saya melihatnya spt ini:
justru saya melihat "bervassa karena hujan" yg lebih merupakan ritual, yg bisa dijadikan pembenaran untuk tidak melaksanakan vassa "oh hari ini tidak hujan jadi boleh keluyuran."
latihan bagi seorang bhikkhu dijalani seumur hidupnya sampai mati atau sampai tujuan kebhikkhuannya tercapai. tapi selama periode itu, bhikkhu juga banyak melakukan kegiatan yg memaksanya untuk meninggalkan latihan, misalnya pemberkatan perkawinan, undangan makan, dll. Masa vassa adalah periode khusus selama tiga bulan di mana para bhikkhu bisa mendedikasikan waktunya sepenuhnya untuk melatih diri tanpa terganggu oleh kegiatan2 lain itu.
Tetapi pada awalnya memang tidak ada 'ritual' vassa, bukan? Ketika beberapa perumah-tangga memprotes, baru ditetapkan dalam vinaya.
Jadi maksudnya di sini mengalokasikan waktu tertentu untuk latihan intens adalah bagus dan sepertinya sudah seharusnya diadakan. Kebetulan waktu jaman Buddha adalah waktu musim hujan. Sekarang sudah berbeda dalam artian bhikkhu tidak hanya ada di satu tempat yang sama secara geografis, jadi iklimnya juga berbeda. Nah, apakah bagi vassa itu harus tetap dilaksanakan sama persis? Misalnya di daerah bersalju pada akhir tahun, bhikkhunya malah tidak 'vassa' sementara pada musim gugur, ikutan 'vassa' karena ikut kalender Buddhis.
Selain itu, dulu juga bepergian lewat ladang dan jalan yang becek pada musim hujan. Sekarang ini sudah ada jalan aspal, tidak merusak tanaman. Jadi selain dari faktor 'latihan intensif', apakah masih relevan pelaksanaannya? (Jika masih,) bagaimana relevansinya?