisasikan (KM3 ttg akhir dukkha), dan dikembangkan/dipraktekkan (KM4 ttg jalan menuju akhir dukkha) [ref. SN 56.11 Dhammacakkappavattana Sutta]
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 19 October 2013, 03:18:42 PM
Btj, saya mau tanya. Apakah menurutmu, segala sesuatu yang terkondisi adalah tidak kekal?

 [at] all: saya baru aja kepikiran satu cara untuk btj. Dan saya penasaran. Ahaha.. Coba kasih saya kesempatan diskusi berdua dulu sama btj ;D
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 19 October 2013, 04:36:32 PM
Btj, saya mau tanya. Apakah menurutmu, segala sesuatu yang terkondisi adalah tidak kekal?
Tidak kekal bisa dilihat dari :
- sisi negatif (tidak membahagiakan) karena tidak dapat mempertahankan hal yang kita sukai (membahagiakan) dan
- sisi positifnya adalah perkembangan atau perubahan yang tidak ada batasnya, sehingga memungkinkan hal-hal yang tidak disukai (menyedihkan) menjadi lenyap atau tidak bertahan selamanya.
- sisi ideal adalah dapat melihat segala sesuatu sebagaimana apa adanya. tidak melekat pada salah satu sisi.


Sehingga :
Segala sesuatu yang terkondisi adalah tidak kekal, ditinjau dari objek yang itu sendiri,  tapi sifat terkondisi itu sendiri adalah kekal.

Quote
[at] all: saya baru aja kepikiran satu cara untuk btj. Dan saya penasaran. Ahaha.. Coba kasih saya kesempatan diskusi berdua dulu sama btj ;D


Waduh diajak berduaan nih, hehehe
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 19 October 2013, 04:57:26 PM
Oke, berarti segala sesuatu yang terkondisi tidak kekal. Lalu, jawab 3 pertanyaan berikut dengan jawaban 'ya' atau 'tidak'.

1. Jika ada yang tidak setuju dengan fakta tsb, lantas apakah sesuatu yang tidak kekal menjadi kekal?

2. Apakah orang yang hidupnya susah, bisa melihat ketidakkekalan?

3. Apakah orang yang hidupnya senang, bisa melihat ketidakkekalan?

Brb, ntar malem baru online lagi, ada urusan.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 20 October 2013, 03:54:21 AM
Oke, berarti segala sesuatu yang terkondisi tidak kekal. Lalu, jawab 3 pertanyaan berikut dengan jawaban 'ya' atau 'tidak'.

1. Jika ada yang tidak setuju dengan fakta tsb, lantas apakah sesuatu yang tidak kekal menjadi kekal?

2. Apakah orang yang hidupnya susah, bisa melihat ketidakkekalan?

3. Apakah orang yang hidupnya senang, bisa melihat ketidakkekalan?

Brb, ntar malem baru online lagi, ada urusan.


Kekal atau tidaknya sesuatu hanya sebuah konsep. saya tidak tahu persis arti dari anicca karena kadang suatu bahasa tidak dapat mewakili atau mengartikan persis dari :
bahasa lain (apalagi tentang Dharma) atau
Kebenaran itu sendiri.


Jika kata anicca arti yang paling tepat adalah tidak kekal maka 3 pertanyaan tersebut pun tidak dapat (dipaksa) dijawab hanya dengan "ya" atau "tidak" (ini mirip seperti cara yang digunakan pengacara dalam menjebak tersangka di pengadilan).


Padahal di sini kita kan seharusnya berpikir sebebas mungkin (kritis) untuk menghindari jebakan konsep lebih dalam.


Jika 3 point tersebut dituju hanya kepada saya pribadi maka jawaban saya tentu bersifat mutlak, tidak dapat diganggu gugat lagi dengan pandangan siapapun.
Tapi bila yang ingin disurvey adalah manusia secara umum (orang banyak) maka tentu jawabannya bisa relatif (bervariasi).


Secara umum saya jawab :
Ya dan tidak, untuk 3 point di atas.

Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 20 October 2013, 04:38:34 AM
Btj, berikan contoh, bahwa ketidakkekalan bisa bersifat relatif.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: The Ronald on 20 October 2013, 08:35:58 AM
klo menurutku...memang hidup berkondisi, tp tidak berarti semua kehidupan merupakan dukkha ( definisi Dukkha di SN), di SN juga ada 3 jenis kebahagiaan... kebagiaan yg pertama krn terpuaskan napsu indria, ke 2 krn pencapaian jhana, ke 3 adalah krn merealisasikan nibanna, ke 3 jenis ini dpt di peroleh saat masih hidup,  jd kebanyakan term hidup adalah penderitaan..di pake oleh org2 yg menganggap dlm kehidupan tidak ada yg namanya kebahagian yg bisa di peroleh, dan sepertinya salah kaprah, jika kehidupan memang sepenuhnya menderita...tentu banyak yg bosan terhadapnya..tp kenyataannya tidak demikian..jutru krn adanya kebahagiaan indria yg semu maka org merindukannya, jd kupikir ga tepat hidup adalah penderitaan dlm konteks ini, tp hidup adalah tidak stabil berubah, dan tidak stabil, berubah itu menghasilkan penderitaan ya..ini tepat..penderitaannya terjadi pada saat perubahannya terlihat..
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 20 October 2013, 10:49:51 PM
Btj, berikan contoh, bahwa ketidakkekalan bisa bersifat relatif.


Contohnya api.
Kita ambil sebatang korek api dan menyalakannya. setelah kayu korek apinya habis terbakar maka apinya ikut padam.
Tapi kapanpun kita mau, asalkan sebab dan kondisinya memungkinkan maka kita dapat membuat api menyala lagi.


Apakah api bersifat kekal atau tidak kekal?

Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 20 October 2013, 10:57:19 PM
Kembali ke topik,
Ketika suatu Kebenaran Mutlak/Hakiki diterjemahkan atau diungkapkan ke dalam kata-kata, maka Kebenaran tersebut akan jatuh pada konsep belaka sehingga hukum yang menyatakan bahwa "hidup adalah dukkha" dapat diinterpretasikan bervariasi oleh orang banyak.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: adi lim on 21 October 2013, 05:51:56 AM
Kembali ke topik,
Ketika suatu Kebenaran Mutlak/Hakiki diterjemahkan atau diungkapkan ke dalam kata-kata, maka Kebenaran tersebut akan jatuh pada konsep belaka sehingga hukum yang menyatakan bahwa "hidup adalah dukkha" dapat diinterpretasikan bervariasi oleh orang banyak.

di kalangan sendiri aja tidak bisa dibendung apalagi membendung umat tetangga
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: seniya on 21 October 2013, 07:57:28 AM
Kembali ke topik,
Ketika suatu Kebenaran Mutlak/Hakiki diterjemahkan atau diungkapkan ke dalam kata-kata, maka Kebenaran tersebut akan jatuh pada konsep belaka sehingga hukum yang menyatakan bahwa "hidup adalah dukkha" dapat diinterpretasikan bervariasi oleh orang banyak.

Bahkan ketika Sang Buddha menyatakan Empat Kebenaran Mulia pertama kali kepada lima pertapa, beliau juga memakai kata-kata, toh para pertapa tsb dapat memahaminya dengan baik.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: K.K. on 21 October 2013, 09:17:20 AM
Enak dan tidak enak sendiri pun masih bersifat relatif.
Konsep enak dan tidak enak tiap orang adalah berbeda-beda.
Ada enak biasa, lumayan atau enak bangat (lezat), dll.
Ya, tepat sekali. Berarti Buddha mengajarkan ajaran seperti memberi komentar enaknya mie ayam yang relatif, bukan? Kadang orang bilang tidak enak, kadang sungguh tidak enak, kadang lezat, kadang terlalu asin, dsb.


Quote
Kebenaran (absolut) tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata maupun dipikirkan karena akan jatuh pada kebenaran duniawi yang bersifat relatif (berkondisi).
Misalnya ketika kita mengatakan bahwa "hidup adalah dukkha" (perasaan derita, senang, atau netral) maka kata-kata tersebut bisa disalahtafsirkan, tidak ditanggapi atau bisa juga disetujui, oleh orang lain.
Sekali lagi, ajaran dari Buddha seperti iklan mie ayam enak, ada yang salah tafsir, ada yang mengabaikan, ada yang setuju, ada yang tidak setuju. Namun dalam komunitas penggemar mie ayam, yang setuju mie ayam enak akan dianggap memahami kebenaran, menafsirkan dengan benar. 

Mirip komunitas kwetiau sea food juga di mana yang bilang kwetiau sea food enak dibilang lidahnya telah terberkahi, memahami kebenaran hakiki, padahal kebenaran hakikinya juga relatif.


Quote
Namun ketika orang tersebut mengalami langsung kondisi hidup yang berubah-ubah sehingga timbul perasaan takut, senang, tidak bahagia, dll maka konsep kebenaran tentang "hidup adalah dukkha" menjadi tidak relevan lagi atau tidak nyambung karena dia telah mengalami sendiri.
Makanya dikatakan pengalaman adalah guru terbaik atau anjuran yang cukup tenar adalah datang dan buktikan sendiri (coba sendiri).
Masih sekali lagi, ajaran Buddha seperti mie ayam, sampai orang mengalami sendiri kondisi kelaparan hampir mati dan dapat mie ayam, baru bisa merasakan luar biasa enaknya mie ayam. Tapi kalau orang kenyang diberi mie ayam, akan terasa enek.

Maka memang tepat juga dibilang mie ayam khusus untuk orang-orang putus asa karena kelaparan.


