//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.  (Read 1822285 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #5640 on: 28 September 2010, 01:25:57 PM »
Memang sekarang ini banyak yang 'melanggar' Vinaya dengan alasan ada terkecuali !
dan juga Vinaya boleh on kadang boleh off, tergantung yang menjalankan mud lagi bagus atau tidak, karena sudah menjiwai Vinaya itu, hebatkan !!  :))

 _/\_

Vinaya memang ada pengecualian. Misalnya di tempat yang dilanda kekeringan, ada peraturan tambahan tentang mandi. Di tempat yang jalanannya sulit, ada pengecualian tentang alas kaki.
Vinaya juga bisa kadang on kadang off tergantung kondisi, misalnya sakit. Di musim hujan juga vinaya tentang bawa satu pakaian bisa "off" ketika bepergian. Tetapi semua itu ada aturannya, bukan diubah-ubah seenak perut dan tergantung mood, atau dengan alasan-alasan filosofis namun tak logis.



Yang disebut sebagai pengecualian Vinaya di atas, pada saat sakit, kekeringan, dll, juga masih termasuk Vinaya.
yaa... gitu deh

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #5641 on: 28 September 2010, 02:10:45 PM »
mungkin cuplikan dari MN 82 Raṭṭhapāla Sutta dapat memberikan gambaran mengenai motivasi seseorang menjadi bhikkhu.

Quote
29. “Guru Raṭṭhapāla, ada empat jenis kehilangan. Karena mereka mengalami empat jenis kehilangan ini, beberapa orang mencukur rambut dan janggut mereka, mengenakan jubah kuning, dan meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah. Apakah empat ini? Yaitu kehilangan karena penuaan, kehilangan karena penyakit, kehilangan kekayaan, dan kehilangan sanak saudara.

30. “Dan apakah kehilangan karena penuaan? Di sini, Guru Raṭṭhapāla, seseorang menjadi tua, jompo, terbebani tahun demi tahun, lanjut dalam usia, sampai pada tahap terakhir kehidupan. Ia mempertimbangkan sebagai berikut: ‘Aku sudah tua, jompo, terbebani tahun demi tahun, lanjut dalam usia, sampai pada tahap terakhir kehidupan. Tidaklah mudah bagiku untuk memperoleh kekayaan yang belum diperoleh atau untuk menambah kekayaan yang telah diperoleh. Bagaimana jika aku mencukur rambut dan janggutku, mengenakan jubah kuning, dan meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah.’ Karena ia mengalami kehilangan karena penuaan itu, ia mencukur rambut dan janggutnya, mengenakan jubah kuning, dan meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah. Ini disebut kehilangan karena penuaan. Tetapi Guru Raṭṭhapāla saat ini masih muda, seorang pemuda berambut hitam yang memiliki berkah kemudaan, dalam tahap utama kehidupan. Guru Raṭṭhapāla tidak mengalami kehilangan apapun karena penuaan. Apakah yang telah ia ketahui atau ia lihat atau ia dengar sehingga ia meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah?

31. “Dan apakah kehilangan karena penyakit? Di sini, Guru Raṭṭhapāla, seseorang menjadi sakit, menderita, dan sakit parah. Ia mempertimbangkan sebagai berikut: ‘Aku sakit, menderita, dan sakit parah. Tidaklah mudah bagiku untuk memperoleh kekayaan yang belum diperoleh … [67] … menjalani kehidupan tanpa rumah.’ Karena ia mengalami kehilangan karena penyakit itu … ia meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah. Ini disebut kehilangan karena penyakit. Tetapi Guru Raṭṭhapāla saat ini bebas dari penyakit dan kesakitan; ia memiliki pencernaan yang baik yang tidak terlalu dingin juga tidak terlalu panas melainkan sedang. Guru Raṭṭhapāla tidak mengalami kehilangan apapun karena penyakit. Apakah yang telah ia ketahui atau ia lihat atau ia dengar sehingga ia meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah?

