//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?  (Read 47592 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #15 on: 29 November 2008, 02:39:26 PM »
pada usaha untuk mencapai pemurnian jati diri, kita membutuhkan keduanya sebagai rakit.

Dari LOGIKA kita dapat berpikir sehat dan memilah hal yg benar, bukan sebagai bisikan hati atau kepercayaan buta (iman)

Dari PERASAAN kita dapat mencerna nalar dan memajukan hidup kita. Tanpa perasaan kita tidak mungkin memiliki keinginan untuk maju, terlebih keinginan untuk mencapai PEMBEBASAN.

Setelah TERSADARKAN dan MELIHAT DHAMMA, maka LOGIKA dan PERASAAN akan melebur menjadi PEMAHAMAN BENAR ATAS REALITAS. Bukannya kita buang.

LOGIKA dan PERASAAN akan menyublim menjadi satu unsur mutlak dalam diri, yaitu realitas (Kebijaksanaan Sejati).

Jadi kalau Anda ingin mencapai PENYADARAN, jangan buang LOGIKA atau PERASAAN Anda.

Kalau Anda tidak ingin mlekat pada 2 hal ini, maka 'lepaskanlah' setelah mencapai Pantai Seberang.

Salam

Offline Reenzia

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.199
  • Reputasi: 50
  • Gender: Female
  • The Wisdom ~
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #16 on: 29 November 2008, 02:57:04 PM »
pada usaha untuk mencapai pemurnian jati diri, kita membutuhkan keduanya sebagai rakit.

Dari LOGIKA kita dapat berpikir sehat dan memilah hal yg benar, bukan sebagai bisikan hati atau kepercayaan buta (iman)

Dari PERASAAN kita dapat mencerna nalar dan memajukan hidup kita. Tanpa perasaan kita tidak mungkin memiliki keinginan untuk maju, terlebih keinginan untuk mencapai PEMBEBASAN.

Setelah TERSADARKAN dan MELIHAT DHAMMA, maka LOGIKA dan PERASAAN akan melebur menjadi PEMAHAMAN BENAR ATAS REALITAS. Bukannya kita buang.

LOGIKA dan PERASAAN akan menyublim menjadi satu unsur mutlak dalam diri, yaitu realitas (Kebijaksanaan Sejati).

Jadi kalau Anda ingin mencapai PENYADARAN, jangan buang LOGIKA atau PERASAAN Anda.

Kalau Anda tidak ingin mlekat pada 2 hal ini, maka 'lepaskanlah' setelah mencapai Pantai Seberang.

Salam

saia setuju, maksud saia tanpa logika dan perasaan bukan berarti keduanya tidak ada
namun tidak memandang dari kedua sisi tersebut

terlepas dari itu semua, kita memang membutuhkan keduanya untuk mencapai kebijaksanaan sejati itu _/\_

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #17 on: 29 November 2008, 03:02:38 PM »
pada usaha untuk mencapai pemurnian jati diri, kita membutuhkan keduanya sebagai rakit.

Dari LOGIKA kita dapat berpikir sehat dan memilah hal yg benar, bukan sebagai bisikan hati atau kepercayaan buta (iman)

Dari PERASAAN kita dapat mencerna nalar dan memajukan hidup kita. Tanpa perasaan kita tidak mungkin memiliki keinginan untuk maju, terlebih keinginan untuk mencapai PEMBEBASAN.

Setelah TERSADARKAN dan MELIHAT DHAMMA, maka LOGIKA dan PERASAAN akan melebur menjadi PEMAHAMAN BENAR ATAS REALITAS. Bukannya kita buang.

LOGIKA dan PERASAAN akan menyublim menjadi satu unsur mutlak dalam diri, yaitu realitas (Kebijaksanaan Sejati).

Jadi kalau Anda ingin mencapai PENYADARAN, jangan buang LOGIKA atau PERASAAN Anda.

Kalau Anda tidak ingin mlekat pada 2 hal ini, maka 'lepaskanlah' setelah mencapai Pantai Seberang.

