//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Poll

thead ini enaknya diapain yah? ;D

dibakar 8)
0 (0%)
dikubur :D
0 (0%)
disegel :x
0 (0%)
diformalin :)
0 (0%)
digusur ;)
0 (0%)
dijadiin sesajen ;D
2 (100%)

Total Members Voted: 2

Author Topic: bisikan centil si bawel ;D  (Read 204576 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
letakkanlah cita-cita ditempat yang mudah terjangkau ;D.
« Reply #495 on: 28 October 2011, 02:21:49 PM »
iya letakkanlah cita-cita  ditempat yang terjangkau, dengan begitu kita akan mudah meraihnya untuk kita manfaatkan bagi diri sendiri dan orang lain ;D.

selain itu karena sifat dunia yang selalu berubah-ubah, pasti akan mengubah pandangan kita juga hingga kita akan memperbarui cita-cita kita agar lebih bermanfaat lagi ;D.

dengan begitu, kita tidak akan terikat oleh masa depan karena kita salah meletakkan cita-cita di tempat yang setinggi langit, yang sulit untuk dicapai ;D.

hingga membuat terikat oleh gambaran masa depan kita, yang terkadang akan membuat kita frustasi, terkadang juga akan membuat kita putus asa, terkadang juga akan membuat kita malas, dan terkadang akan membuat kita menjadi tidak sabar ingin meraihnya ;D.

dan kalo ketidaksabaran ingin meraih itu sudah timbul, itu bisa gawat :P. karena nafsu keinginan terkadang akan membuat pandangan mata kita menjadi berbayang hingga terkadang kita akan menempuh jalan yang kurang baik ;D.

oleh karena itulah, kenapa cita-cita menjadi buddha atau murid buddha harus melalui penyempurnaan parami dan waktu yang panjang bukan dengan cara yang cepat ;D. itu semuanya agar kita bisa berkonsenterasi pada keadaan saat ini, untuk memperbaiki jalan yang kita lalui selangkah demi selangkah, mencapai cita-cita demi cita-cita untuk mencapai tujuan akhir sesuai dengan keadaan saat ini bukannya nanti ;D.

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
hafalan dan latihan ;D.
« Reply #496 on: 28 October 2011, 02:27:40 PM »
kebanyakan anak-anak sekolah yang saya temui... ehm.. maksud saya, dari hasil menguping pembicaraan anak-anak sekolah :P, mereka selalu mengeluh untuk menghafal pelajaran sekolah yang banyak, contohnya ‘gila!!! masa untuk ulangan besok, gue mesti ngapalin 40 halaman’, ‘ih... rumusnya susah banget dihapalin, panjang banget untuk nyelesaiinnya’, dsb pembicaraan lainnya ;D.

entah kenapa pelajaran harus dihapalkan yah? ;D padahal kalo kita mau berlatih, ngak akan susah-susah banget untuk memahami pelajaran itu sih ;D. karena dengan berlatih artinya kita mulai melihat lebih dalam dari pelajaran itu, kita akan mengupas tuntas inti dari pelajaran itu, dengan terus mengupas pelajaran itu maka banyak point-point yang penting yang dapat dengan mudah kita ingat tanpa harus dihafalkan ;D.

dan hal ini berbeda dengan menghafal, dalam menghafal kita cuma berusaha mengingat aja, setelah ujian semuanya akan mulai menghilang lagi ;D. karena memang itu tidak meninggalkan kesan yang berarti ;D.

nah begitu pula dengan menjalankan  ajaran buddha ;D. kita harus mulai berlatih segera setelah kita memahaminya ;D. karena tanpa berlatih, kebanyakan kita hanya akan berpikir ‘oh seperti ini, oh seperti itu’, tapi ketika kita benar-benar mengalami hal-hal seperti ini dan itu, kita tidak bisa langsung menyadari apa yang seharusnya kita lakukan untuk begini dan begitu, kita seketika sudah melupakan ajaran buddha yang selama ini kita ingat dan baru teringat lagi ketika hasil perbuatan kita sudah kita rasakan ;D.

berbeda dengan berlatih ;D. dengan berlatih kita mulai dapat melihat apa yang sudah kita baca atau dengar, benar-benar terjadi saat ini dan menghadapinya tanpa menghidarinya untuk menguji kebenaran yang sudah kita pelajari selama ini ;D. dengan berlatih kita dapat melihat dengan lebih jelas segala sesuatu itu bergerak dan kita dapat mengendalikannya ke arah yang bermanfaat sesuai pengetahuan kita ;D.

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
menikmati keterpencilan ;D
« Reply #497 on: 29 October 2011, 12:09:58 PM »
Spoiler: ShowHide
Quote
19. Brahmana, ada beberapa samana dan brahmana menganggap malam sebagai siang, sedangkan siang dianggap sebagai malam.

Para samana dan brahmana ini saya nyatakan mereka hidup dalam kebodohan.

Brahmana, karena bagi saya, malam adalah malam, dan siang adalah siang.

Brahmana, siapapun yang berbicara benar:

"Sesosok makhluk yang tidak dikuasai kebodohan telah muncul di dunia untuk kebaikan, kesejahteraan dan kebahagiaan banyak orang, karena kasih sayangnya kepada dunia demi manfaat, kesejahteraan dan kebahagiaan pada dewa dan manusia", pernyataan seperti itu adalah tepat dinyatakan untukku.

20. Semangat tanpa lelah telah muncul dalam diriku, perhatian tanpa lupa telah mantap, tubuhku telah tenang dan tanpa gangguan, pikiranku telah terkonsentrasi dan terpusat (ekagata).

21. Agak bebas dari nafsu indera, bebas dari dhamma yang tak berguna, saya mencapai dan berada dalam Jhana I yang disertai oleh vitakka (usaha pikiran untuk menangkap obyek), vicara (obyek telah tertangkap), kegiuran (piti) dan kebahagiaan (sukha) karena pemusatan pikiran.

22. Dengan meninggalkan vitakka dan vicara, saya mencapai dan berada dalam Jhana II yang disertai "percaya diri" (sampasadanam), pemusatan pikiran, kegiuran (piti) dan kebahagiaan (sukha) karena pemusatan pikiran, tanpa vitakka dan tanpa vicara.

23. Dengan lenyapnya kegiuran (piti), saya diliputi ketenangan, penuh perhatian (sati) dan kebahagiaan jasmani saya mencapai dan berada dalam Jhana III, yang dinyatakan oleh para Ariya sebagai: "Ia senang karena memiliki ketenangan dan perhatian (sati)."