Quote
Kurang tahu juga kalau masalah ini. makanya dikatakan, pada saat Sang Buddha mencapai Penerangan Sempurna, Beliau sempat memutuskan untuk tidak membabarkan AjaranNya. mungkin ini salah satu pertimbanganNya, manusia banyak yang belum berkompeten untuk menjangkau DharmaNya.
Iya, itu hanya pendapat saja.

-------


 [at] all: saya baru aja kepikiran satu cara untuk btj. Dan saya penasaran. Ahaha.. Coba kasih saya kesempatan diskusi berdua dulu sama btj ;D
OK.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 21 October 2013, 09:41:23 AM
Contohnya api.
Kita ambil sebatang korek api dan menyalakannya. setelah kayu korek apinya habis terbakar maka apinya ikut padam.
Tapi kapanpun kita mau, asalkan sebab dan kondisinya memungkinkan maka kita dapat membuat api menyala lagi.

Apakah api bersifat kekal atau tidak kekal?

Api bisa padam saat bahan bakarnya habis.

Km bisa menyusun kondisi agar api hidup kembali, jika km mampu (punya sumber daya-nya). Lalu api nyala kembali. Tapi kondisi berubah lagi, bahan bakar habis lagi.

Kamu bangun lagi kondisi agar api menyala lagi.. Lalu lama-lama padam lagi.. Km nyalakan lagi, padam lagi.. dst.. dst..

Dari ilustrasi di atas, kamu melihat api sebagai sesuatu yang konstan, atau api itu berubah-ubah sesuai kondisi?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 21 October 2013, 01:35:10 PM
di kalangan sendiri aja tidak bisa dibendung apalagi membendung umat tetangga


Sesuai dengan judul "Pandangan UMUM yang keliru", seharusnya termasuk umat nonBuddhis bukan?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 21 October 2013, 01:47:27 PM
Bahkan ketika Sang Buddha menyatakan Empat Kebenaran Mulia pertama kali kepada lima pertapa, beliau juga memakai kata-kata, toh para pertapa tsb dapat memahaminya dengan baik.


Ini (pemahaman yang tepat dari lima pertapa) salah satu contoh interpretasi dari kata-kata (Dhamma) yang saya maksudkan.


Sedangkan apa yang sedang kita bahas dari topik adalah contoh-contoh atau mengapa Dhamma (Kebenaran dalam bentuk kata-kata) bisa disalahtafsirkan oleh orang yang membaca atau mendengarnya baik dari Sang Buddha langsung, MuridNya, Kitab Suci Tipitaka, Bhante, atau umat Buddha?


Contohnya seperti yang dikemukakan oleh Saudara Kainyn_Kutho mengenai rasa dari mie ayam.
Rasa yang dialami oleh tiap orang berbeda-beda (relalatif, kondisional), trgantung sebab-sebab yang mendukungnya.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: tesla on 21 October 2013, 02:12:05 PM
Api bisa padam saat bahan bakarnya habis.

Km bisa menyusun kondisi agar api hidup kembali, jika km mampu (punya sumber daya-nya). Lalu api nyala kembali. Tapi kondisi berubah lagi, bahan bakar habis lagi.

Kamu bangun lagi kondisi agar api menyala lagi.. Lalu lama-lama padam lagi.. Km nyalakan lagi, padam lagi.. dst.. dst..

Dari ilustrasi di atas, kamu melihat api sebagai sesuatu yang konstan, atau api itu berubah-ubah sesuai kondisi?

Keterbatasan bahasa :)

selagi ada kondisinya, api ada,
kalau tidak ada kondisinya lagi, tidak ada api

hukum ini absolute. (cmiiw)

kalau tidak membahas masalah bahasa, mungkin kita lihat tidak ada yg bisa kita lekati di dunia ini.
contoh API akan padam ketika kondisinya tidak ada.
kondisinya sendiri jg bergantung pada kondisi lain (so on...)
kalimat tidak kekal masuk pada kategori thd rasa haus mahkluk hidup utk mencari sesuatu agar bisa dilekatinya.
entah itu api, jiwa, jati diri, rupa, kesadaran, dst...

itu menurut saya
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 21 October 2013, 03:38:40 PM
Api bisa padam saat bahan bakarnya habis.

Km bisa menyusun kondisi agar api hidup kembali, jika km mampu (punya sumber daya-nya). Lalu api nyala kembali. Tapi kondisi berubah lagi, bahan bakar habis lagi.

Kamu bangun lagi kondisi agar api menyala lagi.. Lalu lama-lama padam lagi.. Km nyalakan lagi, padam lagi.. dst.. dst..

Dari ilustrasi di atas, kamu melihat api sebagai sesuatu yang konstan, atau api itu berubah-ubah sesuai kondisi?


Baiklah saya coba jawab sendiri pertanyaan saya.
Api yang nyala kemudian mati adalah tidak sama namun juga tidak berbeda dari api yang nyala kemudian mati, dst.




Bagaikan ombak laut, ombak yang timbul kemudian lenyap lalu timbul lagi dan lenyap lagi adalah tidak berbeda dan tidak sama dari ombak-ombak tersebut.




Jadi sifat api tersebut, sejatinya adalah tidak dapat dikatakan konstan ataupun berubah-ubah.
Jika dikatakan konstan lalu kenapa bisa padam atau bisa nyala?
Dikatakan berubah-ubah, toh api selalu ada (melingkupi kita), api tidak pernah benar-benar padam atau menyala terus menerus.




Dukkha bisa dipadamkan (terjadi secara subjektif, misalnya ketika seseorang mencapai kebebasan, pencerahan Buddha) tapi dukkha secara keseluruhan tidak pernah padam karena jumlah makhluk adalah tanpa batas.




Ini hanya masalah sudut pandang.
Semangkuk mie ayam bagi seseorang yang belum makan dua hari bisa dilihat sebagai kebahagiaan ketika memakannya.
Namun bagi seorang yang sudah kenyang bangat disuruh (dipaksa) makan mie ayam tersebut bisa-bisa dipandang sebagai dukkha.




Adalah hal yang wajar jika suatu ajaran (seperti "hidup adalah penderitaan") dipandang secara keliru (pesimisis, tidak enjoy) ataupun sebagai kebenaran (mencerahkan).




Itulah mengapa atau tujuan Buddha terjun k dunia ini, dan setelah parinibbanaNya, maka menjadi tugas MuridNya, Sangha, atau umatNya untuk melanjutkan memberikan pandangan yang benar




Jadi tujuan umat Buddha sendiri pada jaman sekarang cenderung tinggal mencari pencerahan dari sumber yang telah ada lalu mmbagikannya kepada yang lain.
Tidak perlu terlalu bersusah payah seperti pada jaman Pangeran Siddharta yang katanya belum ada petunjuk yang jelas sama sekali seperti sekarang.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 21 October 2013, 04:51:40 PM
Jadi sifat api tersebut, sejatinya adalah tidak dapat dikatakan konstan ataupun berubah-ubah.
Jika dikatakan konstan lalu kenapa bisa padam atau bisa nyala?
Dikatakan berubah-ubah, toh api selalu ada (melingkupi kita), api tidak pernah benar-benar padam atau menyala terus menerus.
[...]

saya tidak bilang bahwa 'api berubah-ubah' artinya api tidak bisa dinyalakan lagi.

Tapi fakta bahwa api berubah (makin membara, makin mengecil, mati, atau nyala) itu tergantung pada bahan bakarnya.

Kamu setuju atau tidak?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 22 October 2013, 04:35:16 PM
saya tidak bilang bahwa 'api berubah-ubah' artinya api tidak bisa dinyalakan lagi.
‎​Oke.

Quote
Tapi fakta bahwa api berubah (makin membara, makin mengecil, mati, atau nyala) itu tergantung pada bahan bakarnya.

Kamu setuju atau tidak?
Tergantung bahan bakar, oksigen dan faktor lainnya.
Secara umum saya setuju dengan anda.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 22 October 2013, 05:34:57 PM
^ ^ ^ sip. Untuk sementara cukup dulu.. Kalau km masih mau diskusi, minggu depan kita lanjut lagi.. :)
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Shasika on 22 October 2013, 07:19:16 PM
kurang tepat. Kok Dhamma yang kudu aktif menembus?

Seharusnya orangnya yang aktif berusaha, terlepas dari senang atau susah hidupnya. Kalau dari pernyataanmu, orang yang hidupnya senang, berarti ga ada harapan, ga bisa berusaha? :D

Yang tepat begini: Dhamma sulit ditembus oleh orang yang mengikuti arus duniawi. Dhamma dapat ditembus oleh orang yang melawan arus duniawi.

Spoiler: ShowHide
Btw, jawaban ini terinspirasi dari status Sam SC, sekitar 2 tahun lalu (jadi untuk menghormati beliau, saya akui ini tidak murni jawaban saya).


berikut kutipan dari Majjhima Nikaya, sutta 26 (Ariyapariyesana Sutta - Pencarian Mulia)

"Mereka yang tenggelam dalam nafsu, terselimuti dalam kegelapan, tidak akan pernah melihat Dhamma yang mendalam ini, yang melawan arus duniawi (patisotagami), halus, dalam, dan sulit dilihat."
__________
Nah, tapi ada orang yang melawan arus duniawi. Ia disebut Patisotagami Puggala.

Definisi Patisotagami Puggala, ada di Anguttara Nikaya, Anusotasutta.

