//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - GandalfTheElder

Pages: 1 2 [3] 4 5 6 7 8 9 10 ... 95
31
Kalau menurut Jainisme, hewan diklasifikasikan dalam 4 Jiva yang berbeda:

(1) Two sensed beings (Beindriya Jiva): Two sensed beings have the senses of touch, and taste. e.g. shells, worms, insects, microbes in stale food, termites, etc.
(2)  Three sensed beings (Treindriya Jiva): Three sensed beings have the senses of  touch, taste, and smell, e.g. bugs, lice, white ants, moths and insects in wheat and other grains, centipedes, etc.
(3) Four sensed beings (Chaurindriya Jiva): Four sensed beings have the senses of touch, taste, smell and sight, e.g. scorpions, crickets, spiders, beetles, locusts, flies, etc.
(4) Five sensed  beings (Panchendriya Jiva): Five sensed beings have all the five senses of touch, taste, smell, sight and hearing e.g. human beings, cow, lions, fish, birds, etc.


Dalam pengertian Jainisme, membunuh cacing dan kumbang karma buruknya lebih kecil daripada membunuh macan, karena semakin sedikit Jiva, semakin sedikit karma buruknya. Dilihat secara etika orang awam, klasifikasi Janisme di atas cukup logis.

Sedangkan menurut Buddhis, selain faktor cetana, ada faktor besar objek hewan yang dibunuh. Jika dipadankan dengan klasifikasi Jain di atas, maka dapat dilihat bahwa umumnya antara Jiva 2,3,4 memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil daripada Jiva 5. Tapi kalau mau dirunut ya ada juga laba-laba yang lebih besar daripada ikan teri misalnya.

Menurut bhiksu Mahayana Ven. Hsuan Hua, kesadaran 1 orang manusia sebanding dengan 84.000 kesadaran nyamuk.

 _/\_

32
Tolong ! / Re: tolong tentang Maha Karuna Dharani / Da Bei Zhou
« on: 15 July 2012, 07:49:56 AM »
 [at] danielgoh

Silahkan melafalkan dengan cara apapun yang bisa membangkitkan keyakinan anda, yang penting masih dalam koridor sopan :)

 _/\_

33
Quote
Anda tau kan sejarah perdebatan Bodhiruci dengan Bodhidharma. Sepertinya Bodhiruci menggunakan kekuasaan untuk melenyapkan Bodhidharma. Bagaimana vinaya dari Bodhiruci ?
Bagaimana yang dihasilkan oleh Bodhidharma di Tiongkok ?
Bodhiruci menguasai Tripitaka. Tapi perbuatannya ?

Mengenai cara anda " mempersatukan", sepertinya hanya untuk kalangan tantra. Tapi bila di pikirkan lagi, sulit terwujud. ZFZ mempunyai sisterm tersendiri. Cara tata sadhana saja berbeda dengan lain-nya. Pertanyaan seperti anda sangat sulit dijawab. Ajaran tantra bukan tri-sarana melainkan catur-sarana. Selain itu saya bukan decision maker di kalangan ZFZ. Saya tidak ada posisi apapun di ZFZ.

Saya bingung kenapa anda menggunakan contoh Bodhiruci. Tidak ada kaitan persaingan pribadi Bodhiruci dengan persatuan Sangha. Lagian jika anda baca kisahnya, bukan Bodhiruci yang meracuni Bodhidharma. Bodhiruci hanya mengajak berdebat dan setelah kalah beliau malah respek sama Bodhidharma dan memberikan apresiasi pada Bodhidharma. Yang meracuni Bodhidharma itu adalah murid Bodhiruci yang bernama Pu Yen yang masih ada rasa iri dan tidak menuruti gurunya.

Kisah itu juga dicatat pada kitab Lidai Fabao Ji, bbrp sejarawan menganggap kisah itu fabrikasi untuk menghadapi pesaing aliran lain.

WBSC itu apa bukan persatuan Theravada, Mahayana dan Tantrayana? Maksud anda gimana? Saya bingung. Lagian kalau Vajrayana berlindung pada Trisarana beserta Guru, Istadevata dan Dakini Dharmapala terus kenapa? Theravada ada sistem sendiri. Mahayana ada sistem sendiri. Tantrayana atau Vajrayana ada sistem sendiri. Semuanya bisa gabung di WBSC atau KASI, tetapi kenapa LSY beserta TBSN tidak?

Quote
Apa itu Bodhicitta ? Menggalakkan persatuan. Ya mungkin bodhicitta.

Bagaimana dengan Mahaguru saya yang mempunyai murid pencerahan ? Bagaimana dengan guru saya yang menolong insan di 6 alam kehidupan. Bila perbuatan mahaguru saya nyata, Bagaimana bodhicitta dari mahaguru saya ?

Pencerahan dalam hal apa? Pencerahan itu macem2 lo...kalau Mahaguru anda menolong insan 6 alam jadi Buddha, wah anda tahu dari mana? Faktanya apa? Anda bilang perbuatan nyata, ok, berikan faktanya.

Kalau yang anda maksud pencerahan dalam hal lain, mislanya sekadar memberi manfaat pada makhluk hidup, jangan2 pendiri Facebook, Twitter, Apple dll semuanya diklaim memiliki Bodhicitta karena memberikan pencerahan teknologi?

Quote
Kalo kata-kata Mahaguru saya benar, emang kenapa bro Gandalf ?
Sebenarnya kontribusi master Hsuan Hua apa sich ?
Master Hsuan Hua belum mencapai pencerahan. Dan sebenarnya anda belajar Buddha Dharma, referensi guru yang anda cari seperti apa ?

Kenapa anda yakin kalo omongannya benar?

Ooo anda mempertanyakan kontribusi Master Hsuan Hua? Yah pelajari aja sejarah Buddhisme di Amerika sana.... haisssssss

Guru yang saya cari adalah para guru yang benar-benar menjalankan ajaran Buddha Shakyamuni, kalau umat awam ya nuruti sila, kalau bhiksu ya nuruti Vinaya. Saya cari seorang guru yang penuh cinta kasih, rendah hati dan salah satu seorang kualitas Guru Vajrayana yang baik adalah tidak gembar gembor kelebihan dirinya sendiri.

