//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sharing mengenai kenapa??  (Read 19964 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Sharing mengenai kenapa??
« on: 10 August 2007, 08:32:12 AM »
Saya ada sedikit sharing kepada rekan2.. mohon dibalas jika ada waktu
Pertanyaan ini sekedar bersifat intropeksi kedalam

Ketika kita di pertemukan filosopi dhamma ajaran buddha seperti daun, dan diungkapkan melalui perumpamaan : bagaikan daun yg digenggam buddha di tengah hutan dan masih ada daun lain di luar genggamannya

muncul beberapa pertanyaan :

1. Apakah benar yg dimaksud "daun lain diluar genggaman buddha" adalah agama lain dalam pengertian yg diungkapkan buddha waktu itu??
jika bukan mengapa pengertian itu dianggap itulah yg dimaksudkan buddha?? jika benar maka perntanyaan no.2 muncul

2. lalu mengapa buddha mengutus Bhikku YA. Yasa dan ratusan arahat untuk berpencar ke berbagai penjuru
untuk mengenalkan dhamma demi kebahagiaan mahluk lain?? bukan kah dhamma juga ada di luar ajaran buddha??

3. Kini seiring perkembangan zaman dan situasi.. perumpamaan daun tersebut menjadi berkenaan bahwa dhamma juga ada di agama lain..
jika demikian maka mengapa kita bersusah payah mendirikan sekolah budhist, melantik dhammadutta baru, mendirikan vihara??

4. Kemanakah tujuan kita belajar ajaran buddha?? apakah hanya mengembangkan bathin?? ataukah hanya mempertahankan kelangsungan ajaran buddha??
atau kita belajar untuk kebahagian diri sendiri?? atau juga kita belajar untuk kebahagian bersama dan mahluk lain??
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #1 on: 10 August 2007, 08:37:50 AM »
jawabannya ada di sutta itu sendiri ;D

Simsapa Sutta
The Simsapa Leaves

Once the Blessed One was staying at Kosambi in the simsapa forest. Then, picking up a few simsapa leaves with his hand, he asked the monks, "What do you think, monks: Which are more numerous, the few simsapa leaves in my hand or those overhead in the simsapa forest?"

"The leaves in the hand of the Blessed One are few in number, lord. Those overhead in the forest are far more numerous."

"In the same way, monks, those things that I have known with direct knowledge but have not taught are far more numerous [than what I have taught]. And why haven't I taught them? Because they are not connected with the goal, do not relate to the rudiments of the holy life, and do not lead to disenchantment, to dispassion, to cessation, to calm, to direct knowledge, to self-awakening, to Unbinding. That is why I have not taught them.

"And what have I taught? 'This is stress... This is the origination of stress... This is the cessation of stress... This is the path of practice leading to the cessation of stress': This is what I have taught. And why have I taught these things? Because they are connected with the goal, relate to the rudiments of the holy life, and lead to disenchantment, to dispassion, to cessation, to calm, to direct knowledge, to self-awakening, to Unbinding. This is why I have taught them.

"Therefore your duty is the contemplation, 'This is stress... This is the origination of stress... This is the cessation of stress.' Your duty is the contemplation, 'This is the path of practice leading to the cessation of stress.'"
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #2 on: 10 August 2007, 09:02:04 AM »
Samyutta Nikaya LVI.31

Pada suatu ketika, Sang Bhagava menetap di Kosambi, di hutan Simsapa. Lalu,
sambil memungut beberapa helai daun Simsapa dengan tangannya, beliau
bertanya kepada para bhikkhu, “Bagaimana kalian melihat ini, para bhikkhu?
Manakah yang lebih banyak, beberapa helai daun Simsapa di tanganku ini
ataukah semua daun Simsapa di dalam hutan ini?”

“Daun yang ada di tangan Sang Bhagava itu jumlahnya sedikit, Bhante. Daun
yang ada di hutan ini jauh lebih banyak.”