32. “Dan apakah kehilangan kekayaan? Di sini, Guru Raṭṭhapāla, seseorang yang kaya, memiliki banyak harta, memiliki banyak kepemilikan. Perlahan-lahan kekayaannya menyusut. Ia mempertimbangkan sebagai berikut: “Sebelumnya aku kaya, memiliki banyak harta, memiliki banyak kepemilikan. Perlahan-lahan kekayaanku menyusut. Tidaklah mudah bagiku untuk memperoleh kekayaan yang belum diperoleh … menjalani kehidupan tanpa rumah.’ Karena ia telah mengalami kehilangan kekayaan … ia meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah. Ini disebut kehilangan kekayaan. Tetapi Guru Raṭṭhapāla tidak mengalami kehilangan kekayaan. Apakah yang telah ia ketahui atau ia lihat atau ia dengar sehingga ia meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah?

33. “Dan apakah kehilangan sanak saudara? Di sini, Guru Raṭṭhapāla, seseorang memiliki banyak teman dan sahabat, sanak saudara dan kerabat. Perlahan-lahan sanak saudaranya itu menyusut. Ia mempertimbangkan sebagai berikut: “Sebelumnya aku memiliki banyak teman dan sahabat, sanak saudara dan kerabat. Perlahan-lahan sanak saudaranya itu menyusut. Tidaklah mudah bagiku untuk memperoleh kekayaan yang belum diperoleh … [68] … menjalani kehidupan tanpa rumah.’ Karena ia telah mengalami kehilangan sanak saudara … ia meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah. Ini disebut kehilangan sanak saudara. Tetapi Guru Raṭṭhapāla tidak mengalami kehilangan sanak saudara mana pun. Apakah yang telah ia ketahui atau ia lihat atau ia dengar sehingga ia meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah?

34. “Guru Raṭṭhapāla, ini adalah empat jenis kehilangan itu. Karena mereka mengalami empat jenis kehilangan ini, beberapa orang mencukur rambut dan janggut mereka, mengenakan jubah kuning, dan meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah. Guru Raṭṭhapāla tidak mengalami salah satu dari empat ini. Apakah yang telah ia ketahui atau ia lihat atau ia dengar sehingga ia meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah?”

Empat hal ini adalah motivasi umum orang menjadi bhikkhu: kesedihan karena kehilangan yang disebabkan usia tua, penyakit, harta, sanak-saudara.

Ratthapala justru tidak mengalaminya; ia masih muda, sehat, kaya, dan banyak sanak-saudara (istrinya juga banyak). Ratthapala menjadi bhikkhu karena empat dhamma:
-dunia berubah; tidak ada tempat berlindung dalam dunia; dunia tidak ada kepemilikan, dunia penuh dengan ketidakpuasan.

Berdasarkan hal inilah Ratthapala meninggalkan keduniawian dan menjadi bhikkhu.


 [at]  adi lim & hendrako
Betul, sebetulnya pengecualian tersebut juga sudah diatur dalam vinaya serta komentar. Semua yang ada di sana bukanlah peraturan kaku seperti pikiran beberapa orang yang berpikir vinaya Theravada = harga mati yang dijalankan dengan kaku, namun semua ada penjelasannya. 


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #5642 on: 28 September 2010, 02:25:27 PM »
mungkin cuplikan dari MN 82 Raṭṭhapāla Sutta dapat memberikan gambaran mengenai motivasi seseorang menjadi bhikkhu.

Quote
29. “Guru Raṭṭhapāla, ada empat jenis kehilangan. Karena mereka mengalami empat jenis kehilangan ini, beberapa orang mencukur rambut dan janggut mereka, mengenakan jubah kuning, dan meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah. Apakah empat ini? Yaitu kehilangan karena penuaan, kehilangan karena penyakit, kehilangan kekayaan, dan kehilangan sanak saudara.