Saya sih anggap Dalai Lama juga guru saya. Beliau ketika ditanyai apa beliau itu "God-King"? Dalai Lama menjawab "Nonsense" (tidak masuk akal), saya hanya bhiksu sederhana dan biasa saja. "Just simple monk" begitu jelasnya. Dalai Lama juga menambahkan:
"Tidak masalah (terserah) orang-orang menganggap saya sebagai makhluk agung hampir seperti Buddha atau sebaliknya. Yang penting adalah apakah saya benar-benar bertindak sebagai bhiksu Buddhis yang sejati dan memberikan manfaat pada para makhluk hidup untuk kesejahteraan mereka?"

Dalai Lama hanya mengatakan bahwa beliau memiliki koneksi spiritual dengan Avalokitesvara, beliau tidak pernah bilang kalau dia Avalokitesvara itu sendiri. Walaupun demikian Jigdal Sakya Rinpoche mengatakan bahwa orang dengan batin tercerahkan akan melihat Dalai Lama sebenarnya memang Avalokitesvara.

Lah yg jadi pertanyaan, kenapa sikap Dalai Lama kontras sekali dengan Mahaguru anda?

Master Hsuan Hua adalah guru yang dihormati, beliau dikualifikasi sendiri sebagai penerus silsilah Chan oleh Master Xu Yun, bahkan pada saat dikremasi menghasilkan sarira. So, renungkan sendiri apa maksudnya.

Quote
Apakah anda baca paragraf ini ? Menyebut Milarepa " a great demon ". Apakah anda yakin pengertian Master Hsuan Hua hanya sebatas menasihati. Tidak lebih dari itu ?
Sepertinya anda membuat jebakan pertanyaan untuk diri saya atau gimana ?
Seolah-olah anda ini ingin menyampaikan bahwa Master Hsuan Hua tidak memberikan kritikan seperti yang diutarakan dalam tulisan ZFZ. Dan seolah-olah anda ingin menyampaikan bahwa cara Mahaguru saya mengkritik berlebihan.
Cara Mahaguru saya mengkritik berdasarkan kepribadian, seharusnya tidak masalah. Cara guru saya mengkritik nyata. Seorang praktisi buddhis seharusnya tidak boleh tersinggung.
Dari tulisan anda seolah-olah anda udah transparan, padahal tidak semua anda publikasi.
Seperti yang pernah saya baca, master Hsuan Hua menentang keras aliran Tantrayana. Menyebut praktek sadhana Yabyum sesat. Guru Yinshun menentang keras api homa. Tetapi guru Yinshun adalah guru dari Mahaguru saya. Cuman Mahaguru saya tidak begitu komentar tentang guru Yinshun.

Jika menurut anda tidak semua saya publikasi, ya anda juga boleh bantu publikasi yang lain juga. Biar semua tahu.

Dalam suatu diskusi, jika seseorang ingin semuanya berjalan lancar, maka secara etika orang tidak mengkritik personal lawan diskusi, tetapi yang dikritik adalah pendapatnya. Dan setelah mengkritik pendapatnya harus juga mengemukakan alasannya, yang benar harusnya bagaimana, usulannya bagaimana. Ini baru membangun. Bukan masalah tersinggung atau tidak. Yang jadi masalah adalah apakah kritik kita berdasar, kalau hanya menyerang personal saja saya ya bisa. Saya heran, kok bisa anda tiba2 membahas soal tidak boleh tersinggung. Itu bukan yang sedang saya bahas.

Dan lagian soal Milarepa itu kan juga katanya Mahaguru anda. Dan saya sendiri memang menemukan beberapa kejanggalan tulisan Mahaguru anda dengan fakta berita di lapangan. Apa salahnya saya mempertanyakan?

Mengenai kritikan Master Hsuan Hua, saya sudah bahas di posting sebelumnya. Dan sangat jelas beliau tidak menentang keras, bahkan beliau juga memberikan penjelasan pada praktik Tantrayana seperti pelafalan Om Mani Padme Hum. Beliau hanya mengkritik bbrp perilaku dan tindakan yang tidak tepat di kalangan Tibetan, bukan menentang keras Tantrayana. Silahkan saja tanya mbah Google, cross check sendiri, jangan baca tulisan Mahaguru anda saja.

Quote
Latar belakang master Hsuan Hua itu praktisi Mahayana. Bagaimana anda bisa mengambil acuan master Hsuan Hua sebagai referensi ?
Master Hsuan Hua tau apa tentang sadhana Yabyum ?
Bila rasa menggalakkan persatuan dengan cara pengertian seperti ini ? Keliru.

Hahahahah saya kutip itu hanya untuk menunjukkan bahwa Master Hsuan Hua tidak anti-Tantra dan beliau hanya mengkritik penyalahgunaannya.

Lagian emang benar kok apa kata Master Hsuan Hua, dalam kasus tahapan praktik Anuttarayoga yang lebih tinggi.

Bukan apa ya bro. Tapi dari kemarin saya lihat kebanyakan argumen anda hanya semata meninggikan guru anda sebagai Buddha dan aliran anda untuk meng-counter pendapat saya dan teman-teman DC. Jika argumen anda didasarkan pada hal-hal kaya gini, maka sampai anda cape menjelaskan pun orang dari kalangan mainstream gak akan bisa terima.

Jika anda mendasarkan argumen anda pada ajaran Dharma yang diajarkan para guru-guru Buddhis yang dijabarkan secara objektif maupun faktuil, bukan secara mistik, maka walau anda cape menjelaskan dan masih ada saja yang bandel, masih akan ada orang kalangan mainstream yang akan menunjukkan kesetujuan dengan diri anda, setidaknya.

Untuk menjabarkan kebenaran mutlak, maka harus bisa memberikan contoh nyata kebenaran relatif karena kebenaran relatif dan mutlak itu berhubungan erat. Jika anda terus menerus berbicara dengan sudut pandang kebenaran mutlak terus-terusan tanpa bisa memberikan fakta kebenaran relatif, ya sama aja orang gak bisa percaya. Dua-duanya harus jalan bareng.