“Seperti itu pula, para bhikkhu, hal-hal yang aku ketahui secara langsung
tetapi tidak kuajarkan jauh lebih banyak [daripada hal-hal yang kuajarkan].
Dan mengapa itu tidak kuajarkan? Oleh karena hal-hal itu tidak berkaitan
dengan tujuan [hidup suci], tidak berhubungan dengan dasar-dasar hidup
suci, dan tidak membawa pada tanggalnya kelekatan, pada lenyapnya hawa
nafsu, pada pemadaman, pada keheningan, pada pengetahuan langsung, pada
kesadaran diri, pada terurainya belenggu. Itulah sebabnya hal-hal itu tidak
kuajarkan.
“Dan apakah yang kuajarkan? ‘Inilah dukkha; inilah sebab musabab dukkha;
inilah lenyapnya dukkha; inilah jalan praktek menuju lenyapnya dukkha.’
Itulah yang kuajarkan. Dan mengapa hal-hal itu kuajarkan? Oleh karena
hal-hal itu berkaitan dengan tujuan [hidup suci], berhubungan dengan
dasar-dasar hidup suci, dan membawa pada tanggalnya kelekatan, pada
lenyapnya hawa nafsu, pada pemadaman, pada keheningan, pada pengetahuan
langsung, pada kesadaran diri, pada terurainya belenggu. Itulah sebabnya
hal-hal itu kuajarkan.”
“Oleh karena itu tugas kalian adalah merenungkan, ‘Inilah dukkha; inilah
sebab musabab dukkha; inilah lenyapnya dukkha; inilah jalan praktek menuju
lenyapnya dukkha.’ “


Jika demikian lalu apakah berarti kita menerima pemahaman agama lain sebagai dhamma?? mampukah kita membedakan dhamma di tempat agama lain?? dan apakah kita tidak perlu memperkenalkan dhamma kepada mahluk lain??
« Last Edit: 10 August 2007, 09:06:06 AM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #3 on: 10 August 2007, 09:12:52 AM »
Kalau sudah bahas tentang membedakan dhamma, rujukannya gotami sutta

I have heard that at one time the Blessed One was staying at Vesali, in the Peaked Roof Hall in the Great Forest.

Then Mahapajapati Gotami went to the Blessed One and, on arrival, having bowed down to him, stood to one side. As she was standing there she said to him: "It would be good, lord, if the Blessed One would teach me the Dhamma in brief such that, having heard the Dhamma from the Blessed One, I might dwell alone, secluded, heedful, ardent, & resolute."

"Gotami, the qualities of which you may know, 'These qualities lead to passion, not to dispassion; to being fettered, not to being unfettered; to accumulating, not to shedding; to self-aggrandizement, not to modesty; to discontent, not to contentment; to entanglement, not to seclusion; to laziness, not to aroused persistence; to being burdensome, not to being unburdensome': You may definitely hold, 'This is not the Dhamma, this is not the Vinaya, this is not the Teacher's instruction.'

"As for the qualities of which you may know, 'These qualities lead to dispassion, not to passion; to being unfettered, not to being fettered; to shedding, not to accumulating; to modesty, not to self-aggrandizement; to contentment, not to discontent; to seclusion, not to entanglement; to aroused persistence, not to laziness; to being unburdensome, not to being burdensome': You may definitely hold, 'This is the Dhamma, this is the Vinaya, this is the Teacher's instruction.'"

That is what the Blessed One said. Gratified, Mahapajapati Gotami delighted at his words.
« Last Edit: 10 August 2007, 09:34:56 AM by Sumedho »
There is no place like 127.0.0.1

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #4 on: 10 August 2007, 09:28:04 AM »
saya pikir, dhamma tidaklah memiliki label ataupun patent...

semua orang boleh menikmati rembulan dan semua telunjuk yg mengarah kepada rembulan yg sama (sesuai dengan gotami sutta di atas), bolehlah disebut dhamma...

rembulan bukanlah milik agama buddha, bukan milik theravada, bukan milik mahayana, bukan milik tibetan, bukan milik zen...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #5 on: 10 August 2007, 10:19:21 AM »
saya pikir, dhamma tidaklah memiliki label ataupun patent...

semua orang boleh menikmati rembulan dan semua telunjuk yg mengarah kepada rembulan yg sama (sesuai dengan gotami sutta di atas), bolehlah disebut dhamma...

rembulan bukanlah milik agama buddha, bukan milik theravada, bukan milik mahayana, bukan milik tibetan, bukan milik zen...


