Topik Buddhisme > Diskusi Umum

Pembuktian dalam Buddhisme

(1/55) > >>

Kalyanadhammo:
Karena belum dipecah saya lanjut.  ;D ;D ;D

 [at] morpheus
Dhamma ada dimana2 dan dapat dilihat dari sekeliling kita.
Coba gunakan logika anda maka anda akan paham.
Saya rasa anda salah memahami penjelasan saya soal pukul balas pukul.
Oleh karena itu dengarkan baik2.
Jika anda memukul seseorang seseorang maka kemungkinan besar orang tersebut akan memukul anda kembali.
Jika anda menanam bibit jagung maka anda akan mendapatkan jagung.
Sama seperti karma jika anda menanam sesuatu maka itu yang akan anda terima. Bukan pada kejadian ini hal ini hukum karma dapat dilihat dengan jelas. Anda tidak perlu memikirkan hal yang terlalu rumit sampai karma masa lampau, dll kerena kita masih belum mampu untuk melihat.
Soal dewa ada atau bukan itu tidak penting. Saya juga tidak peduli dewa itu ada atau tidak.
Tapi yang saya dengar meditasi samatha dapat mempunyai kemampuan untuk melihat dewa.
Kalau soal katakan itu pada sains ya tentu saja katakan saja mereka pasti akan mencoba untuk membuktikannya.
Ingat ketika orang mengatakan aura itu ada, tenaga dalam itu ada dan thai chi dapat menyembuhkan penyakit.
Lalu apa yang dilakukan orang sains. Mereka mencari orang2 tersebut dan melakukan penelitian dan sekarang sudah ada foto krilian yang sudah dapat memfoto aura, mendeteksi gelombang energi panas dari tenaga dalam dan Thai Chi dapat dijelaskan kenapa dapat menyembuhkan. Jadi katakan saja pada mereka dan mereka pasti akan berusaha membuktikannya. Mungkin saja nanti ada yang anda katakan itu menjadi kenyataan ada yang namanya teropong dewa, dll. ;D ;D
Kalau soal dengan rajin berdoa yang rajin dan khusuk memang jadi lebih tenang tapi karena konsentrasi dan itu tidak membuktikan Tuhan.

Kalau soal buku sd, smp, smu kenapa tidak dimasukan itu ada coba baca buku agama.  ;D ;D ;D

Saya katakan bukan ilmiah tapi analisa.
Untuk itu diperlukannya otak dan keinginan untuk mengunakannya.
Mari kita bicarakan kembali soal Bumi itu bulat.
Pada pertama ilmuwan itu melihat gejala alam dan melakukan analisa.
Apa pada saat itu ada buku yang membahas tentang bumi itu bulat, ada bukti ilmiah dan ada thesis doktornya?
Pada saat itu tidak ada sama sekali yang membahas bumi itu bulat hanya hasil hipotesa.
Kemudian baru ada beberapa orang yang membuktikannya.
Jadi dalam keyakinan buddhis.
Mendengar sesuatu => Analisa (ingat untuk ini tidak butuh lab hanya otak) => Mulai Percaya => Pembuktian => Yakin.
Dalam agama samawi dan banyak buddhis aliran lain melakukan pemotongan dari mendengar sesuatu => Yakin.
Jika anda mempunyai masalah misalkan rumah tangga anda tentu tidak akan mencari dokumen, thesis atau buku sd, smp, dan smu anda akan berpikir kenapa itu terjadi dan bagaiman cara menyelesaikannya.

Kalau soal rebirth sudah ada yang melakukan testing di barat dan dalam kasus2 riponche itu ada pembuktiannya.
Kalau soal Nibana tergantung pengertian anda soal Nibana. Kalau anda maksud alam surga lain tentu tidak bisa di analisa dan dibuktikan. Tapi dalam Theravada Nibana dikatakan adalah kondisi dimana pikiran tidak melekat.
Jadi jika anda berpikir jika anda menganalisa jika anda tidak melekat pada barang yang anda miliki dan barang itu hilang apa anda akan menderita tentu jika anda analisa anda akan tau.


Saya rasa anda berasal dari aliran lain yang mempunyai kepercayaan tanpa melakukan analisa terlebih dahulu.

regards.

Sumedho:
Topik ini merupakan pecahan dari diskusi thread ini

http://www.dhammacitta.org/forum/index.php/topic,68.0.html

Silahkan dilanjutkan.