"O, para bhikkhu, apa yang disebut dengan manusia yang melawan arus duniawi? Ia adalah orang yang tidak mengejar kesenangan indria, tidak melakukan kejahatan, dan ia adalah orang yang mempraktikkan kehidupan suci secara sempurna dan murni, meskipun harus disertai oleh linang air mata, sakit, dan penderitaan."
^:)^ ^:)^ ^:)^

+1
Anda ternyata juga sangat menghormati beliau, sayapun juga sis.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 22 October 2013, 08:15:47 PM
 [at] shasika: thanks ya.. Ini sy kasih +1 balik.. ;D

 [at] btj dan yang lain: kayaknya postingan sy yg terakhir agak ambigu. Maksudnya, masih ada yg mau dibahas tp minggu depan aja..
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Shasika on 22 October 2013, 08:21:11 PM
[at] shasika: thanks ya.. Ini sy kasih +1 balik.. ;D

Makasih sis atas lemparan baliknya, saya sangat menghormati beliau dan saya menaruh harapan pada beliau.
Semoga harapan saya bisa terwujud.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 23 October 2013, 06:48:51 AM
^ ^ ^ sip. Untuk sementara cukup dulu.. Kalau km masih mau diskusi, minggu depan kita lanjut lagi.. :)


Oke terima kasih atas waktu dan usahanya.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 28 October 2013, 07:10:50 AM
‎​Oke.
Tergantung bahan bakar, oksigen dan faktor lainnya.
Secara umum saya setuju dengan anda.

kalau begitu, "keadaan api yang berubah-ubah tergantung pada kondisi bahan bakarnya (termasuk oksigen dan faktor bahan bakar lainnya)", adalah sesuatu yang mutlak atau relatif?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 29 October 2013, 12:28:07 PM
kalau begitu, "keadaan api yang berubah-ubah tergantung pada kondisi bahan bakarnya (termasuk oksigen dan faktor bahan bakar lainnya)", adalah sesuatu yang mutlak atau relatif?


Dalam konteks duniawi, menurut saya adalah mutlak.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 29 October 2013, 12:50:58 PM
^ ^ ^

jadi, bagaimana "keadaan api yang berubah-ubah tergantung pada kondisi bahan bakarnya (termasuk oksigen dan faktor bahan bakar lainnya)", adalah sesuatu yang relatif, dalam konteks non-duniawi?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 29 October 2013, 02:37:22 PM
^ ^ ^

jadi, bagaimana "keadaan api yang berubah-ubah tergantung pada kondisi bahan bakarnya (termasuk oksigen dan faktor bahan bakar lainnya)", adalah sesuatu yang relatif, dalam konteks non-duniawi?


^^^^
Tergantung
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 29 October 2013, 03:19:01 PM
^ ^ ^

masih mau diskusi ga, bro?  Seperti tidak semangat?

Kalau masih, berikan contoh dari ke-relatif-an dalam konteks non-duniawi.

Tp kalau sudah tidak mau diskusi, kita akhiri saja.. :)
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 29 October 2013, 05:11:42 PM
^ ^ ^

masih mau diskusi ga, bro?  Seperti tidak semangat?

Kalau masih, berikan contoh dari ke-relatif-an dalam konteks non-duniawi.

Tp kalau sudah tidak mau diskusi, kita akhiri saja.. :)


Sori lagi sibuk tadi.
Kita lanjutkan lagi.
Jika nonduniawi yang dimaksud adalah konteks absolut maka
Contohnya adalah sifat relatif dari segala sesuatunya. seperti rasa mie ayam yang sudah diberikan di post sebelumnya.
Api hanya sebuah nama, nyala terang dan redup juga sebuah pembedaan. tidak ada aturan baku.

Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 29 October 2013, 06:07:05 PM
^ ^ ^

tidak semua hal relatif. Misalnya Anicca (perubahan sesuai kondisi) sudah kita sepakati sebagai Mutlak. Kecuali kalau km bisa memberi contoh 'relatif dalam konteks non-duniawi'.

Intinya, Anicca adalah kebenaran Mutlak.

Tapi ia bisa seolah-olah relatif jika seseorang menambahkan variabel yang tidak relevan, atau ia tidak tau secara tepat apa yang dimaksud dengan Anicca.

Misalnya: awalnya km bilang, "Api walaupun padam kan bisa dinyalakan lagi." Padahal intinya bukan itu. Inti Anicca adalah perubahan sesuai kondisi.

Jadi, kebenaran tentang Anicca adalah mutlak. Tapi seolah-olah bisa terlihat seperti relatif karena ketidaktahuan.

Apakah km setuju? Tentang mie ayam, itu nanti akan dibahas juga. Tp sementara Kebenaran Mutlak tentang Anicca dulu...
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 29 October 2013, 06:25:08 PM
Jika arti anicca adalah perubahan karena kondisi berarti anicca tidak berlaku untuk sesuatu yang tidak berkondisi dong?
Berarti hukum anicca sendiri adalah tidak mutlak?

Gimana? Apa coba anda berikan penjelasan arti anicca yang lebih detil biar saya lebih nyambung.
Ato mungkin konteks yang kita bahas berbeda?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: cumi polos on 29 October 2013, 06:42:39 PM
annica, tidak kekal dan akan berubah....

bagaimana dgn LOGAM MULIA ?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: kullatiro on 29 October 2013, 07:01:23 PM
annica, tidak kekal dan akan berubah....

bagaimana dgn LOGAM MULIA ?

Logam mulia seperti emas juga suatu waktu akan berubah (tapi perubahan nya lebih laaammmmaa misalnya dari besi yang mudah teroksidasi).
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: cumi polos on 29 October 2013, 08:27:27 PM
Logam mulia seperti emas juga suatu waktu akan berubah (tapi perubahan nya lebih laaammmmaa misalnya dari besi yang mudah teroksidasi).

bagaimana kalo logam mulia yg diletakan didalam tabung kaca yg hampa udara ?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 29 October 2013, 08:34:00 PM
 [at]  cumi polos: penulisan yang benar itu anicca, bukan annica  ya...

Jika arti anicca adalah perubahan karena kondisi berarti anicca tidak berlaku untuk sesuatu yang tidak berkondisi dong?

benar..

Quote
Berarti hukum anicca sendiri adalah tidak mutlak?

Gimana? Apa coba anda berikan penjelasan arti anicca yang lebih detil biar saya lebih nyambung.
Ato mungkin konteks yang kita bahas berbeda?

Anicca adalah perubahan pada segala sesuatu yang berkondisi (berubah-ubah sesuai kondisi), yaitu bentuk, perasaan, persepsi, bentukan-bentukan kehendak, kesadaran.

Jadi, Anicca adalah mutlak. Kamu menganggapnya tidak mutlak, karena kamu salah mendefinisikan anicca (definisimu = sesuatu yang berkondisi dan yang tanpa kondisi).

________________

Sori lagi sibuk tadi.

Sori juga bro.. saya tidak bermaksud untuk mendesak, atau mengganggu kesibukan. Tapi hanya menilai dari jawaban yang terasa seperti 'setengah-setengah'. Oke, untuk selanjutnya, take your time.. :)
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 30 October 2013, 01:38:30 AM

benar..

Anicca adalah perubahan pada segala sesuatu yang berkondisi (berubah-ubah sesuai kondisi), yaitu bentuk, perasaan, persepsi, bentukan-bentukan kehendak, kesadaran.
Apakah ada sesuatu yang tidak berkondisi? maksudnya sesuatu yang berada di luar bentuk, perasaan, persepsi, bentukan2 kehendak, dan kesadaran?
Misalnya nibbana?


Quote
Jadi, Anicca adalah mutlak. Kamu menganggapnya tidak mutlak, karena kamu salah mendefinisikan anicca (definisimu = sesuatu yang berkondisi dan yang tanpa kondisi).
Maksud saya jika anicca artinya perubahan pada segala sesuatu yang BERKONDISI maka berarti perubahan pada segala sesuatu yang berkondisi tersebut sifatnya tidak mutlak donk jika ada sesuatu yang tidak berkondisi? dengan kata lain ada sesuatu yang luput dari perubahan?


Ada kerancuan gak dari tulisan saya?
Atau anda setuju?
________________

Quote
Sori juga bro.. saya tidak bermaksud untuk mendesak, atau mengganggu kesibukan. Tapi hanya menilai dari jawaban yang terasa seperti 'setengah-setengah'. Oke, untuk selanjutnya, take your time.. :)
Oke berarti "sori"nya tidak tepat sasaran, saya salah nangkap, sori.
Makasih klarifikasi dan maklumannya.
Tidak apa-apa.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 30 October 2013, 08:24:40 AM
Apakah ada sesuatu yang tidak berkondisi? maksudnya sesuatu yang berada di luar bentuk, perasaan, persepsi, bentukan2 kehendak, dan kesadaran?
Misalnya nibbana?

Nibbana adalah tanpa kondisi.

Quote
Maksud saya jika anicca artinya perubahan pada segala sesuatu yang BERKONDISI maka berarti perubahan pada segala sesuatu yang berkondisi tersebut sifatnya tidak mutlak donk jika ada sesuatu yang tidak berkondisi? dengan kata lain ada sesuatu yang luput dari perubahan?

Kalau begini, bagaimana bro (sori sebelumnya kalau contohnya kurang sopan. Saya tidak menemukan contoh lain):

"p*nis adalah sesuatu yang dimiliki laki-laki sejak (saat) ia dilahirkan."

Menurutmu ini mutlak atau relatif?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 30 October 2013, 11:25:11 AM
Nibbana adalah tanpa kondisi.
Apakah ini contoh (walaupun belum saya buktikan sendiri) ketidakmutlakan dari hukum anicca?