 _/\_

34
Tambahan.

Mengenai kritik Master Hsuan Hua thd Master Hsingyun, saya gak nemu, malah:

http://www.drbachinese.org/vbs/1_100/vbs73/73_10.html

Master Hsing Yun mengunjungi Master Hsuan Hua dengan nuansa kekerabatan yang erat.

Jadi bagaimanakah dengan pernyataan LSY di atas?

Rev. Heng Sure, murid Master Hsuan Hua juga berkata memuji Dalai Lama, seorang Vajrayana:
"Unlike most religious celebrities, there is not a shadow on him. From the moment he came onto the radar screen of the world, the Dalai Lama has been a reliable source of wisdom and compassion and truth."

 _/\_

35
 [at] indra_ihong

Anda mencontohkan bahwa selama sejarah awal dan pertengahan ada sekte yang berbeda-beda dan tidak pernah bersatu. Memang benar. Tapi sedari dulu juga para guru-guru Buddhis telah sadar, terutama guru2 Mahayana dan Vajrayana untuk mengapresiasi ajaran semua aliran, karena walaupun berbeda masing-masing Dharma cocok untuk suatu jenis klesha tertentu. Dan kesadaran ini mengahsilkan WBSC pada era demokrasi dan keterbukaan.

Mislanya semangat yang ditunjukkan para guru Chan Dinasti Ming dan juga banyak sebelumnya, mereka menggabungkan ajaran Chan dan Sukhavati, termasuk juga memakia pembagian periode ajaran milik aliran Tiantai. Ini semnagta inklusivisme yang terppruk dari dulu. Karmapa ketika ditanyai Raja Yongle yang berniat menggabungkan semua sekte, beliau jelas-jelas menolaknya karena tidak ada manfaat bagi makhluk hidup apabila diberlakukan peraturan demikian. DEmikian juga gerakan Rimey dalam Vajrayana dan jika anda baca kisah guru2 Vajrayana, mereka belajar terhadap guru2 dari keempat tradisi Vajrayana Tibetan dan juga berkeyakinan bahwa soerang Bodhisattva harus menguasai ajaran Sravakayana dan Bodhisattvayana sesuai dengan ajaran Lamrim.

Maslaah kekuasaan atau perbedaan pendapat, saya pikir anda terlalu berlebihan. Anda berusaha bermain kata "persatuan" dan "mempersatukan". Anda seharusnya mengerti dan paham bahwa maknanya sama saja. Saya tidak setuju "menggabungkan" ttp saya setuju "mempersatukan". Paham maksudnya?

Lalu soal kekuasaan sebuah aliran lebih besar dari pendapat. Pernyataan anda ini juga berlebihan. Lah WBSC dan WBF yang terdiri dari buanyak aliran Buddhisme itu apa pendapatnya gak beda-beda? Kalo saya lihat buanyak kok perbedaan di antara mereka, tetapi kenapa mereka bisa menggalakkan persatuan yang mereka beri suatu nama yaitu WBSC atau WBF atau KASI? Tentu karena mereka masih dalam koridor semangat ajaran Buddha Sakyamuni. Jika anda mengatakan WBSC terbentuk hanya karena faktor kekuasaan, maaf ya, ini berarti anda menyindir semua anggota Sangha di dunia ini yang tergabung di sana dan ini tidak main-main karena hampir seluruh Sangha di muka bumi ini termasuk di dalamnya, mencakup yang diklaim LSY sebagai guru-gurunya!

Dan WBSC dan KASI saya lihat merupakan perwujudan dari Bodhicitta yang sebenarnya. Terlihat di depan mata bahwa mereka menggalakkan persatuan, sebuah fakta nyata Bodhicitta. Beda dengan ZFZ dan NST.

Mengenai Hsuan Hua Fa Shi saya ambil cerita ini:
Venerable Master Hsuan Hua, also known as Dharma Master Tu Lun, was a student of the Venerable Master Hsu-yun and founder of the City of Ten Thousand Buddhas in Talmage, north of San Francisco. Venerable Master Hsuan Hua`s principal emphasis was on Ch`an and Vinaya. He kept to the rules of always wearing the three robes, consuming one meal a day, never eating past noon, and only sleeping in the sitting posture.

However, it is a well-known fact that Venerable Master Hsuan Hua was critical of Tantric Buddhism. He called the Tantric guru Milarepa a great demon and published a book called Smashing the Evil and Revealing the Proper: Spoken on Behalf of Living Beings (a critique of the Hundred Thousand Songs of Milarepa by Garma C.C. Chang).

His criticisms of the Sixteenth Karmapa was published in the monthly journal, Vajra Bodhi Sea.

He also slandered me, (Living Buddha Lian-sheng Sheng-yen Lu).

I met and talked with Venerable Master Hsuan Hua only once. My instinctive reaction was that he was tall and big and unrefined. His Dharma teachings were uninspiring and lacked Dharma Taste, and I failed to see any transcendental power in him. In fact, I intuitively found him unbearably vulgar.

Yet, what intrigued me was how it was possible for such a common and ordinary Dharma master to have created an establishment such as the City of Ten Thousand Buddhas. I finally got my answer when I saw that behind his back there stood a Shurangama King Bodhisattva. It was a black Shurangama King Bodhisattva, who was sometimes there and sometimes not there. The Shurangama King Bodhisattva is revered as the King of Samadhis, and anyone with the support of the King of Samadhis would gain many followers.

Since there was the intermittent presence of the Shurangama King Bodhisattva behind Venerable Master Hsuan Hua, many people have followed him. On the surface Dharma Master Tu Lun appeared to have transcendental and miraculous powers but, in the end, I learned that it was really the Shurangama King Bodhisattva who was secretly lending a helping hand.

As I have said, Venerable Master Hsuan Hua was just an ordinary mortal. Why then did the Shurangama King Bodhisattva follow him? It turned out that, although an unrefined person, he had studied the Shurangama Sutra well and committed the whole sutra to memory. The Shurangama Sutra, an important sutra of Mahayana Buddhism in China, was written in a smooth and graceful language. In the Shurangama Samadhi Sutra are these words, `If there is someone who is well versed in this sutra, all Samadhis will follow and attend to him.`

It was simply due to Venerable Master Hsuan Hua`s reverence for the Shurangama Sutra that the Shurangama King Bodhisattva had come to give him support.

