//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Tuhan Pencipta secara ilmiah sudah bisa dibuktikan tidak diperlukan ada!  (Read 77194 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Untuk intermezzo saja, supaya suasana segarrrrrrr dan santaiiiiiii

Saya pribadi sangat senang untuk mendaur ulang cerita lelucon ini, kemudian tertawa terbahak-bahak sambil membayangkan tokoh di dalam lelucon ini

JANGAN SOK TAHU!

Banyak pengetahuan memang baik, lebih baik lagi banyak kebijaksanaan...

Zaman pemberontakan. Seorang ahli logika, ahli hukum, dan engineer ditangkap, dan dijatuhi hukuman mati dengan guillotine.

Tibalah saat pelaksanaan hukuman mati. Setelah diundi, si engineer harus mati lebih dulu, disusul ahli hukum, dan terakhir si ahli logika.

Si engineer meletakkan leher di balok guillotine. Tuas dilepas. Tapi pisau bergeming. Si engeneer berdiri dan mengatakan ia telah dibebaskan karena alat macet. Ia pun dibiarkan pergi ( karena sudah diakali oleh engineer ).

Giliran si ahli hukum dipaksa meletakkan leher di balok. Tuas dilepas. Tapi pisau masih terdiam saja. Si ahli hukum berdiri dan mengatakan bahwa seorang tersangka hanya boleh dihukum satu kali untuk sebuah kesalahan. Maka ia pun boleh pergi.

Terakhir, si ahli logika meletakkan kepalanya di leher balok. Ia mengintip ke arah pemicu katrol. Lalu ia berkata, "Tunggu. Sekarang aku tahu kenapa alatnya macet, karena saya telah menggunakan TEORI LOGIKA untuk memperkirakannya dan silahkan uji kebenaran kesimpulan saya dengan salah satu dari 19 rumus logika tersebut!"

Akhirnya si ahli logika tersebut mati penasaran dan masuk neraka.

Dengan putus asa, penasaran dan menderita, dia berteriak “ Kenapa Hal Ini terjadi !!!!! “.

Jawaban dari Raja Neraka dengan tersenyum simpul ” Jawabannya sangat sederhana, JANGAN SOK TAHU, karena anda diam dan tidak berceloteh tidak karuan/plin-plan dengan logika, maka hal ini lebih Bijaksana, karena KEBODOHAN dan SOK TAHU kamu, sehingga anda berada dalam kesia-siaan yang terus berputar-putar tak ada habisnya (samsara).

 =)) , saya memtertawakan cerita lelucon yang saya daur ulang saja

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Quote from: ryu
maklum dia tidak mengerti ajaran Buddha. dia tidak mengetahui Buddha menolak paham Tuhan yang maha.... yang diajarkan ajaran lain.
jangan kasih tau dah sutta nya biar dia bermain dengan pikirannya

sayangnya, selama dua tahun saya menyelami agama budha melalui buku-buku dan artikel-artikel yang ada di internet, termasuk yang ada di forum ini, termasuk belajar dari tulisan-tulisan member DC, saya tidak pernah mencatat link atau referensinya, karena mengira semua orng belajar seperti diriku, yakni tidak pernah mempermasalahkan dari mana, dari kitab atau sutta mana ini diambil, karana lebih fokus ke pembuktian langsung yang disebut sang Budha sebagai ehipasiko. ternyata dalam hal ini, kalian sama sperti muslim wahabi, dimana seolah-olah kebenaran didefinisikan sebagai yang tertulis di dalam sutta. kalaulah saya menyadari ini sejak dulu, pastilah akan saya catat setiap link atau referensi dari ajaran-ajaran berharga yang saya baca di dalam sutta.

saya tau, sang Budha menyangkal adanya tuhan yang dipercayai oleh sekelompok umat yang hidup di masa sang Budha. karena penyangkaln sang Budha terhadap sekelompok umat manusia tersebut, maka kalian menyimpulkan bahwa "sang Budha menyatakan bahwa Tuhan itu tidak ada". ini kesimpulan yng salah.

sudah saya jelaskan berpuluh-puluh kali, bahwa suatu kesimpulan hendaknya jelas premis-premis. bagaimana penyangkalan sang Budha terhadap adanya tuhan yang didefinisikan oleh sekelompok umat berubah menjadi kesimpulan "sang budha menyatakan tuhan itu tidak ada". 10 kali lagi, pake donk logika!
sebaiknya anda definisikan Tuhan yang anda kenal/anda percaya/anda lihat

apakah dia punya wujud/hanya cahaya
apakah dia laki2/perempuan
apakah dia ada di mana2/satu tempat
apakah dia tak terlihat, hanya bisa dirasakan.
apakah tuhan yang ingin anda diskusikan versi agama mana.

nanti kalau anda mau kita bisa diskusikan apakah gambaran anda bisa masuk logika atau tidak.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
begitulah, kalo orang sudah saya kasih filsafat yang tinggi, dia mulai merasa berputar-putar. mau mabok itu tandanya. maknya gw sarankan belajar dulu logika, baru ntar bisa ngerti apa yang gw omongin.


Nanti kalau sudah ngerti Modern Logic (Mathematical Logic) di bawah ini, baru kita bicara lagi yah.


               P            →           Q
Jika tidak hujan maka saya kering

¬Q
Saya tidak kering

>> ¬P
Hujan.

Setiap saya mandi, setiap saya berenang, selalu hujan.
Anda mengaku master logika tapi memberi persamaan seperti itu??