Quote
Kalau begini, bagaimana bro (sori sebelumnya kalau contohnya kurang sopan. Saya tidak menemukan contoh lain):
Tidak apa-apa (bagi saya). karena saya sendiri membawanya setiap saat dimanapun juga.
Saya tidak perlu meminta maaf kan setiap saat. karena saya melihatnya sama seperti bagian tubuh lainnya misalnya daging yang tumbuh di samping pipi (baca : kuping).
Hehehe. intermezo.


Quote
"p*nis adalah sesuatu yang dimiliki laki-laki sejak (saat) ia dilahirkan."

Menurutmu ini mutlak atau relatif?
Lebih tepatnya mgk sejak berada di dalam kandungan (sejak ditemukannya metode deteksi urat nadi atau USG mungkin?)


Jika ada kasus dimana ada laki-laki yang terlahir : tanpa memiliki alat reproduksi tersebut (kelamin laki-laki), memiliki alat reprodusi wanita, atau memiliki alat reproduksi ganda, maka menurut saya pernyataan contoh anda tersebut tidak mutlak alias relatif.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 30 October 2013, 12:59:24 PM
^ ^ ^

Oke kalau begitu pertanyaannya begini:

"p*nis adalah sesuatu yang dimiliki laki-laki sehat dan normal sejak (saat) ia dilahirkan."

sehat dan normal = tidak ada kelainan seperti yang km maksudkan.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 30 October 2013, 02:19:17 PM
^ ^ ^

Oke kalau begitu pertanyaannya begini:

"p*nis adalah sesuatu yang dimiliki laki-laki sehat dan normal sejak (saat) ia dilahirkan."

sehat dan normal = tidak ada kelainan seperti yang km maksudkan.


Dari sudut pandang duniawi ini adalah mutlak.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Indra on 30 October 2013, 02:24:06 PM
seperti arena dansa tango
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 30 October 2013, 02:42:43 PM
Dari sudut pandang duniawi ini adalah mutlak.

:hammer:
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 30 October 2013, 03:03:26 PM
 [at]  btj: diskusi ini terlalu berkepanjangan.

Intinya, Anicca adalah kebenaran mutlak, di mana ruang lingkup anicca adalah "sesuatu yang berkondisi".

Km tidak bisa mengatakan bahwa anicca relatif karena tidak melingkupi "sesuatu yang tanpa kondisi". Kenapa? karena "sesuatu yang tanpa kondisi" adalah VARIABEL YANG TIDAK RELEVAN bagi anicca.

sama seperti p*enis adalah sesuatu yang mutlak bagi laki-laki sehat/normal. Lalu kamu mengatakan, relatif kok, buktinya wanita tidak punya p*nis.

See? "wanita" adalah variabel yang tidak relevan bagi p*nis, sama halnya "sesuatu yang tanpa kondisi"adalah tidak relevan dengan anicca.
______

Anicca = berubah-ubahnya sesuatu yang berkondisi.

ya jelaslah, kalau ruang lingkup anicca adalah sesuatu yang berkondisi. Kok km malah bilang, relatif kok buktinya anicca tidak melingkupi yang tanpa kondisi.

itu kan lucu jadinya..

______

Kalau km masih tidak setuju, diskusi kita cukup berakhir sampai di sini.. karena sepertinya berkepanjangan, entah sampai kapan...
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: adi lim on 31 October 2013, 05:13:03 AM
Dari sudut pandang duniawi ini adalah mutlak.


contoh sudut pandangan non duniawi ?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Kelana on 31 October 2013, 01:28:05 PM
Jika arti anicca adalah perubahan karena kondisi berarti anicca tidak berlaku untuk sesuatu yang tidak berkondisi dong?
Berarti hukum anicca sendiri adalah tidak mutlak?

Gimana? Apa coba anda berikan penjelasan arti anicca yang lebih detil biar saya lebih nyambung.
Ato mungkin konteks yang kita bahas berbeda?

Anicca adalah salah satu dari Trilaksana, yaitu tiga corak/karakter eksistensi.
Sang Buddha, sepengetahuan saya, tidak pernah mengatakan bahwa segala sesuatu adalah anicca, tapi mengatakan bahwa segala yang terbentuk dari perpaduan/berkondisi (sankhara) adalah anicca (sabbe sankhara anicca). Jadi pertanyaan anda salah, tidak ada jawaban untuk pertanyaan yang salah.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 31 October 2013, 04:16:55 PM
[at]  btj: diskusi ini terlalu berkepanjangan.

Intinya, Anicca adalah kebenaran mutlak, di mana ruang lingkup anicca adalah "sesuatu yang berkondisi".

Km tidak bisa mengatakan bahwa anicca relatif karena tidak melingkupi "sesuatu yang tanpa kondisi". Kenapa? karena "sesuatu yang tanpa kondisi" adalah VARIABEL YANG TIDAK RELEVAN bagi anicca.

sama seperti p*enis adalah sesuatu yang mutlak bagi laki-laki sehat/normal. Lalu kamu mengatakan, relatif kok, buktinya wanita tidak punya p*nis.

See? "wanita" adalah variabel yang tidak relevan bagi p*nis, sama halnya "sesuatu yang tanpa kondisi"adalah tidak relevan dengan anicca.
______

Anicca = berubah-ubahnya sesuatu yang berkondisi.

ya jelaslah, kalau ruang lingkup anicca adalah sesuatu yang berkondisi. Kok km malah bilang, relatif kok buktinya anicca tidak melingkupi yang tanpa kondisi.

itu kan lucu jadinya..

______

Kalau km masih tidak setuju, diskusi kita cukup berakhir sampai di sini.. karena sepertinya berkepanjangan, entah sampai kapan...


Oke sekarang saya sudah jelas.
Mungkin karena "I think i think too much" jadinya berkepanjangan diskusi. (just kidding).


Saya setuju bahwa anicca adalah hukum yang mutlak bagi segala yang berkondisi karena pengertian anicca itu sendiri adalah segala yang berkondisi adalah tidak kekal.


Baik sekarang apa boleh kita lanjutkan diskusinya? back to topic. silakan bro.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 31 October 2013, 04:24:53 PM
Anicca adalah salah satu dari Trilaksana, yaitu tiga corak/karakter eksistensi.
Sang Buddha, sepengetahuan saya, tidak pernah mengatakan bahwa segala sesuatu adalah anicca, tapi mengatakan bahwa segala yang terbentuk dari perpaduan/berkondisi (sankhara) adalah anicca (sabbe sankhara anicca). Jadi pertanyaan anda salah, tidak ada jawaban untuk pertanyaan yang salah.


Oke saya keluar konteksnya sori.
Thanks udah ingatin Pak.
Saya lebih jelas sekarang.

Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 31 October 2013, 04:29:48 PM
contoh sudut pandangan non duniawi ?


Jangan doeloe deh Om, nanti keluar jalurnya, kacau diskusinya gak dapat point malah adanya berdansa-dansa seperti kata broo Indra. hahaha.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 01 November 2013, 10:59:34 AM
[...]
Saya setuju bahwa anicca adalah hukum yang mutlak bagi segala yang berkondisi karena pengertian anicca itu sendiri adalah segala yang berkondisi adalah tidak kekal.

benar. Jadi Anicca adalah mutlak. Orang yang mengatakan bahwa Anicca relatif, berarti tidak memahami secara tepat arti Anicca.

____________________
(1) “Para bhikkhu, apakah para Tathāgata muncul atau tidak, hukum ini tetap berlaku, kestabilan Dhamma ini, jalan pasti Dhamma ini:<601> ‘Segala fenomena yang terkondisi adalah tidak kekal.’ Seorang Tathāgata tercerahkan pada hal ini dan menembusnya, dan kemudian menjelaskannya, mengajarkannya, menyatakannya, mengungkapkannya, menganalisisnya, dan menguraikannya sebagai berikut: ‘Segala fenomena yang terkondisi adalah tidak kekal.’<602>

Sumber: Anguttara Nikaya (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23775.msg433773.html#msg433773)
_____________________

Bahkan jika Tathagata tidak muncul dan menerangkan tentang Anicca, hukum Anicca tetap mutlak. Atau ketika ada yang secara salah mendefinisikan Anicca, Anicca tetap mutlak. Tidak pernah menjadi relatif.

Seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya, kebenaran mutlak bisa terlihat seolah-olah relatif, adalah karena ketidaktahuan. Walaupun demikian, kebenaran ini tetap mutlak.

Dan sangat mungkin dijelaskan dalam 'kata-kata'. Karena sebetulnya sangat-sangat-sangat sederhana. Tidak ada yang berbelit-belit atau sulit di sini. Pernyataan ini sekalian untuk menanggapi ini:

[...]
Kebenaran (absolut) tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata maupun dipikirkan karena akan jatuh pada kebenaran duniawi yang bersifat relatif (berkondisi).
[...]

Kekal atau tidaknya sesuatu hanya sebuah konsep. saya tidak tahu persis arti dari anicca karena kadang suatu bahasa tidak dapat mewakili atau mengartikan persis dari : bahasa lain (apalagi tentang Dharma) atau Kebenaran itu sendiri.[...]
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 01 November 2013, 04:12:24 PM

Oke, kesimpulannya segala yang berkondisi adalah tidak kekal (anicca).


Tapi saya penasaran atau tertarik juga dengan pernyataan Mas Kelana ini lho.
Apakah ada sesuatu yang tidak berkondisi alias tidak terkena hukum anicca?