24. Dengan lenyapnya kebahagiaan (sukha) dan penderitaan (dukkha) jasmani, yang didahului oleh lenyapnya "Kebahagiaan dan penderitaan batin (somanassadomanassa), saya mencapai dan berada pada Jhana IV, yang tanpa dukkha (adukkha) dan tanpa sukha (asukha) disertai "perhatian dan keseimbangan suci" (upekhasatiparisuddhi).

25. Ketika batinnya (citta) telah suci, terang, tak ternoda, bersih dari kekotoran, lentur, mudah digunakan, mantap dan mencapai ketenangan, saya mengarahkan batin (citta) pada 'pengetahuan tentang kehidupan-kehidupan yang lampau' (pubbenivasanussatinana).

Saya mengingat banyak kehidupanku yang lampau, yaitu: satu kelahiran, dua kelahiran ... lima kelahiran, sepuluh kelahiran ... lima puluh kelahiran, seratus kelahiran, seribu kelahiran, seratus ribu kelahiran, banyak kappa penjadian dunia (samvattakappa), banyak kappa penghancuran dunia (vivattakappa), dan banyak kappa penjadian dan penghancuran dunia (samvattavivattakappa):

"Di sana saya bernama, ras, penampilan, makanan, mengalami kesenangan serta penderitaan, panjang usia seperti itu; meninggal dari sana, saya terlahir kembali di tempat-tempat lain; di sana pun saya bernama, ras, penampilan, makanan, mengalami kesenangan serta penderitaan, panjang usia seperti itu; dan meninggal dari alam itu, saya terlahir di sini.

Demikianlah, dengan rinci dan khusus, saya mengingat banyak kelahiranku yang lampau.

26. Inilah pengetahuan pertama yang saya capai pada masa-pertama di malam hari.

Kebodohan (avijja) dilenyapkan dan pengetahuan (vijja) muncul, kegelapan lenyap dan cahaya bersinar, begitulah seseorang yang hidup rajin, bersemangat dan waspada.

27. Ketika batinnya (citta) telah suci, terang, tak ternoda, bersih dari kekotoran, lentur, mudah digunakan, mantap dan mencapai ketenangan, saya mengarahkan batin (citta) pada 'pengetahuan tentang lenyap dan munculnya makhluk-makhluk' (cutupapatanana).

Dengan pandangan mata dewa (dibbacakkhu) yang suci dan melampaui kemampuan manusia biasa, saya melihat makhluk-makhluk lenyap (meninggal) dan muncul (lahir) kembali sebagai terhormat atau hina, berwajah cakap atau jelek, berprilaku baik atau jahat; saya mengerti bagaimana makhluk-makhluk hidup sesuai dengan karma mereka, sebagai berikut:

"Makhluk-makhluk ini yang melakukan perbuatan baik melalui ucapan perbuatan dan pikiran, menghina para ariya, berpandangan keliru, melakukan perbuatan berdasarkan pandangan keliru mereka, setelah mereka meninggal dunia, mereka terlahir kembali dalam keadaan yang tidak menyenangkan, di alam yang menyedihkan, bahkan di neraka; sedangkan makhluk-makhluk yang melakukan perbuatan baik melalui ucapan, perbuatan dan pikiran, tidak menghina para ariya, berpandangan benar, melakukan perbuatan berdasarkan pada pandangan benar, setelah mereka meninggal dunia, mereka terlahir kembali dalam keadaan menyenangkan, di alam yang membahagiakan, bahkan di surga.

"Demikianlah dengan dibba cakku yang suci dalam melampaui kemampuan manusia biasa, saya melihat makhluk-makhluk lenyap dan muncul kembali sebagai terhormat atau hina, berwajah cakap atau jelek, berprilaku baik atau jahat; saya mengerti bagaimana makhluk-makhluk hidup sesuai dengan karma mereka.

28. Inilah pengetahuan kedua yang saya capai pada masa-kedua di malam hari.

Kebodohan (avijja) dilenyapkan dan pengetahuan (vijja) muncul, kegelapan lenyap dan cahaya bersinar, begitulah seseorang yang hidup rajin, bersemangat dan waspada.

29. Ketika batinnya (citta) telah suci, terang, tak ternoda, bersih dari kekotoran, lentur, mudah digunakan, mantap dan mancapai ketenangan, saya mengarahkan batin (citta) pada 'pengetahuan tentang pelenyapan kotoran batin' (asavanam khayanana).

Saya memiliki pengetahuan:

"Inilah Dukkha."

Saya memiliki pengetahuan:

"Inilah sebab Dukkha."

Saya memiliki pengetahuan:

"Inilah lenyapnya Dukkha."

Saya memiliki pengetahuan:

"Inilah jalan untuk melenyapkan Dukkha."

Saya memiliki pengetahuan:

"Inilah kekotoran-kekotoran batin."

Saya memiliki pengetahuan:

"Inilah sebab kekotoran-kekotoran batin."

Saya memiliki pengetahuan:

"Inilah lenyapnya kekotoran-kekotoran batin."

Saya memiliki pengetahuan:

"Inilah jalan untuk melenyapkan kekotoran-kekotoran batin."

30. Ketika saya mengetahui dan melihat seperti itu, batinku terbebas dari 'kekotoran-batin nafsu indera' (kamasava), 'kekotoran-batin untuk menjadi (bhavasava) dan 'kekotoran - batin kebodoh-an' (avijjasava).

Ketika terbebas, muncul pengetahuan:

"Telah terbebas".

Saya memiliki pengetahuan:

"Kelahiran telah dilenyapkan, kehidupan suci telah direalisasi, apa yang harus dikerjakan telah dilaksanakan, tidak ada lagi sesuatu di seberang sana."

31. Inilah pengetahuan ketiga yang saya capai pada masa-ketiga di malam hari.

Kebodohan (avijja) dilenyapkan dan pengetahuan (vijja) muncul, kegelapan lenyap dan cahaya bersinar, begitulah seseorang yang hidup rajin, bersemangat dan waspada.


32. Brahmana, mungkin anda berpikir:

"Barangkali saat ini petapa Gotama tidak terbebas dari nafsu (raga), kebencian (dosa) dan kebodohan (avijja), itulah sebabnya maka beliau tetap tinggal di belukar terpencil di hutan.

Tetapi anda tidak perlu berpikir begitu, karena saya melihat dua manfaat tinggal di belukar terpencil di hutan:

'Saya melihat hal yang menyenangkan bagiku sendiri di sini dan sekarang, serta saya memiliki kasih sayang terhadap generasi akan datang.' "

jadi mari kita lindungi hutan ;D.

Spoiler: ShowHide
Quote
33. Benar, karena saudara Gotama adalah Arahat Sammasambuddha yang memiliki kasih sayang kepada generasi mendatang.