Persamaannya seharusnya P ↔ Q (Jika dan hanya jika P, maka Q) = P XNOR Q = (P → Q) ∧ (Q → P)
Maka berlaku
P → Q
¬P → ¬Q
Q → P
¬Q → ¬P


kutho ktinggalan kereta. baru nemu segelintir rumus logika segitu aja, serasa menmukan "logika modern". bahlul!

gak ada tuh yang namanya logika modern. sebutan logika modern cuma judul buku yang dikarang oleh penulisnya, biar buku nya laku.  semua hipotethical syllogisme sudah dibahas secra menyuluruh di dalam logika Aristoteles. adapun logika matematika, logika permograman dan lain-lain, itu semua tidak diperlukan di dalam logika bahasa.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
 [at]  all :backtotopic:

JUDUL : Tuhan Pencipta secara logika ilmiah sudah bisa dibuktikan tidak diperlukan ada!
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Quote from: ryu
sebaiknya anda definisikan Tuhan yang anda kenal/anda percaya/anda lihat

apakah dia punya wujud/hanya cahaya
apakah dia laki2/perempuan
apakah dia ada di mana2/satu tempat
apakah dia tak terlihat, hanya bisa dirasakan.
apakah tuhan yang ingin anda diskusikan versi agama mana.

nanti kalau anda mau kita bisa diskusikan apakah gambaran anda bisa masuk logika atau tidak.

berapa kali saya harus mendefinisikan, bro ryu?

saya sudah mendefinisikan bahwa Tuhan adalah Ada.

adapun Ada, ia bukan laki-laki, bukan pula perempuan, Dia bukan ada di mana-mana, bukan pula ada di satu tempat. dia tidak dapat dilihat oleh mata kepala, tidak dapat dirasakan oleh kulit, dan tidak dapat dirasakan oleh hati (vedana), tetapi ia dapat dijangkau oleh nalar dan kesadaran. dan definisi tuhan tersebut merupakan definisi Tuhan di dalam Islam.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
[at]  all :backtotopic:

JUDUL : Tuhan Pencipta secara logika ilmiah sudah bisa dibuktikan tidak diperlukan ada!

dan tuhan, lebih nyata dari apa yang disebut ilmiah.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
kasih tau kai... ntar u dibahlulkan :))

Saya setuju ama ryu aja deh kali ini.
Kadang kalau lagi pusing & banyak masalah, lihat orang Bahlul dengan logika ancur koar-koar logika filsafat muter-muter bisa buat saya tersenyum dan tertawa. Lebih ampuh dari joke di kafe jongkok :D


mending ktawa aja, dari pada loe mabok, trus muntah, nyemprot ke monitor, kan bau ke sini.

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Gua mulai ngerti cara logikanya si deva19

Jadi kalau Buddha gak pernah bilang gak ada ALIEN, maka bukan berarti Alien gak ada menurut Buddha.
Sehingga, deva19 mengatakan bisa saja ALIEN ada
sehingga umat buddhis gegabah dan salah paham kalau menganggap BUDDHA menyangkal keberadaan aLIEN

dari sini deva19 bisa memaksakan opini "Alien itu mungkin ada", dan bisa digiring ke arah "alien itu ada"

NB: ganti kata alien dengan TUHAN, pegasus, setan, dedemit, dll

lo baru ngerti dikit, banyak lom ngertinya.

kalo sang Budha gak pernah menyatakan alien itu ada, maka gak boleh ada yang berkata "dalam ajaran sang Budha, alien itu gak ada". kalo berkata begitu, itu disebut berdusta atas nama sang Budha, kalo enggak bahlul.

kalo mo menyatakan bahwa alien itu gak ada, itu boleh-boleh aja, asal jelas asal-usulnya, apa dari pendapat mu sendiri, kata ilmuwan, ato kata nenek lu. tapi jangan apa-apa diatas namakan sang Budha. itu namanya fitnah.

lalu, kalo gw menyatakan alien itu, itu bukan berarti memaksakan pendapat. gw jelasin asal-usulnya, kenapa gw bilang alien itu ada. tapi kalian tidak suka menyimak, sibuk dengan doktrin dan keyakinan kalian sendiri. gw ngerti yang loe pikir, tapi loe gak ngerti yang gw pikir. gw bisa menyelami apa yang loe maksud. tapi loe susah ngerti yang gw maksud, krena filsafat gw, terlalu tinggi buat loe.

perilaku sang deva19 mengingatkan aku pada brahmajala sutta

"Para bhikkhu, ada beberapa pertapa dan brahmana yang 'berpandangan dan bersikap berbelit-belit' 12), bila ditanya suatu hal maka mereka akan menjawab dengan berberlit-belit sehingga membingungkan. Pandangan ini ada empat. Apakah asal mula dan dasar mereka sehingga berpendapat atau berkesimpulan demikian?"
..
#  "Pandangan pertama, para bhikkhu, ada beberapa pertapa dan brahmana yang tidak mengerti dengan baik apa sesungguhnya yang dimaksudkan dengan 'baik atau buruk 13). Ia menyadari, 'saya tidak mengerti dengan jelas apa sesungguhnya yang dimaksud dengan 'baik atau buruk'. Demikianlah bila saya menyatakan bahwa ini baik atau itu buruk, maka saya akan dipengaruhi oleh perasaan-perasaan, keinginan, kebencian dan dendam. Berdasarkan pada hal tersebut saya akan salah, dan kesalahanku tersebut menyebabkan saya menyesal, dan perasaan menyesal ini menyebabkan suatu penghalang bagiku.
Demikianlah karena rasa takut atau tidak senang pada kesalahan disebabkan menyatakan pendapat, maka ia tidak akan mengatakan apakah sesuatu itu baik atau buruk; bila sebuah pertanyaan ditanyakan kepadanya ia akan menjawab berbelit-belit dan membingungkan dengan berkata : "Saya tidak mengatakan demikian, saya tidak mengatakan pendapat lain. Saya tidak menyatakan perbedaan pendapat. Saya tidak menolak pendapatmu. Saya tidak mengatakan itu begini atau begitu". "Para bhikkhu, inilah pandangan yang pertama".
 
