Seharusnya, efek meditasi yg telah dikembangkan bro candra itu akan sangat membantu dalam penanganan kasus mereka.
Tentu jika bro candra bisa memanfaatkan efek meditasi, yaitu kejernihan berpikir, bro candra bisa mencari dan memberikan jalan lain (bila tdk mampu memberi solusi praktikal yg dibutuhkan), dan bukannya dengan memberi meditasi yg memerlukan waktu, kondisi dan usaha utk menumbuhkannya.
Pertama-tama, itu bukan tulisan saya.
saya yakin kalau saya mengerti logic. mengapa? karena saya telah belajar kursus lilmu logika filsafat kepada seorang guru besar ilmu logika selama 2 tahun. dari 88 orang muridnya, saya adalah siswa terbaik dari ilmu logika. beliau merekomendasikan saya untuk mengajar ilmu logika di salah satu universitas di bandung, tapi saya gak berminat. kalau anda meragukan kemampuan logika saya, silahkan anda menguji kemampuan logika saya.
FYI, saya tidak pernah mengakui kemampuan seseorang hanya berdasarkan prestasi akademik.
Saya juga bukan seorang penguji, tapi aplikasi syllogisme yang lalu saja (sorry OOT), anda sudah keliru.
- Buddha tidak menyetujui pembunuhan
- Buddha tidak menyetujui pembunuhan dengan alasan tertentu
Pernyataan yang ke dua adalah identik dengan "Buddha menyetujui pembunuhan dengan alasan yang lain dari tertentu itu"
Jika pernyataan ke dua benar, maka pernyataan pertama adalah salah; dan sebaliknya. Yang tidak masuk logika saya (yang tidak belajar filsafat logika ini) adalah anda menemukan banyak ayat yang mendukung pernyataan pertama dan mengakuinya, namun tetap meminta bukti ayat yang mengingkari pernyataan ke dua.
[at] kutho
adapun pertanyaan saya tentang "mengapa pohon itu tidak berbatin?" adalah tidak menyimpang dari topik bahasan. sebab pernyataan tersebut merupakan salah satu argumentasi dari markos. jika pernyataan "mengapa pohoh itu tidak berbatin?" tidak dapat dijawab dengan jelas oleh sdr. markos, maka pernyataan pertama juga mengandung makna yang tidka jelas. jika argumennya berisi kepalsuan, maka pernyataan pertama juga berisi kepalsuan. tapi, jika pernyataan itu hanya disandarkan kepada sutta, berarti itu namanya doktrin, bukan pernyataan logika dan bukan pula ilmuah (fakt). bisa difahami?
Jadi, maksudnya mau memakai referensi ilmiah untuk membuktikan "logika" Buddha Dhamma?
Jangan-jangan nanti anda tanya berapa gelombang otak Buddha waktu melihat kehidupan lampau seseorang? Kalau masih di beta atau gamma, berarti Buddha hanya mengarang cerita saja?
Kalau begitu saya menyerah deh sama anda.
BTW, anda tahu istilah "pedantic"?