//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: sisi yang ke3=keseimbangan.  (Read 10080 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
sisi yang ke3=keseimbangan.
« on: 20 February 2013, 02:37:29 PM »
Dua sisi---dualitas---dua sudut pandang---dua pemahaman.

Sebuah contoh dari dunia bisnis.

Pemahaman(nasehat) A---bila ingin bisnis/karier anda sukses maka anda harus ulet,teliti,tegas,kreatif,kembangkan terus bisnis anda,jangan berhenti ditempat.bahkan ada pepatah—--saat bekerja(mencari rejeki) anggaplah hidup anda masih seribu tahun lagi.
Rupiah demi rupiah harus diperhitungkan dengan cermat,bila tabungan anda saat ini 5 juta usahakan bulan depan jadi 6 juta.

pemahaman(nasehat) B---manusia jangan terbelenggu dengan hal duniawi,bekerjalah/bisnislah sesuai kemampuan anda,jangan terlalu senang bila banyak rejeki,jangan disesali bila suatu saat merugi misalnya pelanggan tidak membayar hutang atau dagangan kena banjir dsb,biarlah semua itu mengalir secara alami,jangan diburu,uang bukan segalanya,uang tidak dibawa mati,dan yang lebih penting jangan melekat terhadap harta duniawi.

Sebuah contoh dari masalah prestasi belajar.

Seorang anak memiliki prestasi belajar di sekolah,mulai SD,SMP,SMA ,rangking nya selalu ada di posisi 5-10, sebuah prestasi yang lumayan baik,ayah ibunya memberikan nasehat yang berlawanan,

sang ayah---kenapa kamu cuma mampu maksimal rangking 5? harus lebih giat lagi , murid lain bisa rangking 1,2 kenapa kamu kalah?  Jangan hanya puas dengan rangking 5.targetkan tahun depan bisa lebih baik lagi.

sang ibu---prestasimu sudah cukup bagus,jaga diri(kesehatan) ya, belajar gak perlu sampai larut malam,kesehatan lebih penting dari sekedar rangking.

Sebuah contoh dari masalah keluarga.

Seorang ayah telah kehilangan salah satu anaknya,yang meninggal karena over dosis.

Dalam kesedihan karena kehilangan anak,dia mendapat nasehat dari 2 orang.

Teman A----ini suatu pelajaran yang sangat berharga,kamu harus instropeksi diri,apakah selama ini kamu ada salah dalam mendidik dan mengawasi perkembangan anak,bagaimana bisa kamu sebagai orang tua ,tidak mengetahui kalau anakmu sudah kecanduan obat. Suatu kesalahan yang harus dibayar mahal, maka sekarang harus kamu perhatikan betul2 anak2mu yang lain,jangan sampai terulang!!!

teman B----jangan terlalu bersedih,ini sudah buah karma dari anakmu. Semoga bla bla bla.

Demikianlah contoh2 dari dualitas atau dua sisi yang sering kita jumpai di sekeliling kita.

Mana yang benar ? Nasehat dari A atau B ?

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: sisi yang ke3=keseimbangan.
« Reply #1 on: 20 February 2013, 02:38:46 PM »
Sisi ke 3.

mana yang benar antara dua sisi yang ada di post 1 ?

suatu saat saya menjatuhkan sebuah coin uang logam dilantai, ternyata coin tersebut menggelinding sampai jauh,dan berhenti setelah terhalang tembok.

Saya ambil coinnya,dan saya perhatikan coin tsb,
coin tersebut bisa menggelinding karena saat jatuh tepat di sisi sempit,tidak di sisi gambar garuda atau sisi tulisan 500.

ternyata -----kalimat dua sisi mata uang itu salah besar,karena coin ternyata ada sisi ke 3.
kenapa tidak disebut 3 sisi mata uang?----,karena sisi yang ke 3 itu sangat sempit.----tapi justru bisa membuat coin menggelinding bila dia(sisi ke 3) yang pegang kendali.

Dari pengertian dan rumus coin inilah,bisa menjawab post 1 yaitu dua sisi atau dualitas.