I know Venerable Master Hsuan Hua had not truly attained the Great Buddha Crown First Shurangama King Samadhi or realized the Ultimate Nature of all things. His greatest karmic transgression was in speaking ill of others. He did not just criticize Tantric Buddhism, he also denounced Venerable Master Hsing Yun as a false monk. He not only condemned other Buddhist sects, he scolded his own students. His mind was permeated by the emotional afflictions of the world.

Several years ago, Sophia, a student of Venerable Master Hsuan Hua who lived in the Seattle area, told me that the Master was ill and asked me to give him a reading with my Divine Eyes Faculty. In my reading, I saw two streams of black vapors inside his body. One stream was moving upward, passing through the heart to reach the throat chakra. Another was moving downward, passing through the navel chakra to enter into the kidneys.

Later, after Venerable Master Hsuan Hua passed away, the medical report revealed that, although he had died of lymphatic cancer, his two kidneys had long lost their function, and he actually had been in renal failure for quite some time. The medical report confirmed my observations which were made through the Divine-sight.

With Venerable Master Hsuan Hua`s passing, the business between us should have come to an end. Yet, in reality, it did not end there. Why? Since he had made false accusations against me, the case had to be resolved and brought to a conclusion. Consequently it led to the incident of a `tribunal headed by judges from three realms.`

This `tribunal headed by three judges` was comprised of:

Representative from the realm of heavens - Shurangama King Bodhisattva

Representative from the realm of hells - the Revered Yama King

Representative from the realm of men - Living Buddha Lian-sheng Sheng-yen Lu

The people on trial - Ven. Master Hsuan Hua and four of his disciples

Witness - Lianhua Shu-ying

Lianhua Shu-ying watched the whole trial from beginning to end. I will not go into the proceedings of the trial here. However, I will describe the final conclusion:

Ahead and in mid-air I was guiding, radiating light. Venerable Master Hsuan Hua and his four disciples joined their palms together and chanted my mantra, the Heart Mantra of Living Buddha Lian-sheng, `Om Guru Lian-sheng Siddhi Hum.` Under my guidance, they were led to the Western Pure Land.

When alive, he condemned me.

After death, I became his guide.

Why is this so?

This is because all rest equally in the Ultimate Ground of Being.

Actually the guidance was given out of respect for the Shurangama King Bodhisattva. Shurangama King Bodhisattva was Venerable Master Hsuan Hua`s master. At the same time, I am a Tathagata who has attained the Wisdom of Equality, so I, of course, would not have kept such trifling calumnies in my heart!


Pertama dari tulisan di atas, LSY jelas mengatakan kalau kekuatan supranaturalnya asli karena dia adalah Buddha sedangkan Master Hsuan Hua hanya orang biasa yang dibimbing Bodhisattva Surangama. Whatt??

Saya tidak pernah menemukan satupun tulisan kaya demikian di karya guru-guru agung penerus ajaran Buddha Sakyamuni. Ya terserah kalau anda percaya pada LSY, saya tidak bisa apa-apa, itu harga mati anda.

Saya heran tulisan di atas menurut saya bukan kritik yang membangun. LSY hanya mengkritik pribadi Hsuan Hua saja eh orangnya begini begitu, tetapi dia tidak membela atau membenarkan apa yang sedang dikritik Master Hsuan Hua. Lah ini kan aneh!


Di sana dikatakan Master Hsuan Hua mengkritik Vajrayana. Sebenarnya apa sih yang dikritik oleh Master Hsuan Hua?

Master Hsuan Hua loh hanya menasihati Karmapa supaya tidak terlalu banyak memberikan abhiseka supaya umurnya tidak semakin pendek. Tentu kalau sudah belajar Vajarayana, sangat erat kaitannya antara murid Guru dengan panjang umur Sang Guru sehingga umat2 Vajrayana sering merampungkan doa umur panjang bagi Gurunya. Tidak ada yang salah dengan nasehat ini. Master Hsuan Hua tidak mengatakan Karmapa sebagai bhiksu palsu, orang biasa  bla bla bla.

Yang kedua baik Master Hsuan Hua maupun master Yin Shun mengkritik praktik seks Tantra yang sangat harafiah. Ini adalah hal yang wajar dan menurut saya bagus untuk dilakukan. Kenapa? Karena sebenarnya kritikan ini dapat membangun mentalisme orang-orang Buddhis supaya tidak sedikit-sedikit berpikir mesum tentang karmamudra. Mereka akan dengan mudah menganggap kalau seks dapat membawa pada pencerahan, anggapan seperti ini tentu ajaran iblis Mara, bukan karmamudra yang sesungguhnya. Makanya saya heran dari karmamudra kok bisa terjemahannya jadi "Tantric Sex" ini dari mana?

Bahkan seorang Rinpoche Kagyu terkemuka mengatakan gambar Buddha sedang yabyum itu sering disalahapahmi orang, sering orang bertanya pada Rinpoche lah Buddha melakukan hubungan suami istri???....  (semua peserta inisiasi waktu itu langsung tertawa terbahak-bahak karena Rinpoche berkata dengan nada melucu)......... weleh welehh...Rinpoche berkata orang srg keliru demikian, padahal gambar itu cuma simbolisasi penyatuan metode dan kebijaksanaan. Digambarkan dengan gambar demikian untuk menggambarkan penyatuan metode dan prajna yang sedemikian kuat.

"As for one who practices tantra, if he has no sexual desire, it is all right. If he has desire, then he is just the same as a common person.........There must be no thoughts of sexual desire. To do the tantric practices, one must neither be a piece of wood nor have desire. It is really not easy. Because it is so difficult, it is extremely dangerous. But most people like it, and use it to cover up their own "inner conflicts." (Master Hsuan Hua)

Yang ketiga Master Hsuan Hua mengkritik murid2 Karmapa yang terlalu menyajikan kemewahan pada Karmapa. Dan Karmapa sendiri juga menegur murid2nya atas tindakan itu.

Dan sisanya yang pernah saya baca, Master Hsuan Hua hanya mengkritik secara singkat perilaku bbrp bhiksu-bhiksu Tibet yang menyimpang, tanpa menyebutkan nama, tidak membuatnya jadi satu karya cerita yang sedemikian panjang dengan cerita supranatural, paling cuma satu paragraf.... Dan Dalai Lama juga pernah mengkritik bhiksu2 Tibetan yang tidak memperhatikan kaidah moral etika.

