//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada  (Read 51064 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Xan To

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 481
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #30 on: 12 May 2009, 09:59:52 PM »
3.73. "Para bhikkhu, jasmani Sang Tathagata yang berdiri tegak dengan unsur-unsur yang menghubungkannya dengan jasmani akan menjadi hancur.79 Selama jasmani ini ada, para dewa dan manusia dapat melihatnya. Tetapi saat hancurnya jasmani dan habisnya umur kehidupan, para dewa dan manusia tidak akan melihatnya lagi. Para bhikkhu, bagaikan ketika tangkai serumpun mangga dipotong, maka semua mangga pada rumpun itu akan jatuh bersamanya, demikian pula jasmani Sang Tathagata dengan unsur-unsurnya yang menghubungknnya dengan penjelmaan telah terpotong. Selama jasmani ini ada, para dewa dan manusia dapat melihatnya. Tetapi saat hancurnya jasmani dan habisnya umur kehidupan, para dewa dan manusia tidak akan melihatnya lagi."

brahmajala sutta.

Ehm kalo berdasarkan kutipan ayat diatas, kayaknya yang dimaksud adalah Tubuh Nirmanakaya-nya deh....kalo Tubuh Nirmanakaya ya emang gak mungkin lagi bisa dilihat oleh dewa/manusia....

Yang kedua, mungkin saja Tubuh Sambhogakaya memang ada, alasannya :
 1. Dulu pernah baca, katanya ketika Masa Dhamma berakhir...semua relik Sang Buddha akan berkumpul kembali membentuk tubuh Sang Buddha secara utuh [dan beberapa hari mengajarkan Dhamma namun tidak satupun manusia yang tahu] dan kemudian menghilang. Yang menjadi pertanyaan saya sih, kok bisa ya begitu, jika seandainya Sang Buddha telah mencapai anupadisesa-nibbana???

 2. Setahu saya jika ada orang yang memiliki kekuatan bathin untuk mengubah misalnya bawang menjadi batu, maka andaikata orang itu meninggal, bawang tersebut tetap saja jadi batu, betul?? nah mungkin gak yah sebelum Sang Buddha Parinibbana, Sang Buddha menciptakan sebuah Tubuh yaitu Sambhogakaya??? (Sepertinya kebanyakan baca komiknya naruto nih :hammer: )

Klarifikasi pertama justru harus dari TS dan tulisannya terlebih dulu, ada atau tidak dalam biografi yang disebutkan TS. Tidak perlu jauh-jauh dulu tanya ahli kitab. Nah, sekarang coba Sdr. Xan Tao bantu kita-kita untuk memastikan ada tidak yang TS sampaikan di sini benar-benar ada di dalam biografi tersebut, jangan-jangan karangan TS sendiri,  siapa tahu

Maksudnya saya baca artikelnya di Dawai itu???

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #31 on: 12 May 2009, 10:23:01 PM »
Quote
Klarifikasi pertama justru harus dari TS dan tulisannya terlebih dulu, ada atau tidak dalam biografi yang disebutkan TS. Tidak perlu jauh-jauh dulu tanya ahli kitab. Nah, sekarang coba Sdr. Xan Tao bantu kita-kita untuk memastikan ada tidak yang TS sampaikan di sini benar-benar ada di dalam biografi tersebut, jangan-jangan karangan TS sendiri,  siapa tahu

Maksudnya saya baca artikelnya di Dawai itu???

Begini Sdr. Xan Tao,
Sdr. Gandalf menyampaikan sesuatu yang katanya bersumber dari sebuah biografi yang berjudul: A Spiritual Biography Acariya Mun Bhuridatta by  Acariya Maha Boowa Nanasampanno, tapi saya belum menemukan secara tepat apa yang telah sdr. Gandalf sampaikan tersebut. Mungkin saja saya yang tidak teliti. Nah jadi saya meminta rekan yang lain, termasuk anda untuk membaca lagi biografi tersebut, apakah memang ada yang disampaikan oleh Sdr. Gandalf , atau justru tidak ada. Begitu.