Bukan nasehat A atau B yang benar,tapi yang benar adalah ---keseimbangan dari sebuah kebutuhan.

Dengan adanya keseimbangan maka roda kehidupan akan bergelinding.

KESEIMBANGAN dari sebuah KEBUTUHAN.

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: sisi yang ke3=keseimbangan.
« Reply #2 on: 20 February 2013, 02:46:21 PM »
keseimbangan-----jalan tengah.
bagaimana rinciannya,mari kita diskusikan.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: sisi yang ke3=keseimbangan.
« Reply #3 on: 20 February 2013, 03:41:10 PM »
saya pikir topik ini akan merujuk ke sisi idealis vs sisi realistis.

Apakah sisi idealis bagus ? bagus.. apakah sisi realistis bagus ? bagus juga.. idealnya antara 2 sisi seimbang. Terlalu idealis hanya akan membawa kita ke penderitaan karena berusaha menggapai hal2 yang kadang kala bisa jadi mustahil.. Sedangkan terlalu realistis menjadikan kita menjadi malas berusaha dan menjadi orang rata-rata..

Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: sisi yang ke3=keseimbangan.
« Reply #4 on: 20 February 2013, 04:43:49 PM »
ada cerita nyata yang saya alami sendiri.
tahun lalu anak sepupu saya yang masih kuliah(di surabaya) kena rampok subuh jam 4 pagi,mobil yang masih baru berapa bulan dibelikan ayahnya diambil paksa,lalu anak itu di tembak dan dibuang di pinggir jalan tol.
ternyata anak itu baru pulang dari dugem di sebuah tempat,dan memang sudah sering.
saat melayat itulah saya mendengar komentar dari tamu2 yang datang.
ada 3 pandangan yang berbeda.
A bilang itu sudah takdir.
b bilang itu adalah karma si anak.
C bilang itu kesalahan orang tua yang kurang perhatian terhadap kehidupan anaknya.

yang menarik komentar si C----
bila semua musibah selalu di limpahkan ke takdir atau karma,maka si orang tua tidak perlu lagi mendidik anak,tidak perlu lagi mengawasi anak,bahkan lepas tanggung jawab.

demikianlah pemahaman umat awam.
sebetulnya kejadian seperti ini salah siapa?

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: sisi yang ke3=keseimbangan.
« Reply #5 on: 21 February 2013, 05:56:25 AM »
demikianlah pemahaman umat awam.
sebetulnya kejadian seperti ini salah siapa?

salah diri sendiri
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: sisi yang ke3=keseimbangan.
« Reply #6 on: 21 February 2013, 07:49:29 AM »
Nasehat A: inilah buah karmamu, jangan bersedih, jangan disesali, wajar terjadi begitu... dstnya... nasehat ini lebih berfokus ke waktu lampau, untuk menerima dengan wajar hal2 yg terjadi.

Nasehat B: Berusahalah lebih keras, instropeksi diri, ulet tegas, teliti, hidup masih panjang...
nasehat ini berfokus ke masa depan, ke Usaha dan apa yg akan dilakukan.

Jadi, untuk berjalan kedepan, kita harus berusaha terus menerus, ulet dan tangguh (depan)
Sedangkan langkah yg telah kita lewati harus kita terima apapun hasilnya baik/buruk. (lampau)

Jangan kebalik:

Kita terus2 bersedih dan bermenung trus menyesali keadaan yg telah terjadi, (lampau)
sementara kita juga tidak berusaha dan malah melakukan hal2 yg membangun (depan)