Salam

saia setuju, maksud saia tanpa logika dan perasaan bukan berarti keduanya tidak ada
namun tidak memandang dari kedua sisi tersebut

terlepas dari itu semua, kita memang membutuhkan keduanya untuk mencapai kebijaksanaan sejati itu _/\_

_/\_

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #18 on: 29 November 2008, 03:11:58 PM »
 [at] upasaka dan reenzia

kalo gitu mana sumbangannya?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Reenzia

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.199
  • Reputasi: 50
  • Gender: Female
  • The Wisdom ~
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #19 on: 29 November 2008, 03:12:59 PM »
saia menyumbangkan pemikiran saia _/\_

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #20 on: 29 November 2008, 05:50:05 PM »
Kebijaksanaan Agung hanya muncul ketika kita bisa melihat apa adanya tanpa ada interupsi dari logika dan perasaan. Justru dengan melihat logika dan perasaan sebagai proses batin, kita akan mengerti oleh sifat alami batin dan tidak tertipu oleh karenanya. Dari sanalah kebijaksanaan Agung akan muncul. Kebijaksanaan Agung/yg sesuai Dhamma inilah yg akan membawa kita pada pencapaian nibbana. _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline N1AR

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 930
  • Reputasi: 22
  • Yui
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #21 on: 29 November 2008, 06:27:07 PM »
maap kata2 gw yg tadi tarik lagi..

kirain si hatred lagi apa gitu tadi T T

Offline Huiono

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 492
  • Reputasi: 32
  • Gender: Male
  • Hmm...
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #22 on: 29 November 2008, 07:20:10 PM »
Logika+perasaan...
Semua orang punya kan?
Dan karena hanya bertindak berdasarkan itu, banyak kesalahan, ketidakpuasan dan akhirnya ketidakbahagiaan.

Dibutuhkan kesadaran...
Sadar akan apa yang dipikirkan, diucapkan dan dilakukan ...
Semoga dengan dilandasi kesadaran, kesalahan, ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan sedikit demi sedikit dapat dikurangi...

Sadar pada dasarnya menuntun orang menjadi lebih bijak... :)
"During times of universal deceit, telling the truth becomes a revolutionary act"
                                                                                                   -George Orwell

Offline candra_mukti19

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.146
  • Reputasi: -9
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #23 on: 01 December 2008, 09:46:17 AM »
pada usaha untuk mencapai pemurnian jati diri, kita membutuhkan keduanya sebagai rakit.

Dari LOGIKA kita dapat berpikir sehat dan memilah hal yg benar, bukan sebagai bisikan hati atau kepercayaan buta (iman)

Dari PERASAAN kita dapat mencerna nalar dan memajukan hidup kita. Tanpa perasaan kita tidak mungkin memiliki keinginan untuk maju, terlebih keinginan untuk mencapai PEMBEBASAN.

Setelah TERSADARKAN dan MELIHAT DHAMMA, maka LOGIKA dan PERASAAN akan melebur menjadi PEMAHAMAN BENAR ATAS REALITAS. Bukannya kita buang.

LOGIKA dan PERASAAN akan menyublim menjadi satu unsur mutlak dalam diri, yaitu realitas (Kebijaksanaan Sejati).

Jadi kalau Anda ingin mencapai PENYADARAN, jangan buang LOGIKA atau PERASAAN Anda.

Kalau Anda tidak ingin mlekat pada 2 hal ini, maka 'lepaskanlah' setelah mencapai Pantai Seberang.

Salam

sebagimana yang anda katakan, kita membutuhkan logika dan perasaan untuk mencapai kebijaksanaan. dan logika itulah yang saya diskusikan dalam thread Islam yang sepertinya sudah dihapus oleh moderator. setelah lama berdiskusi saya yakin, disini banyak orang yang bijaksana, karena telah melihat dhamma. tapi saya tidak yakin ada orang yang benar-benar mengerti logika. jadi, akhirnya kebijaksaan itu tampak pincang ketika didiskusikan.