Saya sendiri sudah membaca yang di Dawai tapi itu bukanlah biografi yang lengkap dan saya tidak menemukannya, tapi siapa tahu anda menemukannya. Tapi lebih meyakinkan jika kita juga membaca biografinya yang lengkap. Begitu.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #32 on: 12 May 2009, 11:06:37 PM »
Di biografi Ajahn Mun yang ditulis muridnya Ajahn Maha Boowa memang ada didatangi para Arahat dan Buddha.

Tapi biografi itu penuh kontroversi, muridnya Ajahn Mun yang lain bilang "guru saya tidak mengatakan demikian". Sama kontroversinya dengan pernyataan Ajahn Maha Boowa yang mengatakan Sang Buddha menangis dan pernyataan dirinya Ajahn Maha Boowa adalah Arahat.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #33 on: 12 May 2009, 11:13:50 PM »
These days, one comes across some meditation teachers who claim to be
Noble Ones, even Arahants. I know of at least three who have made such
claims. I recently received the first chapter of a book by a Sri
Lankan Bhikkhunī who boldly claimed:

"In terms of a lay person I am poor. But in terms of supra-mundane
life, I have the wealth of an Ariya Person. In terms of the mundane
world, I am a solitary person who does not have a big group of
followers. In terms of the media, I am silent. The only persons who
are with me are the Ariya Persons."

Such claims should set alarm bells ringing.

The Buddha openly declared his special status as a Noble One, a Fully
Enlightened Buddha attained to the highest knowledge. Usually,
whenever his disciples gained the final goal of Arahantship they came
to pay respects to the Buddha to gain confirmation from the Buddha
because they knew that it was possible to be deluded about such
attainments. It is called "atimāna" in Pāli -- excessive conceit or
over-estimation. Nowadays, who has those special powers to read
another's mind to confirm their spiritual attainments? How could the
bhikkhunī claim, "The only persons with me are the Ariya Persons"? At
best, she is only going by what they themselves have told her. All of
them could be suffering from Atimāna, herself included.

There is also a Vinaya rule prohibiting the declaration of higher
knowledge to those who are not ordained, so publishing such details in
a book obviously contravenes the Vinaya rule even if the statement is
true. A lay person could make such a statement, but not an ordained
person.

There is considerable controversy regarding the Biography of Acariya
Mun (3.3 Mbyte self-extracting archive) by Ajahn Mahāboowa, in which
Ajahn Mun apparently claims Arahantship. Inspiring though such
accounts might be to some, I find that it leaves me rather flat. It
does more to arouse doubts about the teacher than to confirm
confidence in the method.

Whether or not one's teacher has attained nibbāna, or whether or not
this or that person has attained nibbāna, does it really make any
difference to our own practice? Surely what matters is to follow the
correct method. If our teacher is suffering from atimāna might they
not mislead us to the same conceit? A good meditation teacher would
never make any such declaration. The late Mahāsī Sayādaw did not to my
knowledge, though he was widely regarded as an Arahant by his Burmese
devotees. Through observing his behaviour, and by reading his books, I
am confident that he had some high attainments, but that is only
through logical inference or confidence based on knowledge. There is
no way to be sure. Those who say, "My teacher is definitely an
Arahant" are merely expressing their devotion unless they possess
higher knowledge themselves. Even being an Arahant oneself would not
be sufficient, one would need special psychic powers too.

The following story from the texts beautifully illustrates the
behaviour of the Noble Ones:


A certain monk was living in dependence on an Arahant. Living in
dependence meant that he shared the same room as his teacher, did all
the duties for him, and carried his almsbowl for him while walking
behind for alms. One day, while walking for alms, the pupil asked,
"Venerable sir, how can one know whether another person is an
Arahant?"

The Arahant replied, "It is not easy, friend, to know if another
person is an Arahant. Even if one lived in dependence on an Arahant,
did all the duties for him, and carried his almsbowl while walking
behind him for alms, one might not know that his teacher was an
Arahant."

Even when given such a broad hint as this, the pupil did not realise
that his teacher was an Arahant.

« Last Edit: 12 May 2009, 11:17:19 PM by Indra »

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #34 on: 13 May 2009, 12:27:12 AM »
Di biografi Ajahn Mun yang ditulis muridnya Ajahn Maha Boowa memang ada didatangi para Arahat dan Buddha.