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: sisi yang ke3=keseimbangan.
« Reply #7 on: 21 February 2013, 09:30:25 AM »
salah diri sendiri
ini menjadi berita baik bagi umat awam.
bagi para orang tua----tidak perlu lagi ada tanggung jawab apapun terhadap perkembangan dan perjalanan hidup anak kandungnya,sehingga tidak perlu mendidik,mengawasi,termasuk memilihkan sekolah bahkan mungkin untuk membiayai segala keperluan hidup anaknya hanya ala kadarnya,atau suka2-----karena apapun yang orang tua lakukan tidak akan menghasilkan apapun ,tidak berpengaruh apapun terhadap masa depan anaknya-----menjadi pecandu,pemalas,bodoh atau sebaliknya jujur,rajin ,pandai,berpendidikan------semua menjadi pilihan dan urusan anaknya sendiri ,tanpa bisa dipengaruhi siapapun,termasuk guru sekolah dan guru agama.
bagi si anak-----tidak lagi perlu menanggapi ocehan apapun dari orang tua,----cukup jawab saja-----percuma ayah ibu menasehati saya,karena perjalanan hidup saya ada di tangan saya sendiri,bila sukses maka itu karena usaha saya sendiri, bila saya gagal dan jadi penjahat sekalipun itu karena salah saya sendiri.
dengan kata lain----bila saya jadi orang sukses itu bukan karena jasa orang tua,bila saya jadi pecandu atau penjahat,itu juga bukan karena kelalaian dan kesalahan orang tua.

selamat telah jadi orang merdeka.

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: sisi yang ke3=keseimbangan.
« Reply #8 on: 21 February 2013, 09:44:29 AM »
ini menjadi berita baik bagi umat awam.
bagi para orang tua----tidak perlu lagi ada tanggung jawab apapun terhadap perkembangan dan perjalanan hidup anak kandungnya,sehingga tidak perlu mendidik,mengawasi,termasuk memilihkan sekolah bahkan mungkin untuk membiayai segala keperluan hidup anaknya hanya ala kadarnya,atau suka2-----karena apapun yang orang tua lakukan tidak akan menghasilkan apapun ,tidak berpengaruh apapun terhadap masa depan anaknya-----menjadi pecandu,pemalas,bodoh atau sebaliknya jujur,rajin ,pandai,berpendidikan------semua menjadi pilihan dan urusan anaknya sendiri ,tanpa bisa dipengaruhi siapapun,termasuk guru sekolah dan guru agama.
bagi si anak-----tidak lagi perlu menanggapi ocehan apapun dari orang tua,----cukup jawab saja-----percuma ayah ibu menasehati saya,karena perjalanan hidup saya ada di tangan saya sendiri,bila sukses maka itu karena usaha saya sendiri, bila saya gagal dan jadi penjahat sekalipun itu karena salah saya sendiri.
dengan kata lain----bila saya jadi orang sukses itu bukan karena jasa orang tua,bila saya jadi pecandu atau penjahat,itu juga bukan karena kelalaian dan kesalahan orang tua.

selamat telah jadi orang merdeka.
nah itu akibatnya kalo memegang sebuah pandangan terlalu ekstrim om. :)
ternyata uang koin bukan hanya bisa dilihat dari 3 sisi, tapi bisa jadi 10 atau bahkan 100.
coba uangnya di miringkan 5 derajat, akan terlihat beda lagi, 5, 0001 derajat, dst. ;D
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: sisi yang ke3=keseimbangan.
« Reply #9 on: 21 February 2013, 10:02:05 AM »
Sisi ke 3.

mana yang benar antara dua sisi yang ada di post 1 ?

suatu saat saya menjatuhkan sebuah coin uang logam dilantai, ternyata coin tersebut menggelinding sampai jauh,dan berhenti setelah terhalang tembok.

Saya ambil coinnya,dan saya perhatikan coin tsb,
coin tersebut bisa menggelinding karena saat jatuh tepat di sisi sempit,tidak di sisi gambar garuda atau sisi tulisan 500.

ternyata -----kalimat dua sisi mata uang itu salah besar,karena coin ternyata ada sisi ke 3.
kenapa tidak disebut 3 sisi mata uang?----,karena sisi yang ke 3 itu sangat sempit.----tapi justru bisa membuat coin menggelinding bila dia(sisi ke 3) yang pegang kendali.

Dari pengertian dan rumus coin inilah,bisa menjawab post 1 yaitu dua sisi atau dualitas.