34 Mengagumkan saudara Gotama!

Mengagumkan saudara Gotama!

Dhamma telah dijelaskan dengan banyak cara oleh saudara Gotama, ia bagaikan meluruskan yang bengkok, mengungkap yang tersembunyi, menunjuk jalan bagi yang tersesat, menerangi kegelapan dengan lampu sehingga mereka yang memiliki mata dapat melihat obyek.

35. Saya berlindung pada Gotama, kepada Dhamma dan kepada Sangha.

Sejak hari ini semoga Gotama mengingat saya sebagai upasaka (umat) yang berlindung kepadanya selama hidup.

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
menikmati keterpencilan ;D
« Reply #498 on: 29 October 2011, 12:11:29 PM »
selengkapnya ;D

Spoiler: ShowHide
Quote
BHAYABHERAVA SUTTA, Majjhima Nikaya, Mulapariyaya Vagga, Bab 4


1.Demikianlah yang saya dengar pada suatu ketika Sang Bhagava berada di Jetavana, milik Anathapindika, Savatthi.

2. Kemudian Brahmana Janussoni pergi menemui Sang Bhagava, setelah bertemu, ia bersalaman dengan Sang Bhagava; setelah saling bersalaman dengan rasa persahabatan dan hormat, ia duduk di tempat yang telah tersedia.

Setelah duduk, ia berkata kepada Sang Bhagava :

"Saudara Gotama, ketika para perumah tangga meninggalkan kehidupan berkeluarga menjadi pabbaja (petapa) karena yakin kepada Saudara Gotama, apakah mereka menjadikan Saudara Gotama sebagai pemimpin mereka, penolong dan pembimbing mereka?

Apakah orang-orang ini mengikuti pengertian pandangan Saudara Gotama?"

"Brahmana, begitulah.

Ketika para perumah tangga meninggalkan kehidupan berkeluarga menjadi pabbaja karena yakin kepada saya, mereka menjadikan saya pemimpin, penolong dan pembimbing mereka.

Mereka mengikuti pengertian pandangan saya."

"Saudara Gotama, tetapi tinggal di hutan yang terpencil adalah sulit dipertahankan, kesepian adalah sulit dicapai dan sulit menikmati keterpencilan.

Seseorang berpikir bahwa hutan akan mengacaukan pikiran seorang bhikkhu, bila ia tidak bersamadhi."

"Brahmana, begitulah.

Tinggal di hutan yang terpencil adalah sulit dipertahankan, kesepian adalah sulit dicapai dan sulit menikmati keterpencilan.

Seseorang berpikir bahwa hutan akan mengacaukan pikiran seorang bhikkhu, bila ia tidak bersamadhi."

3. "Sebelum saya mencapai penerangan agung (sambodhi), ketika saya masih Bodhisatta yang belum mencapai penerangan agung, Saya pun bepikir :

' Tinggal di hutan yang terpencil adalah sulit dipertahankan, kesepian adalah sulit dicapai dan sulit menikmati keterpencilan.

Seseorang berpikir bahwa hutan akan mengacaukan pikiran seorang bhikkhu, bila ia tidak bersamadhi.' "

4. Sehubungan dengan hal itu, saya berpikir:

"Bilamana para samana (petapa) atau brahmana tinggal di hutan yang terpencil dengan "perbuatan jasmani yang tidak suci" (aparisuddhakayakammanta), Karena mereka memiliki kekurangan dalam perbuatan, yaitu perbuatan jasmani yang tidak suci, maka muncul rasa takut dan kegentaran yang tak berguna pada para samana dan brahmana ini.

Tetapi saya tinggal di hutan yang terpencil dengan "perbuatan jasmani yang suci" (parisuddhakayamanta).

Saya tinggal di hutan yang terpencil, sebagai seorang ariya dengan perbuatan jasmani suci.'

Dengan melihat kesucian perbuatan jasmani pada diriku, Saya sangat terhibur tinggal dalam hutan."

5. Sehubungan dengan hal itu, saya berpikir:

"Bilamana para samana atau brahmana tinggal di hutan yang terpencil dengan ucapan yang tidak suci (aparisuddhavacikammanta), karena mereka memiliki kekurangan dalam perbuatan, yaitu ucapan yang tidak suci, maka muncul rasa takut dan kegentaran yang tak berguna pada para samana dan brahmana ini.

Tetapi Saya tinggal di hutan yang terpencil dengan ucapan yang suci.

Saya tinggal di hutan yang terpencil, sebagai seorang ariya dengan ucapan suci.

Dengan melihat kesucian ucapan pada diriku, Saya sangat terhibur tinggal dalam hutan."

6. Sehubungan dengan hal itu, saya berpikir:

"Bilamana para samana atau brahmana serakah, sangat bernafsu dengan keinginan-keinginan mereka namun sering tinggal di tempat terpencil di hutan dan belukar, maka para samana dan brahmana ini karena serakah, bernafsu dengan keinginan-keinginan, memunculkan rasa takut dan kegentaran yang tak berguna pada diri mereka.

Tetapi, saya tanpa keserakahan maupun tanpa nafsu pada keinginan-keinginan, juga sering tinggal di tempat terpencil di hutan dan belukar.

Saya tanpa keserakahan, saya adalah salah seorang ariya yang tanpa keserakahan, juga sering tinggal di tempat terpencil di hutan dan belukar.

Brahmana, saya mengamati diri sendiri yang tanpa keserakahan, sangat terhibur hidup di hutan.

7. Sehubungan dengan hal itu, saya berpikir:

"Bilamana para samana atau brahmana tinggal di tempat terpencil dengan 'pikiran yang tidak suci (byapannacitta), berpikiran buruk yang 'didasarkan pada ketidaksenangan' (sandosahetu), maka para samana dan brahmana ini karena memiliki pikiran yang tidak suci, berpikir buruk yang didasarkan pada ketidaksenangan, memunculkan rasa takut dan kegentaran yang tak berguna pada diri mereka.

Tetapi, saya tanpa 'pikiran yang tidak suci', tidak berpikiran buruk yang didasarkan pada ketidaksenangan', juga sering tinggal di tempat terpencil di hutan dan belukar.

Saya diliputi oleh 'pikiran cinta kasih' (mettacitta).

Saya adalah salah seorang ariya yang diliputi 'pikiran cinta kasih' (mettacitta), juga sering tinggal di tempat terpencil di hutan dan belukar.

Brahmana, saya mengamati diri saya sendiri yang tanpa 'pikiran tidak suci', sangat terhibur hidup di hutan.