# Pandangan kedua, para bhikkhu, ada beberapa pertapa dan brahmana yang tidak mengerti dengan baik apa sesungguhnya yang dimaksudkan dengan 'baik atau buruk', Ia menyadari, 'saya tidak mengerti dengan jelas apa sesungguhnya yang dimaksud dengan 'baik atau buruk'. Demikianlah bila saya menyatakan bahwa ini baik atau itu buruk, maka saya akan dipengaruhi oleh perasaan-perasaan, keinginan, kebencian dan dendam. Berdasarkan pada hal tersebut maka saya akan terikat pada keadaan batin yang menyebabkan kelahiran kembali, karena ikatanku itu menyebabkan saya menyesal, dan dengan adanya perasaan ini menyebabkan suatu penghalang bagiku.
Demikianlah karena rasa takut atau tidak senang pada kesalahan yang disebabkan karena menyatakan pendapat, maka ia tidak akan mengatakan apakah sesuatu itu baik atau buruk; bila sebuah pertanyaan ditanyakan kepadanya ia akan menjawab berbelit-belit dan membingungkan dengan berkata : "Saya tidak mengatakan demikian, saya tidak mengatakan pendapat lain. Saya tidak menyatakan perbedaan pendapat. Saya tidak menolak pendapatmu. Saya tidak mengatakan itu begini atau begitu".
"Para bhikkhu, inilah pandangan yang kedua".
 
# Pandangan ketiga, para bhikkhu, ada beberapa pertapa dan brahmana yang tidak mengerti dengan baik apa sesungguhnya yang dimaksudkan dengan 'baik atau buruk'. Ia menyadari, 'saya tidak mengerti dengan jelas apa sesungguhnya yang dimaksud dengan 'baik atau buruk'. Tetapi ada pertapa dan brahmana yang pandai, cerdik, berpengalaman dalam perdebatan, pintar mencari kesalahan, pandai mengelak, yang menurut pendapatku dapat menolak spekulasi orang lain dengan kebijaksanaan mereka. Maka bilamana saya menyatakan ini baik atau itu buruk, mereka datang menghadap padaku, memintakan pendapatku, dan menunjukkan kesalahan-kesalahanku. Karena mereka bersikap demikian kepadaku, maka saya tidak sanggup memberikan jawaban. Dan hal ini akan menyebabkan saya menyesal, rasa penyesalanku ini menjadi suatu penghalang bagiku.
Demikianlah karena rasa takut atau tidak senang pada kesalahan yang disebabkan karena menyatakan pendapat, maka ia tidak akan mengatakan apakah sesuatu itu baik tidak akan mengatakan apakah sesuatu itu baik atau buruk; bila sebuah pertanyaan ditanyakan kepadanya ia akan menjawab berbelit-belit dan membingungkan dengan berkata : "Saya tidak mengatakan demikian, saya tidak mengatakan pendapat lain. Saya tidak menyatakan perbedaan pendapat. Saya tidak menolak pendapatmu. Saya tidak mengatakan itu begini atau begitu".
"Para bhikkhu, inilah pandangan ketiga".
 
# "Pandangan keempat, para bhikkhu, ada beberapa pertapa dan brahmana yang bodoh dan dungu. Dan karena kebodohan atau kedunguannya, maka bila ada pertanyaan yang ditanyakan kepadanya, ia akan menjawab berbelit-belit dan membingungkan 'Bila kamu bertanya kepadaku :
 
a.    1.    Apakah ada 'loka' 14) lain? Jikalau saya berpikir ada, saya akan menjawab begitu. Tetapi saya tidak mengatakan demikian. Dan saya tidak berpendapat begini atau begitu. Dan saya juga tidak berpendapat 'bukan kedua-duanya'. Saya tidak membantahnya. Saya tidak mengatakan ada atau tidak ada dunia lain. Demikianlah ia bersikap berbelit-belit. Begitu pula sikap dan jawaban bila ditanya masalah sebagai berikut :

1. Tidak ada dunia lain,
2. Ada dan tidak ada dunia lain,
3. Bukan ada atau pun bukan tidak ada dunia lain.
 
b.    1.    Ada makhluk yang terlahir secara opapatika 15) tanpa melalui rahim ibu.
2.    Tidak ada makhluk opapatika,
3.    Ada dan tidak ada makhluk terlahir secara opapatika,
4.    Bukan ada atau pun bukan tidak ada makhluk yang terlahir secara opapatika,
 
c.    1.    Ada buah sebagai akibat perbuatan baik atau buruk.
2.    Tidak ada buah sebagai akibat perbuatan baik atau buruk.
3.    Ada dan tidak ada buah sebagai akibat perbuatan baik atau buruk.
4.    Bukan ada atau pun bukan tidak ada sebagai akibat perbuatan baik atau buruk.
 
d.    1.    Setelah meninggal Tathagata tetap ada.
2.    Setelah meninggal Tathagata tidak ada.
3.    Setelah meninggal Tathagata ada dan tidak ada.
4.    Setelah meninggal Tathagata bukan ada atau pun bukan tidak ada.
Para bhikkhu inilah pandangan keempat".
 