Master Hsuan Hua seringkali juga mengapresiasi persatuan lintas aliran. Beliau bahkan bersedia menemui Dalai Lama dan Karmapa. Beliau juga sering mengapresiasi ajaran Tantra. Jadi "condemned other Buddhist Sects" seperti klaim LSY, sepertinya berlebihan. Sampai sekarang murid2 Hsuan Hua juga bekerjasama dengan aliran lain, terutama dengan bhikkhu-bhikkhu hutan Ajahn Sumedho dll. Murid Master Hsuan Hua yang terkemuka seperti Ven. Heng Sure juga hadir mendengarkan cermaha Dalai Lama di San Fransisco dan beliau mengatakannya sebagai suatu berkah.

Saya sendiri menghormati umat Zhen Fo Zong dan Nichiren Shoshu sebagai umat Buddhis, tetapi sebagai Buddhis non-mainstream. Beda misalnya dengan Maitreya (Mile Dadao atau Yi Guan Dao) yang sudah berbeda agama dan inti ajaran. Inti ajaran ZFZ sama NST sebenarnya ya sama dengan Buddhisme, hanya penjabaran selanjutnya yang menurut saya, terlalu menyimpang dari ajaran asli Sang Buddha. Dan inilah yang menimbulkan masalah di mana-mana, penyimpangan ini.

Saya yang bukan apa-apa ini hanya memberikan nasehat biasa pada anda, jikalau anda mau tetap percaya pada ZFZ ya silahkan, semoga anda dibimbing terus oleh Dharma. Saya percaya bahwa meski di ZFZ, benih Buddha sudah tertanam di dalam diri anda lewat ajaran2 ZFZ. Jika ada member lain di DC yang terlalu mencari2 kesalahan guru anda, ya biarkan saja, seperti yang saya bilang, renungkan saja, karma apa yang membuatnya bisa sampai sekarang ini.

Dan bagi saya pribadi, saya kerapkali menemukan penjelasan aliran Thera, Maha, Vajra masuk akal, tetapi saya kerapkali menemukan pendapat umat TBSN dan LSY itu ada kejanggalan. Dan juga pengalaman pribadi, saya sering menemukan umat Buddhis suka mistik bekas didikan ZFZ. Saya juga beberapa kali menemukan umat ZFZ yang suka main klaim tulisan saya di DC dan tulisan saya di majalah Buddhis. Bahkan ada yang sudah ditegur, malah tidak tahu malu bersikukuh kalau itu tulisannya. Padahal kalau mau dicorsscheck tanggal posting di DC yang ketahuan. Ini masukan saja, karena gara2 banyaknya kejadian demikian, saya semakin tidak respek pada personal-personal ZFZ.

 _/\_

36
Hahaha...

Keinginan Sang Buddha Shakyamuni adalah persatuan dari persamuhan Sangha, itulah mengapa ada WBSC, WBF atau di Indonesia ada KASI di mana Sangha berbagai aliran bisa hadir bersama-sama menjalin kekeluargaan yang erat, di bawah satu guru Buddha Shakyamuni.

Mahasiddha besar justru akan selalu menuruti anjuran Buddha Shakyamuni untuk bersatu atau dengan kata lain mempererat seperti bahasa anda, itulah bukti nyata Bodhicitta sejati.

Mengapa tidak ada LSY / TBSN di WBSC, WBF atau KASI? Apa kemampuan batin para Sangha tersebut semuanya di bawah Mahaguru LSY karena dari mereka tidak mendukung LSY?

Saya sendiri berhubungan dekat dengan dua orang bhiksu Mahayana, baik secara pribadi ataupun ada yg secara organisatoris, satu bhiksu adalah pemegang silsilah Linji Chan, yang lainnya adalah silsilah Tanah Suci dan murid dekat YA Karmapa sendiri! Keduanya mengkritik LSY.

Bahkan murid dekat Karmapa loh yang bilang??? Anda tahu kan Karmapa itu siapa?

Tapi kalau anda mau percaya LSY, ya silahkan, setidaknya LSY bisa membawa anda berjodoh dengan Buddha Dharma itu sudah hal yang baik. Kami hanya memberikan saran, kalau anda bersungguh-sungguh percaya ya apa boleh buat. Kalau saya sih, kalau mau angkat orang jadi Guru saya harus kenal betul beliaunya, sehari2 gimana dsb... klo cuma text book ketemu sekali dua kali, saya masih belum berani ya. Ya itu saya. Proses pencarian Guru itu bisa saja bertahun-tahun lamanya.

Dan seinget saya sih baca kritik LSY thd ada satu bhiksu itu tidak terlalu membangun karena beliau membandingkan kekuatan gaibnya toh! Padahal bhiksu yang jadi objek kritikan gak pernah gembar gembor kemampuan kekuatan supranaturalnya. Nah lho? Apa yang mau ditegur coba?

Yang menariknya lagi yang jadi objek kritikan itu adalah penerus silsilah langsung dari Mahaguru Xuyun... apa Mahaguru Xuyun salah milih murid?? Tahu siapa itu Mahaguru Xuyun??

Jadi semakin seseorang membela LSY, semakin seseorang itu akan bertentangan dengan para Mahaguru Mahayana dan Vajrayana kebanyakan. Ya itu pilihan anda. Saya tidak bilang anda benar atau salah. Kalau anda berprinsip LSY adalah Buddha paling agung... ya bertentangan dengan para guru Mahayana dan Vajrayana yang lain bukanlah masalah bagi anda.

 _/\_

37
Quote
Mengenai olok-olokan tentang suciwan, aku juga belum tau. Tapi seorang guru mahasiddha besar pasti memberi yang terbaik untuk semua makhluk hidup meskipun penyampaian terkesan mengolok, tapi ini ikrar dan bodhicitta agung seorang guru mahasiddha, memberi penerangan untuk semua makhluk hidup.

Ya semoga saja memang demikian, tapi bisa saja sebaliknya.