30. “Dan apakah kehilangan karena penuaan? Di sini, Guru Raṭṭhapāla, seseorang menjadi tua, jompo, terbebani tahun demi tahun, lanjut dalam usia, sampai pada tahap terakhir kehidupan. Ia mempertimbangkan sebagai berikut: ‘Aku sudah tua, jompo, terbebani tahun demi tahun, lanjut dalam usia, sampai pada tahap terakhir kehidupan. Tidaklah mudah bagiku untuk memperoleh kekayaan yang belum diperoleh atau untuk menambah kekayaan yang telah diperoleh. Bagaimana jika aku mencukur rambut dan janggutku, mengenakan jubah kuning, dan meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah.’ Karena ia mengalami kehilangan karena penuaan itu, ia mencukur rambut dan janggutnya, mengenakan jubah kuning, dan meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah. Ini disebut kehilangan karena penuaan. Tetapi Guru Raṭṭhapāla saat ini masih muda, seorang pemuda berambut hitam yang memiliki berkah kemudaan, dalam tahap utama kehidupan. Guru Raṭṭhapāla tidak mengalami kehilangan apapun karena penuaan. Apakah yang telah ia ketahui atau ia lihat atau ia dengar sehingga ia meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah?

31. “Dan apakah kehilangan karena penyakit? Di sini, Guru Raṭṭhapāla, seseorang menjadi sakit, menderita, dan sakit parah. Ia mempertimbangkan sebagai berikut: ‘Aku sakit, menderita, dan sakit parah. Tidaklah mudah bagiku untuk memperoleh kekayaan yang belum diperoleh … [67] … menjalani kehidupan tanpa rumah.’ Karena ia mengalami kehilangan karena penyakit itu … ia meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah. Ini disebut kehilangan karena penyakit. Tetapi Guru Raṭṭhapāla saat ini bebas dari penyakit dan kesakitan; ia memiliki pencernaan yang baik yang tidak terlalu dingin juga tidak terlalu panas melainkan sedang. Guru Raṭṭhapāla tidak mengalami kehilangan apapun karena penyakit. Apakah yang telah ia ketahui atau ia lihat atau ia dengar sehingga ia meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah?

32. “Dan apakah kehilangan kekayaan? Di sini, Guru Raṭṭhapāla, seseorang yang kaya, memiliki banyak harta, memiliki banyak kepemilikan. Perlahan-lahan kekayaannya menyusut. Ia mempertimbangkan sebagai berikut: “Sebelumnya aku kaya, memiliki banyak harta, memiliki banyak kepemilikan. Perlahan-lahan kekayaanku menyusut. Tidaklah mudah bagiku untuk memperoleh kekayaan yang belum diperoleh … menjalani kehidupan tanpa rumah.’ Karena ia telah mengalami kehilangan kekayaan … ia meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah. Ini disebut kehilangan kekayaan. Tetapi Guru Raṭṭhapāla tidak mengalami kehilangan kekayaan. Apakah yang telah ia ketahui atau ia lihat atau ia dengar sehingga ia meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah?

33. “Dan apakah kehilangan sanak saudara? Di sini, Guru Raṭṭhapāla, seseorang memiliki banyak teman dan sahabat, sanak saudara dan kerabat. Perlahan-lahan sanak saudaranya itu menyusut. Ia mempertimbangkan sebagai berikut: “Sebelumnya aku memiliki banyak teman dan sahabat, sanak saudara dan kerabat. Perlahan-lahan sanak saudaranya itu menyusut. Tidaklah mudah bagiku untuk memperoleh kekayaan yang belum diperoleh … [68] … menjalani kehidupan tanpa rumah.’ Karena ia telah mengalami kehilangan sanak saudara … ia meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah. Ini disebut kehilangan sanak saudara. Tetapi Guru Raṭṭhapāla tidak mengalami kehilangan sanak saudara mana pun. Apakah yang telah ia ketahui atau ia lihat atau ia dengar sehingga ia meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah?

34. “Guru Raṭṭhapāla, ini adalah empat jenis kehilangan itu. Karena mereka mengalami empat jenis kehilangan ini, beberapa orang mencukur rambut dan janggut mereka, mengenakan jubah kuning, dan meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah. Guru Raṭṭhapāla tidak mengalami salah satu dari empat ini. Apakah yang telah ia ketahui atau ia lihat atau ia dengar sehingga ia meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah?”