# "Para bhikkhu, inilah pendapat atau cara yang berbelit-belit dari beberapa pertapa dan brahmana yang bila ditanya sebuah pertanyaan, maka dengan empat cara mereka menjawab berbelit-belit sehingga orang yang bertanya menjadi bingung. Demikianlah para pertapa dan brahmana tersebut berpendapat dan bersikap begitu dalam empat cara, atau menggunakan salah satu dari cara-cara tersebut. Karena tidak ada cara lain lagi yang dapat mereka lakukan".

--------

jadi TUHAN ada apa gak?
deva19 akan bilang "saya setuju dengan pandangan tidak ada Tuhan dari Buddha, tapi Buddha tidak pernah bilang TUHAN agama lain gak ada, tapi saya juga gak bilang TUHAN ada, dan saya juga gak bilang Buddha bilang TUHAN ada, saya bilang TUHAN adalah ADA"

pusing gak loe?
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Untuk intermezzo saja, supaya suasana segarrrrrrr dan santaiiiiiii

Saya pribadi sangat senang untuk mendaur ulang cerita lelucon ini, kemudian tertawa terbahak-bahak sambil membayangkan tokoh di dalam lelucon ini

JANGAN SOK TAHU!

Banyak pengetahuan memang baik, lebih baik lagi banyak kebijaksanaan...

Zaman pemberontakan. Seorang ahli logika, ahli hukum, dan engineer ditangkap, dan dijatuhi hukuman mati dengan guillotine.

Tibalah saat pelaksanaan hukuman mati. Setelah diundi, si engineer harus mati lebih dulu, disusul ahli hukum, dan terakhir si ahli logika.

Si engineer meletakkan leher di balok guillotine. Tuas dilepas. Tapi pisau bergeming. Si engeneer berdiri dan mengatakan ia telah dibebaskan karena alat macet. Ia pun dibiarkan pergi ( karena sudah diakali oleh engineer ).

Giliran si ahli hukum dipaksa meletakkan leher di balok. Tuas dilepas. Tapi pisau masih terdiam saja. Si ahli hukum berdiri dan mengatakan bahwa seorang tersangka hanya boleh dihukum satu kali untuk sebuah kesalahan. Maka ia pun boleh pergi.

Terakhir, si ahli logika meletakkan kepalanya di leher balok. Ia mengintip ke arah pemicu katrol. Lalu ia berkata, "Tunggu. Sekarang aku tahu kenapa alatnya macet, karena saya telah menggunakan TEORI LOGIKA untuk memperkirakannya dan silahkan uji kebenaran kesimpulan saya dengan salah satu dari 19 rumus logika tersebut!"

Akhirnya si ahli logika tersebut mati penasaran dan masuk neraka.

Dengan putus asa, penasaran dan menderita, dia berteriak “ Kenapa Hal Ini terjadi !!!!! “.

Jawaban dari Raja Neraka dengan tersenyum simpul ” Jawabannya sangat sederhana, JANGAN SOK TAHU, karena anda diam dan tidak berceloteh tidak karuan/plin-plan dengan logika, maka hal ini lebih Bijaksana, karena KEBODOHAN dan SOK TAHU kamu, sehingga anda berada dalam kesia-siaan yang terus berputar-putar tak ada habisnya (samsara).

 =)) , saya memtertawakan cerita lelucon yang saya daur ulang saja

harusnya judul cerita tersebut adalah "si bahlul belajar mendongeng".

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
 [at]  bro deva..

terserah mau lebih nyata / tidak.. tapi ini forum ada topic.. semua member diharapkan berdiskusi sesuai topic..
jika ingin membahas tuhan dari segi logika, idealnya di topic baru.. biarlah topic ini u/ membahas tuhan dari segi ilmiah..


u/ yang ingin berdiskusi secara ilmiah, saya ada bahan bacaan baru :

intinya terciptanya makhluk hidup tidak ada campur tangan tuhan sama sekali..



The experiment used water (H2O), methane (CH4), ammonia (NH3), and hydrogen  (H2). The chemicals were all sealed inside a sterile array of glass tubes and flasks connected in a loop, with one flask half-full of liquid water and another flask containing a pair of electrodes. The liquid water was heated to induce evaporation, sparks were fired between the electrodes to simulate lightning  through the atmosphere and water vapor, and then the atmosphere was cooled again so that the water could condense and trickle back into the first flask in a continuous cycle.

At the end of one week of continuous operation, Miller and Urey observed that as much as 10–15% of the carbon within the system was now in the form of organic compounds. Two percent of the carbon had formed amino acids that are used to make proteins in living cells, with glycine as the most abundant. Sugars, lipids, and some of the building blocks for nucleic acids were also formed.

In an interview, Stanley Miller stated: "Just turning on the spark in a basic pre-biotic experiment will yield 11 out of 20 amino acids."[10]

As observed in all subsequent experiments, both left-handed (L) and right-handed (D) optical isomers were created in a racemic mixture.

