//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme  (Read 220585 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #360 on: 05 January 2011, 10:02:58 PM »
aiyoh, terminologinya kemana2...
imo,

nirodha samapati = the cessation of perception and feeling
berpikir ala mmd = maññati
berhentinya pikiran ala mmd = tidak maññati lagi
jhana 2 = unifying mind (tinggal piti, sukkha, dan ekaggata). imo, masih ada pikiran tapi sangat terkonsentrasi, sama dengan one-mind ala zen, bukan no-mind. Referensi: http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn45/sn45.008.than.html. cmiiw.



maksud bang morph, berhenti pikiran ala mmd adalah no-mind?

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #361 on: 05 January 2011, 10:58:36 PM »
maksud bang morph, berhenti pikiran ala mmd adalah no-mind?
saya pikir begitu. cmiiw.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #362 on: 06 January 2011, 12:23:18 AM »
kalo di pertama kan masih ada vitakka dan vicara yg adalah aktivitas pikiran

Setahu saya tidak dikatakan demikian bro, dikatakan bahwa Jhana pertama kurang memuaskan/kasar karena "kedekatannya" dengan vitakka dan vicara.

Maksudnya yang lebih tepat adalah untuk memasuki Jhana pertama harus melewati vitakka dan vicara terlebih dahulu, kalau Jhana kedua tak perlu melalui vitakka dan vicara lebih dahulu.
Dalam keadaan Jhana itu sendiri hanya ada faktornya, tapi untuk mengetahui/memeriksa faktor-faktor tersebut harus keluar Jhana.
Dalam Jhana bila ada aktivitas pikiran maka seketika itu juga ia akan keluar jhana.
« Last Edit: 06 January 2011, 12:28:04 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #363 on: 06 January 2011, 08:58:04 AM »
kalau apatis kan udah tau pun tetap cuek aja, indifferent thd everything (fully apatis)
Thanks buat koreks "(tidak)"-nya.
Sebetulnya kita semua juga apatis terhadap hal-hal tertentu. Tidak mungkin kita menanggapi semua objek dengan respon 'suka' atau 'tidak suka'. Bedanya, yang menanggapi hal-hal sebagai netral secara tidak sama dengan orang lain secara general (di mana manusia hidup sebagai makhluk sosial) itu yang biasa kita sebut apati. Menurut saya begitu.


anumodana kainyn
bolehka saya tahu lebih lanjut apa sajakah citta & cetasika para arahat, anagami dan sakadagami dan sotapanna?
Apaka sotapanna masih mempunyai kusala citta?
Apakah arahat masih mempunyai maha kusala citta? dan seterusnya.
Yang ini saya tidak bisa jawab karena tidak mempelajari Abhidhamma, tapi setahu saya, Sotapanna sampai Anagami masih memiliki kusala citta, sementara bagi seorang Arahat, sudah tidak ada lagi kusala/akusala. Mereka tidak lagi menanam kamma baru.


Setau saya dan pernah bediskusi dengan Mister Hud dan membaca diskusi dia diberbagai milis dikatakan "tidak berpikir" = "pikiran berhenti" . dalam hal ini adalah dua makna yang berbeda.

Pikiran yang benar2 berhenti (sekaligus tidak berpikir) adalah nirodha samapati. Tidak berpikir dalam sutta(arahat) pun mengandung makna yang berbeda dengan tidak berpikir saat tidur pulas
Menurut saya, "nirodha samapati" memang berbeda dengan "na maññati". Dalam Nirodha Samapati, sepertinya semua khanda telah berhenti sepenuhnya seperti orang mati, namun kehidupannya masih ada. Bedanya pula dengan Asaññasatta sepertinya adalah para brahma Asaññasatta memiliki 'akar' untuk "maññati" tersebut, hanya saja dengan samadhinya yang kuat, proses "sañjānāti" (mempersepsi) dilewati. Jadi ketika samadhinya melemah, umur kehidupan di sana habis dan ia akan tetap melalui proses "sañjānāti" dan "maññati" kembali (sebab tetap masih belum melenyapkan Avijja).

Betul, "tidak berpikir" ("na maññati") sangat jauh definisinya dengan tidur pulas atau pingsan.

Quote
Bagaimana ketika seorang arahat berpikir ketika melihat seorang yang menderita dan ingin mengetahui penyebabnya.

Contoh : Ketika Mogalana dikejar2 oleh musuhnya yang sampai berulang kali dia menghilangkan diri dan dengan abinna nya ia menemukan penyebabnya dari kelahiran lalu. Apakah ketika sebelum menggunakan abinna nya dia tidak berpikir " apakah penyebab dari semua kejadian ini"? Mungkinkah spontanitas tanpa sebab dia menggunakan abinna dan tau begitu saja tanpa berpikir dulu tentang objeknya ?(misalnya kenapa saya dikejar2 dan akan dibunuh--->berpikir terhadap objek atau tidak berpikir terhadap objek?)