Atau pemikiran/pertanyaan saya ini salah/tidak valid?
Anicca adalah salah satu dari Trilaksana, yaitu tiga corak/karakter eksistensi.
Sang Buddha, sepengetahuan saya, tidak pernah mengatakan bahwa segala sesuatu adalah anicca, tapi mengatakan bahwa segala yang terbentuk dari perpaduan/berkondisi (sankhara) adalah anicca (sabbe sankhara anicca). Jadi pertanyaan anda salah, tidak ada jawaban untuk pertanyaan yang salah.


tapi topik ini ditunda saja dulu tunggu topik "hidup adalah penderitaan" kelar dulu. biar rapi.
Kalau tidak salah, topik anicca ini muncul kan gara-gara topik dukkha ya?
Atau saya "ketinggalan kereta", topik dukkhanya sudah dapat titik temunya?


Kalau sudah, lalu bagaimana caranya meluruskan pandangan bahwa "hidup adalah penderitaan", point pertama dari Empat Kebenaran Ariya?
Dibantu yaaa
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 01 November 2013, 04:50:20 PM
Oke, kesimpulannya segala yang berkondisi adalah tidak kekal (anicca).

Tapi saya penasaran atau tertarik juga dengan pernyataan Mas Kelana ini lho.
Apakah ada sesuatu yang tidak berkondisi alias tidak terkena hukum anicca?

Ini kita berdansa lagi namanya...

Di postingan sebelumnya, kita kan sudah bahas bahwa Nibbana adalah tidak terkondisi (tidak berubah-ubah sesuai kondisi, tidak terkena hukum Anicca, tidak relevan dengan Anicca).. kenapa kamu menanyakan hal ini lagi?

Maksudnya Kelana, kamu salah. Awalnya kamu bilang bahwa ruang lingkup Anicca adalah sesuatu yang berkondisi DAN sesuatu yang tanpa kondisi (oleh karena itu, bagimu, Anicca bisa relatif. Berlaku untuk yang satu, dan tidak berlaku untuk yang lain).

Padahal seharusnya, yang benar, ruang lingkup Anicca adalah segala sesuatu yang berkondisi saja. Dari Definisinya sudah terlihat: Sabbe Sankhara Anicca (Sankhara artinya segala sesuatu yang berkondisi). Jadi, Anicca = Mutlak.

Sampai di sini, setuju?

Quote
tapi topik ini ditunda saja dulu tunggu topik "hidup adalah penderitaan" kelar dulu. biar rapi.
Kalau tidak salah, topik anicca ini muncul kan gara-gara topik dukkha ya?
Atau saya "ketinggalan kereta", topik dukkhanya sudah dapat titik temunya?

Kalau sudah, lalu bagaimana caranya meluruskan pandangan bahwa "hidup adalah penderitaan", point pertama dari Empat Kebenaran Ariya?
Dibantu yaaa

justru saya mau tuntaskan dulu tentang Anicca. Seseorang tidak bisa memahami dukkha, kalau belum memahami Anicca.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 01 November 2013, 05:25:31 PM
Btw, siapa pun, kalau ada penjelasan saya yang salah, silakan diluruskan. Saya pun mungkin penganut beberapa pandangan keliru tentang Buddhism :P

Sejauh ini sih saya tidak merasa ada yang salah (ya iyalah kalau saya tau salah, ga mungkin dilanjutkan), tapi siapa tau aja...
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 02 November 2013, 09:18:58 PM
Ini kita berdansa lagi namanya...

Di postingan sebelumnya, kita kan sudah bahas bahwa Nibbana adalah tidak terkondisi (tidak berubah-ubah sesuai kondisi, tidak terkena hukum Anicca, tidak relevan dengan Anicca).. kenapa kamu menanyakan hal ini lagi?

Maksudnya Kelana, kamu salah. Awalnya kamu bilang bahwa ruang lingkup Anicca adalah sesuatu yang berkondisi DAN sesuatu yang tanpa kondisi (oleh karena itu, bagimu, Anicca bisa relatif. Berlaku untuk yang satu, dan tidak berlaku untuk yang lain).

Padahal seharusnya, yang benar, ruang lingkup Anicca adalah segala sesuatu yang berkondisi saja. Dari Definisinya sudah terlihat: Sabbe Sankhara Anicca (Sankhara artinya segala sesuatu yang berkondisi). Jadi, Anicca = Mutlak.

Sampai di sini, setuju?

Oke oke. setuju. clear udah.


Quote
justru saya mau tuntaskan dulu tentang Anicca. Seseorang tidak bisa memahami dukkha, kalau belum memahami Anicca.
Jadi karena sifat ketidakkekalannya segala sesuatu yang berkondisi (sabbe sankhara anicca) maka timbullah dukkha (segala yang berkondisi adalah tidak memuaskan ( sabbe sankhara dukkha)?
Apa ada penjelasan lain lagi?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 04 November 2013, 09:09:05 AM
Oke oke. setuju. clear udah.

serius, sudah ngerti?

intinya, kebenaran hukum Anicca itu tidak-relatif. Dan ada kebenaran yang bisa dijelaskan dalam kata-kata.

Quote
Jadi karena sifat ketidakkekalannya segala sesuatu yang berkondisi (sabbe sankhara anicca) maka timbullah dukkha (segala yang berkondisi adalah tidak memuaskan ( sabbe sankhara dukkha)?
Apa ada penjelasan lain lagi?

Pertama-tama, singkirkan dulu pengertian salah bahwa Dukkha adalah PERASAAN tidak menyenangkan. Karena tidak sesempit itu arti Dukkha.

Kita pakai analogi api. Saya bisa susun bahan bakar agar ia menyala. Saya bisa menambahkan bahan bakar agar api yang mengecil kembali besar (selama saya punya bahan bakarnya). Terlepas dari itu, api mengikuti jalan alaminya, berubah sesuai kondisi. Berubahnya bisa sesuai harapan saya, dan saya senang. Bisa juga sebaliknya.

Seberapa lama api itu bertahan, adalah sesuai bahan bakarnya.. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah menambah bahan bakar (jika ada) dan kalau kondisi lainnya mendukung (misalnya: cuaca). Itu dilakukan terus menerus karena jika tidak maka saya bisa jatuh sakit karena jasmani kedinginan.

Misalnya pada suatu saat muncul perasaan tidak menyenangkan karena berpikir bahwa saya benci kerepotan karena harus terus mempertahankan api. Untuk keluar dari perasaan dan pikiran itu, saya berpikir: “ini bukan penderitaan. Ini adalah tantangan. Ini untuk mengasah ketekunan”. Lalu muncul perasaan menyenangkan. Dan semua berjalan seperti biasa. Tapi ada kalanya saya ugal-ugalan, tidak bisa memotivasi diri. Terasa lagi perasaan tidak menyenangkan.

Nah, sejauh yang saya pahami, perubahan-perubahan ini, baik di luar maupun di dalam diri saya, yang tidak bisa dikendalikan sesuka saya dan berubah-ubah sesuai kondisi, inilah Dukkha.

Api adalah salah satu contoh hal-hal di luar diri saya.
Jasmani, perasaan, dan pikiran adalah contoh hal-hal di dalam diri saya.

Ada tanggapan?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 04 November 2013, 12:27:32 PM
serius, sudah ngerti?

intinya, kebenaran hukum Anicca itu tidak-relatif. Dan ada kebenaran yang bisa dijelaskan dalam kata-kata.

Pertama-tama, singkirkan dulu pengertian salah bahwa Dukkha adalah PERASAAN tidak menyenangkan. Karena tidak sesempit itu arti Dukkha.
---

Nah, sejauh yang saya pahami, perubahan-perubahan ini, baik di luar maupun di dalam diri saya, yang tidak bisa dikendalikan sesuka saya dan berubah-ubah sesuai kondisi, inilah Dukkha.

Api adalah salah satu contoh hal-hal di luar diri saya.
Jasmani, perasaan, dan pikiran adalah contoh hal-hal di dalam diri saya.

Ada tanggapan?


Oke, masih bisa saya ikuti sampai sini.
Saya menangkap sesuatu (kata kuncinya) dari penjelasan di atas yaitu "saya" yang menjadi biang dukkhanya.
Tapi ini sepertinya di luar "rel" dari topik.


Jadi kesimpulannya, terjadinya pandangan salah mengenai "hidup adalah penderitaan" itu karena persepsi atau perasaan individu?


Misalnya menganggap proses mengelola api sebagai tantangan atau kejenuhan.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 04 November 2013, 03:18:53 PM
^ ^ ^

 [at] btj: coba berandai-andai, seandainya km bisa mengendalikan jasmanimu sehingga tidak akan jatuh sakit, selalu sehat, tidak menjadi tua, selalu kuat.

Apa kamu mau punya kendali seperti itu? Nanti kalau sudah bosan, kamu bisa kendalikan agar menua dan mati juga. Intinya kamu bebas, apa yang kamu suka, itu yang terjadi. Mau?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 04 November 2013, 04:18:39 PM
^ ^ ^

 [at] btj: coba berandai-andai, seandainya km bisa mengendalikan jasmanimu sehingga tidak akan jatuh sakit, selalu sehat, tidak menjadi tua, selalu kuat.

Apa kamu mau punya kendali seperti itu? Nanti kalau sudah bosan, kamu bisa kendalikan agar menua dan mati juga. Intinya kamu bebas, apa yang kamu suka, itu yang terjadi. Mau?


Sebagai manusia biasa tentunya saya mau.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 06 November 2013, 09:28:38 AM
^ ^ ^

Bagaimana dengan perasaan? apa kamu juga mau, seandainya bisa mengendalikan agar perasaan yang muncul SELALU menyenangkan?