The original experiment remains today under the care of Miller and Urey's former student Professor Jeffrey Bada at the University of California, San Diego, Scripps Institution of Oceanography.[11]
[edit] Chemistry of experiment

One-step reactions among the mixture components can produce hydrogen cyanide (HCN), formaldehyde (CH2O),[12][13] and other active intermediate compounds (acetylene, cyanoacetylene, etc.):

    CO2 → CO +
  • (atomic oxygen)

    CH4 + 2
  • → CH2O + H2O

    CO + NH3 → HCN + H2O
    CH4 + NH3 → HCN + 3H2 (BMA process)

The formaldehyde, ammonia, and HCN then react by Strecker synthesis to form amino acids and other biomolecules:

    CH2O + HCN + NH3 → NH2-CH2-CN + H2O
    NH2-CH2-CN + 2H2O → NH3 + NH2-CH2-COOH (glycine)

Furthermore, water and formaldehyde can react via Butlerov's reaction to produce various sugars like ribose.
[edit] Other experiments

This experiment inspired many others. In 1961, Joan Oró found that the nucleotide base adenine could be made from hydrogen cyanide (HCN) and ammonia in a water solution. His experiment produced a large amount of adenine, which molecules were formed from 5 molecules of HCN.[14] Also, many amino acids are formed from HCN and ammonia under these conditions.[15] Experiments conducted later showed that the other RNA and DNA nucleobases could be obtained through simulated prebiotic chemistry with a reducing atmosphere.[16]

There also had been similar electric discharge experiments related to the origin of life contemporaneous with Miller–Urey. An article in The New York Times (March 8, 1953:E9), titled "Looking Back Two Billion Years" describes the work of Wollman (William) M. MacNevin at The Ohio State University, before the Miller Science paper was published in May 1953. MacNevin was passing 100,000 volt sparks through methane and water vapor and produced "resinous solids" that were "too complex for analysis." The article describes other early earth experiments being done by MacNevin. It is not clear if he ever published any of these results in the primary scientific literature.[citation needed]

K. A. Wilde submitted a paper to Science on December 15, 1952, before Miller submitted his paper to the same journal on February 14, 1953. Wilde's paper was published on July 10, 1953.[17] Wilde used voltages up to only 600 V on a binary mixture of carbon dioxide (CO2) and water in a flow system. He observed only small amounts of carbon dioxide reduction to carbon monoxide, and no other significant reduction products or newly formed carbon compounds. Other researchers were studying UV-photolysis of water vapor with carbon monoxide. They have found that various alcohols, aldehydes and organic acids were synthesized in reaction mixture [18].

More recent experiments by chemist Jeffrey Bada at Scripps Institution of Oceanography (in La Jolla, CA) were similar to those performed by Miller. However, Bada noted that in current models of early Earth conditions, carbon dioxide and nitrogen (N2) create nitrites, which destroy amino acids as fast as they form. However, the early Earth may have had significant amounts of iron and carbonate minerals able to neutralize the effects of the nitrites. When Bada performed the Miller-type experiment with the addition of iron and carbonate minerals, the products were rich in amino acids. This suggests the origin of significant amounts of amino acids may have occurred on Earth even with an atmosphere containing carbon dioxide and nitrogen.[19]
[edit] Earth's early atmosphere

Some evidence suggests that Earth's original atmosphere might have contained fewer of the reducing molecules than was thought at the time of the Miller–Urey experiment. There is abundant evidence of major volcanic eruptions 4 billion years ago, which would have released carbon dioxide, nitrogen, hydrogen sulfide (H2S), and sulfur dioxide (SO2) into the atmosphere. Experiments using these gases in addition to the ones in the original Miller–Urey experiment have produced more diverse molecules. The experiment created a mixture that was racemic (containing both L and D enantiomers) and experiments since have shown that "in the lab the two versions are equally likely to appear."[20] However, in nature, L amino acids dominate; later experiments have confirmed disproportionate amounts of L or D oriented enantiomers are possible.[21]

Originally it was thought that the primitive secondary atmosphere contained mostly ammonia and methane. However, it is likely that most of the atmospheric carbon was CO2 with perhaps some CO and the nitrogen mostly N2. In practice gas mixtures containing CO, CO2, N2, etc. give much the same products as those containing CH4 and NH3 so long as there is no O2. The hydrogen atoms come mostly from water vapor. In fact, in order to generate aromatic amino acids under primitive earth conditions it is necessary to use less hydrogen-rich gaseous mixtures. Most of the natural amino acids, hydroxyacids, purines, pyrimidines, and sugars have been produced in variants of the Miller experiment.[22]

More recent results may question these conclusions. The University of Waterloo and University of Colorado conducted simulations in 2005 that indicated that the early atmosphere of Earth could have contained up to 40 percent hydrogen—implying a possibly much more hospitable environment for the formation of prebiotic organic molecules. The escape of hydrogen from Earth's atmosphere into space may have occurred at only one percent of the rate previously believed based on revised estimates of the upper atmosphere's temperature.[23] One of the authors, Owen Toon notes: "In this new scenario, organics can be produced efficiently in the early atmosphere, leading us back to the organic-rich soup-in-the-ocean concept... I think this study makes the experiments by Miller and others relevant again." Outgassing calculations using a chondritic model for the early earth complement the Waterloo/Colorado results in re-establishing the importance of the Miller–Urey experiment.[24]