8. Sehubungan dengan hal itu, saya berpikir:

"Bilamana para samana atau brahmana tinggal di tempat terpencil dengan 'diliputi kelesuan dan ngantuk' (thinamaddhapariyutthita), yang 'didasarkan pada ketidaksenangan' (sandosahetu), maka para samana dan brahmana ini karena diliputi kelesuan dan ngantuk yang didasarkan pada ketidaksenangan, memunculkan rasa takut dan kegentaran yang tidak berguna pada diri mereka.

Tetapi, saya tanpa 'diliputi kelesuan dan ngantuk yang didasarkan pada ketidaksenangan'.

Saya adalah salah seorang ariya yang tanpa 'diliputi kelesuan dan ngantuk' juga sering tinggal di tempat terpencil di hutan dan belukar.

Brahmana, saya mengamati diri saya sendiri yang tanpa 'diliputi kelesuan dan ngantuk, sangat terhibur hidup di hutan.

9. Sehubungan dengan hal itu, saya berpikir:

Bilamana para samana atau brahmana tinggal di tempat terpencil dengan 'pikiran gelisah dan tidak tenang' (uddhata avupasantacitta), berpikiran buruk yang 'didasarkan pada kebencian' (sandosahetu), maka para samana dan brahmana ini karena memiliki pikiran yang tidak suci, berpikiran buruk yang didasarkan pada pikiran jahat, memunculkan rasa takut dan kegentaran yang tak berguna pada diri mereka.

Tetapi, saya tanpa 'pikiran gelisah dan tidak tenang', tidak 'berpikiran buruk yang didasarkan pada kebencian'.

Saya berpikir tenang', tidak berpikiran buruk yang didasarkan pada kebencian'.

Saya adalah salah seorang ariya yang 'berpikiran tenang, juga sering tinggal di tempat terpencil di hutan dan belukar.

Brahmana, saya mengamati diri saya sendiri yang tanpa 'pikiran tidak suci', mendapat kemantapan sangat kuat hidup di hutan.

10. Sehubungan dengan hal itu, saya berpikir:

"Bilamana para samana atau brahmana tinggal di tempat terpencil dengan 'pikiran khawatir dan tidak pasti' (kankhi vecikicchi), berpikiran buruk yang 'didasarkan pada kebencian' (sandosahetu), maka para samana dan brahmana ini karena memiliki pikiran yang tidak suci, berpikiran buruk yang didasarkan pada pikiran jahat, memunculkan rasa takut dan kegentaran yang tak berguna pada diri mereka.

Tetapi, saya tanpa 'pikiran khawatir dan tidak pasti', tidak 'berpikiran buruk yang didasarkan pada kebencian'.

Saya adalah salah seorang ariya yang tanpa 'pikiran khawatir dan tidak pasti', juga sering tinggal di tempat terpencil di hutan dan belukar.

Brahmana, saya mengamati diri saya sendiri yang tanpa 'pikiran tidak suci', mendapat kemantapan sangat kuat hidup di hutan.

11. Sehubungan dengan hal itu, saya berpikir:

"Bilamana para samana atau brahmana tinggal di tempat terpencil dengan 'memuji diri sendiri dan merendahkan orang lain' (attukkamsaka paravambhi), berpikiran buruk yang 'didasarkan pada kebencian' (sandosahetu), maka para samana dan brahmana ini karena memiliki pikiran yang tidak suci, berpikiran buruk yang didasarkan pada pikiran jahat, memunculkan rasa takut dan kegentaran yang tak berguna pada diri mereka.

Tetapi, saya 'tidak memuji diri sendiri dan tidak merendahkan orang lain' dan tidak 'berpikiran buruk yang didasarkan pada kebencian'.

Saya adalah salah seorang ariya yang tidak memuji diri sendiri dan tidak merendahkan orang lain', juga sering tinggal di tempat terpencil di hutan dan belukar.

Brahmana, saya mengamati diri saya sendiri yang tanpa 'pikiran tidak suci', mendapat kemantapan sangat kuat hidup di hutan.

12. Sehubungan dengan hal itu, saya berpikir:

"Bilamana para samana atau brahmana tinggal di tempat terpencil dengan 'diliputi ketakutan dan kegentaran' (chamba bhirukajatika), yang 'didasarkan pada kebencian' (sandosahetu), maka para samana dan brahmana ini karena memiliki pikiran yang tidak suci, berpikiran buruk yang didasarkan pada pikiran jahat, memunculkan rasa takut dan kegentaran yang tak berguna pada diri mereka.

Tetapi, saya tanpa 'diliputi ketakutan dan kegentaran', 'tidak berpikiran buruk yang didasarkan pada kebencian'.

Saya adalah salah seorang ariya yang tanpa 'diliputi ketakutan dan kegentaran', juga sering tinggal di tempat terpencil di hutan dan belukar.

Brahmana, saya mengamati diri saya sendiri yang tanpa 'pikiran tidak suci', mendapat kemantapan sangat kuat hidup di hutan.

13. Sehubungan dengan hal itu, saya berpikir:

"Bilamana para samana atau brahmana tinggal di tempat terpencil dengan 'diliputi keinginan mendapat pemberian, kehormatan dan kemasyhuran' (labhasakkarasilokam nikamayamano), berpikiran buruk yang 'didasarkan pada kebencian' (sandosahetu), maka para samana dan brahmana ini karena memiliki pikiran yang tidak suci, berpikiran buruk yang didasarkan pada pikiran jahat, memunculkan rasa takut dan kegentaran yang tak berguna pada diri mereka.

Tetapi, saya tidak diliputi keinginan mendapat pemberian, kehormatan dan kemasyhuran', tidak 'berpikiran buruk yang didasarkan pada kebencian'.

Saya adalah seorang ariya yang hanya berkeinginan sedikit, juga sering tinggal di tempat terpencil di hutan dan belukar.

Brahmana, saya mengamati diri saya sendiri yang tanpa 'pikiran tidak suci', mendapat kemantapan sangat kuat hidup di hutan.

14. Sehubungan dengan hal itu, saya berpikir:

"Bilamana para samana atau brahmana tinggal di tempat terpencil dengan 'malas dan kurang semangat' (kusita hinaviriya), berpikiran buruk yang 'didasarkan pada kebencian' (sandosahetu), maka para samana dan brahmana ini karena memiliki pikiran yang tidak suci, berpikiran buruk yang didasarkan pada pikiran jahat, memunculkan rasa takut dan kegentaran yang tak berguna pada diri mereka.

Tetapi, saya tidak malas dan bersemangat, tidak 'berpikiran buruk yang didasarkan pada kebencian'.

Saya tidak malas dan bersemangat.