Bagaimana dengan pikiran? apa kamu juga mau, seandainya bisa mengendalikan pikiranmu? misalnya, kamu bisa kendalikan untuk SELALU bebas dari kebencian, atau kamu bisa atur agar pikiran SELALU terkonsentrasi, tidak kacau, dan tidak berhamburan?

Mau?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 09 November 2013, 05:04:04 PM
^ ^ ^

Bagaimana dengan perasaan? apa kamu juga mau, seandainya bisa mengendalikan agar perasaan yang muncul SELALU menyenangkan?

Bagaimana dengan pikiran? apa kamu juga mau, seandainya bisa mengendalikan pikiranmu? misalnya, kamu bisa kendalikan untuk SELALU bebas dari kebencian, atau kamu bisa atur agar pikiran SELALU terkonsentrasi, tidak kacau, dan tidak berhamburan?

Mau?


Tentu mau.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 10 November 2013, 04:37:49 PM
^ ^ ^
Iya, sama. Kita semua menginginkan hal itu, tapi kenyataannya, itu tidak terjadi. Yang terjadi adalah:

- Kita tidak bisa mengaturnya sesuai keinginan, agar selalu menyenangkan.
- Ia berubah-ubah. Kadang menyenangkan, kadang tidak. Dan semua itu tergantung kondisinya, bukan tergantung keinginan/perintah kita.

Sejauh yang saya pahami, keadaan inilah yang disebut Dukkha.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 10 November 2013, 05:24:20 PM
Maaf, ralat di kalimat terakhir.

^ ^ ^
Iya, sama. Kita semua menginginkan hal itu, tapi kenyataannya, itu tidak terjadi. Yang terjadi adalah:

- Kita tidak bisa mengaturnya sesuai keinginan, agar selalu menyenangkan.
- Ia berubah-ubah. Kadang menyenangkan, kadang tidak. Dan semua itu tergantung kondisinya, bukan tergantung keinginan/perintah kita.

Sejauh yang saya pahami, keadaan inilah yang disebut ini adalah Dukkha.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 12 November 2013, 11:23:56 AM
Yupp bisa dibilang rata-rata atau secara umum manusia memiliki keinginan seperti itu, ingin bahagia dan senang.
Saya setuju, keadaan berubah-ubah dan di luar kendali itulah yang menyebabkan dukkha.


Dan kita mendapatkan kata kuncinya yaitu keinginan,
Yang menjadi sumber dukkha.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 12 November 2013, 01:03:09 PM
 [at] btj: menurutmu, apakah perasaan-menyenangkan, juga adalah dukkha? alasannya?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 12 November 2013, 01:41:29 PM
[at] btj: menurutmu, apakah perasaan-menyenangkan, juga adalah dukkha? alasannya?


Intinya semua yang berkondisi adalah dukkha.
Perasaan menyenangkan timbul dari kondisi sebelumnya, berlangsung selama kondisi/sebab itu ada, dan lenyap setelah kondisi itu tiada/berakhir.
Jadi perasaan menyenangkan juga adalah dukkha.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 12 November 2013, 03:05:11 PM
Intinya semua yang berkondisi adalah dukkha.
Perasaan menyenangkan timbul dari kondisi sebelumnya, berlangsung selama kondisi/sebab itu ada, dan lenyap setelah kondisi itu tiada/berakhir.
Jadi perasaan menyenangkan juga adalah dukkha.

Iya, benar.

Sebagian orang, masih secara salah menilai bahwa dukkha adalah perasaan-tidak-menyenangkan. Sedangkan perasaan-menyenangkan bukanlah dukkha. Ini karena tidak memahami esensi Dukkha.

klo menurutku...memang hidup berkondisi, tp tidak berarti semua kehidupan merupakan dukkha ( definisi Dukkha di SN), di SN juga ada 3 jenis kebahagiaan... kebagiaan yg pertama krn terpuaskan napsu indria, ke 2 krn pencapaian jhana, ke 3 adalah krn merealisasikan nibanna, ke 3 jenis ini dpt di peroleh saat masih hidup,  jd kebanyakan term hidup adalah penderitaan..di pake oleh org2 yg menganggap dlm kehidupan tidak ada yg namanya kebahagian yg bisa di peroleh, dan sepertinya salah kaprah, jika kehidupan memang sepenuhnya menderita...tentu banyak yg bosan terhadapnya..tp kenyataannya tidak demikian..jutru krn adanya kebahagiaan indria yg semu maka org merindukannya, jd kupikir ga tepat hidup adalah penderitaan dlm konteks ini, tp hidup adalah tidak stabil berubah, dan tidak stabil, berubah itu menghasilkan penderitaan ya..ini tepat..penderitaannya terjadi pada saat perubahannya terlihat..

Dari postingan Ronald di atas, terlihat bahwa Dukkha, secara tidak tepat disamakan dengan perasaan-tidak-menyenangkan. Inilah yang membuat saya tidak menerjemahkan Dukkha = Penderitaan.

Setelah ini, saya bahas tentang mie ayam.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 12 November 2013, 03:31:40 PM
Sekarang kita bahas tentang mie ayam.

Enak dan tidak enak sendiri pun masih bersifat relatif.
Konsep enak dan tidak enak tiap orang adalah berbeda-beda.
Ada enak biasa, lumayan atau enak bangat (lezat), dll.
[...]

Penilaian seseorang terhadap enak atau tidaknya mie ayam, memang relatif.

Sesuatu yang sama, bisa menimbulkan perasaan menyenangkan bagi si A. Tapi bisa menimbulkan perasaan tidak menyenangkan bagi si B. Bahkan kalau A sudah kenyang, rasa menyenangkan bisa pudar.

Intinya, perasaan apakah yang muncul karena menanggapi suatu objek, memang adalah relatif. Jadi, analogi tentang enak atau tidak enaknya mie ayam, sebetulnya adalah analogi tentang relatifnya perasaan yang mungkin muncul saat menanggapi suatu objek.
___________

Bagaimana dengan mie ayam itu sendiri? Mie ayam adalah benda netral. Kadar garamnya sekian, tepungnya sekian, kekenyalannya sekian. Dalam satu titik waktu, begitulah kadar asinnya, manisnya, gurihnya (kalau waktunya berubah, dengan proses oksidasi atau bakteri yang berkembang, tentu berubah). Walaupun begitu, entah dia dinilai enak atau tidak (di titik waktu itu), begitulah kadarnya.

Ini mirip dengan orang yang mengatakan bahwa hidup bukanlah Dukkha, karena ia tidak memahami esensi Dukkha. Walaupun demikian, demikianlah Dukkha. Kebenaran ini tidak berubah, dan tidak bergantung pada penilaian orang tentang Kebenaran ini.

[...]
Penderitaan dan kesenangan bersifat relatif. Dalam suatu kejadian banjir, bisa dilihat sebagai musibah oleh sebagian orang tapi bisa dilirik sebagai lahan untuk mengais rejeki oleh orang tertentu.

Ini penjelasannya mirip seperti di atas. Ini adalah analogi tentang relatifnya perasaan seseorang yang mungkin muncul, saat menanggapi satu objek. Itu bukan analogi tentang Dukkha.

Quote
Jadi tidak mengagetkan kalau point pertama dari Empat Kesunyataan Mulia ini bisa dipandang keliru oleh orang tertentu.

Dukkha bisa disalahpahami, karena kurangnya pengetahuan tentang esensi Dukkha. Tapi asalkan mau belajar, ini bisa dipelajari/dipahami.

Quote
Karena tidak ada ajaran yang bersifat benar secara universal (dalam arti dipahami, dibenarkan atau disetujui semua orang secara sekaligus).

Ada Kebenaran yang bersifat universal. Dalam pembahasan ini, kita sudah menemukan dua hal, yaitu Kebenaran tentang Anicca dan Dukkha. Kebenaran ini bersifat universal dan mutlak, sekalipun tidak dipahami atau disetujui oleh semua orang secara sekaligus.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: btj on 09 February 2014, 07:55:40 PM
Pandangan bahwa hidup adalah penderitaan

Pasti, ini adalah interpretasi terburu-buru dari Kebenaran Mulia Pertama, yaitu Kebenaran Mulia tentang Penderitaan*.

Kata "hidup" dalam ungkapan itu adalah biang keroknya. Kata itu begitu luas sehingga bisa diterjemahkan secara salah bahwa Buddhisme tidak mengakui adanya perasaan menyenangkan dan kebahagiaan (duniawi dan adi-duniawi).

Akhirnya, orang yang tidak setuju - mungkin juga karena tidak mau jadi orang pesimis - mengatakan bahwa hidup adalah kebahagiaan. Ini juga tidak tepat. Definisi bahwa hidup=kebahagiaan, artinya dia mengabaikan penderitaan yg sbenarnya memang ada dan merupakan konsekuensi dari hidup maupun konsekuensi dari kekotoran batin.

Intinya, hidup tidak identik dengan penderitaan, juga tidak identik dengan kebahagiaan. Dan ungkapan bahwa hidup = penderitaan, adalah interpretasi yang kurang tepat untuk Kebenaran Mulia Pertama dalam Buddhisme.

Sebenarnya pernyataan bahwa hidup adalah penderitaan berasal dari Kitab suci Tipitaka atau bukan?

Bukankah yang tertulis adalah dalam Empat Kebenaran Arya no.1 adalah Kebenaran tentang adanya dukkha dan hukum Tilakkhana salah satunya sabbe sankhara dukkha (segala yang berkondisi adalah dukkha).