Conditions similar to those of the Miller–Urey experiments are present in other regions of the solar system, often substituting ultraviolet light for lightning as the energy source for chemical reactions. The Murchison meteorite that fell near Murchison, Victoria, Australia in 1969 was found to contain over 90 different amino acids, nineteen of which are found in Earth life. Comets and other icy outer-solar-system bodies are thought to contain large amounts of complex carbon compounds (such as tholins) formed by these processes, darkening surfaces of these bodies.[25] The early Earth was bombarded heavily by comets, possibly providing a large supply of complex organic molecules along with the water and other volatiles they contributed. This has been used to infer an origin of life outside of Earth: the panspermia hypothesis.
[edit] Recent related studies

In recent years, studies have been made of the amino acid composition of the products of "old" areas in "old" genes, defined as those that are found to be common to organisms from several widely separated species, assumed to share only the last universal ancestor (LUA) of all extant species. These studies found that the products of these areas are enriched in those amino acids that are also most readily produced in the Miller–Urey experiment. This suggests that the original genetic code was based on a smaller number of amino acids – only those available in prebiotic nature – than the current one.[26]

In 2008, a group of scientists examined 11 vials left over from Miller's experiments of the early 1950s. In addition to the classic experiment, reminiscent of Charles Darwin's envisioned "warm little pond", Miller had also performed more experiments, including one with conditions similar to those of volcanic eruptions. This experiment had a nozzle spraying a jet of steam at the spark discharge. By using high-performance liquid chromatography and mass spectrometry, the group found more organic molecules than Miller had. Interestingly, they found that the volcano-like experiment had produced the most organic molecules, 22 amino acids, 5 amines and many hydroxylated molecules, which could have been formed by hydroxyl radicals produced by the electrified steam. The group suggested that volcanic island systems became rich in organic molecules in this way, and that the presence of carbonyl sulfide there could have helped these molecules form peptides.[7][27]

Source : http://en.wikipedia.org/wiki/Miller-Urey_experiment
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Quote from: xeno
perilaku sang deva19 mengingatkan aku pada brahmajala sutta

"Para bhikkhu, ada beberapa pertapa dan brahmana yang 'berpandangan dan bersikap berbelit-belit' 12), bila ditanya suatu hal maka mereka akan menjawab dengan berberlit-belit sehingga membingungkan. Pandangan ini ada empat. Apakah asal mula dan dasar mereka sehingga berpendapat atau berkesimpulan demikian?"

untunglah jawabanku tidak berbelit-belit.

semua jawabanku jelas, tegas, jujur serta memiliki bukti-bukti kebenaran yang bisa dipertanggung jawabkan.

kalo jawabanku sulit dimengerti oleh orang lain, itu tidak berarti berbelit-belit.

ssungguhnya, tanpa disadari, telah banyak yang dimengerti oleh kalian dari apa yang saya sampaikan. tetapi, kalian mengabaikan apa yang kalian mengerti, dan memilih apa yang tidak kalian mengrti untuk dikomentari dan disangkal, demi tercapainya suatu tujuan, yaitu "mengerti".

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
[at]  bro deva..

terserah mau lebih nyata / tidak.. tapi ini forum ada topic.. semua member diharapkan berdiskusi sesuai topic..
jika ingin membahas tuhan dari segi logika, idealnya di topic baru.. biarlah topic ini u/ membahas tuhan dari segi ilmiah..


u/ yang ingin berdiskusi secara ilmiah, saya ada bahan bacaan baru :

intinya terciptanya makhluk hidup tidak ada campur tangan tuhan sama sekali..



The experiment used water (H2O), methane (CH4), ammonia (NH3), and hydrogen  (H2). The chemicals were all sealed inside a sterile array of glass tubes and flasks connected in a loop, with one flask half-full of liquid water and another flask containing a pair of electrodes. The liquid water was heated to induce evaporation, sparks were fired between the electrodes to simulate lightning  through the atmosphere and water vapor, and then the atmosphere was cooled again so that the water could condense and trickle back into the first flask in a continuous cycle.

At the end of one week of continuous operation, Miller and Urey observed that as much as 10–15% of the carbon within the system was now in the form of organic compounds. Two percent of the carbon had formed amino acids that are used to make proteins in living cells, with glycine as the most abundant. Sugars, lipids, and some of the building blocks for nucleic acids were also formed.

In an interview, Stanley Miller stated: "Just turning on the spark in a basic pre-biotic experiment will yield 11 out of 20 amino acids."[10]

As observed in all subsequent experiments, both left-handed (L) and right-handed (D) optical isomers were created in a racemic mixture.

The original experiment remains today under the care of Miller and Urey's former student Professor Jeffrey Bada at the University of California, San Diego, Scripps Institution of Oceanography.[11]
[edit] Chemistry of experiment

One-step reactions among the mixture components can produce hydrogen cyanide (HCN), formaldehyde (CH2O),[12][13] and other active intermediate compounds (acetylene, cyanoacetylene, etc.):

    CO2 → CO +
  • (atomic oxygen)

    CH4 + 2
  • → CH2O + H2O

    CO + NH3 → HCN + H2O
    CH4 + NH3 → HCN + 3H2 (BMA process)

The formaldehyde, ammonia, and HCN then react by Strecker synthesis to form amino acids and other biomolecules:

    CH2O + HCN + NH3 → NH2-CH2-CN + H2O
    NH2-CH2-CN + 2H2O → NH3 + NH2-CH2-COOH (glycine)