Para guru agung dari 4 aliran besar Vajrayana dan para guru agung Mahayana XY, SY, XH, CH tidak ada yang mendukung LSY, kalo saya sih lebih nurut mereka gt...

Jika anda murid yang berbakti, tentu akan sangat jelas bahwa LSY mengkritik bhiksu2 lain, bahkan yang juga ada sarira. Banyak di tulisan2nya.

Buddha kritik Buddha "tanpa dasar alasan yang jelas"? Setahuku Buddha Shakyamuni selalu memuji para Maha-Bodhisattva dan para Buddha.

 _/\_

38
Hahahah...terlepas dari LSY Buddha atau tidak, benar atau salah, banyaknya kritikan maupun olokan pada LSY ini kan sebenarnya yang perlu ditanyakan adalah: karma apa sih yang mesti ditanggung LSY sampai dikritik dan diolok-olok di sana sini? Tambah tahu ttg LSY, tambah orang pengen mengkritik.. kok bisa? Kalau Sang Buddha Shakyamuni, org lebih kenal beliau, orang tambah respek, termasuk orang2 K.. kebanyakan begitu, tetapi kalau LSY kebanyakan sebaliknya.

Apakah LSY sendiri suka mengkritik dan mengolok-olok para bhiksu dan suciwan Buddhis yang lain tanpa dasar yang jelas? Pikirkan! Apakah LSY pernah mengkritik bhiksu agung yang bahkan juga menghasilkan sarira para Buddha ketika dikremasi?

Kalau memang benar karena karma dan phala-nya, ya diterima saja kalau ada olok2an... mohon maklum.. emg karmanya LSY lagi berbuah..

kalau misalnya LSY adalah guru anda cukup membelanya sekali dua kali, kalau orang lain gak mau dengar en jelek2in apa ya urusan karmanya dia, namun tentu jika anda mengganggap guru anda adalah LSY ya itu urusan karma anda kalau kena olok-olok.

Guru dan penerjemah bernama "Ra" aja meskipun membunuh 13 Bodhisattva dan Tantrika beliau mengakui kesalahannya apa adanya, rela terjeblos ke dalam neraka. Ya mau gimana lagi, namanya karma, meskipun konon ia sudah Bodhisattva.

 _/\_

39
Saya ingin berpendapat  :)

Saya pernah baca, mungkin ntar saya car lagi sumbernya, penyebab Buddhisme jatuh di India karena penyebarannya memusat pada satu tempat, misal dari kisah2 pun kita tahu bahwa para guru2 Buddhis dan cendekiawan terkumpul dalam satu vihara/ universitas, katakanlah kalau bukan Nalanda ya Vikramashila dan Odantapuri.

Pusat-pusat ini justru yang membuat Buddhisme lemah. Kenapa? Karena universitas2 yang menopang Buddhisme ini dihancurkan oleh tentara Muslim fanatik dan dampaknya tentu sangat berat terhadap Buddhisme. Lain kasus dengan Hindu dan Jain yang merata penyebarannya, tidak bergantung pada satu vihara atau universitas.

Faktor kedua adalah apa yang diomongkan Alexander Berzin. Para umat dari kalangan pedagang yang menganut Buddhisme sangatlah sedikit, kebanyakan masuk Hindu atau Islam karena tekanan invasi saat itu. Buddhisme hanya kuat di kalangan miskin dan papa, sehingga tentu ini sangat tidak menguntungkan melihat India juga punya sistem kasta yang kuat.

Zaman modern ini, India mengalami pertumbuhan Buddhisme yang pesat drpd agama lainnya. Puluhan selebritis Bollywood menganut Buddhisme. Setidaknya ada 3 faktor kemajuan Buddhisme di India: BR. Ambedkar, Dalai Lama dan Soka Gakkai. Ketiga pilar ini yang membangkitkan kembali Buddhisme. Tanya kenapa???

Suatu agama yang dulu pernah hampir sirna di India, sekarang kemajuannya paling cepat di antara yang lain? Tanya kenapa???

Dan memang, gerakan Ambedkar dan gerakan Soka Gakkai menekankan pada pembinaan umat awam (laity), dengan sedikit campur tangan anggota Sangha. Saya sangat setuju bahwa Buddhis kalau mau survive harus juga  memperhatiikan kemajuan umat awam. Sering hal ini terabaikan. Kita harus belajar kepada aliran Soka Gakkai yang berhasil mengumpulkan 60.000 pemuda pemudi Amerika dalam suatu kegiatan perdamaian Buddhis, kepada Tzu Chi yang umat awamnya sangat besar ataupun kepada tetangga kita umat Kristiani. Kita ambil yang baik dari umat-umat agama lain, yang menurut kita jelek tidak usah diambil mislanya pemaksaan agama dsb tentu tidak kita lakukan.

Jainisme sendiri juga memuja dewi2 yang sekarang dikenali sebagai dewi2 Hindu, misalkan Sarasvati dipuja umat Jains ebagai Sruta-devi, mereka juga memuja Laksmi. Umat Jain juga memohon bantuan kepada Padmavati, dewi dari zaman Tirthankara Parsva. Jainisme juga memuja Rama, Krishna dan Balarama sebagai bagian dari 9 Baladeva dan 9 Vasudeva. Ini menunjukkan bahwa Jainisme juga menyerap Hinduisme. Di dalam Janisme ada juga kisah Ramayana, jd tidak cuma Jataka Buddhis doang. Bahkan kaum Svetambara Jain juga memuja Ganesha. Maka poin ketiga yang sdr. ariyakumara sebutkan tidaklah benar-benar seperti itu adanya.

Para sjarawan pun juga mengamini bahwa banyak Bodhisattva yang orisinil dari Buddhisme, bukan comot dari dewa Hindu. Yang paling terkenal ambillah contoh Tara. Dewi Tara ini asli Buddhis tapi kemudian dicomot oleh Hinduisme. Sejarawan2 banyak yang mengamini demikian. Kalau kita melihat Manjusri, Samantabhadra, Amitabha dll kita tahu jelas bahwa tidak ada dewa dewi seperti itu dalam Hinduisme.

