Pengembangan Buddhisme > DhammaCitta Press

project 5: otobiografi & maksim master chan han shan

(1/12) > >>

Hendra Susanto:
Penggalangan dana Oleh Dhammacitta Press untuk penerbitan buku yang berjudul:

Jejak Langkah

Gunung Absurd

Otobiografi & Maksim

Master Ch’an Han Shan

1546–1623

Diterjemahkan oleh: sobat_dharma
Spec

dimensi: A5 (14.8 cm X 21 cm)

tebal: 146 halaman

bahan sampul: Ivory 210 full color finishing doff

bahan isi: HVS 70gr.

warna: hitam-putih

tiras/oplah: 1000 buku (sesuai dana)

Perincian Biaya

cetak:
1000 buku = Rp 7000                    => Rp     7.000.000
pengiriman:  [at]  Rp 3000 X 1000 => Rp     3.000.000
total                                                => Rp    10.000.000


2000 buku = Rp 5250                             Rp    10.250.000
Pengiriman:  [at]  Rp 3000 X 2000         Rp     6.000.000
Total                                                    Rp   16.250.000

Kita cetak 1000 buku dengan total biaya yang dibutuhkan Rp 10.000.000 dan apabila dana terkumpul bisa mencapai Rp 16.250.000 kita cetak 2000 buku

Untuk membantu pendanaan proyek ini silahkan transfer ke:

Dhammacitta:
REKENING BCA – KCP Kebon Jeruk Raya
No rekening: 6560708091
a/n BENNY

dengan mencantumkan kode 002 diakhir nominal
cth: Rp 50.002

Laporan Pendanaan

Hendra Susanto:
RINGKASAN OTOBIOGRAFI & MAKSIM
MASTER CH’AN HAN SHAN
1546–1623

Master Ch’an Han Shan (1546–1623), atau Han Shan Te Ch'ing, adalah salah satu dari empat bhiksu besar era akhir Dinasti Ming. Selain itu, beliau dikenal sebagai praktisi Ch’an, cendekiawan dan sastrawan. Master Ch’an Shengyen (2002) menyebutnya sebagai, “contoh ideal Bodhisattva yang mengembangkan kebijaksanaan lewat meditasi, belajar, dan tindakan welas asih.”

Sejak berusia tujuh tahun Han Shan menyimpan pertanyaan tentang asal-usul dan tujuan hidup manusia. Pada usia sembilan tahun, beliau hidup membiara dan ditasbihkan sebagai bhiksu pada usia sembilan belas tahun. Dalam praktik meditasinya, beliau mencapai berbagai tingkat pencerahan beragam. Semua pengalaman pencerahan tersebut dituang dalam otobiografi beliau yang kiranya ditulis dengan maksud memberikan tuntunan pada praktisi Ch’an mendatang.

Mengikuti kecenderungan di jamannya, Master Ch’an Han Shan dikenal dengan sikapnya yang inklusif terhadap perbedaan aliran dalam Buddhisme di Tiongkok . Metodenya menggabungkan antara praktik Ch’an dengan aliran Tanah Murni dan Huayen. Beliau dikagumi karena sikapnya yang tegas dalam menjalankan sila-sila, selain karya-karya ulasannya tentang Ajaran Buddha yang banyak jumlahnya. Dikarenakan usahanya merenovasi dan mengaktifkan kembali Vihara Sesepuh Ch’an Ke enam Huineng d Caoji serta sejumlah vihara-vihara tua yang terbengkalai, beliau selalu dikenang jasa-jasanya, setelah wafat tubuh Han Shan yang tetap tidak rusak disemayamkan di Caoji bersama dengan tubuh Sesepuh Ch’an Ke enam Huineng. Hingga kini beliau selalu dikenang kembali sebagai salah seorang Mahaguru Ch’an oleh praktisi Ch’an setelahnya.

Hendra Susanto:





ini utk lembar dalam

* sorry salah file

sobat-dharma:
Judul di covernya masih salah bro, seharusnya "Jejak Langkah Gunung Absurd."

Indra:
Judulnya kurang komunikatif, dan MAKSIM apa gak sebaiknya diterjemahkan?

Navigation

[0] Message Index

[#] Next page

Go to full version