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #24 on: 01 December 2008, 09:53:01 AM »
Saat LOGIKA + PERASAAN
maka seharusnya adalah kebijaksanaan...



saya belajarnya beda

sila + samadhi = panna

 _/\_

Offline candra_mukti19

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.146
  • Reputasi: -9
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #25 on: 01 December 2008, 09:57:00 AM »
saya pernah bertemu dengan orang yang paling pandai dalam ilmu logika, hafal isi kitab agama-agama. boleh dibilang seorang jenius. dalam waktu 90 hari, dia mampu menghafal seluruh kitab suci agama-agama di dunia. saya berdebat dengannya selama berhari-hari. tapi saya selalu kalah. argumentasinya tidak terbantahkan. tapi, sya melihat bahwa didalam batinnya itu masih terkandung nivarana yang kuat. sebaliknya, saya pernah bertemu orang yang sederhana kecerdasannya, namun dia sudah tanpa nivarana. apakah itu artinya? dan manakah yang lebih baik dan bermanfaat?

menurut saya, orang sepandai apapun, sebanyak apapun hafalannya mengenai teks-teks suci, dan sekuat apapun argumentasinya, maka semua itu tidak dapat memberikan kebahagiaan kepada dirinya, jika di dalam batinnya masih terkandung nivarana. sebaliknya, walaupun orang sederhana kecerdasannya, sedikit hafalan teks sucinya, dan tidak pandai bermain logika, tapi bila dalam batinnya sudah tidak ada kekotoran, maka dia adlah orang yang bahagia. manakah yang akan kita dahululan, mencari kepintaran dulu atau kebahagiaan dulu?

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #26 on: 01 December 2008, 10:15:18 AM »
saya pernah bertemu dengan orang yang paling pandai dalam ilmu logika, hafal isi kitab agama-agama. boleh dibilang seorang jenius. dalam waktu 90 hari, dia mampu menghafal seluruh kitab suci agama-agama di dunia.



apa ngga berlebihan tuh di bilang hafal semua kitab suci didunia?

harus masuk guines book of record tuh

bhikku yang cuma hafal seluruh  tipitaka aja masuk ke dalam guiness book , sebagai orang dengan ingatan terdahsyat  , apa lagi teman diskusi anda yang bisa menghafal kitab suci semua agama dalam 90 hari , orang ini puluhan kali lebih hebat dari bhikku itu dong...

 _/\_

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #27 on: 01 December 2008, 10:24:07 AM »
pada usaha untuk mencapai pemurnian jati diri, kita membutuhkan keduanya sebagai rakit.

Dari LOGIKA kita dapat berpikir sehat dan memilah hal yg benar, bukan sebagai bisikan hati atau kepercayaan buta (iman)

Dari PERASAAN kita dapat mencerna nalar dan memajukan hidup kita. Tanpa perasaan kita tidak mungkin memiliki keinginan untuk maju, terlebih keinginan untuk mencapai PEMBEBASAN.

Setelah TERSADARKAN dan MELIHAT DHAMMA, maka LOGIKA dan PERASAAN akan melebur menjadi PEMAHAMAN BENAR ATAS REALITAS. Bukannya kita buang.

LOGIKA dan PERASAAN akan menyublim menjadi satu unsur mutlak dalam diri, yaitu realitas (Kebijaksanaan Sejati).

Jadi kalau Anda ingin mencapai PENYADARAN, jangan buang LOGIKA atau PERASAAN Anda.

Kalau Anda tidak ingin mlekat pada 2 hal ini, maka 'lepaskanlah' setelah mencapai Pantai Seberang.

Salam

dear bro upasaka,

secara abhidhamma, perasaan/vedana itu terbagi menjadi 5 yaitu :
1. menyenangkan
2. tidak menyenangkan
3. netral
4. menyenangkan (mano dvara/pintu pikiran)
5. tidak menyenangkan (mana dvara/pintu pikiran)

