Jadi menurut Bro Jerry, umat Buddha menjalankan Satipatthana (yang menurut Bro Jerry adalah ajaran/doktrin), sebelum diterima sebagai kebenaran? Tidak sekaligus menjalankan doktrin Bahasa Roh untuk mencari tahu kebenarannya? Ataukah sudah membuktikan kebenaran yang satu dan kesalahan yang lain?
[spoiler]Singkatnya doktrin adalah pandangan, ajaran, panduan yang Palinya adalah vada. Dan Satipatthana adl ajaran yang memandu agar kita memandang fenomena dalam cara tertentu melalui 4 kerangka utama dengan tujuan utk menghalau penderitaan, mencapai metode yang benar dan merealisasi Nibbana.
Memang demen OOT banget kalyanamitta saya yg 1 ini. Bgmnpun saya akan memberi pandangan saya ttg pertanyaan Bro Kain. Pertanyaan terkait "apakah umat Buddha menjalankan Satipatthana sebelum diterima sbg kebenaran" saya kira sudah jelas saya jawab di post sebelumnya. Apakah mau menerima, skeptik atau menolak kebenaran, sejauh kemudian diselidiki & dijalankan maka tidak jadi soal. Kalau sudah mulai bertanya ke ranah doktrin Bahasa Roh dan doktrin2 di luar Buddhisme, saya kira di sana OOT mulai berawal. Tapi sedikit mempertegas, kalimat 1 yg saya maksudkan dlm spoiler adl definisi doktrin secara umum. Di sana tidak terlihat warna dari keyakinan apa pun di mana doktrin berarti ajaran/pandangan belaka. Selanjutnya kalimat ke-2 ketika saya mulai menulis doktrin Satipatthana berarti yg saya maksud adlh implikasi sempit dari definisi doktrin yg lebih luas, yaitu doktrin Buddhisme, doktrin dari seorang manusia Buddha. Apalagi sekarang kita sudah lebih jauh membahas dalam konteks Buddhisme, jangan kembali ke konteks luas doktrin di luar Buddhisme. Mari batasi agar tidak OOT.
Seperti Bro Jerry menasihati saya, seharusnya Bro Jerry tidak menambahkan lebih dari yang seharusnya. Saya memegang doktrin 4 KM, Tilakkhana, Kamma & tumimbal lahir, dan segudang doktrin lainnya. Dari mana datangnya kesimpulan saya alergi doktrin?
Maaf jika sebelumnya terkesan menasihati. Saya tidak berniat demikian, apa yg saya tekankan jangan sampai kalimat saya ditambah2kan sehingga org lain yg membaca salah mengerti dan saya sekadar mengingatkan saja. Kalau menasihati, itu berarti saya menggurui Anda sementara dlm bnyk hal saya justru menaruh respek pada Bro Kain.
Kesimpulan saya datang dari pandangan -- karena segala sesuatu berasal dr pandangan -- Bro Kain tentang non-dualisme. Sementara dalam doktrin 4KM, Tilakkhana, Kamma & tumimbal lair yg ada di sana semua adalah penilaian dan dualisme. Dalam contoh praktis terkait topik, Bro Kain menganggap bahwa Usaha benar adalah dualisme karena diawali penilaian sehingga tidak membawa pada pencerahan. Sedangkan yg membawa pencerahan adalah non-dualisme atau tidak adanya penilaian, hanya mengamati dengan demikian mengatasi dualisme. Jika saya balik bertanya, usaha benar yg menurut Bro Kain adl dualisme dan Bro Kain tolak itu termasuk point ke-7 dalam JMB8 di mana JMB8 adalah point ke-4 dari 4KM. Bagaimana Bro Kain menegaskan hal ini? Menerima doktrin 4KM tetapi menolak isi dari point ke-4?
Ini salah satu anggapan saya kenapa Bro Kain memiliki sentimen pribadi terhadap doktrin, bukan saja doktrin tetapi juga konsep. (mis: konsep dualisme). Demikian pula dalam banyak doktrin yg Bro Kain katakan Bro pegang, tetapi kenyataannya semua berisikan dualisme yg didahului penilaian. Kita bukan pertama kali berdiskusi dan sejauh ini saya tidak melihat banyak perubahan dalam tulisan Bro Kain.
Sekali lagi saya tanya, apakah Satipatthana adalah doktrin yang adalah ajaran yang sudah diselidiki, ataukah suatu metode penyelidikan yang tidak terbias ajaran/doktrin apapun?
Jika menanyakan diselidiki, akan sangat luas. Oleh siapa? Apakah saya? Apakah Ryu? Apakah Upasaka? Apakah umat kr****n? Atau moslem? Apakah Sang Buddha? Pertegas dulu pertanyaannya.
Pertanyaan ke-2 Bro, apakah Satipatthana suatu metode penyelidikan yg tidak terbias ajaran/doktrin apapun? Dalam Satipatthana Sutta entah Majjhima Nikaya atau Digha Nikaya, selalu termuat mengenai 4KM. Sedangkan menurut Bro Kain 4KM adalah doktrin dan Bro Kain hakul yakin, yakin seyakin-yakinnya bahwa Satipatthana terbebas dari penilaian baik-buruk dan tidak memuat doktrin apapun. Jadi jawaban saya, YA! Satipatthana memuat doktrin dari Sang Buddha. Karena Satipatthana memang ajaran (doktrin) yg merupakan hasil penyelidikan oleh Sang Buddha terhadap kebenaran. Tetapi saya tidak setuju dengan penggunaan kata "terbias". Seolah bahwa kebenaran yg ditemukan Sang Buddha adalah sebuah penyimpangan.