Bagaimana hal tersebut bisa dijelaskan?
Walaupun Arahat tidak lagi "berpikir" demikian, namun setiap arahat tetap masih membawa setiap kecenderungan di masa lampau. Hal ini disebut vasana, sama seperti kasus Pilinda Vaccha yang masih memanggil orang "vasala" (kasta terbuang). Kecenderungan ini juga yang menyebabkan para Arahat masih melakukan hal-hal yang dicela oleh Buddha seperti Pindola Bharadvaja yang "memamerkan" kesaktian. Walau kecenderungan ini masih ada, tetapi Arahat tidak lagi melekatinya, sehingga meski kecenderungannya adalah untuk menolong orang lain ada, tapi ia tidak menjadi senang/sedih karena itu. Maka walaupun ia parinibbana sebelum berhasil menolong orang tersebut, ia tetap tidak akan terlahir lagi di alam manapun.

(Catatan: ini adalah menurut Tradisi Theravada.)


Quote
Apakah arahat masih hidup dan berada dalam nirodha samapati citta dan cetasikanya berhenti/tidak bekerja sama sekali atau masih ?
Jadi masih mungkinkah selama masih hidup khususnya arahat citta dan cetasika berhenti?
Mungkin saja berhenti, saya juga tidak tahu karena tidak belajar Abhidhamma.
« Last Edit: 06 January 2011, 08:59:40 AM by Kainyn_Kutho »

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #364 on: 06 January 2011, 10:00:15 AM »
Masih. Citta & Cetasika tidak mungkin berhenti selama masih hidup. Berpikir di sini adalah maññati.
Jadi menurut MN 1, seorang puthujjana mempersepsi (sañjānāti) objek, berpikir (maññati) akan objek, di dalam objek, terpisah dari objek, memiliki objek, dan bergembira akan objek. Hal tersebut karena ia tidak memahami (apariññāta).

Bagi seorang Arahat, setelah mengenali (Abhijāna) objek, maka tidak berpikir (na maññati) akan objek, di dalam objek, terpisah dari objek, memiliki objek, dan bergembira akan objek. Hal tersebut karena ia memahaminya (pariññāta).

Kalau tidak salah saya (CMIIW), citta dan cetasika pada seorang arahat hanya bersifat KIRIYA (menjalankan fungsi).
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #365 on: 06 January 2011, 10:03:11 AM »
Nah, kalau kesenangan/kesedihan biasa berhubungan dengan lobha/dosa, perasaan netral ini berkaitan dengan moha. Ada perasaan netral karena tidak mengetahui, tapi ada juga perasaan netral yang mengetahui.

Contoh sederhana: seorang cowok melihat sepasang kekasih bergandengan tangan di kejauhan. Dia 'menginginkan' atau 'menolak' objek tersebut, maka perasaannya netral. Lalu ketika makin lama, makin dekat, dilihatnyalah bahwa si cewek adalah pacarnya. Maka yang tadinya netral (karena ketidaktahuan) bisa berubah jadi tidak netral (karena mengetahui).

Secara general, 'pengetahuan'-lah yang membedakan orang 'mengendalikan diri' dan 'apatis'.


Lebih ekstrim lagi, seorang Arahat, misalnya Mogallana ketika di-siksa oleh musuh yang mendendam-nya, tidak merasakan "like-dislike" (penderitaan bathin), walaupun tentu-nya mengalami penderitaan fisik. Apakah Mogallana ada "pengetahuan" bahwa dia sedang di siksa / di lukai ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #366 on: 06 January 2011, 10:07:51 AM »
Setau saya dan pernah bediskusi dengan Mister Hud dan membaca diskusi dia diberbagai milis dikatakan "tidak berpikir" = "pikiran berhenti" . dalam hal ini adalah dua makna yang berbeda.

Pikiran yang benar2 berhenti (sekaligus tidak berpikir) adalah nirodha samapati. Tidak berpikir dalam sutta(arahat) pun mengandung makna yang berbeda dengan tidak berpikir saat tidur pulas

Bagaimana ketika seorang arahat berpikir ketika melihat seorang yang menderita dan ingin mengetahui penyebabnya.

Contoh : Ketika Mogalana dikejar2 oleh musuhnya yang sampai berulang kali dia menghilangkan diri dan dengan abinna nya ia menemukan penyebabnya dari kelahiran lalu. Apakah ketika sebelum menggunakan abinna nya dia tidak berpikir " apakah penyebab dari semua kejadian ini"? Mungkinkah spontanitas tanpa sebab dia menggunakan abinna dan tau begitu saja tanpa berpikir dulu tentang objeknya ?(misalnya kenapa saya dikejar2 dan akan dibunuh--->berpikir terhadap objek atau tidak berpikir terhadap objek?)

Bagaimana hal tersebut bisa dijelaskan?

Apakah arahat masih hidup dan berada dalam nirodha samapati citta dan cetasikanya berhenti/tidak bekerja sama sekali atau masih ?
Jadi masih mungkinkah selama masih hidup khususnya arahat citta dan cetasika berhenti?