Saya adalah salah seorang ariya yang 'bersemangat', juga sering tinggal di tempat terpencil di hutan dan belukar.

Brahmana, saya mengamati diri saya sendiri yang tanpa 'pikiran tidak suci', mendapat kemantapan sangat kuat hidup di hutan.

15. Sehubungan dengan hal itu, saya berpikir:

"Bilamana para samana atau brahmana tinggal di tempat terpencil dengan 'sifat pelupa dan tidak teliti' (muttahassati asampajana), berpikiran buruk yang 'didasarkan pada kebencian' (sandosahetu), maka para samana dan brahmana ini karena memiliki pikiran yang tidak suci, berpikiran buruk yang didasarkan pada pikiran jahat, memunculkan rasa takut dan kegentaran yang tak berguna pada diri mereka.

Tetapi, saya 'berperhatian dan berpengertian', tidak 'berpikiran buruk yang didasarkan pada kebencian'.

Saya adalah salah seorang ariya yang 'berperhatian dan berpengertian', juga sering tinggal di tempat terpencil di hutan dan belukar.

Brahmana, saya mengamati diri saya sendiri yang tanpa 'pikiran tidak suci', mendapat kemantapan sangat kuat hidup di hutan.

16. Sehubungan dengan hal itu, saya berpikir:

"Bilamana para samana atau brahmana tinggal di tempat terpencil dengan 'pikiran tak terpusat dan liar' (asamahita vibhantacitta), berpikiran buruk yang 'didasarkan pada kebencian' (sandosahetu), maka para samana dan brahmana ini karena memiliki pikiran yang tidak suci, berpikiran buruk yang didasarkan pada pikiran jahat, memunculkan rasa takut dan kegentaran yang tak berguna pada diri mereka.

Tetapi, saya berpikiran yang terpusat dengan baik dan tidak 'berpikiran buruk yang didasarkan pada kebencian.

Saya adalah salah seorang ariya yang berpikiran terpusat dengan baik, juga sering tinggal di tempat terpencil di hutan dan belukar.

Brahmana, saya mengamati diri saya sendiri yang tanpa 'pikiran tidak suci', mendapat kemantapan sangat kuat hidup di hutan.

17. Sehubungan dengan hal itu, saya berpikir:

"Bilamana para samana atau brahmana tinggal di tempat terpencil dengan 'tanpa pengertian dan tolol' (dupanna elamuga), berpikiran buruk yang 'didasarkan pada kebencian' (sandosahetu), maka para samana dan brahmana ini karena memiliki pikiran yang tidak suci, berpikiran buruk yang didasarkan pada pikiran jahat, memunculkan rasa takut dan kegentaran yang tak berguna pada diri mereka.

Tetapi, saya berpengertian yang sempurna.

Saya adalah salah seorang ariya yang 'berpengertian sempurna', juga sering tinggal di tempat terpencil di hutan dan belukar.

Brahmana, saya mengamati diri saya sendiri yang berpengertian sempurna', saya mendapat kemantapan sangat kuat hidup di hutan.

18. Sehubungan dengan hal itu, saya berpikir:

"Seandainya saya pada malam tertentu, yaitu: malam keempat belas, kelima belas dan kedelapan pada pertengahan bulan, saya bermalam ini di tempat-tempat yang menakutkan dan menggetarkan, seperti di Aramacetiya, Vanacetiya atau Rukkhacetiya, maka saya dapat melihat ketakutan dan kegentaran.

Ketika saya sedang tinggal di tempat-tempat itu, binatang liar mendatangiku, atau burung merak mematahkan ranting, atau angin menggoyangkan dedaunan.

Saya berpikir:

'Sekarang, apakah ketakutan dan kegentaran muncul?

Mengapa dengan tinggal di sini saya selalu mengharapkan ketakutan dan kegentaran?

Bagaimana, bila saya melenyapkan ketakutan dan kegentaran yang muncul pada diriku, ketika saya dalam posisi apapun?' "

Brahmana, ketika saya sedang berjalan, ketakutan dan kegentaran muncul pada diriku; saya tidak berdiri, duduk atau berbaring hingga saya dapat melenyapkan ketakutan dan kegentaran itu.

Ketika saya sedang berdiri, ketakutan dan kegentaran muncul pada diriku; saya tidak berjalan, duduk atau berbaring hingga saya dapat melenyapkan ketakutan dan kegentaran itu.

Ketika saya sedang duduk, ketakutan dan kegentaran muncul pada diriku; saya tidak berjalan, berdiri atau berbaring hingga saya dapat melenyapkan ketakutan dan kegentaran itu.

Ketika saya sedang berbaring, ketakutan dan kegentaran muncul pada diriku; saya tidak berjalan, berdiri atau duduk hingga saya dapat melenyapkan ketakutan dan kegentaran itu.

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
perumpamaan lumpur :P
« Reply #499 on: 29 October 2011, 01:16:45 PM »
akhirnya ketemu juga perumpamaan ini ;D.

Quote
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin.

Spoiler: ShowHide
Quote
SALLEKHA SUTTA, Majjhima Nikaya, Mulapariyaya Vagga, Bab 8


Demikian yang saya dengar.

Pada suatu ketika Sang Bhagava berada di Jetavana, Anathapindika Arama, Savatthi.

Di waktu malam Bhikkhu Mahacunda bangun dari meditasi, ia pergi menemui Sang Bhagava, memberi hormat kepada Beliau dan ia duduk.

Setelah ia duduk ia berkata:

"Bhante, ada banyak pandangan yang muncul di dunia, di antaranya adalah pandangan-pandangan yang berkaitan dengan atta ditthi (pandangan tentang ada jiwa) dan loka ditthi (pandangan tentang dunia).

Apakah pelenyapan atau pemusnahan pandangan-pandangan seperti itu dilakukan oleh bhikkhu karena ia hanya memperhatikan tentang permulaan?"

"Bagaimanapun pandangan-pandangan itu muncul, dasarnya dan pelaksanaannya, bilamana seorang melihat (dasarnya) sebagaimana itu apa adanya, dengan pengertian benar seperti:

'Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan jiwaku,' maka dengan cara ini ia membuang pandangan itu, demikian pula ia melenyapkan pandangan-pandangan itu.

Mungkin seseorang bebas dari nafsu indera, bebas dari dhamma yang tak berguna, mencapai dan berada pada Jhana I dengan vitakka, vicara, piti dan sukkha karena ketenangan.

Ia mungkin berpikir:

'Saya berada dalam pemusnahan'.

Tetapi bukan pencapaian ini yang disebut 'pemusnahan' dalam ariya vinaya; hal ini disebut:

'keadaan yang menyenangkan di sini dan sekarang' dalam ariya vinaya.