Dalam kasus Avalokitesvara, ini dikarenakan sedari awal kitab Lotus Sutra menyebutkan beliau bisa berwujud sebagai Braha, Vishnu dll sehingga tentu ikonografinya mendapat pengaruh. Jika kita melihat kuil2 Hindu di India dan Nepal, jejak Buddhis kebanyakan ada pada Avalokitesvara ini.

 _/\_

40
Mahayana / Re: Cia cai dan Liam keng ?
« on: 04 June 2012, 08:19:45 AM »
Quote
Namo Buddhaya..Namo ta pei kwan se im phu sat.
Teman teman sedharma,

Apakah kita boleh membaca  Liam keng Ta pei cuo dengan keadaan tidak dalam cia cai ?

Bagaimana cara niat cia cai yang benar? apakah sembhayang dulu sambil di ucapkan niat cia cai kita?

mohon bimbingannya teman teman sedharma.
trimakasih,Om mani padme hum..

Namo Mahakarunika Avalokitesvara Bodhisattva :)

Ya tidak masalah. Membaca Sutra atau Mantra tidak ada peraturan harus vegetarian. Honen Shonin, bhiksu Tanah Suci mengatakan seseorang makan ikan/daging atau tidak, apabila ia tetap memeditasikan dan melafalkan nama Buddha Amitabha maka Tanah Suci pun akan dapat dicapainya.

Di dalam Vajrayana, sebelum kita makan daging pun ada mantra yang harus dilafalkan mendoakan kesadaran makhluk yang tersaji di piring kita. Demikian juga Shinran mengatakan bahwa pelafalan nama Buddha pun dapat membantu kesadaran para hewan itu ketika kita memakannya. Ini mau makan daging pun ada mantranya, tentu tidak masalah bukan membaca Maha Karuna Dharani tetapi tetap makan daging?

Siapa tahu nanti kalau membaca Sutra teus walaupun tetap makan daging, suatu saat akan tergerak untuk bervegetarian? Saya pernah baca, ada suatu daerah di sekitar Tibet Nepal Bhutan sana, para penduduknya makin lama banyak yang vegetarian, lama-lama pembunuhan hewan di daerah tersebut semakin berkurang dan menjadi sedikit.

Tetapi tentu, dalam hal-hal khusus seperti retret Ekadasamukha / Sahasrabhuja Avalokitesvara (Qianshou Guanyin)  yaitu Nyungnay, yaitu praktik Kriya Tantra, anda dijawibkan memegang Sila tidak memakan daging sebagai bagian dari Hastasila Mahayana. Dengan kekuatan Sila ini maka tentu akan dapat membantu praktik meditasi anda.

Orang-orang Hindu India sejak zaman dahulu mengenali daging, bawang dll sebagai makanan dengan kualitas "tama", sedangkan makanan vegetarian dengan kualitas "sattva". Kualitas "tama" / "tamasic" ini dihindari oleh para ahli Yoga karena dapat mengganggu fungsi pikiran dan tubuh, secara energi maupun biologis. Efek positif nyata Yoga sudah terbukti di zaman sekarang, maka tentu daging yang dianggap makanan tamasic yang patut dihindari bukan suatu yang mengada-ada bukan?

 _/\_

41
Quote
Mengenai detail avalokiteshvara saya tidak begitu memahami, mungkin kamu lebih tahu banyak tentang hal itu. Sejauhyg saya tahu telah kamu katakan. Berarti apa yg saya lihat ada benarnya. Nah apakah kamu percaya sekarang ada banyak penganut yg menyatakan dirinya juga merupakan tummimbal lahir dari avalokiteshvara, misalnya Quan Am Thinc di Vietnam atau Dalai Lama ug dipercayai titisan dari Avalokiteshvara?

Jika tidak tahu detailnya mengapa mencela? Seperti arsitek/mandor/kontraktor tanpa gambar detail arsitektur dan struktur mana bisa kerja dgn benar dan baik?

Dr postingan anda kemarin tidak ada benarnya jika dikaji dari sejarah dan bukti2.

Emanasi Avalokitesvara muncul dalam batin penuh cinta kasih.

42
Quote
Saya sependapat dgn Bjork dalam hal ini. Kutipan sutta tetap tidak mengubah kebenaran bahwa manusia bisa berubah menjadi binatang dalam tummibal lahir sesuai ajaran buddhis.

Ok. Brarti anda setuju dengan Bjork kalau di Buddhisme binatang tidak sederajat dengan manusia kan? Saya tidak mempermasalahkan bisa jadi hewan atau nggak.

Quote
Pada ayat 3 udah jelas ada terang, nah pertanyaan saya terang mampu membuat tumbuhan hidup? Jika mampu maka tidak ada isu disini. Yg menjadi isu adalah apakah terang itu seperti on off, atau apakah mungkin tanpa matahari, bintang dan bulan ada terang?
Nah dalam hal ini saya tidak tahu dan itu perlu ditanyakan kepada ahli fisika, apakah hal demikian bisa terjadi? Saya tidak tahu karena alkitab tidak menceritakan, dan alkitab bukanlah buku science murni, namun lebih banyak berbicara tentang hal rohani, hubungah manusia dengan Tuhan. Saya tidak tertarik kepada isu2 yg tidak diceritakan dalam alkitab, sebab lebih banyak spekulasinya daripada makna rohaninya. Intinya Kejadian 1 bercerita tentang Penciptaan oleh Allah.
Kalo dalam hal rohani, apakah terang bisa terjadi tanpa matahari, bulan dan bintang? Maka jawaban saya memungkinkan, walalupun saya tidak tahu bagaimana dan dengan apa. Contoh guntur, bisa mengeluarkan cahaya. Contoh ini bukan berarti Allah menciptakan guntur untuk membuat terang. Tidak, mungkin ada hal lain, saya tidak tahu.

Ooo jd isi Alkitab banyak spekulasi daripada rohani? Ya kitab suci anda hanya spekulasi saja?.. maka berita keselamatan hanya spekulasi. Dasar kerohaniannya juga spekulasi.

Silahkan mempercaya kelinci bertanduk lima pemakan manusia. Karena siapa tahu ada hal lain, dan anda tidak tahu. Secara rohani mgkn ada.

43
hahahaha maklum aja orang2 LBH itu kayanya ga tau Lady Gaga itu siapa dan bagaimana, taunya cuma belakangan aja pas heboh..

