caranya ada dibocorkan dalam MN 35 Culasaccaka Suttatapi kalo raja yang ngundang kan, masa minta rakyatnya yang bawa makanan?
28. Kemudian, mengetahui bahwa Sang Bhagavā telah menyetujui, Saccaka putera Nigaṇṭha berkata kepada para Licchavi: “Dengarkan aku, para Licchavi. Petapa gotama bersama dengan Sangha para bhikkhu telah menerima undanganku untuk makan besok. Kalian boleh membawa kepadaku apapun yang kalian anggap layak untuk Beliau.”
Jadi si donor mengajak banyak orang masing2 membawakan makanan
tapi kalo raja yang ngundang kan, masa minta rakyatnya yang bawa makanan?
di suttanya ada bilang kari daging?
soalnya di india banyak juga jenis menu kari, tapi ngk ada dagingnya...
caranya ada dibocorkan dalam MN 35 Culasaccaka Sutta
28. Kemudian, mengetahui bahwa Sang Bhagavā telah menyetujui, Saccaka putera Nigaṇṭha berkata kepada para Licchavi: “Dengarkan aku, para Licchavi. Petapa gotama bersama dengan Sangha para bhikkhu telah menerima undanganku untuk makan besok. Kalian boleh membawa kepadaku apapun yang kalian anggap layak untuk Beliau.”
Jadi si donor mengajak banyak orang masing2 membawakan makanan
Waktu Anathapindika mengundang Sang Buddha dan para bhikkhu untuk menerima dana makanan, ia menolak bantuan dari orang kaya lainnya bahkan Raja Bimbisara (RAPB hal 1038). Nah, itu gimana?yang itu pake daging gak?? ;D
yang itu pake daging gak?? ;D
Hmmm, ternyata ada kari yg tidak ada dagingnya, tapi ini anggap saja ada dagingnya ;D
Waktu Anathapindika mengundang Sang Buddha dan para bhikkhu untuk menerima dana makanan, ia menolak bantuan dari orang kaya lainnya bahkan Raja Bimbisara (RAPB hal 1038). Nah, itu gimana?
sssttt... rahasia ya .... RAPB sebaiknya tidak dijadikan rujukan sah, karena di dalamnya tercampur komentar-komentar.
Sebenarnya pertanyaan ini muncul krn beranggapan Sang Buddha menerima dana makanan berupa daging juga (jika Sang Buddha vege mungkin gak ada pertanyaan ini), tetapi masalahnya bukan terletak pada penerima dana makanan berupa daging tsb (krn pastinya Sang Buddha dan para bhikkhu hanya menerima undangan makan dari umat, jadi tidak melihat, mendengar dan mencurigai hewan dibunuh khusus untuk mereka). Masalahnya terletak pada pemberi dana tsb, apakah mereka membunuh/menyembelih hewan khusus untuk Sang Buddha dan para bhikkhu yang berjumlah banyak? Jika ya, mereka melanggar sila pembunuhan selain juga berbuat karma buruk sesuai kutipan Jivaka Sutta di atas (belum lagi anggapan bahwa itu berarti secara tidak langsung Sang Buddha dan para bhikkhu turut andil dalam pembunuhan hewan, jadi panjang deh pembicaraannya).
jika pengundangnya tidak memiliki moralitas yang disukai para mulia, yang moralitasnya robek, cacat, bernoda, dan bebercak, mungkin saja ia melakukan pelanggaran dalam hal ini. Tapi jika pengundangnya sudah memiliki moralitas yang disukai para mulia yang tidak robek, tidak cacat, tanpa noda, tanpa bercak, maka ia tidak mungkin dengan sengaja melakukan pelanggaran dalam hal ini.
numpang tanya ya Bro, mungkin ga hewan2 yg disembelih itu akan terlahir di alam yg lebih baik karena dimakan oleh Sang Buddha & para anggota sangha? (maaf ya kalo pertanyaannya agak konyol, maklum awam bgt ^:)^ ) tks.
numpang tanya ya Bro, mungkin ga hewan2 yg disembelih itu akan terlahir di alam yg lebih baik karena dimakan oleh Sang Buddha & para anggota sangha? (maaf ya kalo pertanyaannya agak konyol, maklum awam bgt ^:)^ ) tks.
terlambat, karena hewan2 itu sudah terlahir kembali sebelum dimakan
terlambat, karena hewan2 itu sudah terlahir kembali sebelum dimakan
...
...
“Bhante, sudilah Sang Bhagavā [187] bersama dengan Saṅgha para bhikkhu menerima dana makanan dariku besok.”
Sang Bhagavā menerima dengan berdiam diri. Setelah memahami bahwa Sang Bhagavā telah menerima, Sīha bangkit dari duduknya, bersujud kepada Sang Bhagavā, mengelilingi Beliau dengan sisi kanannya menghadap Beliau, dan pergi. Kemudian Sīha berkata kepada seseorang: “Pergilah, engkau, temukan daging yang siap untuk dijual.”
Kemudian, ketika malam telah berlalu, Jenderal Sīha ṃempersiapkan berbagai jenis makanan baik di kediamannya, setelah itu ia memberitahukan waktunya kepada Sang Bhagavā: “Sudah waktunya, Bhante, makanan telah siap.”
Kemudian, pada pagi harinya, Sang Bhagavā merapikan jubah, membawa mangkuk dan jubahNya, pergi ke kediaman Sīha bersama dengan Saṅgha para bhikkhu, dan duduk di tempat yang dipersiapkan untuk Beliau. Pada saat itu sejumlah Nigaṇṭha [pergi] dari jalan ke jalan dan dari lapangan ke lapangan di Vesālī, mengibaskan lengan mereka dan berseru: “Hari ini Jenderal Sīha telah menyembelih seekor binatang gemuk untuk mempersiapkan makanan bagi Petapa Gotama! Petapa Gotama dengan sadar menggunakan makanan [yang diperoleh dari seekor binatang yang dibunuh] khusus untukNya, tindakan yang dilakukan karena Beliau.”
Kemudian seseorang mendatangi Jenderal Sīha dan membisikkan ke telinganya: “Tuan, engkau harus tahu bahwa sejumlah Nigaṇṭha [pergi] dari jalan ke jalan dan dari lapangan ke lapangan di Vesālī, mengibaskan lengan mereka dan berseru: ‘Hari ini Sīha sang jenderal telah menyembelih seekor binatang gemuk untuk mempersiapkan makanan bagi Petapa Gotama! Petapa Gotama dengan sadar menggunakan makanan [yang diperoleh dari seekor binatang yang dibunuh] khusus untukNya, [188] tindakan yang dilakukan karena Beliau.’
“Cukup, teman. Sejak lama para mulia itu telah ingin mencemarkan reputasi Sang Buddha, Dhamma, dan Saṅgha. Mereka tidak akan pernah berhenti secara keliru menafsirkan Sang Bhagavā dengan apa yang tidak benar, tanpa dasar, yang salah, dan berlawanan dengan fakta, dan kami tidak akan pernah dengan sengaja membunuh makhluk hidup, bahkan demi hidup kami
...
...
terlambat, karena hewan2 itu sudah terlahir kembali sebelum dimakan