betul.. jika menggunakan bahasa yang tidak lazim akan kedengaran aneh..
banyak juga orang sains yang mengucapkan segala yang berkondisi adalah tidak kekal, walau mereka paham betul akan hukum kekekalan energi.. karena mereka tidak melekat pada arti kekal itu harus dipandang sebagai energi dari sisi sains.
dan buat apa kita menggunakan bahasa yang tidak lazim demi melihat dari kacamata "sains", padahal sebenarnya juga tidak ada tabrakan Buddhisme dengan sains itu sendiri khususnya "kekekalan energi" bukan ?
yang penting adalah yang mendengarkan, yang membaca memahami maksud dari apa yang mereka dengar.. apa yang mereka baca..
hmm, bro benar, tapi apakah bro yakin mereka memahami, itu lain soal.
Misalnya begini, seperti yang kita ketahui, Text pali Buddhis tidak ada yang langsung diterjemahkan dalam bahasa Indo, namun melalui bahasa Inggris kuno, lalu skarang ini sudah diterjemahkan ke Inggris modern, baru ke bahasa Indo. hmm, dengan keterbatasan linguistik yang ada. apakah bro jamin 100% ajaran tersebut murni?
Sekarang mengapa disebut tidak lazim, toh memang sudah disebutkan bahwa ada terjemahannya yang disebut "tidak tetap" ^^
nah pilihan buat masing-masing dari topik ini untuk memilih mana yang "pas" untuk mereka. ^^
toh, mengapa harus menentukan "Segala sesuatu terkondisi TIDAK KEKAL adanya" padahal banyak di dalam ajaran Buddha dikatakan ehipassiko. Ketika saya mengtakan "Oy, Segala sesuatu terkondisi TIDAK TETAP adanya." cermati batin sendiri ^^
kalo memang tidak sesuai ya tidak usah ditanggapi ^^