 _/\_

Kelana:

--- Quote from: morpheus on 12 July 2007, 05:07:56 PM ---
bang kalyana, apa yg anda sebutkan di atas bukan sesuatu yg bisa diterima secara ilmiah ataupun bisa disebut sebagai "bukti". apakah anda pikir dunia sains bisa menerima jawaban "bisa anda buktikan sendiri kalo anda meditasi samatha", "coba pukul, nanti balas dipukul", dsb. itu kan sama aja jawaban orang samawi, "tuhan bisa anda buktikan sendiri. coba kamu berdoa yg rajin dan khusuk" ;D

kalo pengen disebut sebagai "ilmiah" ataupun "bukti", ada kriterianya seperti bisa terukur di lingkungan yg dikontrol secara konsisten. apakah ada karma yg bisa diukur dengan alat2 ukur? apakah karma bisa diliat dengan melakukan beberapa langkah di lab? apakah deva bisa diliat dengan x-ray ataupun alat2 ukur lainnya? apakah tavatimsa terfoto dari teropong hubble?
…………..
sekali lagi saya gak memperdebatkan prinsip buddhis mengenai ehipassiko, gak ada paksaan untuk menerima, dll. point saya cuman bahwa teori2 dan doktrin2 di agama buddha itu gak bisa dikatakan ilmiah ataupun faktual. bahas dan katakan saja itu adalah filosofis atau teologis.

--- End quote ---

Membahas mengenai science, ilmiah, bukti dan sebagainya ada baiknya membaca ulasan dari Bhante Brahmavamso tentang Buddhism The only real science
http://www.budsas.org/ebud/ebdha264.htm atau
http://www.bhagavant.com/home.php?link=naskah_dhamma_article&n_id=96

morpheus:

--- Quote from: Kalyanadhammo on 13 July 2007, 08:54:12 AM ---Dhamma ada dimana2 dan dapat dilihat dari sekeliling kita.
Coba gunakan logika anda maka anda akan paham.
Saya rasa anda salah memahami penjelasan saya soal pukul balas pukul.
Oleh karena itu dengarkan baik2.
Jika anda memukul seseorang seseorang maka kemungkinan besar orang tersebut akan memukul anda kembali.
Jika anda menanam bibit jagung maka anda akan mendapatkan jagung.
Sama seperti karma jika anda menanam sesuatu maka itu yang akan anda terima. Bukan pada kejadian ini hal ini hukum karma dapat dilihat dengan jelas. Anda tidak perlu memikirkan hal yang terlalu rumit sampai karma masa lampau, dll kerena kita masih belum mampu untuk melihat.
Soal dewa ada atau bukan itu tidak penting. Saya juga tidak peduli dewa itu ada atau tidak.

--- End quote ---
bang kalyana, yg anda sebut sebagai "logika" di atas tidak lain adalah belief ;D

saya mengerti anda mencoba menerangkan dasar pemikiran buddhis dan prinsip ehipassiko, tapi sasaran dan point saya bukan lah itu. point saya adalah buddhis gak perlu mengaku bahwa agamanya itu ilmiah atau lebih masuk akal. di mata sains, agama buddha itu sami mawon dengan agama lain, alias gak terbukti secara ilmiah / sains. buddhisme menyediakan solusi untuk masalah2 batiniah, bukan menyediakan solusi2, dokumen2 ataupun tesis2 ilmiah.

sekali lagi saya bilang kalo emang hukum karma itu bisa di reproduksi secara konsisten di dalam lingkungan yg terkontrol, maka hukum karma udah masuk buku fisika / ipa anak2 smp ama sma. kan terobosan besar tuh kalo bisa dibuktikan secara ilmiah? kenyataannya gak kan?



