sebagai seorang "sok" suci, anda memiliki kekurang-cerdasan yg luar biasa, ketika saya mengatakan anda belut, yg saya maksudkan adalah sifat2 belut itu ada pada anda, ini seharusnya bisa dengan mudah dipahami bahkan oleh orang2 yg tidak suci. sifat2 belut itu antara lain adalah licin, suka menggeliat, dll. ini serupa ketika Sang Buddha membandingkan dirinya dengan misalnya gajah atau singa, bukan dimaksudkan bahwa Sang Buddha adalah singa atau gajah, melainkan sifat2nya itu. kalau anda belut beneran, bagaimana cara belut mengetik? bahkan perumpamaan mudah begini pun tidak mampu anda pahami. Sang Buddha sering berkata "... karena orang2 bijaksana mampu memahami makna melalui perumpamaan"
Saya tidak butuh penjelasan apapun sebagai motif Anda. Yang jelas Anda sudah melontarkan panggilan binatang kepada orang, terlepas dari apa alasan di baliknya.
Apa disini semua bebas memanggil nama binatang, lalu beri klarifikasi belakangan sebagai pembenaran kata-kata yang kurang benar?
Anda bukan Buddha, dan saya kira jika Anda mau meniru "mencela yang patut dicela" seperti kata Anda sebelumnya, menurut saya Anda sama sekali belum pantas.
Jika Anda ragu akan pernyataan saya, silakan coba itu di dunia nyata (memanggil orang dengan sebutan binatang) dan lihat reaksi yang Anda dapatkan.
Orang seperti ini tidak ada gunanya diajak diskusi secara mendalam, bahkan martabat diri tidak dapat dipertahankan. Anda menawarkan saya bertemu orang tua Anda, namun ketika ditanya alamat, Anda beralasan macam-macam. Jadi benar kata seorang anggota forum, bahwa dunia maya jadi pelampiasan bagi orang-orang yang kurang berani berekspresi di dunia nyata, mereka bersembunyi di balik ID dan acaknya dunia maya.
Coba terapkan sifat-sifat Anda di forum pada dunia nyata, dan belajarlah bahwa tidak semua doktrin agama itu pantas untuk ditelan mentah-mentah, kecuali memang oleh seorang fanatik dan (maaf) naif.
Moderator yang membenarkan ucapan panggilan binatang ini, juga patut dipertanyakan kesantunan dan komitmennya menjaga kualitas sebuah forum. Apa karena subyektivitas (tidak senang pada individu tertentu) lalu ucapan salah bisa dibenarkan? Dan secara bulat-bulat ucapan Buddha dijadikan alasan berlindung di balik sebuah perbuatan kurang baik? Menurut saya jika ini dilihat orang awam, sangat buruk citra yang ia dapatkan tentang Buddha, karena peserta diskusi mencoba membenarkan metafora dan sarkasme pada orang lain dengan alasan Buddha juga melakukannya.
Begini, nanti dibawa ke ranah sentimentil lagi, bahwa ada yang keberatan dipanggil nama binatang lalu mengeluh.
Saya sudah paham tipikal alur diskusi yang berjalan disini.
Jika bukan debat kusir, lalu
argumentum ad hominem.