Lalu ketika bergantung pada mujikzat/bergantung pada hal-hal gaib juga apakah itu termasuk dhamma?? jika memang dhamma mengapa buddha mengajarkan muridnya tentang pandangan benar,pencaharian benar, bicara benar??
« Last Edit: 10 August 2007, 10:28:27 AM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #6 on: 10 August 2007, 11:03:27 AM »
apakah bergantung pada hal2 gaib/mukjijat itu (baca gotami sutta di atas) menambah kemelekatan, membelenggu, menambah ketidakpuasan, membawa kemalasan (batin) dan membebani batin? kalo jawabannya "ya", berarti telunjuk yg ini menunjuk lampu neon di seberang jalan, bukan menunjuk ke rembulan yg sama...

yg saya maksudkan adalah kalo memang ada telunjuk yg menunjuk ke arah rembulan yg sama, maka itu bisa dikatakan dhamma... kalo menunjuk ke lampu neon mah itu bukan dhamma...

tau darimana itu rembulan atau lampu neon atau lampu pijar?
liat gotami sutta di atas...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #7 on: 10 August 2007, 11:16:47 AM »
apakah bergantung pada hal2 gaib/mukjijat itu (baca gotami sutta di atas) menambah kemelekatan, membelenggu, menambah ketidakpuasan, membawa kemalasan (batin) dan membebani batin? kalo jawabannya "ya", berarti telunjuk yg ini menunjuk lampu neon di seberang jalan, bukan menunjuk ke rembulan yg sama...

yg saya maksudkan adalah kalo memang ada telunjuk yg menunjuk ke arah rembulan yg sama, maka itu bisa dikatakan dhamma... kalo menunjuk ke lampu neon mah itu bukan dhamma...

tau darimana itu rembulan atau lampu neon atau lampu pijar?
liat gotami sutta di atas...

 :) dengan demikian tidak mutlak bahwa daun lain selain genggaman buddha di hutan adalah sama yg dimaksudkan buddha dalam artian dhamma ??
« Last Edit: 10 August 2007, 11:23:24 AM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #8 on: 10 August 2007, 11:32:15 AM »
di simsapa sutta jelas buddha mengatakan bahwa daun yg ada di luar genggamannya tidak membebaskan dan tidak membawa pencerahan...

yg pengen saya sampaikan di sini adalah jangan sampai kita terikat pada label. bisa saja ada ajaran di luar yg bukan berlabel buddhisme tapi berisikan daun yg sama dengan daun yg ada digenggaman buddha...

bahkan pada ajaran yg berlabel "agama buddha"pun kita harus mengkritisinya dengan sikap yg sama. apakah ajaran yg berlabel "agama buddha" itu membebaskan atau membebani, melepaskan atau mengumpulkan, memberikan rasa puas atau ketidakpuasan, memerdekakan atau membelenggu...

sekali lagi, dhamma tidak berlabel... analisalah dengan jernih...

ragu pangkal cerah!
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #9 on: 10 August 2007, 11:37:32 AM »
di simsapa sutta jelas buddha mengatakan bahwa daun yg ada di luar genggamannya tidak membebaskan dan tidak membawa pencerahan...

yg pengen saya sampaikan di sini adalah jangan sampai kita terikat pada label. bisa saja ada ajaran di luar yg bukan berlabel buddhisme tapi berisikan daun yg sama dengan daun yg ada digenggaman buddha...

bahkan pada ajaran yg berlabel "agama buddha"pun kita harus mengkritisinya dengan sikap yg sama. apakah ajaran yg berlabel "agama buddha" itu membebaskan atau membebani, melepaskan atau mengumpulkan, memberikan rasa puas atau ketidakpuasan, memerdekakan atau membelenggu...

sekali lagi, dhamma tidak berlabel... analisalah dengan jernih...

ragu pangkal cerah!

