Perbandingan Vinaya Theravada dan Mahayana
Saudara-saudaraku yang terkasih di dalam Dharma,
Marilah hari ini kita melakukan studi ilmiah apakah benar ada
perbedaaan atau penyimpangan vinaya di dalam Tradisi Theravada dan
Mahayana.
Marilah kita mulai pembahasan kita.
Vinaya-vinaya yang ada pada masing2 aliran adalah sebagai berikut:
THERAVADA MAHAYANA
4 Parajika 4 Parajika
13 Sanghadisesa 13 Sanghavasesa
2 Aniyata 2 Aniyata
30 Nissagiyapacittiya 30 Naihsargikaprayascittika
92 Pacittiya 90 Prayascitta
4 Patidesaniya 4 Pratidesaniya
75 Sekhiyavatta 100 Siksakaraniya
7 Adhikarana Samatha 7 Adhykarana samadha
Total
Theravada (T) sejumlah 227 pasal
Mahayana (M) sejumlah 250 pasal
Mari kita bandingkan satu persatu.
a. 4 Parajika (Abrahmacarya, Adinandana, Panatipatta,
Uttarimanussadhamma/ Uttaramanusyadharmapralapad = berbohong/
menyombongkan pencapaian) adalah 100 persen sama pada T dan M [pasal
1 sampai 4]
b. 13 Sanghadisesa/ Sanghavasesa
Perbedaan hanya minor, misalnya:
-letak, pasal 6 dan 7 berbalikan letaknya pada Theravada (T) dan
Mahayana (M)
-nama ukuran pada pasal 10, pada T, satuan ukuran yang dipakan adalah
Sugata, sedangkan pada Mahayana disebut kheub.
-letak, pasal 12 dan 13 bertukaran letaknya pada T dan M
-pasal 14 dan 15 mengenai Bhikkhu/ Bhiksu yang memecah belah Sangha.
Pada T prosesnya dinasehati bila gagal diumumkan Kammavaca. Pada M
tidak menyebutkan mengenai Kammavaca. Tetapi intinya tetap sama yaitu
pelanggaran memecah belah Sangha.
Kesimpulan: Perbedaan amat sangat minor sekali dan tidak menyentuh
esensi ajaran, dapat dikatakan 98 persen sama.
c. 2 Aniyata [ps 18-19] - 100 persen sama
d. 30 Nissagiyapracittiya/ Naihsargikaprayascittika
Beda sedikit-sedikit, misalnya ps 21:
Theravada (T): "Jika seorang Bhikkhu terpisah dari jubah utamanya
selama 1 malam, kecuali telah memperoleh ijin dari Sangha, maka ia
melakukan Nissagiyapacittiya."
Mahayana (M): "Jika seorang Bhikshu tidur tanpa pakaian, walaupun
hanya satu malam kecuali telah diumumkan oleh Para Bhikshu atau
Sangha, bahwa pikirannya tidak waras, maka ia melakukan
Naihsargikaprayascittika."
Esensi keduanya sama:
Disiplin berpakaian termasuk sedang tidur. Seorang Bhikkhu/ Bhikshu
beda dengan manusia biasa/ umam awam, karena itu pada saat tidurpun
harus tetap berpakaian secara sopan.
Kesimpulan: Perbedaan hanya sangat sedikit, dapat dikatakan 98 persen
masih sama.
e. 92 Pacittiya/ 90 Prayascitta
Perbedaan hanya pada hal-hal yang amat minor:
1.Urutan
M = Mahayana, T = Theravada
M 127 = T 123
M 128 = T 124
M 129 = T 125
M 130 = T 132
M 131 = T 133
M 132 = T 134
M 133 = T 136
M 134 = T 137
M 136 = T 138
2.Yang tidak ada pada Mahayana
T 139 mengenai ukuran kain penutup luka, tidak ada Mahayana.
T 140 mengenai ukuran kain untuk mandi.
Kesimpulan vinaya yang ada pada Theravada inipun juga tidak merupakan
hal yang pokok, dengan pertimbangan.
1. Saat luka biarpun telah mengenakan kain pembalut yang sesuai
ukuran, maka belum tentu hal itu dapat membawa kita pada pencerahan.
2. Tidak bisa saat luka yang serius, kita harus mencari dan
mengunting dahulu kain dengan ukuran yang sesuai, bisa-bisa terburu
kehabisan darah, apalagi jika Bhikkhu yang luka menderita hemophilia.
Sang Buddhapun mengajarkan kita untuk fleksibel.
f. 4 Patidesaniya/ Pratidesaniya
Pada Theravada [ps 142 - 145]
Pada Mahayana [ps 140 - 143]
T 143 dan M 141 agak berbeda.
Pada T mengenai memindahkan makanan yang diperintahkan oleh seorang
Bhikhhuni.
Pada M mengenai menerima makanan dari Bhikkhuni.
Kesimpulan, karena dari 4 beda 1, maka dapat dikatakan 75 persen sama.
75 Sekhiyavatta/ 100 Siksakaraniya
Perbedaan minor, misalnya:
T 146 mengenai jubah dalam
M 144 mengenai jubah bawah
T 147 mengenai jubah luar
M 145 mengenai pakaian
Aturan-aturan yang tidak tercatat pada Theravada misalnya:
M 217 "Seorang Bhikshu harus belajar untuk tidak membuang air besar
atau kecil di bawah Upavasatha, Stupa, Caitya."
M 225 "Seorang Bhikshu harus belajar untuk tidak meludah, membuang
dahak, atau mengeluarkan air liur di bawah sebuah Upavasatha, Stupa,
atau Caitya."
M 226 "Seorang Bhikshu harus belajar untuk tidak meludah, membuang
dahak, ataupun mengeluarkan air liur di sebelah manapun dari
Upavasatha, Stupa, atau Caitya."
Peraturan2 tersebut erat hubungannya dengan kebersihan dan tidak
bertentangan dengan Ajaran Sang Buddha yang lainnya. Malahan
peraturan tersebut sangat positif di dalam menjaga kebersihan tempat
ibadah. Bayangkan apabila tempat ibadah kita kotor, dapatkah kita
beribadah dengan baik?
KESIMPULAN AKHIR:
VINAYA THERAVADA DAN MAHAYANA ADALAH SEBAGIAN BESAR SAMA DAN TIDAK
BERTENTANGAN. JADI KESIMPULAN THERAVADA DAN MAHAYANA ADALAH SATU
KESATUAN AJARAN SANG BUDDHA.
Karena itu survey membuktikan bahwa tuduhan adanya perbedaan antara
vinaya Theravada dan Mahayana adalah tidak berdasar dan asbun serta
tidak didukung oleh bukti tertulis yang cukup.
17 Oktober 2002.
Salam metta,
Tan