Metta


Dalam kasus Mogallana di-siksa oleh musuh-nya menjelang parinibbana-nya... Kitab-Kitab Komentar menyatakan bahwa kekuatan Kamma (Phala/VIpaka) yang di-atas segala-nya, sehingga ketika Kamma (phala/vipaka) itu akan berbuah sesuai dengan kondisi-nya, tidak ada yang bisa mencegah-nya. Sekalipun oleh seorang Arahat Mogallana yang terkenal dengan Abhinna-nya yang terunggul.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #367 on: 06 January 2011, 10:33:14 AM »
Kalau tidak salah saya (CMIIW), citta dan cetasika pada seorang arahat hanya bersifat KIRIYA (menjalankan fungsi).
Iya, yang saya baca memang begitu.


Lebih ekstrim lagi, seorang Arahat, misalnya Mogallana ketika di-siksa oleh musuh yang mendendam-nya, tidak merasakan "like-dislike" (penderitaan bathin), walaupun tentu-nya mengalami penderitaan fisik. Apakah Mogallana ada "pengetahuan" bahwa dia sedang di siksa / di lukai ?
Saya rasa ada. Ia mengetahui jasmani itu sedang disiksa, tapi karena ide kemelekatan seperti "aku tidak mau disiksa", "aku ingin bebas dari siksaan" dan sebagainya sudah tidak ada, maka ia tidak lagi merasakan penderitaan bathin.



Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #368 on: 06 January 2011, 10:37:37 AM »
Iya, yang saya baca memang begitu.

Saya rasa ada. Ia mengetahui jasmani itu sedang disiksa, tapi karena ide kemelekatan seperti "aku tidak mau disiksa", "aku ingin bebas dari siksaan" dan sebagainya sudah tidak ada, maka ia tidak lagi merasakan penderitaan bathin.


Setuju... inti-nya kemelekatan yang menyebab-kan kelahiran kembali...

"JAGALAH PIKIRAN-MU TETAP WASPADA TANPA MELEKAT PADA APAPUN DAN DIMANAPUN"
--- Master Hui Neng mencapai pencerahan ketika mendengar wejangan Master Hong Ren seperti ini ---
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
mengenapin kehendak TUHAN...
« Reply #369 on: 20 February 2011, 03:30:35 PM »
kalau agama tetangga sebelum meninggal. dia dpt mengucapkan/melaksanakan

"Aku sudah mengenapin kehendak TUHAN...."

nahh utk Buddhist, sesaat sebelum meninggal dunia,

ucapan apa yg diucapkan ....supaya meninggalnya "tidak menyesal"

perbuatan apa yg disiapkan sesaat sebelum meninggal ?
« Last Edit: 20 February 2011, 03:34:07 PM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: mengenapin kehendak TUHAN...
« Reply #370 on: 20 February 2011, 03:42:11 PM »
kalau agama tetangga sebelum meninggal. dia dpt mengucapkan/melaksanakan

"Aku sudah mengenapin kehendak TUHAN...."

nahh utk Buddhist, sesaat sebelum meninggal dunia,

ucapan apa yg diucapkan ....supaya meninggalnya "tidak menyesal"

perbuatan apa yg disiapkan sesaat sebelum meninggal ?

mungkin seperti yang diucapkan Devadatta ketika menjelang beliau wafat? ;D

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #371 on: 20 February 2011, 03:52:34 PM »
kalau agama tetangga sebelum meninggal. dia dpt mengucapkan/melaksanakan

"Aku sudah mengenapin kehendak TUHAN...."

nahh utk Buddhist, sesaat sebelum meninggal dunia,

ucapan apa yg diucapkan ....supaya meninggalnya "tidak menyesal"

perbuatan apa yg disiapkan sesaat sebelum meninggal ?

dana makanan/patta/jubah ke bikkhu sangha...
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #372 on: 20 February 2011, 05:21:47 PM »
apa ya  yg diucapkan sama Devadatta  ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #373 on: 20 February 2011, 09:07:55 PM »
^^^
........
Devadatta duduk diatas dipan dan meletakkan kakinya diatas atas tanah, Kemudian kakinya terbenam tanpa dapat dicegah. Ia terus terbenam, bagian-bagian tubuhmya terbenam satu demi satu, mata kaki, lutut, pinggang, dada dan leher, dan bumi ini menelannya dengan rakus hingga ke rahangnya saat ia mengucapkan sayir berikut :

Imehi atthiti tamaggapuggalam
devatidevam naradammasarathim
Samantacakkhum satapunnalakkhanam
panehi Buddham saranam upemi


Aku Devadatta di atas dipan kematianku berlindung dalam Buddha Yang Mulia dengan tulang belulang dan daya hidup ini yang hampir habis.
Dengan kesadaran, batin yang gembira dan mulai yang terdorong oleh 3 akar mulia
("aku berlindung didalam Buddha yang Mahatahu, mahluk terAgung di dunia, Guru Yang Maha Melihat yang mampu menertibkan mahluk-mahluk dan yang memiliki 32 tanda-tanda mulia seorang manusia luar biasa karena kebajikannya yang tidak terhitung.")

Sumber RAPB, edisi Dhammacitta

 _/\_
« Last Edit: 20 February 2011, 09:11:16 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #374 on: 20 February 2011, 09:50:32 PM »
nah itu udah dijawab sama om adi ;D.