Empat hal ini adalah motivasi umum orang menjadi bhikkhu: kesedihan karena kehilangan yang disebabkan usia tua, penyakit, harta, sanak-saudara.

Ratthapala justru tidak mengalaminya; ia masih muda, sehat, kaya, dan banyak sanak-saudara (istrinya juga banyak). Ratthapala menjadi bhikkhu karena empat dhamma:
-dunia berubah; tidak ada tempat berlindung dalam dunia; dunia tidak ada kepemilikan, dunia penuh dengan ketidakpuasan.

Berdasarkan hal inilah Ratthapala meninggalkan keduniawian dan menjadi bhikkhu.


 [at]  adi lim & hendrako
Betul, sebetulnya pengecualian tersebut juga sudah diatur dalam vinaya serta komentar. Semua yang ada di sana bukanlah peraturan kaku seperti pikiran beberapa orang yang berpikir vinaya Theravada = harga mati yang dijalankan dengan kaku, namun semua ada penjelasannya. 


sebenarnya empat hal di atas masih belum lengkap, kalau boleh saya menambahkan:
5. malas kerja tapi ingin hidup mewah

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #5643 on: 28 September 2010, 02:27:34 PM »
Tulung dicopas dunk... penjelasan untuk motivasinya Ratthapala..

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #5644 on: 28 September 2010, 02:48:39 PM »
Tulung dicopas dunk... penjelasan untuk motivasinya Ratthapala..

silahkan ke thread MN Bagian 2, Board: DC Press

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #5645 on: 28 September 2010, 02:56:44 PM »
sebenarnya empat hal di atas masih belum lengkap, kalau boleh saya menambahkan:
5. malas kerja tapi ingin hidup mewah
Kalau itu sih dari duniawi berpaling ke duniawi juga, dalam "kulit" petapa saja bedanya.  :D

Offline padmakumara

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.317
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • mara devaputra
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #5646 on: 28 September 2010, 06:29:34 PM »

Biksu ZFZ juga rajin membantu di dapur lho.. gak tau jago masak gak ya?....
mohon koreksi kalau info salah!

muridcfc : bhikkhu2 the****** tu sok alim

hahahaahahh

saya makin bangga aja

biksu zfz berhati welas asih


gk tega liat kesibukan di dapur


kalau kokinya manis begitu, nah padpad pasti dehhh juga ikut rajin membantu..... bagaimana dgn biksu zfz kalau yg manis begitu didapur ?


biksu sebaiknya didapur atau tidak ya ?

visualisasi tulang belulang

cantik hanya sementara

tubuh ini sarang penyakit

owe munafik ya

ahaahahah
"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

Offline padmakumara

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.317
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • mara devaputra
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #5647 on: 28 September 2010, 06:30:36 PM »
Pad-pad di wdc apa nicknya? :D

kowe apa dulu ?

"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

Offline padmakumara

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.317
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • mara devaputra
Re: Yg ini lagi membuat apa ya ? (frenchize sate)
« Reply #5648 on: 28 September 2010, 06:35:14 PM »


Udah tentu ini bukan lagi bakar sate atau menjual sate, tapi lagi ngapain ya ? mohon infonya padpad......

ini peringatan bagi yg ngelawan padpad

haahahhaa



siap2 masuk neraka padpad " tai api "

haahahaha

pasti uenakkkkk kayak sate padang

bumbunya khas samarinda loh

kekeeke
Pad, u mending ganti nama aja deh daripada u pake nama padkumara. Padkumara itu kan nama guru besar. Kasian nama Maha guru besar dihina org sekampung di dc gara2 kelakukan u yang menyimpang. Gak munafik g. Gua jg gk blg gua org baik tapi gua pake nama asli. Jadi klo org mau hujat atau hina gua, lsg ke nama gua alias gk pake nama org. Gua takutnya ntar u kena karma buruk lebih buruk dari kelakuan loe skrg.