Kenapa bisa muncul kalimat ini bahwa hidup adalah penderitaan?
 :o
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 14 February 2014, 07:43:54 PM
^ ^ ^

Penderitaan adalah terjemahan dari Dukkha.. Belum ada terjemahan lain yang lebih pas.
Jadi yang penting tau maknanya biar tidak salah paham.

Kalau "hidup", mungkin adalah terjemahan dari sankhara. Ini juga, yang penting harus tau maknanya..
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: Sukma Kemenyan on 14 April 2014, 04:14:53 PM
dhammadinna:
kalau boleh suggest topik...

* Nibbana >< Nihilism / Eternalism
* Kamma - Vipaka >< Balas dendam / Hukuman / Bayar Hutang
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 14 April 2014, 05:43:15 PM
^ ^ ^

boleh.. boleh.. nanti dibahas, thanks idenya..
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: seniya on 27 April 2014, 07:17:08 PM
Up... up... up...

Pandangan umum dalam Buddhisme bahwa Buddha bukan juru selamat karena Beliau hanyalah penunjuk jalan, dst. Ini menyebabkan pandangan keliru bahwa Buddha hanyalah guru biasa, tidak bisa menolong/membantu kita. Nah, dalam Mahayana dikatakan bahwa sesungguhnya Buddha itu penyelamat/penolong bagi semua makhluk; hanya karena Beliau tidak menyatakan diri sebagai penyelamat bukan berarti Beliau tidak menolong kita (karena melalui Dhamma yang diajarkan itu, kita dapat mencapai pembebasan dari samsara, inilah keselamatan dalam Buddhisme).

Ibarat seorang dokter yang menyembuhkan pasiennya, sang pasien merasa sang dokter adalah penyelamat hidupnya dan berterima kasih kepadanya, tetapi sang dokter yang rendah hati itu hanya mengatakan: "Bukan aku yang menyelamatkan hidup kamu, tetapi karena kamu mengikuti anjuran dokter, meminum obat secara teratur, dan menjalankan pola hidup sehat, maka kamu bisa sembuh dengan total." Dokter itu adalah Buddha dan pasien tak lain adalah para makhluk yang tertolong karena Dhamma Beliau. Maka tidak ada salahnya menganggap Buddha sebagai penolong semua makhluk melalui Dhamma yang diajarkan-Nya karena tanpa kemunculan Buddha di dunia ini, bagaimana kita bisa mengetahui jalan menuju pembebasan dari samsara, inilah jasa besar sang dokter.

Bagaimana menurut pendapat teman-teman sekalian mengenai pandangan bahwa Buddha adalah (bukan) juru selamat ini?
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: K.K. on 28 April 2014, 09:00:22 AM
Up... up... up...

Pandangan umum dalam Buddhisme bahwa Buddha bukan juru selamat karena Beliau hanyalah penunjuk jalan, dst. Ini menyebabkan pandangan keliru bahwa Buddha hanyalah guru biasa, tidak bisa menolong/membantu kita. Nah, dalam Mahayana dikatakan bahwa sesungguhnya Buddha itu penyelamat/penolong bagi semua makhluk; hanya karena Beliau tidak menyatakan diri sebagai penyelamat bukan berarti Beliau tidak menolong kita (karena melalui Dhamma yang diajarkan itu, kita dapat mencapai pembebasan dari samsara, inilah keselamatan dalam Buddhisme).

Ibarat seorang dokter yang menyembuhkan pasiennya, sang pasien merasa sang dokter adalah penyelamat hidupnya dan berterima kasih kepadanya, tetapi sang dokter yang rendah hati itu hanya mengatakan: "Bukan aku yang menyelamatkan hidup kamu, tetapi karena kamu mengikuti anjuran dokter, meminum obat secara teratur, dan menjalankan pola hidup sehat, maka kamu bisa sembuh dengan total." Dokter itu adalah Buddha dan pasien tak lain adalah para makhluk yang tertolong karena Dhamma Beliau. Maka tidak ada salahnya menganggap Buddha sebagai penolong semua makhluk melalui Dhamma yang diajarkan-Nya karena tanpa kemunculan Buddha di dunia ini, bagaimana kita bisa mengetahui jalan menuju pembebasan dari samsara, inilah jasa besar sang dokter.

Bagaimana menurut pendapat teman-teman sekalian mengenai pandangan bahwa Buddha adalah (bukan) juru selamat ini?
Perbedaannya gini:
-Dalam agama lain, tanpa juru selamat, manusia akan binasa. Karena ada juru selamat, manusia bisa memperoleh keselamatan. Maka tidak ada keselamatan di luar juru selamat tersebut.

-Dalam Buddhisme, apakah Buddha muncul atau tidak, dhamma begitu adanya. Orang bisa saja mencapai kesucian tanpa bantuan seorang Buddha selama mampu menghilangkan lobha, dosa, dan moha. Jadi di sini Buddha hanyalah penunjuk jalan dan tidak punya kuasa menyelamatkan/meng-arahant-kan orang lain.

Spoiler: ShowHide
“Demikian pula, Brahmana, Nibbāna ada, dan jalan menuju Nibbāna ada dan Aku juga ada sebagai penuntun. Namun ketika para siswaku telah dinasihati dan diberikan instruksi demikian, beberapa di antara mereka mencapai Nibbāna, tujuan Tertinggi, dan beberapa lainnya tidak mencapainya. Apakah yang dapat kulakukan sehubungan dengan hal itu, Brahmana? Sang Tathāgata hanyalah seorang yang menunjukkan jalan.”
MN 107 Ganakamoggallanasutta

Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: seniya on 28 April 2014, 09:29:20 AM
Perbedaannya gini:
-Dalam agama lain, tanpa juru selamat, manusia akan binasa. Karena ada juru selamat, manusia bisa memperoleh keselamatan. Maka tidak ada keselamatan di luar juru selamat tersebut.

-Dalam Buddhisme, apakah Buddha muncul atau tidak, dhamma begitu adanya. Orang bisa saja mencapai kesucian tanpa bantuan seorang Buddha selama mampu menghilangkan lobha, dosa, dan moha. Jadi di sini Buddha hanyalah penunjuk jalan dan tidak punya kuasa menyelamatkan/meng-arahant-kan orang lain.

Spoiler: ShowHide
“Demikian pula, Brahmana, Nibbāna ada, dan jalan menuju Nibbāna ada dan Aku juga ada sebagai penuntun. Namun ketika para siswaku telah dinasihati dan diberikan instruksi demikian, beberapa di antara mereka mencapai Nibbāna, tujuan Tertinggi, dan beberapa lainnya tidak mencapainya. Apakah yang dapat kulakukan sehubungan dengan hal itu, Brahmana? Sang Tathāgata hanyalah seorang yang menunjukkan jalan.”
MN 107 Ganakamoggallanasutta



Iya benar, namun tanpa Buddha sebagai penunjuk jalan, lebih sulit kita mengetahui ada jalan tersebut. Sudah ditunjukkan saja, belum tentu mau mengikuti secara benar, apalagi tanpa petunjuk. Jadi, secara tidak langsung penunjuk jalan itulah penolong kita, bukan karena Buddha sumber keselamatan, tetapi karena Buddha muncul demi kebahagiaan dan kesejahteraan semua makhluk melalui Dhamma yang ditunjukkan-Nya.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: K.K. on 28 April 2014, 10:21:29 AM
Iya benar, namun tanpa Buddha sebagai penunjuk jalan, lebih sulit kita mengetahui ada jalan tersebut. Sudah ditunjukkan saja, belum tentu mau mengikuti secara benar, apalagi tanpa petunjuk.
Kalau dari konteks sulit atau mudah, saya pikir akan subjektif. Bagi seorang Bakal-Pacceka-Buddha, misalnya, ketiadaan penunjuk jalan bukanlah halangan, sementara bagi Bakal-Savaka, seorang penunjuk jalan adalah hal yang mutlak bagi pencapaiannya. 

Quote
Jadi, secara tidak langsung penunjuk jalan itulah penolong kita, bukan karena Buddha sumber keselamatan, tetapi karena Buddha muncul demi kebahagiaan dan kesejahteraan semua makhluk melalui Dhamma yang ditunjukkan-Nya.
Sepertinya memang definisi "menolong" itu yang harus disamakan dulu. Kalau dari pengalaman saya pribadi, kebanyakan maksud dari umat lain adalah Buddhis percaya kamma, tapi Buddha sendiri tidak bisa mengubahnya. Jadi jika kita telah melakukan kesalahan, lewat juru-selamat bisa diubah nasibnya, namun lewat Buddha, tetap saja tidak terhindar dari buah kammanya.
Selain itu, dalam hal keselamatan, ibaratnya di agama lain untuk mencapai pantai seberang ada sosok yang memberi tumpangan kapal asalkan kita mau terima tawarannya maka akan sampai ke seberang; sementara Buddha sendiri hanya bisa sebatas mengajarkan kita membuat rakit dan berusaha sendiri mencapai pantai seberang.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 30 April 2014, 12:31:05 PM
dhammadinna:
kalau boleh suggest topik...

* Nibbana >< Nihilism / Eternalism

saya bahas yang dibold dulu, berdasarkan yang saya pahami yaa. Kalau salah atau kurang, silakan diperbaiki...

Eternalisme = suatu pandangan bahwa ada diri yang kekal, berpindah dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya.