--- Quote from: Kalyanadhammo ---Ingat ketika orang mengatakan aura itu ada, tenaga dalam itu ada dan thai chi dapat menyembuhkan penyakit.
Lalu apa yang dilakukan orang sains. Mereka mencari orang2 tersebut dan melakukan penelitian dan sekarang sudah ada foto krilian yang sudah dapat memfoto aura, mendeteksi gelombang energi panas dari tenaga dalam dan Thai Chi dapat dijelaskan kenapa dapat menyembuhkan. Jadi katakan saja pada mereka dan mereka pasti akan berusaha membuktikannya. Mungkin saja nanti ada yang anda katakan itu menjadi kenyataan ada yang namanya teropong dewa, dll. ;D ;D
--- End quote ---
foto aura yg ada dipasaran hanyalah simulasi komputer. foto kirlian sampai sekarang masih diperdebatkan apakah benar2 merekam aura ataukah hanya uap air dan listrik dari tubuh. saat ini posisi sains masih tidak menerima yg anda sebut sebagai "bukti" itu.

sekarang kembali ke buddhis. jadi apakah ada jurnal ilmiah yg membuktikan belief yg ada di agama buddha? ;D


--- Quote from: Kalyanadhammo ---Kalau soal dengan rajin berdoa yang rajin dan khusuk memang jadi lebih tenang tapi karena konsentrasi dan itu tidak membuktikan Tuhan.
--- End quote ---
anda betul, tapi demikian juga dengan "analisa" suatu musibah akibat karma. mungkin itu rasa bersalah, mungkin itu psikologis, mungkin kebetulan... tidak membuktikan adanya hukum karma. kita sebagai buddhis cuman percaya (bukan tahu) bahwa itu adalah hasil karma. apakah beda?


--- Quote from: Kalyanadhammo ---Saya katakan bukan ilmiah tapi analisa.
--- End quote ---
saya gak mengecam analisa anda. emang pernah saya mengecam atau menjelek2kan belief agama buddha? point saya adalah yg anda sebut sebagai analisa itu tidak diterima secara ilmiah dan tidak punya bukti secara ilmiah, karenanya gak perlu kita merasa lebih ilmiah ataupun lebih masuk akal daripada belief lain. itu aja.


--- Quote from: Kalyanadhammo ---Mari kita bicarakan kembali soal Bumi itu bulat.
Pada pertama ilmuwan itu melihat gejala alam dan melakukan analisa.
Apa pada saat itu ada buku yang membahas tentang bumi itu bulat, ada bukti ilmiah dan ada thesis doktornya?
--- End quote ---
ada dong. copernicus, kepler dan galileo mengeluarkan jurnal2 dan tulisan2 ilmiah mengenai bulatnya bumi dan heliocentris, ditambah catatan sejarah bikinan columbus, dan lain2nya. blom lagi alat2 ukur jaman sekarang sudah bisa membuktikan bumi bulat plus fotonya.

sekarang mari kembali ke belief agama buddha. apakah semua ada buktinya?


--- Quote from: Kalyanadhammo ---Mendengar sesuatu => Analisa (ingat untuk ini tidak butuh lab hanya otak) => Mulai Percaya => Pembuktian => Yakin.
Dalam agama samawi dan banyak buddhis aliran lain melakukan pemotongan dari mendengar sesuatu => Yakin.

--- End quote ---
sekali lagi, saya tidak mempermasalahkan prinsip ehipassiko ataupun cara berpikir buddhis.
jangan salah mengerti dengan point saya sejak awal.

bisakah saya simpulkan dari tulisan anda di atas bahwa sampai saat ini belief agama buddha cuman bisa dianalisa (alias dipikir2in sendiri). blom ada buktinya, karenanya blom bisa dikatakan ilmiah. tul gak? ;D

morpheus:

--- Quote from: Kelana on 13 July 2007, 09:58:46 AM ---Membahas mengenai science, ilmiah, bukti dan sebagainya ada baiknya membaca ulasan dari Bhante Brahmavamso tentang Buddhism The only real science
http://www.budsas.org/ebud/ebdha264.htm atau
http://www.bhagavant.com/home.php?link=naskah_dhamma_article&n_id=96

--- End quote ---
tentu saja saya ingat tulisan ajahn brahm  yg saya post sendiri di ffi beberapa tahun silam  ;)

tapi disini ajahn brahm bertolak dari anggapan bahwa kita tidak perlu pake belief2 yg tidak bisa dibuktikan. jadi kalo tavatimsa tidak bisa dibuktikan, maka gak perlu percaya bahkan perlu dichallange. saya bertolak dari prinsip yg sama. kalo memang itu tidak bisa dibuktikan, jangan malu2 menyebutnya sebagai belief, jangan pake kata2 ilmiah atau fakta.

Navigation

[0] Message Index

[#] Next page

Go to full version