Tapi biografi itu penuh kontroversi, muridnya Ajahn Mun yang lain bilang "guru saya tidak mengatakan demikian". Sama kontroversinya dengan pernyataan Ajahn Maha Boowa yang mengatakan Sang Buddha menangis dan pernyataan dirinya Ajahn Maha Boowa adalah Arahat.
menurut beberapa info,

jika seseorang menyatakan dirinya arahat, dan memang beliau arahat.......itu sangat dinilai berani,
karena jika orang itu berbohong, umur nya bisa pendek....disebabkan banyaknya orang yang mencoba kesucian beliau....
yah mirip istilah nya di tes....dengan kemampuan gaib.
apalagi negara seperti thailand, dimana bikkhu nya saja penuh tatoo mantra.
dan nyata-nya Luanta mahaBoowa itu baik-baik saja sampai sekarang, bahkan raja thai berani memberikan kunjungan khusus......

jika anda adalah Raja Thailand,sebelum anda pergi mengunjungi seorang bikkhu secara khusus, pasti anda bertanya dulu ke penasehat spritual....apakah Luanta Mahaboowa itu?
dalam hal ini kemungkinan besar, sebelum raja Thai berkunjung, mungkin sudah bertanya kepada Sangharaja Thai


memang kebenarannya sendiri adalah dmana anda harus membuktikan sendiri.

salam metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #35 on: 13 May 2009, 07:28:23 AM »
Di biografi Ajahn Mun yang ditulis muridnya Ajahn Maha Boowa memang ada didatangi para Arahat dan Buddha.

Bisakah anda sebutkan di halaman berapa, bab apa, versi terjemahan apa??
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #36 on: 13 May 2009, 09:41:40 AM »
Di biografi Ajahn Mun yang ditulis muridnya Ajahn Maha Boowa memang ada didatangi para Arahat dan Buddha.

Tapi biografi itu penuh kontroversi, muridnya Ajahn Mun yang lain bilang "guru saya tidak mengatakan demikian". Sama kontroversinya dengan pernyataan Ajahn Maha Boowa yang mengatakan Sang Buddha menangis dan pernyataan dirinya Ajahn Maha Boowa adalah Arahat.
menurut beberapa info,

jika seseorang menyatakan dirinya arahat, dan memang beliau arahat.......itu sangat dinilai berani,
karena jika orang itu berbohong, umur nya bisa pendek....disebabkan banyaknya orang yang mencoba kesucian beliau....
yah mirip istilah nya di tes....dengan kemampuan gaib.
apalagi negara seperti thailand, dimana bikkhu nya saja penuh tatoo mantra.
dan nyata-nya Luanta mahaBoowa itu baik-baik saja sampai sekarang, bahkan raja thai berani memberikan kunjungan khusus......

jika anda adalah Raja Thailand,sebelum anda pergi mengunjungi seorang bikkhu secara khusus, pasti anda bertanya dulu ke penasehat spritual....apakah Luanta Mahaboowa itu?
dalam hal ini kemungkinan besar, sebelum raja Thai berkunjung, mungkin sudah bertanya kepada Sangharaja Thai


memang kebenarannya sendiri adalah dmana anda harus membuktikan sendiri.

salam metta.

Luanpu Mahaboowa umurnya kira2 sekarang 94 atau 95 tahun , panjang umur he...he
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #37 on: 13 May 2009, 09:58:17 AM »
Bisakah anda sebutkan di halaman berapa, bab apa, versi terjemahan apa??

Saya ingat masalah ini karena pernah menjadi kontroversi di berbagai media Buddhis Internasional, dan setelah saya membaca bukunya memang ada bimbingan dari para Arahat. Nanti hari senen mungkin saya kabarin, saya harus cek lagi kalau mau sedetil itu.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #38 on: 13 May 2009, 09:59:57 AM »
Bro Gandalf,
Informasi yang sangat bermanfaat sekali :) :lotus:

Informasinya masih diragukan kok sudah dianggap bermanfaat...aneh.. :whistle:

si gandalf itu ahlinya Vajrayana, kalo bicara sambhogakaya dalam aliran mahayana ngak harus seratus persen sama dengan gandalf. Kalo dari kacamata Vajra masih masuk tulisan dia, belum tentu mahayana, lain konsep