Mungkin seseorang dengan menghilangkan vitaka dan vicara, ia mencapai dan berada pada Jhana II dengan keyakinan, pikiran terpusat (ekagata), piti, sukha yang muncul karena meditasi, tanpa vitaka dan vicara.

Ia mungkin berpikir:

'Saya berada dalam pemusnahan'.

Tetapi bukan pencapaian ini yang disebut 'pemusnahan' dalam ariya vinaya, hal ini disebut:

'keadaan menyenangkan di sini dan sekarang' dalam ariya vinaya.

Mungkin seseorang dengan melenyapkan piti, ia berada dalam keadaan seimbang, sadar dan sangat waspada, bahagia dengan tubuh ia mencapai dan berada pada Jhana III.

Ia mungkin berpikir:

'Saya berada dalam pemusnahan', Tetapi ... dalam Ariya vinaya.

Mungkin seseorang dengan melenyapkan kebahagiaan dan ketidakbahagiaan, dengan lebih dahulu melenyapkan kesenangan dan kesusahan.

Ia mencapai dan berada pada Jhana IV dengan tanpa kebahagiaan, tanpa ketidakbahagiaan, kesadarannya bersih karena keseimbangan ia mungkin berpikir:

'Saya berada dalam pemusnahkan.' Tetapi... dalam ariya vinaya.

Mungkin seseorang dengan melampaui penerangan tentang jasmani (rupa) dengan lenyapnya pencerapan ... tanpa perhatian pada pencerapan dan perbedaan (menyadari bahwa) 'ruang tanpa batas', ia mencapai dan berada pada 'kondisi ruang tanpa batas'.

Ia mungkin berpikir: ... ini yang disebut 'ketenangan' dalam ariya vinaya.

Mungkin seseorang dengan melampau kondisi ruang tanpa batas (menyadari bahwa):

'kesadaran tanpa batas', ia mencapai dan berada pada keadaan kesadaran tanpa batas, ia berpikir ... ini yang disebut keadaan ketenangan dalam ariya vinaya.

Mungkin seseorang dengan melampaui kondisi kesadaran tanpa batas; (menyadari bahwa) 'kekosongan', ia mencapai dan berada pada 'kondisi kekosongan'.

Ia berpikir: ... ini yang disebut keadaan 'ketenangan' dalam ariya vinaya.

Mungkin seseorang dengan melampaui alam kekosongan; ia mencapai dan berada pada kondisi 'bukan pencerapan atau bukan tidak pencerapan' ia berpikir: saya berada pada pemusnahan; Tetapi pencapaian ini bukan disebut pemusnahkan dalam ariya dhamma; ini disebut 'keadaan tenang' dalam ariya vinaya.


Quote
Pemusnahan akan efektif dalam:
1. Orang lain kejam; kita tidak akan kejam.
2. Orang lain membunuh; kita menghindar dari membunuh.
3. Orang lain mengambil barang yang tak diberikan, kita tidak mengambil barang yang tidak diberikan.
4. Orang lain tidak mau hidup brahmacari, kita hidup brahmacari.
5. Orang lain bicara bohong, kita menghindarkan diri untuk bohong.
6. Orang lain memfitnah, kita menghindarkan diri untuk memfitnah.
7. Orang lain bicara kasar, kita menghindarkan diri untuk bicara kasar.
8. Orang lain melakukan gosip, kita menghindarkan diri untuk melakukan gosip.
9. Orang lain serakah, kita tidak serakah.
10. Orang lain iri hati, kita tidak iri hati.
11. Orang lain berpandangan salah, kita berpandangan benar.
12. Orang lain berpikir salah, kita berpikir benar.
13. Orang lain berucap salah, kita berucap benar.
14. Orang lain berperbuatan salah, kita berperbuatan benar.
15. Orang lain bermata pencaharian salah, kita bermata pencaharian benar.
16. Orang lain berusaha salah, kita berusaha benar.
17. Orang lain berperhatian salah, kita berperhatian benar ...
18. Orang lain bermeditasi salah, kita bermeditasi benar ...
19. Orang lain berpengetahuan salah, kita berpengetahuan benar...
20. Orang lain berpembebasan salah, kita berpembebasan benar ...
21. Orang lain dikuasai ngantuk dan tidur, kita tidak dikuasi ngantuk dan tidur ...
22. Orang lain kacau, kita tidak kacau ...
23. Orang lain tak tentu, kita pasti ...
24. Orang lain marah, kita tidak marah...
25. Orang lain bermusuhan, kita bersahabat ...
26. Orang lain menghina, kita tidak menghina ...
27. Orang lain menguasai, kita tidak menguasai ...
28. Orang lain cemburu, kita tidak cemburu ...
29. Orang lain kikir, kita tidak kikir ...
30. Orang lain penipu, kita tidak menipu ...
31. Orang lain pembohong, kita tidak membohong...
32. Orang lain keras kepala (bandel), kita tidak keras kepala...
33. Orang lain angkuh, kita tidak angkuh ...
34. Orang lain sulit dinasehati, kita mudah dinasehati ...
35. Orang lain berkawan dengan orang jahat, kita berkawan dengan orang baik ...
36. Orang lain lalai, kita rajin ...
37. Orang lain tak berkeyakinan, kita berkeyakinan ...
38. Orang lain tidak hati-hati, kita hati-hati ...
39. Orang lain tidak tahu malu, kita tahu malu ...
40. Orang lain belajar sedikit, kita belajar banyak ...
41. Orang lain malas, kita bersemangat ...
42. Orang lain tak waspada, kita waspada ...
43. Orang lain berpengertian kurang, kita berpengertian ...
44. Orang lain salah mengerti sesuai dengan pandangan-pandangan pribadinya, ngotot, mempertahankan pandangan seperti itu dan sulit memusnahkan pandangan itu; kita tidak akan salah mengerti pada pandangan-pandangan pribadi itu dan akan mudah memusnahkan pandangan-pandangan itu; ...

Spoiler: ShowHide
Quote
Walaupun perkembangan batin dalam kusala dhamma (dhamma yang baik) adalah sangat penting, maka apakah yang harus dikatakan untuk aktivitas tubuh dan ucapan sebagai akibat hal-hal itu?

Kita harus berpikir sebagai berikut:
a. Orang lain kejam, kita tidak akan kejam.
b. Orang lain salah mengerti sesuai dengan pandangan-pandangan pribadinya, ngotot mempertahankan ...
Misalnya, ada jalan tak rata dan tak ada jalan rata yang dapat digunakan untuk menghindari jalan tak rata itu.