Sementara keinginan itu adalah CETANA

Jadi yang membuat kita INGIN maju sebenarnya adalah CETANA, bukan VEDANA.... karena fungsi VEDANA dalam buddhism, berbeda dengan konsep awam

semoga bisa dimengerti yah  _/\_

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #28 on: 01 December 2008, 10:35:35 AM »
saya pernah bertemu dengan orang yang paling pandai dalam ilmu logika, hafal isi kitab agama-agama. boleh dibilang seorang jenius. dalam waktu 90 hari, dia mampu menghafal seluruh kitab suci agama-agama di dunia. saya berdebat dengannya selama berhari-hari. tapi saya selalu kalah. argumentasinya tidak terbantahkan. tapi, sya melihat bahwa didalam batinnya itu masih terkandung nivarana yang kuat. sebaliknya, saya pernah bertemu orang yang sederhana kecerdasannya, namun dia sudah tanpa nivarana. apakah itu artinya? dan manakah yang lebih baik dan bermanfaat?

menurut saya, orang sepandai apapun, sebanyak apapun hafalannya mengenai teks-teks suci, dan sekuat apapun argumentasinya, maka semua itu tidak dapat memberikan kebahagiaan kepada dirinya, jika di dalam batinnya masih terkandung nivarana. sebaliknya, walaupun orang sederhana kecerdasannya, sedikit hafalan teks sucinya, dan tidak pandai bermain logika, tapi bila dalam batinnya sudah tidak ada kekotoran, maka dia adlah orang yang bahagia. manakah yang akan kita dahululan, mencari kepintaran dulu atau kebahagiaan dulu?

dengan berdasar pada pandangan benar maka akan melakukan samadhi yg benar, yg otomatis akan membuat konsentrasi yg benar....

konsentrasi meningkat, kepintaran akan meningkat juga kok.....

mau mulai dari mana? terserah saja, yg penting itu bisa dilakukan mulai saat ini, dan bisa bermanfaat bagi batin anda........

Offline candra_mukti19

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.146
  • Reputasi: -9
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #29 on: 01 December 2008, 11:35:20 AM »
saya pernah bertemu dengan orang yang paling pandai dalam ilmu logika, hafal isi kitab agama-agama. boleh dibilang seorang jenius. dalam waktu 90 hari, dia mampu menghafal seluruh kitab suci agama-agama di dunia. saya berdebat dengannya selama berhari-hari. tapi saya selalu kalah. argumentasinya tidak terbantahkan. tapi, sya melihat bahwa didalam batinnya itu masih terkandung nivarana yang kuat. sebaliknya, saya pernah bertemu orang yang sederhana kecerdasannya, namun dia sudah tanpa nivarana. apakah itu artinya? dan manakah yang lebih baik dan bermanfaat?

menurut saya, orang sepandai apapun, sebanyak apapun hafalannya mengenai teks-teks suci, dan sekuat apapun argumentasinya, maka semua itu tidak dapat memberikan kebahagiaan kepada dirinya, jika di dalam batinnya masih terkandung nivarana. sebaliknya, walaupun orang sederhana kecerdasannya, sedikit hafalan teks sucinya, dan tidak pandai bermain logika, tapi bila dalam batinnya sudah tidak ada kekotoran, maka dia adlah orang yang bahagia. manakah yang akan kita dahululan, mencari kepintaran dulu atau kebahagiaan dulu?

dengan berdasar pada pandangan benar maka akan melakukan samadhi yg benar, yg otomatis akan membuat konsentrasi yg benar....

konsentrasi meningkat, kepintaran akan meningkat juga kok.....

mau mulai dari mana? terserah saja, yg penting itu bisa dilakukan mulai saat ini, dan bisa bermanfaat bagi batin anda........

masalahnya, saya sudah berbicara mendiskusikan ajaran budha secara logic, tapi banyak persoalan logika yang ingin saya ungkapkan untuk didiskusikan. tapi setiap kali saya mengambil logika muslim sebagai suatu pemikiran yang logic terhadap ajaran budha, moderator selalu menghapusnya. dianggapnya hal itu merupakan postingan yang berpotensi memicu kerusuhan. jadinya sulit bagi saya untuk berbicara logic, kalau komentar saya hanya harus mengikuti logika budhism. seharusnya logika itu universal, yang dasar pemikirannya dapat diambil dari agama mana saja.