Mohon maaf jika ada kata2 yg kasar. ^:)^
 _/\_

owe maafkan jika berhasil ngajak member2 kasi reputasi -3 (minus) ke owe

ternyata kowe mengakui padmakumara guru besar

hahaahahh

bodoh amat dihujat orang lain

perseta* ama orang lain

gk usa takut soal karma buruk owe

malah owe membela guru

hahaahah

mending jadi cw agak feminim dikit

diem aja di rumah, cari pacar bae2, trus nikah

uda de

haahahaha

ini urusan lelaki


"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

Offline padmakumara

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.317
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • mara devaputra
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #5649 on: 28 September 2010, 06:36:54 PM »
ahh..ternyata kemampuan pad2 hny segitu.

kalau mau diskusi jangan kabur2

baru owe layani

hhahaaha

wahh berarti padpad udah pinter mencari kelemahan lawan.... ini udah banyak kemajuan....

saceng jangan mikirin putih mulus sampe gelap mata dong

ntar lupa diri

masa masih digendong aja tu paha putih

gimana pancoran ?

samarinda gimana ?  bebas banjir gk ?

hahahahaha

kayaknya utk paha putih, semua laki2 normal masih doyan deh kecuali eloe itu hombreng baru gk doyan :P

kowe ternyata pakar masalah ini ya

uda hafal sifat2 lelaki

kata siapa semua doyan paha putih ?

gimana kalo putih tapi kayak kaki gajah ?

hahaahahah
"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

Offline padmakumara

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.317
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • mara devaputra
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #5650 on: 28 September 2010, 07:01:27 PM »
hallo  saceng

selamat malem

ihihihihhhehheehehahahahaha

di wdc sok dewasa diskusinya

padahal disini kayak di pasar aja

ahahhaa

saceng gk tau ya owe nick apa di wdc ?

hahhhaha
"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #5651 on: 28 September 2010, 07:23:48 PM »
hallo  saceng

selamat malem

ihihihihhhehheehehahahahaha

di wdc sok dewasa diskusinya

padahal disini kayak di pasar aja

ahahhaa

saceng gk tau ya owe nick apa di wdc ?

hahhhaha
apa kata lo pad :))
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline padmakumara

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.317
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • mara devaputra
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #5652 on: 28 September 2010, 07:24:31 PM »
hallo  saceng

selamat malem

ihihihihhhehheehehahahahaha

di wdc sok dewasa diskusinya

padahal disini kayak di pasar aja

ahahhaa

saceng gk tau ya owe nick apa di wdc ?

hahhhaha
apa kata lo da pad :))

kurang da
"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

Offline JimyTBH

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 120
  • Reputasi: 2
  • antara Suggati N Duggati (
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #5653 on: 28 September 2010, 07:32:55 PM »
Sitatapatra siapa ya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #5654 on: 28 September 2010, 07:56:27 PM »
hallo  saceng

selamat malem ihihihihhhehheehehahahahaha di wdc sok dewasa diskusinya padahal disini kayak di pasar aja ahahhaa saceng gk tau ya owe nick apa di wdc ? hahhhaha

Berpikir Dewasa itu bukan sok, tapi kerja keras brooooo ............
thanks kalau padpad merasa diskusi gw disana terasa dewasa... menurut orang lain yg udah peringatan TERAKHIR.... kurang serambut udah mau diseberangkan....

Nah kalau tidak dewasa, paling2 SATU posting langsung DISEBEANGKAN lhoooo.... hayo padpad posting juga dunggg tanya mengenai salju putih yg mulus.... berani gak ? jangan beraninya cuma disini aja elu padpad.....

elu nick apa disana, jangan remeng2 dunng... katanya padpad juga gak seneng remeng2.... yg remeng2 gak dijawab...ingatnya gw kan begitu tohhh

Sitatapatra kelihatannya teman padpad yg amat amat hafal tentang cuplikan buku masterrrrr.... GM....
« Last Edit: 28 September 2010, 08:00:12 PM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

 

anything