gue gak OOT, gue cuma menanyakan saja, koq TS disini mendukung seseorang yang memproklamasikan pencapaian kesucian, sedangkan di thread lain TS mencela orang yang memprokalamasikan kesucian, dasarnya apa ya kira-kira?
Sikap apapun yang saya pilih adalah hak saya untuk bersikap, seperti juga anda berhak mengambil sikap sesuai kemauan anda. Bila mau tahu mengapa saya bersikap demikian, anda lebih banyak lagi belajar Dhamma, baru saya beritahu dasarnya.
mengapa bersikap anda bersikap demikian? karena orang yang memproklamirkan mencapai kesucian itu tidak sealiran dengan anda. Bagaimana tingkat kesucian tokoh-tokoh non-Buddhist, sebut saja: Sai Baba, Yesus, apakah menurut anda beliau-beliau ini juga mencapai tingkat kesucian tertentu?
Kalau jawabnya Tidak, maka sebenarnya anda membelenggu diri anda sendiri dengan batasan agama.
boleh coba anda berikan ciri2 orang suci, menurut anda sai baba orang suci apakah buktinya.
kalau menurut anda orang suci yang melakukan keajaiban2 berarti dedi cobuser tuh termasuk orang suci yak
kalau demikian, apakah jawabannya sebagai berikut:
versi Theravada:
orang suci = beragama Buddha Theravada, jadi bhiksu di hutan bermeditasi, menjalankan sila dengan baik.
atau versi Tibetan:
orang suci = reinkarnasi Tulku, memiliki Guru-Guru Terkenal, memiliki silsilah hebat, gelar mentereng.
atau :
Memiliki semangat untuk menolong makhluk lain, memiliki tingkat samadhi yang baik, tidak egois
pilihan di atas tidak tepat,
karena apakah seorang reinkarnasi Tulku tidak bermeditasi dan tidak menjalankan sila? apakah yg beragama Buddha Theravada tidak bersemangat menolong makhluk lain dan tidak memiliki tingkat samadhi yg baik dan egois?
coba ulangi pilihan anda yg tidak tumpang tindih, agar kami bisa memilih
Dalam Kasus Chögyam Trungpa Rinpoche, beliau masih saja dianggap sebagai orang suci walaupun tidak menjalankan sila dengan baik, jadi saya tidak memasukkan sila ke dalam pilihan orang suci versi tibetan.
karena itu:
versi tibetan:
orang suci = reinkarnasi Tulku, memiliki Guru-Guru Terkenal, memiliki silsilah hebat, gelar mentereng.
gak perduli apakah orang suci itu menjalani sila, atau berlatih meditasi dengan baik.
dengan merenungkan apa itu "orang suci" maka seseorang tidak akan terbelenggu lagi dengan sekat-sekat agama, aliran, serta gelar.