Selera Makan, menurutku tergantung didikan juga.
Selera makan adalah kebiasaan juga, seperti halnya faktor batin yg lain, "selera makan" adalah citta yg di program.
~ Sejak kecil terbiasa memakan masakan ibu di rumah, masakan itu terprogram di citta kita, menjadi 'selera'.
~ Selama nge-kost, makan di warung tenda (bukan warung kelambu) di pinggir jalan, maka lama kelamaan akan terbiasa dan selera kembali terprogram dengan masakan tsb.
~ Supir truk, biasa makan berpindah-pindah, akhernya, dimana-mana juga bisa makan, seleranya terprogram 'cincai'...
Dan aku sendiri...
~ Sedari kecil makan masakan mama di rumah, seleraku sudah terprogram dengan masakan mama ku: Ikan Teri goreng cabe hijau
, cumi kuah taoco
... (masakan ibu is the best)...
~ Selama ngekost terbiasa makan 'Soto Madura Kuah Santan'
di pinggir Jl. Susilo Grogol... Balik kampung, berkeluarga, istriku kusuruh belajar cara buat 'Soto Madura Kuah santan'... Kalo ke Jkt, biasanya aku bikin agenda untuk singgah di Jl. Susilo Grogol, makan Soto tsb. Sekarang, di rumah, secara rutin istriku memasakkan 'Soto Madura Kuah Santan' sebulan sekali (ini bisa berpotensi menjadi kemelekatan juga yah? he he he)...
Soal selera, dulu, aku tidak bisa tawar menawar... sekarang sudah agak 'damai'lah, 'cincai'lah...
semboyan:
makan untuk hidup, bukan untuk kenikmatan...
(kenikmatan hanya 5-10 detik di lidah, masuk ke kerongkongan bentuknya udah kaya apa hayoooo
) <---- ini semboyan kalo lagi kenyang, kalo lagi lapar kekna laen deh semboyannya
::