Bukan nasehat A atau B yang benar,tapi yang benar adalah ---keseimbangan dari sebuah kebutuhan.

Dengan adanya keseimbangan maka roda kehidupan akan bergelinding.

KESEIMBANGAN dari sebuah KEBUTUHAN.

coinnya bisa menggelinding soalnya kan cekung n melingkar x ya....?

ini menjadi berita baik bagi umat awam.
bagi para orang tua----tidak perlu lagi ada tanggung jawab apapun terhadap perkembangan dan perjalanan hidup anak kandungnya,sehingga tidak perlu mendidik,mengawasi,termasuk memilihkan sekolah bahkan mungkin untuk membiayai segala keperluan hidup anaknya hanya ala kadarnya,atau suka2-----karena apapun yang orang tua lakukan tidak akan menghasilkan apapun ,tidak berpengaruh apapun terhadap masa depan anaknya-----menjadi pecandu,pemalas,bodoh atau sebaliknya jujur,rajin ,pandai,berpendidikan------semua menjadi pilihan dan urusan anaknya sendiri ,tanpa bisa dipengaruhi siapapun,termasuk guru sekolah dan guru agama.
bagi si anak-----tidak lagi perlu menanggapi ocehan apapun dari orang tua,----cukup jawab saja-----percuma ayah ibu menasehati saya,karena perjalanan hidup saya ada di tangan saya sendiri,bila sukses maka itu karena usaha saya sendiri, bila saya gagal dan jadi penjahat sekalipun itu karena salah saya sendiri.
dengan kata lain----bila saya jadi orang sukses itu bukan karena jasa orang tua,bila saya jadi pecandu atau penjahat,itu juga bukan karena kelalaian dan kesalahan orang tua.

selamat telah jadi orang merdeka.

Gmn kalo orang tuanya sudah berusaha mendidik n mengawasi tapi anaknya memang ga patuh?

Offline Top1

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 429
  • Reputasi: 10
  • Hanya Sebuah Fenomena
Re: sisi yang ke3=keseimbangan.
« Reply #10 on: 21 February 2013, 10:59:47 AM »
Sungguh merupakan kesalahan besar bagi para orangtua membiarkan anak-anaknya bermalas-malasan, tidak bersekolah, berkelahi, merokok, dan sebagainya, karena nantinya anak itu akan menjadi anak yang nakal dan hidupnya akan menderita. Karena itu, bagi para orangtua dalam mendidik anak-anaknya sangatlah penting. Janganlah kita sebagai orangtua dalam mendidik anak sepenuhnya diserahkan kepada seorang pembantu, tetapi kita pun sebagai orangtua seharusnya turut andil mendidik dan membimbing anak-anak kita, misalnya pada saat hari minggu, hari libur, atau pada saat waktu luang. Dengan demikian anak akan selalu mendapat perhatian dari orangtuanya. Kalau anak selalu diperhatikan, anak akan mempunyai rasa kasih sayang kepada orangtuanya. Dengan demikian anak-anaknya akan menjadi anak-anak yang baik.

Dalam hal ini, Sang Buddha pernah menerangkan di dalam Sigalovāda Sutta, Dīgha Nikāya tentang kewajiban orangtua terhadap anaknya. Ada lima cara, yaitu:

