berbohong demi kebaikan, berbohong karena terpaksa, berbohong karena ancaman, berbohong karena sengaja mau pun berbohong demi hal-hal lainnya adalah sama saja
.
tidak ada yang baik ketika kita mulai berbohong walau sekecil apapun
. karena ketika mulai berbohong maka kita akan mulai membungkus kebohongan itu dengan kebohongan lainnya hingga akhirnya bungkus itu hancur, baik oleh orang lain maupun oleh diri sendiri
.
bagai bola salju yang semakin lama menggelinding akan semakin membesar, begitu pula dengan kebohongan
. coba saja rasakan gimana sakitnya ketika terhantam bola salju yang sebesar rumah misalnya
. begitu pula rasanya ketika kebohongan sudah tidak bisa ditutupi lagi
.
kebohongan itu terjadi karena keinginan kita juga, keinginan yang dilandasi karena ketidaktahuan
. karena tidak tahu harus bagaimana, karena tidak tahu akibatnya, karena tidak tahu solusinya, karena tidak tahu akan perasaan kita atau orang lain, karena tidak tahu akan pikiran kita maupun orang lain atau ketidaktahuan lainnya
.
selain itu juga karena keinginan yang dilandasi keserakahan dan kebencian termasuk keirihatian
.
kemudian dari segala jenis kebohongan yang saling sering dibela adalah kebohongan demi kebaikan
. apakah benar kebohongan ini malah bersifat mulia?
menurut saya sih tidak, kebohongan seperti ini juga akan membawa pada kemunduran
. karena sifat kebohongan adalah menutupi sehingga lama ke lamaan akan menjadi rahasia umum
. kalo sudah begitu maka pola pikir masyarakat akan terbentuk karena sudah menjadi tradisi kalo sudah terbentuk begitu maka hanya ada penerimaan aja, tidak akan ada solusi untuk mengakhirnya
. karena tidak ada solusi untuk mengakhirnya maka penderitaan yang disebabkan oleh kebohongan ini akan dianggap sebagai hal yang wajar
.
contoh yang saya sering baca atau dengar mengenai kebohongan demi kebaikan ini adalah maling yang terancam nyawanya kemudian bersembunyi di tempat kita, kan kita karena ketidaktahuan harus berbuat apa ditambah perasaan kasihan maka terpaksa berbohong
. banyak orang yang merasa mudah terharu akan membenarkan tindakan ini, tapi banyak juga orang yang berpikiran simple, yang fanatik pada aturan tertentu atau suka pada kekerasan atau yang iseng jadi kompor akan menentang hal ini
. dari hal ini saja akan terus menerus timbul pertentangan yang tidak akan ada habisnya
. bahkan dari pertentangan ini juga bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang memancing di air keruh untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya
.
oleh karena itulah kenapa kebaikan tidak dapat menghentikan keinginan manusia
. sekali lagi diperlukan kebijaksanaan untuk menghentikan segala pertentangan
.
lalu kenapa orang tidak mau menjadi bijak, hanya mau menjadi orang baik?
karena menjadi orang bijak itu penuh dengan tanggung jawab, apa lagi kalo skalanya sudah menjadi besar seperti pemimpin negara bahkan internasional
. sedangkan kalo menjadi orang baik, kita bisa memanfaatkan perasaan dan pikiran untuk meyakinkan orang lain, walaupun hanya sementara sampai hal itu tertutup oleh hal yang lebih menarik perasaan dan pikiran lainnya
.
contohnya, dia mengakui bahwa malingnya sudah dia amankan ketika ditanya apakah dia melihat maling
. dengan mengakui malingnya sudah diamankan dan dia memerlukan beberapa orang saksi untuk ikut ke kantor polisi, dan dia harus bertanggung jawab untuk melindungi maling itu dengan selamat sampai ke kantor polisi untuk diproses
. yah... walaupun dalam perjalanannya melindungi si maling mungkin saja dia akan mendapatkan beberapa pukulan salah sasaran dari penduduk yang masih diliputi kegeraman
.
tapi bila dengan begitu si maling selamat walau nantinya juga harus dihukum, dia tidak melakukan kebohongan, dia juga tidak dicela, dia akan dihargai dan menjadi panutan dan kerelaan dia melindungi nyawa orang itu akan mengubah pemahaman masyarakat tentang hukum dan nantinya bisa menuju ke arah yang lebih baik
.
mengubah pemahaman masyarakat secara benar itulah yang mestinya kita usahakan
. bukan berdasarkan perasaan maupun pengetahuan tradisi yang sifatnya lapuk oleh perubahan
.