Maka begitu pula:
1. Orang kejam, karena tak memiliki sifat tak kejam untuk menghindarkannya.
2. Orang pembunuh, karena tak memiliki pantangan membunuh untuk menghindarkannya.
3. ... mengambil barang yang tak diberikan, karena tak memiliki pantangan untuk tak mengambil barang yang tak diberikan untuk menghindarkannya.
4. Orang tidak hidup brahmacari, karena hidup brahmacari untuk menghindarkannya.
5. Orang yang berbohong, karena tak memiliki kejujuran untuk menghindarkannya.
6. ... memfitnah, karena ... dan seterusnya.
7. ... dst. .... 43 (materi dasarnya seperti di atas).
44. Orang yang berpengertian salah karena pandangan-pandangan pribadinya, ngotot mempertahankan pandangan seperti itu dan sulit memusnahkan pandangan itu; karena tidak memiliki pengertian benar sesuai dengan pandangan pribadi, tidak ngotot dan mudah memusnahkannya, sebagai cara untuk menghindarinya.

Bagaimanapun akusala dhamma (dhamma tak baik) itu, dhamma seperti itu mengarah ke kondisi yang rendah; sebaliknya, bagaimanapun kusala dhamma (dhamma baik) itu, dhamma seperti itu mengarah ke kondisi lebih tinggi.

Dengan demikian:
1. Orang yang kejam, tidak memiliki tanpa-kekejaman sebagai kondisi lebih tinggi.
2. Orang yang membunuh, tidak memiliki pantangan membunuh sebagai kondisi lebih tinggi.
3. - 43. ...
44. Orang yang berpengertian salah karena pandangan-pandangan pribadinya, ngotot mempertahankan pandangan seperti itu; karena tidak memiliki pengertian, benar sesuai dengan pandangan pribadi, tidak ngotot dan mudah memusnahkannya, adalah kondisi lebih tinggi.

Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin.

Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.

Begitu pula:
1. Orang kejam berubah menjadi tanpa kekejaman adalah cara untuk mencapai nibbana.
2. Orang pembunuh berubah menjadi pantang membunuh adalah cara untuk mencapai nibbana.
3. - 43. ...
44. Orang yang berpengertian salah karena pandangan-pandangan pribadinya, mengotot mempertahankan pandangan seperti itu; karena tidak memiliki pengertian benar sesuai dengan pandangan pribadi, tidak mengotot dan mudah memusnahkannya, adalah cara untuk mencapai nibbana.
Demikianlah, jalan untuk memusnahkan, jalan untuk mengembangkan batin, jalan untuk menghindari, jalan untuk mencapai pencapaian lebih tinggi dan jalan untuk mencapai nibbana telah saya tunjukkan.

Apa yang harus dilakukan untuk siswanya berdasarkan pada kasih sayang Guru yang mengharapkan kesejahteraan dan kasihnya, telah saya kerjakan untuk-Mu, Cunda.

Itulah akar dari pohon-pohon, ini pondok-pondok kosong.

Cunda kembangkanlah Jhana, jangan menunggu, itu akan mengakibatkan penyesalan. Inilah pesan kami untukmu."

Itulah yang dikatakan Sang Bhagava.

Bhikkhu Mahacunda merasa puas dan gembira mendengar uraian Sang Bhagava.

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: bisikan centil si bawel ;D
« Reply #500 on: 29 October 2011, 01:32:37 PM »
Om bawel, bagaimana dengan perpisahan ?

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: bisikan centil si bawel ;D
« Reply #501 on: 29 October 2011, 01:38:06 PM »
Om bawel, bagaimana dengan perpisahan ?

tadi saya ada baca, tapi lupa dimana :P.

berpisah dengan yang tidak bijak dan berkumpul dengan yang bijak ;D.

edit: ah.. itu yang no 35 ;D.

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: bisikan centil si bawel ;D
« Reply #502 on: 29 October 2011, 02:24:27 PM »
ada yang aneh..

Quote
...
Dengan demikian:
1. Orang yang kejam, tidak memiliki tanpa-kekejaman sebagai kondisi lebih tinggi.
2. Orang yang membunuh, tidak memiliki pantangan membunuh sebagai kondisi lebih tinggi.
3. - 43. ...
44. Orang yang berpengertian salah karena pandangan-pandangan pribadinya, ngotot mempertahankan pandangan seperti itu; karena tidak memiliki pengertian, benar sesuai dengan pandangan pribadi, tidak ngotot dan mudah memusnahkannya, adalah kondisi lebih tinggi.

Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin.

Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.
...

sepertinya kelebihan kata 'tidak'.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: bisikan centil si bawel ;D
« Reply #503 on: 29 October 2011, 02:26:21 PM »
tadi saya ada baca, tapi lupa dimana :P.

berpisah dengan yang tidak bijak dan berkumpul dengan yang bijak ;D.

edit: ah.. itu yang no 35 ;D.

atau mungkin "orang lain menangisi perpisahan, kita tidak menangisi perpisahan"
hahahha.. :ngarang: :hammer:
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: bisikan centil si bawel ;D
« Reply #504 on: 29 October 2011, 02:34:53 PM »
ada yang aneh..

sepertinya kelebihan kata 'tidak'.

tidak dong nona hema ;D. kan ada kata 'pantangan membunuh' di sana ;D.

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: bisikan centil si bawel ;D
« Reply #505 on: 29 October 2011, 02:48:21 PM »
tidak dong nona hema ;D. kan ada kata 'pantangan membunuh' di sana ;D.
pantangan itu kan sama seperti larangan.
jadi orang yang membunuh, memiliki pantangan (larangan) membunuh sebagai kondisi lebih tinggi.
begitu kan?  ;D
« Last Edit: 29 October 2011, 02:51:47 PM by hemayanti »
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: bisikan centil si bawel ;D
« Reply #506 on: 29 October 2011, 02:54:34 PM »
pantangan itu kan sama seperti larangan.
jadi orang yang membunuh, memiliki pantangan (larangan) membunuh sebegai kondisi lebih tinggi.
begitu kan?  ;D

bukan dong ;D.

orang membunuh karena memang tidak mempunyai pantangan membunuh sebagai kondisi lebih tinggi ;D.

pantang membunuh itu lah kondisi yang lebih tinggi dan pantangan membunuh itu yang tidak 'dimiliki' sama orang-orang yang membunuh ;D.

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: bisikan centil si bawel ;D
« Reply #507 on: 29 October 2011, 03:01:30 PM »
oh iya, baru ngeh..  :))
oon yah saya.  :-[  :hammer:
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: bisikan centil si bawel ;D
« Reply #508 on: 29 October 2011, 03:05:55 PM »
oh iya, baru ngeh..  :))
oon yah saya.  :-[  :hammer:

hehehe.. ngak lah, saya juga sering salah mengartikan ;D.