Saya sendiri suka Lady Gaga dari dulu... gak pernah kepikiran seronoknya sih walaupun buka-bukaan.. tp gimana shoot videonya, gaya fashionnya yg menarik sama lirik lagu dan nada lagunya yang memang enak-enak. Lirik lagunya beberapa tentang bagaimana menjadi diri sendiri dan mengatasi kekurangan diri. She is the lady of arts.

Jujur aja sih, Lady Gaga cantik aja nggak seberapa, bodi ya nggak sampe gimana, gimana mau mikir seronok?  :)) :))

Sekarang gampang aja deh, gara2 dibikin kontroversi, Lady Gaga jadi semakin terkenal dan bisa2 gara2 ini makin banyak yg penasaran makin banyak yg lihat videonya di Youtube. Jika kita lihat, videonya jauh lebih vulgar dan buka2an daripada konser Lady Gaga di atas panggung. Apa gunanya ngelarang lady Gaga konser toh orang ya bisa liat di Youtube? lebih gampang tinggal diklik daripada suruh beli tiket konser yang harganya bisa sampe jutaan.

Lagian yg dtg tentu fans2 Lady Gaga yang memang sudah tau jelas Lady Gaga bagaimana. Bukan orang2 polos dan alim diajak masuk ke sebuah konser untuk diajak suka dengan Lady Gaga. Aneh2 aja.

 _/\_

44
Buddhisme untuk Pemula / Re: sutra/sutta dan karma
« on: 25 May 2012, 05:06:16 AM »
Quote
Ya, dlm pandangan Mahayana, karma buruk dpt dihapus dg kekuatan mantra tertentu (cmiiw)...

Istilahnya bukan dihapus, tapi dipurifikasi / diubah sifatnya.

Kekuatan mantra dapat berjalan maksimal salah staunya apabila dibarengi dengan pikiran, ucapan dan tindakan bajik yaitu berbuat karma baik. Baca buku purifikasi Vajrasattva dari FPMT. Istilahnya sama dengan perumpamaan umum tentang air laut dan garam.

Karma buruk yang diperoleh diatasi dengan luapan karma kebajikan dari praktik mantra, dibarengi dengan kekuatan pikiran yang lebih tenang damai bijaksana karena meditasi mantra, maka penderitaan karma buruk ini dapat dijadikan "batu loncatan" menuju sesuatu yg lebih baik.

Misal: org terkena penyakit kanker, dengan yakin melaksanakan meditasi mantra dengan tekad kuat dan akhirnya sembuh, lalu semakin percaya sama Triratna dan jadi Dharmaduta yang hebat. Orang ini memperoleh 2 manfaat mantra: 1. transformasi pikiran yang membuatnya dapat menerima penyakit dan berjuang mengatasinya, 2. karma bajik yg luar biasa dari tekad dan meditasi tersebut mengubah penyakit tersebut menjadi hilang dan kekuatan keyakinan pun tumbuh berkat pengalamannya akan perjuangan melawan penyakit.

Terkadang manfaat nomor 1 saja yang diterima, sehingga walaupun penyakit melahapnya, pikirannya damai dan tenang. Ini saja juga termasuk purifikasi.

Selain itu mantra memang punya manfaat yang besar. Kata-kata dalam suatu mantra telah diberkati oleh para Buddha dan Bodhisattva. Seperti orang ketika mendengar kata "cuka", membayangkannya, air liur akan keluar. Seperti kata "love you" yang diujarkan, meskipun kata2 biasa, dapat memberikan kebahagiaan yang luar biasa. Mantra para Buddha, apabila diujarkan dengan cara yang benar, sanggup mempurifikasi karma.

 _/\_

45
Quote
Apakah kamu merasa tidak aneh, dalam rupa lelaki(kebetulan saya pernah lihat patung avalokiteswara di Hangzhou, China) berwajah sangar( mengerikan) tiba2 di face off menjadi gadis berwajah ayu kemayu? Nah itu bukan jurus plintiran yg suka dipakai dalam debat?  Takut rakyat Cina tak terima buddhisme, jadi dibuat spt itu agar lebih keibuan dgn wajah mongoloidnya?
Menyaingi dewi Maco kale?
Ngakak aja saya, gitu kontras merasa tak aneh? Ya, namanya beriman buta dalam kegelapan, mana bisa bedain? 

 :)) :))  :))

Ada tulisan saya di perpus Dhammacitta ttg Avalokitesvara. Baca saja kalau mau. Tidak ada yang face off di sini. Rupang Avalokitesvaara pertama kali dibuat pada zaman Indo-Greek, tidak ada yg mengerikan di sana, Avalokitesvara digambarkan sebagai laki-laki biasa dengan badan tegap seperti layaknya patung2 dewa Yunani yang lain ...hahahah.... "wujud mengerikan" itu justru malah lebih belakangan lagi masuknya.

Avalokitesvara pada zaman Dinasti Sui semuanya berwajah kalem, wujud perempuan Guanyin yaitu Tara sudah ada di India dulu sejak abad 5 M. Jadi kemayunya gak cuma di Tiongkok kok, di India juga ada. "Wujud mengerikan" adalah pengaruh Tantra, masuk ke Tiongkok belakangan.

Bahkan Dewi Mazu-pun muncul karena pengaruh Guanyin perempuan. Dalam riwayat dewi Mazu beliau berguru pada Avalokitesvara dan mempelajari sutra Buddha. Dewi Mazu menolong orang-orang juga atas bimbingan dari gurunya, Avalokitesvara.

Jika anda minta referensi saya, saya bisa berikan seabrek. Kalau anda? Silahkan sebutkan refrensi anda knp bisa bilang begitu? Kita beberkan apa adanya referensi mana yang valid. Terima "tantangan" ini? Di postingan saya selanjurnya saya siap memberikan referensinya, dan anda juga sudah harus siap. Dan kajian anda juga harus dari website resmi, dari skolar, dari profesor siapa, dari peneliti siapa, dari buku apa, bukan dari tulisan internet entah berantah gak jelas ujungnya dari mana seperti sekarang banyak beredar.

 _/\_

Pages: 1 2 [3] 4 5 6 7 8 9 10 ... 95
anything