Savaka Buddha memang merealisasi kebenaran dengan usaha sendiri, namun dengan bimbingan dari guru (Samma Sambuddha). Sebab realisasi kebenaran bukanlah hal yang bisa dilakukan orang lain untuk kita.
Saya memang berpendapat realisasi kebenaran bukan hal yg bisa diberikan orang lain utk kita. Karena itu saya berkali-kali berkata, ajaran adalah 1 hal dan realisasi adalah hal lain.
Jadi apakah bimbingan dari Samma Sambuddha tersebut adalah doktrin Samma Sambuddha? Atau bukan?
Apakah sebelum merealisasi Savaka Buddha, orang tsb terlebih dulu menerima bimbingan Samma Sambuddha? Atau tidak?
Karena itu saya menganggap bahwa menerima doktrin adalah 1 hal, dan merealisasi isi doktrin adalah hal lain. Hanya ketika ada pandangan doktrin a/ ajaran yang diterima sbg kebenaran, maka timbul 2 sikap: menerima doktrin secara membabi buta dgn menyamakan ajaran dg kebenaran atau menolak doktrin sama sekali, dan perdebatan pun tidak akan berakhir.
Ya, jujur saya memang menerima doktrin kamma secara membabi buta, walaupun saya tidak mampu menyelidikinya.
Kembali lagi saya tanya, kalau doktrin diterima namun tidak dianggap sebagai kebenaran, atas dasar apa seseorang menerima doktrin?
Tidak ada salahnya, Bro. Ada hal2 yg memang membatasi pengetahuan kita dan di ranah itu saddha bermain. Karena saddha sebagaimana babi, bukanlah sesuatu yg diharamkan dalam Buddhisme.
Moga-moga ada saat lain kita dapat berdiskusi soal doktrin kamma yang diterima Bro Kain secara membabi buta. Saya tertarik utk mengetahui bagaimana seorang kritis spt Bro bisa menerima babi buta. Eh doktrin kamma maksudnya.
Kebenaran itu bukan sesuatu yg spontan, melainkan bertahap sebagaimana pernah saya tulis di thread Ko Fab yg lain. Seketika kita menyetujui atau menerima sebuah doktrin, otomatis kita telah menganggapnya sbg sebuah kebenaran. Tetapi kebenaran yg belum direalisasi. Bahkan tahapan realisasi itu bertingkat misalnya realisasi dalam tahap pandangan seorang Sotapanna dan seorang Arahant berbeda jauh. Meski telah menyadari segala sesuatu timbul krn sebab demikian jg akhirnya, meski telah terbebas dr pandangan2.. Ketika seorg Sotapanna disentuh oleh perasaan menyakitkan -- fisik atau pikiran -- tidak jarang mereka masih menangisi hal tsb. Berbeda dg seorang Arahant meski dipotong kaki tangannya pun tidak akan menangisi hal tsb. Karena penggunaan bahasa agak rumit, maka coba telaah apa yg dimaksudkan oleh si pembicara.
Kalau tanggung, silahkan ditambah. Dan justru saya yang bertanya, apakah menahan diri itu sama dengan aL-aD-aM?
Wahahahah.. Ngakak baca kalau nanggung silahkan nambah. Serasa ditraktirin. Koq malah berbalik nanya? Justru saya yg nanya. Gini deh.. Coba pernyataan ttg "Menurut Ajaran Buddha, perbuatan buruk adalah disebabkan oleh tiga akar: Lobha-Dosa-Moha, perbuatan baik adalah penahanan diri dari ketiga akar tersebut. Dalam Abhidhamma juga disebut tiga akar: Alobha-Adosa-Amoha." yg tidak Bro Kain mengerti, Bro Kain tanya secara langsung kepada si pelontar pernyataan tersebut dan jawaban itu nanti kita share diskusi di sini.
Sukhi Hotu,
[/quote][/spoiler]
Sepertinya Bro Jerry tidak berniat diskusi dengan selalu mengatakan saya OOT. OK deh, silahkan, saya OOT dan diskusi selesai. Kesimpulan: Usaha benar adalah bagian dari Satipatthana.
[/quote]
Tentu saja saya berniat diskusi karenanya saya mencoba mengarahkan kembali alur diskusi. Ini seperti kita berniat melakukan perjalanan ke Bandung. Sebelum sampai di Bandung kita berbicara banyak hal yg luas bisa Bandung bisa kota2 lain yg kita lewati. Ketika sudah sampai di Bandung, tentunya kita membahas hal2 lebih spesifik terkait Bandung bukan lagi soal hal2 lain spt bajigur Cianjur atau sate maranggih di Purwakarta yg sudah dilewati. Sama halnya ketika sedang membahas doktrin Buddhisme jangan kaitkan lagi ke doktrin Bahasa Roh. Atau mempertanyakan pembuktian antara kebenaran doktrin 1 dengan kesalahan yg lainnya. Kalau memang tersinggung, ok saya minta maaf. Setidaknya harap pertimbangkan imbauan saya, ketika dikatakan oot tolong koreksi kembali dan balik ke konteks bahasan, bukan ngambek.
Setuju dng kesimpulan Bro Kain: usaha benar tentu saja bagian Satipatthana!
Sukhi hotu,