Furthermore, water and formaldehyde can react via Butlerov's reaction to produce various sugars like ribose.
[edit] Other experiments

This experiment inspired many others. In 1961, Joan Oró found that the nucleotide base adenine could be made from hydrogen cyanide (HCN) and ammonia in a water solution. His experiment produced a large amount of adenine, which molecules were formed from 5 molecules of HCN.[14] Also, many amino acids are formed from HCN and ammonia under these conditions.[15] Experiments conducted later showed that the other RNA and DNA nucleobases could be obtained through simulated prebiotic chemistry with a reducing atmosphere.[16]

There also had been similar electric discharge experiments related to the origin of life contemporaneous with Miller–Urey. An article in The New York Times (March 8, 1953:E9), titled "Looking Back Two Billion Years" describes the work of Wollman (William) M. MacNevin at The Ohio State University, before the Miller Science paper was published in May 1953. MacNevin was passing 100,000 volt sparks through methane and water vapor and produced "resinous solids" that were "too complex for analysis." The article describes other early earth experiments being done by MacNevin. It is not clear if he ever published any of these results in the primary scientific literature.[citation needed]

K. A. Wilde submitted a paper to Science on December 15, 1952, before Miller submitted his paper to the same journal on February 14, 1953. Wilde's paper was published on July 10, 1953.[17] Wilde used voltages up to only 600 V on a binary mixture of carbon dioxide (CO2) and water in a flow system. He observed only small amounts of carbon dioxide reduction to carbon monoxide, and no other significant reduction products or newly formed carbon compounds. Other researchers were studying UV-photolysis of water vapor with carbon monoxide. They have found that various alcohols, aldehydes and organic acids were synthesized in reaction mixture [18].

More recent experiments by chemist Jeffrey Bada at Scripps Institution of Oceanography (in La Jolla, CA) were similar to those performed by Miller. However, Bada noted that in current models of early Earth conditions, carbon dioxide and nitrogen (N2) create nitrites, which destroy amino acids as fast as they form. However, the early Earth may have had significant amounts of iron and carbonate minerals able to neutralize the effects of the nitrites. When Bada performed the Miller-type experiment with the addition of iron and carbonate minerals, the products were rich in amino acids. This suggests the origin of significant amounts of amino acids may have occurred on Earth even with an atmosphere containing carbon dioxide and nitrogen.[19]
[edit] Earth's early atmosphere

Some evidence suggests that Earth's original atmosphere might have contained fewer of the reducing molecules than was thought at the time of the Miller–Urey experiment. There is abundant evidence of major volcanic eruptions 4 billion years ago, which would have released carbon dioxide, nitrogen, hydrogen sulfide (H2S), and sulfur dioxide (SO2) into the atmosphere. Experiments using these gases in addition to the ones in the original Miller–Urey experiment have produced more diverse molecules. The experiment created a mixture that was racemic (containing both L and D enantiomers) and experiments since have shown that "in the lab the two versions are equally likely to appear."[20] However, in nature, L amino acids dominate; later experiments have confirmed disproportionate amounts of L or D oriented enantiomers are possible.[21]

Originally it was thought that the primitive secondary atmosphere contained mostly ammonia and methane. However, it is likely that most of the atmospheric carbon was CO2 with perhaps some CO and the nitrogen mostly N2. In practice gas mixtures containing CO, CO2, N2, etc. give much the same products as those containing CH4 and NH3 so long as there is no O2. The hydrogen atoms come mostly from water vapor. In fact, in order to generate aromatic amino acids under primitive earth conditions it is necessary to use less hydrogen-rich gaseous mixtures. Most of the natural amino acids, hydroxyacids, purines, pyrimidines, and sugars have been produced in variants of the Miller experiment.[22]

More recent results may question these conclusions. The University of Waterloo and University of Colorado conducted simulations in 2005 that indicated that the early atmosphere of Earth could have contained up to 40 percent hydrogen—implying a possibly much more hospitable environment for the formation of prebiotic organic molecules. The escape of hydrogen from Earth's atmosphere into space may have occurred at only one percent of the rate previously believed based on revised estimates of the upper atmosphere's temperature.[23] One of the authors, Owen Toon notes: "In this new scenario, organics can be produced efficiently in the early atmosphere, leading us back to the organic-rich soup-in-the-ocean concept... I think this study makes the experiments by Miller and others relevant again." Outgassing calculations using a chondritic model for the early earth complement the Waterloo/Colorado results in re-establishing the importance of the Miller–Urey experiment.[24]

Conditions similar to those of the Miller–Urey experiments are present in other regions of the solar system, often substituting ultraviolet light for lightning as the energy source for chemical reactions. The Murchison meteorite that fell near Murchison, Victoria, Australia in 1969 was found to contain over 90 different amino acids, nineteen of which are found in Earth life. Comets and other icy outer-solar-system bodies are thought to contain large amounts of complex carbon compounds (such as tholins) formed by these processes, darkening surfaces of these bodies.[25] The early Earth was bombarded heavily by comets, possibly providing a large supply of complex organic molecules along with the water and other volatiles they contributed. This has been used to infer an origin of life outside of Earth: the panspermia hypothesis.
[edit] Recent related studies

In recent years, studies have been made of the amino acid composition of the products of "old" areas in "old" genes, defined as those that are found to be common to organisms from several widely separated species, assumed to share only the last universal ancestor (LUA) of all extant species. These studies found that the products of these areas are enriched in those amino acids that are also most readily produced in the Miller–Urey experiment. This suggests that the original genetic code was based on a smaller number of amino acids – only those available in prebiotic nature – than the current one.[26]