Referensi Eternalisme (Digha Nikaya Pandangan salah ke-1 sampai ke-4):
Brahmajala Sutta (http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_1:_Brahmaj%C4%81la_Sutta#Pandangan_salah_1.5B34.5D)
__________________

Nihilisme = suatu pandangan bahwa diri ini musnah ketika mati.

Referensi Nihilisme (Digha Nikaya Pandangan salah ke-51 sampai ke-57):
Brahmajala Sutta (http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_1:_Brahmaj%C4%81la_Sutta#Pandangan_salah_51)
__________________

Sedangkan di dalam Dhamma, kedua pandangan tesebut adalah pandangan salah. Tidak ada diri yang tetap. Yang ada adalah perpaduan hal-hal terkondisi, yang terus berlanjut dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya selama sebab-sebabnya masih ada.

Quote
Dengan kebodohan sebagai kondisi, bentukan-bentukan kehendak [muncul]; dengan bentukan-bentukan kehendak sebagai kondisi, kesadaran [muncul]; dengan kesadaran sebagai kondisi, nama-dan-bentuk [muncul]; dengan nama-dan-bentuk sebagai kondisi, enam landasan indria [muncul]; dengan enam landasan indria sebagai kondisi, kontak [muncul]; dengan kontak sebagai kondisi, perasaan [muncul]; dengan perasaan sebagai kondisi, keinginan [muncul]; dengan keinginan sebagai kondisi, kemelekatan [muncul]; dengan kemelekatan sebagai kondisi, penjelmaan [muncul]; dengan penjelmaan sebagai kondisi, kelahiran [muncul]; dengan kelahiran sebagai kondisi, penuaan dan kematian, kesedihan, ratapan, kesakitan, ketidaksenangan, dan keputusasaan muncul.

Samyutta Nikaya (http://dhammacitta.org/perpustakaan/samyutta-nikaya-khotbah-khotbah-berkelompok-sang-buddha/) 12:15 (Buku 2, Nidana Vagga)
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: lukas_osterhagen on 04 May 2014, 11:47:13 PM
kalau diambil dari akar kata
dukkha berasal dari kata
du + kha
du = kesulitan untuk dipertahankan
kha yang berarti ākāsa = ruang [ruang bisa dikatakan ruang karena ada pembatas, seperti tempat yang disebut kamar itu disebut kamar karena ada dinding pembatas sehingga kita sebut ruang kamar] maka itu kha yang dimaksud dalam dukkha adalah terbatas. mungkin secara harafiah, akar kata dukkha berarti mengalami kesulitan karena keterbatasan dari faktor bentuk [karena tidak bisa menyesuaikan terhadap segala hal].

sedangkan kata Dukkha dalam kehidupan yang kita lihat sebenarnya tidak tepat juga kalau dikatakan suffering atau penderitaan. karena jika saya makan makanan kesukaan saya, saya tidak menderita. namun yang terjadi adalah saya ketagihan, dari ketidak puasan yang tak henti henti nya [ingin lagi dan lagi] inilah yang membuat kita menagih terus, dan kita tahu bahwa kondisi kita tidaklah sama, suatu hari kita juga tua, renta dan bisa terkena penyakit, maka saat sakit, tua, saat pencernaan tidak bagus, maka makan makanan yang tadinya menyenangkan bagi saya pun akhirnya menjadi tidak menyenangkan, merasa tidak bahagia.

kata suffering dalam bahasa Inggris itu merujuk pada makna:
kelaparan, tertimpa bencana, dsj.
maka kata Dukkha sebenarnya tidak cocok [bukannya salah] diterjemahkan menjadi suffering sebenarnya.
karena memang pada akhirnya menderita. namun perlu dimengerti bahwa dukkha sendiri diterjemahkan sebagai
imperfect. [tidak sempurna, yah karena keterbatasannya]. saya rasa lebih cocok dibandingkan penderitaan.
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 05 May 2014, 03:21:18 PM
dhammadinna:
kalau boleh suggest topik...

* Nibbana >< Nihilism / Eternalism
* Kamma - Vipaka >< Balas dendam / Hukuman / Bayar Hutang

bro menyan, pertanyaannya bisa diperpanjang?  ;D

kalau yang sering keliru sih biasanya antara kamma >< vipaka ya.. Ada yang lain lagi?

atau pandangan tentang kamma itu sendiri? yaitu kamma menurut sutta versus sumber lain (non-sutta)? tapi lumayan luas cakupannya... (saya sendiri tidak terlalu menguasai, cuma tau garis besarnya saja).
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: adi lim on 25 May 2014, 06:30:57 AM
Kalau dari konteks sulit atau mudah, saya pikir akan subjektif. Bagi seorang Bakal-Pacceka-Buddha, misalnya, ketiadaan penunjuk jalan bukanlah halangan, sementara bagi Bakal-Savaka, seorang penunjuk jalan adalah hal yang mutlak bagi pencapaiannya. 
Sepertinya memang definisi "menolong" itu yang harus disamakan dulu. Kalau dari pengalaman saya pribadi, kebanyakan maksud dari umat lain adalah Buddhis percaya kamma, tapi Buddha sendiri tidak bisa mengubahnya. Jadi jika kita telah melakukan kesalahan, lewat juru-selamat bisa diubah nasibnya, namun lewat Buddha, tetap saja tidak terhindar dari buah kammanya.

setuju  _/\_

Quote
Selain itu, dalam hal keselamatan, ibaratnya di agama lain untuk mencapai pantai seberang ada sosok yang memberi tumpangan kapal asalkan kita mau terima tawarannya maka akan sampai ke seberang; sementara Buddha sendiri hanya bisa sebatas mengajarkan kita membuat rakit dan berusaha sendiri mencapai pantai seberang.


bold, pantai seberang agama lain (Surga) tidak sama dengan pantai seberang (Nibbana) yg di tunjuk Buddha Gotama  :)
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: seniya on 25 May 2014, 08:27:28 AM
bro menyan, pertanyaannya bisa diperpanjang?  ;D

kalau yang sering keliru sih biasanya antara kamma >< vipaka ya.. Ada yang lain lagi?

atau pandangan tentang kamma itu sendiri? yaitu kamma menurut sutta versus sumber lain (non-sutta)? tapi lumayan luas cakupannya... (saya sendiri tidak terlalu menguasai, cuma tau garis besarnya saja).

Menurut sutta, tentang kamma salah satunya bersumber dari AN 6.63:

“Ketika dikatakan: ‘Kamma harus dipahami; sumber dan asal-mula kamma harus dipahami; keberagaman kamma harus dipahami; akibat dari kamma harus dipahami; lenyapnya kamma harus dipahami; jalan menuju lenyapnya kamma harus dipahami,’ karena alasan apakah hal ini dikatakan?

“Adalah kehendak, para bhikkhu, yang Kusebut kamma. Karena setelah berkehendak, seseorang bertindak melalui jasmani, ucapan, atau pikiran.

“Dan apakah sumber dan asal-mula kamma? Kontak adalah sumber dan asal-mulanya.

“Dan apakah keberagaman kamma? Ada kamma yang harus dialami di neraka; ada kamma yang harus dialami di alam binatang; ada kamma yang harus dialami di alam hantu menderita; ada kamma yang harus dialami di alam manusia; ada kamma yang harus dialami di alam deva. Ini disebut keberagaman kamma.

“Dan apakah akibat dari kamma? Akibat kamma, Aku katakan, ada tiga: [yang dialami] dalam kehidupan ini, atau dalam kelahiran kembali [berikutnya], atau dalam beberapa kelahiran setelahnya. Ini disebut akibat dari kamma.

“Dan apakah lenyapnya kamma? Dengan lenyapnya kontak maka lenyap pula kamma.

“Jalan Mulia Berunsur Delapan ini adalah jalan menuju lenyapnya kamma, yaitu, pandangan benar, kehendak benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar..

“Ketika, para bhikkhu, seorang siswa mulia memahami kamma, sumber dan asal-mula kamma, keberagaman kamma, akibat dari kamma, lenyapnya kamma, dan jalan menuju lenyapnya kamma, maka ia memahami kehidupan spiritual yang menembus ini sebagai lenyapnya kamma.”


http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,24201.msg447524.html#msg447524
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 26 May 2014, 10:07:32 AM
^ ^ ^

thanks bro... :)
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: dhammadinna on 26 May 2014, 10:17:20 AM
eh iya juga ya, kamma juga sering dipandang secara keliru... Dulu ada yang bilang, kalo bunuh semut nanti jadi semut. Bunuh anjing jadi anjing. Nah lho... bahas yukk... (compare sutta vs buku yang beredar juga)

Tapi pengetahuan saya tentang kamma belum mantap. Kalo gak ada yang mulai bahas, saya bisa bahas (tapi belum tau kapan, harus belajar dulu)..
Title: Re: Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
Post by: The Ronald on 26 May 2014, 11:04:11 AM
 (cuplikan....)

100 (9) Segumpal Garam

“Para bhikkhu, jika seseorang mengatakan sebagai berikut: ‘Seseorang mengalami kamma dengan cara yang persis sama dengan cara ia melakukannya,’ dalam kasus demikian maka tidak ada menjalani kehidupan spiritual dan tidak ada kesempatan yang terlihat untuk sepenuhnya mengakhiri penderitaan.<546> Tetapi jika seseorang mengatakan sebagai berikut: ‘Ketika seseorang melakukan kamma, maka hal itu akan dialami dalam cara tertentu, ia mengalalami akibatnya dalam cara itu,’ dalam kasus itu maka menjalani kehidupan spiritual adalah mungkin dan suatu kesempatan terlihat untuk sepenuhnya mengakhiri penderitaan.<547>