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #39 on: 13 May 2009, 10:18:03 AM »
Bro Gandalf,
Informasi yang sangat bermanfaat sekali :) :lotus:

Informasinya masih diragukan kok sudah dianggap bermanfaat...aneh.. :whistle:

si gandalf itu ahlinya Vajrayana, kalo bicara sambhogakaya dalam aliran mahayana ngak harus seratus persen sama dengan gandalf. Kalo dari kacamata Vajra masih masuk tulisan dia, belum tentu mahayana, lain konsep

Bukannya vajrayana bagian dari mahayana cmiiw. Bedanya dimana om pur ?, bisa dijelaskan perbedaan sambhogakayanya vajra dan mahayana?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #40 on: 13 May 2009, 10:20:12 AM »
^
^
vajrayana itu turunan dari mahayana

vajrayana, mengambil patokan dari sutra maha vairochana (Ta Re Rulai ching)

dimana sutra maha vairochana merupakan salah satu sutra di mahayana

CMIIW,

navis
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #41 on: 13 May 2009, 10:28:11 AM »
Bisakah anda sebutkan di halaman berapa, bab apa, versi terjemahan apa??

Saya ingat masalah ini karena pernah menjadi kontroversi di berbagai media Buddhis Internasional, dan setelah saya membaca bukunya memang ada bimbingan dari para Arahat. Nanti hari senen mungkin saya kabarin, saya harus cek lagi kalau mau sedetil itu.

Ok,
soalnya penasaran nih
Thank you ya.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #42 on: 13 May 2009, 11:39:26 AM »
Ehm kalo berdasarkan kutipan ayat diatas, kayaknya yang dimaksud adalah Tubuh Nirmanakaya-nya deh....kalo Tubuh Nirmanakaya ya emang gak mungkin lagi bisa dilihat oleh dewa/manusia....

Yang kedua, mungkin saja Tubuh Sambhogakaya memang ada, alasannya :
 1. Dulu pernah baca, katanya ketika Masa Dhamma berakhir...semua relik Sang Buddha akan berkumpul kembali membentuk tubuh Sang Buddha secara utuh [dan beberapa hari mengajarkan Dhamma namun tidak satupun manusia yang tahu] dan kemudian menghilang. Yang menjadi pertanyaan saya sih, kok bisa ya begitu, jika seandainya Sang Buddha telah mencapai anupadisesa-nibbana???
Ini sumbernya dari mana? Bacaan Theravada atau lainnya?
Menurut saya sih, seandainya pun benar relik-relik itu berkumpul dan muncul Buddha (mungkin seperti kisah Dragon Ball), Buddha tidak akan mengajar jika tidak ada mahluk yang bisa mengambil manfaat dari ajaran Buddha.

Di samping itu, Buddha tidak pernah cerita relik-relik Buddha sebelumnya bisa berkumpul dan invoke/summon Buddha tersebut. Yang ada, Buddha selalu menceritakan kejayaan Buddha masa lampau, dan menceritakan menurun dan "hancurnya" Sangha Buddha yang jaya tersebut di kemudian hari, sehingga membuat para murid selalu menyadari hukum perubahan.


Offline Xan To

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 481
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #43 on: 13 May 2009, 03:01:32 PM »
 [at] Kainyn_Kutho

Baca bukunya di Vihara....nanti saya lihat lagi itu buku berdasarkan aliran apa...kalo berdasarkan ingatan saya sih dari theravada...cuma yang nulis bukan seorang Bhante...cuma umat biasa...

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sambhogakaya dalam Tradisi Theravada
« Reply #44 on: 13 May 2009, 03:05:19 PM »
[at] Kainyn_Kutho

Baca bukunya di Vihara....nanti saya lihat lagi itu buku berdasarkan aliran apa...kalo berdasarkan ingatan saya sih dari theravada...cuma yang nulis bukan seorang Bhante...cuma umat biasa...

OK, tolong dilihatin, thanx.
Kadang buku-buku Buddhist juga sering ditulis secara umum saja, jadi isinya tidak menurut tradisi tertentu. Bisa saja topik satu mengambil referensi kitab Pali, dan topik berikutnya dari kitab Sanskrit. Jadi kalo bisa, dilihat juga referensi penulisannya dari mana saja.