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
keadaan yang tidak terkendali ;D.
« Reply #509 on: 31 October 2011, 04:38:04 PM »
Anak di Inggris minum alkohol melebihi orang dewasa: ShowHide
Quote
Minggu, 30/10/2011 21:58 WIB

Anak di Inggris minum alkohol melebihi orang dewasa
BBCIndonesia.com - detikNews

Kebiasaan minum alkohol pada anak biasanya akan terbawa hingga dewasa, kata ahli.

Anak-anak usia 12 tahun di Inggris mengaku minum alkohol setara dengan 19 gelas anggur per minggu, saat menjawab pertanyaan sebuah survey untuk 83.000 murid sekolah setempat.

Anak usia antara 12-13 tahun yang menjawab pertanyaan yang dibuat Unit Pendidikan Kesehatan Sekolah, mengatakan 4% di antara mereka minum 28 unit atau lebih alkohol, jumlah yang bahkan melebihi angka yang disarankan untuk orang dewasa.

Kajian tahunan ini menimbulkan kekhawatiran tentang kebiasaan makan dan minum serta jadwal tidur kalangan muda, meski menemukan angka merokok lebih sedikit dari tahun sebelumnya.

Pemerintah Inggris mengatakan akan menindak tegas siapa saja yang menjual alkohol pada anak-anak.

Seorang juru bicara Deparmen Kesehatan mengatakan strateginya mengatasi masalah penyalahgunaan obat juga memasukkan unsur pencegahan penyalahgunaan alkohol oleh anak.

"Anak dibawah umur 15 tidak boleh minum (alkohol) sama sekali," katanya.

"Kami... melipatgandakan jumlah denda maksimum untuk penjualan alkohol pada anak bawah umur hingga Pound 20.000 sekitar Rp283 juta serta menambah jangka waktu penutupan usaha secara suka rela yang bisa diberikan sebagai alternatif hukuman terhadap kemungkinan diadili untuk penjual alkohol pada anak bawah umur dari mulai 48 jam sampai dua pekan."
Dukungan ahli
Simon Antrobus, kepala lembaga rehabilitasi untuk penyalahgunaan obat dan alkohol Addaction, mengatakan angka ini menegaskan kekhawatiran para praktisi di bidangnya.

"Anak yang mulai minum (alkohol) pada usia belia adalah kelompok yang paling butuh bantuan. Kami juga tahu kalau anak yang orangtuanya menyalahgunakan alkohol juga akan mengikuti jejak itu selanjutnya," tambah Antrobus.

"Penting sekali agar anak-anak ini, beserta keluarga mereka, punya akses terhadap dukungan ahli secepat mungkin," tegasnya.

Sekitar setengah dari anak yang disurvey usia 14-15 tahun mengatakan mencoba merokok, sementara 95% dari anak usia 10-11 mengatakan belum pernah merokok.

Pemerintah menggandakan hukuman untuk penjual alkohol pada anak bawah umur di Inggris.

Meski demikian kanabis atau ganja adalah jenis narkotika yang paling banyak dicoba oleh anak kelas 10 (setingkat 1 SMA), sementara 15% anak laki-laki mengatakan mereka sudah pernah menggunakannya.

Sementara sedikit sekali yang mengatakan telah menggunakan obat bius jenis heroin, kokain, ekstasi serta sabu-sabu.

Tiap satu anak diantara 10 kelompok umur yang disurvey mengatakan pernah mencampur obat dan alkohol pada saat yang sama.

Hasil survey ini juga menimbulkan kekhawatiran bahwa sebagian anak tidak mendapat cukup saat tidur, hampir separuh anak perempuan kelas 10 mengakui mereka tidak bisa cukup melek di sekolah. Kondisi yang sama diakui sebanyak 41% anak laki-laki.

Sekitar hampir seperempat anak laki-laki kelas delapan (setingkat kelas dua SMP) dan kelas 10 menghabiskan lebih dari dua jam sehari main game komputer sehari sebelum disurvey.

Sedangkan satu diantara tiap tujuh anak pada kelompok umur yang sama mengklaim mereka menghabiskan waktu lebih dari dua jam sehari menonton TV.

http://www.detiknews.com/read/2011/10/30/215854/1755844/934/anak-di-inggris-minum-alkohol-melebihi-orang-dewasa?hlight


begitulah dunia ;D, segalanya tidak bisa terkendali karena memang suatu kondisi terkondisi oleh suatu kondisi atau beberapa kondisi lainnya ;D. hingga tidak jelas mana batas masa lalu, sekarang dan masa depan ;D. semuanya tercampur aduk walau orang-orang yang mempunyai ‘kekuasaan’ selalu berusaha untuk membuat peraturan, memberikan hukuman atau imbalan, dsb. tapi bila tidak dibarengi oleh contoh hidup yang baik maka semuanya akan sia-sia saja ;D.

berbeda dengan sang buddha, dalam brahmajala sutta, yang memaparkan bagaimana orang-orang memuji sang buddha ;D. sang buddha dipuji karena apa yang beliau lakukan sesuai dengan beliau ucapkan dengan kata lain sesuai dengan vinaya ;D.

dengan ucapan dan kelakuan yang sama maka terjadilah keteraturan dalam menjalani hidup ini ;D. keteraturan tidak dapat terjadi hanya dengan peraturan, ataupun ancaman tapi perilaku para pemimpin yang benar lah yang dapat membuat pengikutnya menjadi teratur ;D.

seperti misalnya, orang tua yang meminum minuman beralkohol menjadi panutan bagi anak-anaknya untuk mencobanya hingga akhirnya menjadi pengkonsumsi yang hebat melebihi orang tuanya ;D. atau senior-senior yang memaksakan kehendaknya kepada para junior, seperti perploncoan gitu, akan membuat generasi seterusnya menjadi lebih buas lagi ;D. atau atau guru-guru yang tidak mengajarkan dengan benar, akan membuat anak-anak didiknya menjadi malas atau bahkan liar ;D. dan contoh-contoh lainnya ;D.

oleh karena itu, kita harus jujur pada diri sendiri, hingga dalam berbuat kita juga menjadi jujur dan tepat pada sasarannya ;D. dengan menjadi jujur maka beban kita perlahan-lahan akan kita lepaskan, karena kita tidak memerlukan apapun untuk menutupi kejujuran kita ;D. hingga akhirnya kita dapat pergi kemanapun dengan tanpa tekanan, bebas seperti udara :P.