In 2008, a group of scientists examined 11 vials left over from Miller's experiments of the early 1950s. In addition to the classic experiment, reminiscent of Charles Darwin's envisioned "warm little pond", Miller had also performed more experiments, including one with conditions similar to those of volcanic eruptions. This experiment had a nozzle spraying a jet of steam at the spark discharge. By using high-performance liquid chromatography and mass spectrometry, the group found more organic molecules than Miller had. Interestingly, they found that the volcano-like experiment had produced the most organic molecules, 22 amino acids, 5 amines and many hydroxylated molecules, which could have been formed by hydroxyl radicals produced by the electrified steam. The group suggested that volcanic island systems became rich in organic molecules in this way, and that the presence of carbonyl sulfide there could have helped these molecules form peptides.[7][27]

Source : http://en.wikipedia.org/wiki/Miller-Urey_experiment


komentar saya sudah sesuai dengan topic. tapi ada yang bertanya dan berkomentar ini itu terhadap komentar saya dengan cara yang oot, jadi saya ikutan oot. kok, malah saya yang ditegur? aya aya wae!

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Untuk intermezzo saja, supaya suasana segarrrrrrr dan santaiiiiiii

Saya pribadi sangat senang untuk mendaur ulang cerita lelucon ini, kemudian tertawa terbahak-bahak sambil membayangkan tokoh di dalam lelucon ini

JANGAN SOK TAHU!

Banyak pengetahuan memang baik, lebih baik lagi banyak kebijaksanaan...

Zaman pemberontakan. Seorang ahli logika, ahli hukum, dan engineer ditangkap, dan dijatuhi hukuman mati dengan guillotine.

Tibalah saat pelaksanaan hukuman mati. Setelah diundi, si engineer harus mati lebih dulu, disusul ahli hukum, dan terakhir si ahli logika.

Si engineer meletakkan leher di balok guillotine. Tuas dilepas. Tapi pisau bergeming. Si engeneer berdiri dan mengatakan ia telah dibebaskan karena alat macet. Ia pun dibiarkan pergi ( karena sudah diakali oleh engineer ).

Giliran si ahli hukum dipaksa meletakkan leher di balok. Tuas dilepas. Tapi pisau masih terdiam saja. Si ahli hukum berdiri dan mengatakan bahwa seorang tersangka hanya boleh dihukum satu kali untuk sebuah kesalahan. Maka ia pun boleh pergi.

Terakhir, si ahli logika meletakkan kepalanya di leher balok. Ia mengintip ke arah pemicu katrol. Lalu ia berkata, "Tunggu. Sekarang aku tahu kenapa alatnya macet, karena saya telah menggunakan TEORI LOGIKA untuk memperkirakannya dan silahkan uji kebenaran kesimpulan saya dengan salah satu dari 19 rumus logika tersebut!"

Akhirnya si ahli logika tersebut mati penasaran dan masuk neraka.

Dengan putus asa, penasaran dan menderita, dia berteriak “ Kenapa Hal Ini terjadi !!!!! “.

Jawaban dari Raja Neraka dengan tersenyum simpul ” Jawabannya sangat sederhana, JANGAN SOK TAHU, karena anda diam dan tidak berceloteh tidak karuan/plin-plan dengan logika, maka hal ini lebih Bijaksana, karena KEBODOHAN dan SOK TAHU kamu, sehingga anda berada dalam kesia-siaan yang terus berputar-putar tak ada habisnya (samsara).

 =)) , saya memtertawakan cerita lelucon yang saya daur ulang saja

harusnya judul cerita tersebut adalah "si bahlul belajar mendongeng".

Terima kasih anda telah menanggapinya. Berarti cerita lelucon ini bermanfaat. Dan UNTUNG, judul telah tertulis " JANGAN SOK TAHU ". Dan inilah realitanya, bukan logikanya. Sehingga judul tidak perlu diganti.

Sekali lagi terima kasih anda telah menanggapinya. Dan tentu sangat baik dan nyata.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
[at]  all :backtotopic:

JUDUL : Tuhan Pencipta secara logika ilmiah sudah bisa dibuktikan tidak diperlukan ada!

ALL itu anda sendiri bro deva ?
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Quote from: ryu
sebaiknya anda definisikan Tuhan yang anda kenal/anda percaya/anda lihat

apakah dia punya wujud/hanya cahaya
apakah dia laki2/perempuan
apakah dia ada di mana2/satu tempat
apakah dia tak terlihat, hanya bisa dirasakan.
apakah tuhan yang ingin anda diskusikan versi agama mana.

nanti kalau anda mau kita bisa diskusikan apakah gambaran anda bisa masuk logika atau tidak.

berapa kali saya harus mendefinisikan, bro ryu?

saya sudah mendefinisikan bahwa Tuhan adalah Ada.

adapun Ada, ia bukan laki-laki, bukan pula perempuan, Dia bukan ada di mana-mana, bukan pula ada di satu tempat. dia tidak dapat dilihat oleh mata kepala, tidak dapat dirasakan oleh kulit, dan tidak dapat dirasakan oleh hati (vedana), tetapi ia dapat dijangkau oleh nalar dan kesadaran. dan definisi tuhan tersebut merupakan definisi Tuhan di dalam Islam.
Berarti Tuhan anda adalah nalar dan kesadaran dong.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))