1. Mencegah anaknya berbuat jahat;

2. Menganjurkan anaknya berbuat baik;

3. Memberikan pendidikan yang sesuai untuk anak-anaknya;

4. Mencari pasangan yang sesuai untuk anak-anaknya;

5. Menyerahkan harta warisan kepada anak-anaknya.

Demikianlah lima hal yang harus diperhatikan bagi para orangtua dalam melaksanakan kewajibannya kepada anak-anaknya. Jadi, sebagai orangtua jika ingin mengharapkan anaknya menjadi anak yang baik, berguna dan bermanfaat, maka yang terpenting adalah perhatian, tanggung jawab, mendidik, serta membimbing langsung kepada anak-anaknya, janganlah menyerahkan sepenuhnya kepada pembantu, atau lupa akan kewajiban orangtua terhadap anak hanya karena kesibukan pekerjaan kantor, berdagang, dan sebagainya. Apabila kita sebagai orangtua dalam melaksanakan kewajiban sesuai dengan prinsip ajaran Sang Buddha di dalam Sigalovāda Sutta, maka nantinya anak-anak kita menjadi anak-anak yang baik bagi orangtuanya sendiri maupun bagi masyarakat, bangsa dan negara. Untuk itu, tingkatkanlah peran-serta orangtua dalam mendidik anak-anaknya sesuai dengan ajaran Sang Buddha, dan semoga apa yang dicita-citakan dapat tercapai.

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: sisi yang ke3=keseimbangan.
« Reply #11 on: 21 February 2013, 11:42:53 AM »
coinnya bisa menggelinding soalnya kan cekung n melingkar x ya....?

Gmn kalo orang tuanya sudah berusaha mendidik n mengawasi tapi anaknya memang ga patuh?

Mungkin maksudnya bundar.

Sifat/tabiat seorang anak tidak hanya tergantung didikan orang tua, tapi juga dari lingkungan (tetangga, sekolah/kampus, teman sepermainan, dsb). Selain faktor luar (eksternal), faktor labil (emosional/mental) bawaan juga berperan. Misalnya seorang bayi rewel, ataupun anteng (patuh) tentu bukan karena diajari/dididik siapa-siapa, tapi karena faktor bawaan tersebut.

 _/\_

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: sisi yang ke3=keseimbangan.
« Reply #12 on: 21 February 2013, 12:42:47 PM »
Sungguh merupakan kesalahan besar bagi para orangtua membiarkan anak-anaknya bermalas-malasan, tidak bersekolah, berkelahi, merokok, dan sebagainya, karena nantinya anak itu akan menjadi anak yang nakal dan hidupnya akan menderita. Karena itu, bagi para orangtua dalam mendidik anak-anaknya sangatlah penting. Janganlah kita sebagai orangtua dalam mendidik anak sepenuhnya diserahkan kepada seorang pembantu, tetapi kita pun sebagai orangtua seharusnya turut andil mendidik dan membimbing anak-anak kita, misalnya pada saat hari minggu, hari libur, atau pada saat waktu luang. Dengan demikian anak akan selalu mendapat perhatian dari orangtuanya. Kalau anak selalu diperhatikan, anak akan mempunyai rasa kasih sayang kepada orangtuanya. Dengan demikian anak-anaknya akan menjadi anak-anak yang baik.

Dalam hal ini, Sang Buddha pernah menerangkan di dalam Sigalovāda Sutta, Dīgha Nikāya tentang kewajiban orangtua terhadap anaknya. Ada lima cara, yaitu:

1. Mencegah anaknya berbuat jahat;

2. Menganjurkan anaknya berbuat baik;

3. Memberikan pendidikan yang sesuai untuk anak-anaknya;

4. Mencari pasangan yang sesuai untuk anak-anaknya;

5. Menyerahkan harta warisan kepada anak-anaknya.

Demikianlah lima hal yang harus diperhatikan bagi para orangtua dalam melaksanakan kewajibannya kepada anak-anaknya. Jadi, sebagai orangtua jika ingin mengharapkan anaknya menjadi anak yang baik, berguna dan bermanfaat, maka yang terpenting adalah perhatian, tanggung jawab, mendidik, serta membimbing langsung kepada anak-anaknya, janganlah menyerahkan sepenuhnya kepada pembantu, atau lupa akan kewajiban orangtua terhadap anak hanya karena kesibukan pekerjaan kantor, berdagang, dan sebagainya. Apabila kita sebagai orangtua dalam melaksanakan kewajiban sesuai dengan prinsip ajaran Sang Buddha di dalam Sigalovāda Sutta, maka nantinya anak-anak kita menjadi anak-anak yang baik bagi orangtuanya sendiri maupun bagi masyarakat, bangsa dan negara. Untuk itu, tingkatkanlah peran-serta orangtua dalam mendidik anak-anaknya sesuai dengan ajaran Sang Buddha, dan semoga apa yang dicita-citakan dapat tercapai.
berarti bila anak jadi nakal,pecandu atau sebagainya,pihak orang tua punya peran didalamnya.
ok kalau begitu para orang tua KEMBALI punya tanggung jawab.
dan si anak juga punya hak untuk mendapat perlindungan dan bimbingan orang tua.

Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
Re: sisi yang ke3=keseimbangan.
« Reply #13 on: 21 February 2013, 12:59:21 PM »
ini menjadi berita baik bagi umat awam.
bagi para orang tua----tidak perlu lagi ada tanggung jawab apapun terhadap perkembangan dan perjalanan hidup anak kandungnya,sehingga tidak perlu mendidik,mengawasi,termasuk memilihkan sekolah bahkan mungkin untuk membiayai segala keperluan hidup anaknya hanya ala kadarnya,atau suka2-----karena apapun yang orang tua lakukan tidak akan menghasilkan apapun ,tidak berpengaruh apapun terhadap masa depan anaknya-----menjadi pecandu,pemalas,bodoh atau sebaliknya jujur,rajin ,pandai,berpendidikan------semua menjadi pilihan dan urusan anaknya sendiri ,tanpa bisa dipengaruhi siapapun,termasuk guru sekolah dan guru agama.
bagi si anak-----tidak lagi perlu menanggapi ocehan apapun dari orang tua,----cukup jawab saja-----percuma ayah ibu menasehati saya,karena perjalanan hidup saya ada di tangan saya sendiri,bila sukses maka itu karena usaha saya sendiri, bila saya gagal dan jadi penjahat sekalipun itu karena salah saya sendiri.
dengan kata lain----bila saya jadi orang sukses itu bukan karena jasa orang tua,bila saya jadi pecandu atau penjahat,itu juga bukan karena kelalaian dan kesalahan orang tua.

selamat telah jadi orang merdeka.
kukira maksud Om adi adalah bagaimanapun orang tua, orang lain, lingkungan, dll (sisi eksternal) itu mengajarkan how to DOs and DONTs, namun tetap keputusan untuk melakukan perbuatan ada di tangan anak tersebut.

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: sisi yang ke3=keseimbangan.
« Reply #14 on: 21 February 2013, 01:30:10 PM »
kukira maksud Om adi adalah bagaimanapun orang tua, orang lain, lingkungan, dll (sisi eksternal) itu mengajarkan how to DOs and DONTs, namun tetap keputusan untuk melakukan perbuatan ada di tangan anak tersebut.

Keputusan untuk melakukan sebuah perbuatan didasari oleh kemampuan berpikir (nalar), tingkat pendidikan (wawasan), serta kebiasaan (perilaku dan tabiat). Semua itu didapat dari hasil pergaulan, tempat belajar (bersekolah), serta bimbingan (larangan, teguran, ajaran) dari orang tua. Jadi, orang tua tetap berperan besar dalam menentukan akan jadi seperti apa anaknya kelak. Ada pepatah, "Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya", atau "Anak ibarat secarik kertas putih". Kedua pepatah ini menunjukkan bahwa orang tua dan anak ada keterkaitan. Bila anak melakukan kesalahan, tentu faktor didikan keluarga (orang tua khususnya) dan lingkungan eksternal lain (sekolah/kampus, tempat berkumpul/bermain) tetap berperan.

Jika si anak murni disalahkan, tentu ini tidak introspektif dan rehabilitatif sifatnya (menyalahkan satu pihak dan mengabaikan faktor penyebab lain-lain).

Dari segi agama Buddha (maaf jika OOT), semua makhluk itu juga tidak berinti tetap (anatta), dan semua perbuatan makhluk tersebut didorong dan dipicu oleh faktor-faktor (internal maupun eksternal). Jadi, menyalahkan satu pihak, sama dengan menganggap seolah-olah ada satu persona/individu yang tetap/hakiki (atta).

Semoga dipahami.

Salam.  _/\_

 

anything