Benar dhamma tidak memiliki label terlebih "Agama" hanya dalam sharing ini saya mencoba membawa realita bahwa tidak semua daun bisa dikatakan sama dengan apa yg dimaksudkan buddha.. jadi berharap bijak dalam memilah dan memahami apa yg dimaksud dhamma  :)
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #10 on: 10 August 2007, 11:38:37 AM »
setuju bang ;D
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #11 on: 10 August 2007, 11:43:22 AM »
setuju bang ;D

hmm.. kayaknya kampanye cagub jakarta udah lewat deh  ;D
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #12 on: 24 August 2007, 08:16:17 AM »
Saya ada sedikit sharing kepada rekan2.. mohon dibalas jika ada waktu
Pertanyaan ini sekedar bersifat intropeksi kedalam

Ketika kita di pertemukan filosopi dhamma ajaran buddha seperti daun, dan diungkapkan melalui perumpamaan : bagaikan daun yg digenggam buddha di tengah hutan dan masih ada daun lain di luar genggamannya

muncul beberapa pertanyaan :

1. Apakah benar yg dimaksud "daun lain diluar genggaman buddha" adalah agama lain dalam pengertian yg diungkapkan buddha waktu itu??
jika bukan mengapa pengertian itu dianggap itulah yg dimaksudkan buddha?? jika benar maka perntanyaan no.2 muncul

2. lalu mengapa buddha mengutus Bhikku YA. Yasa dan ratusan arahat untuk berpencar ke berbagai penjuru
untuk mengenalkan dhamma demi kebahagiaan mahluk lain?? bukan kah dhamma juga ada di luar ajaran buddha??

3. Kini seiring perkembangan zaman dan situasi.. perumpamaan daun tersebut menjadi berkenaan bahwa dhamma juga ada di agama lain..
jika demikian maka mengapa kita bersusah payah mendirikan sekolah budhist, melantik dhammadutta baru, mendirikan vihara??

4. Kemanakah tujuan kita belajar ajaran buddha?? apakah hanya mengembangkan bathin?? ataukah hanya mempertahankan kelangsungan ajaran buddha??
atau kita belajar untuk kebahagian diri sendiri?? atau juga kita belajar untuk kebahagian bersama dan mahluk lain??

"1. Apakah benar yg dimaksud "daun lain diluar genggaman buddha" adalah agama lain dalam pengertian yg diungkapkan buddha waktu itu??---Bisa Iya, bisa Tidak.

"2. ... bukan kah dhamma juga ada di luar ajaran buddha??"---Benar.  Tetapi hanya di Buddhism saja, kita bisa menemukan 4 Noble Truth.

"3. Kini seiring perkembangan zaman dan situasi.. perumpamaan daun tersebut menjadi berkenaan bahwa dhamma juga ada di agama lain..
jika demikian maka mengapa kita bersusah payah mendirikan sekolah budhist, melantik dhammadutta baru, mendirikan vihara??"----Anda umat Buddha, bukan?

"4. Kemanakah tujuan kita belajar ajaran buddha??"---Tergantung kamu tujuannya kemana?

"apakah hanya mengembangkan bathin??"---Bisa juga.

"ataukah hanya mempertahankan kelangsungan ajaran buddha??"---Bisa juga.

"atau kita belajar untuk kebahagian diri sendiri??"---Bisa juga.

"atau juga kita belajar untuk kebahagian bersama dan mahluk lain??"---Bisa juga

Pilih sendiri deh...

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #13 on: 27 August 2007, 09:16:09 AM »
"1. Apakah benar yg dimaksud "daun lain diluar genggaman buddha" adalah agama lain dalam pengertian yg diungkapkan buddha waktu itu??---Bisa Iya, bisa Tidak.

"2. ... bukan kah dhamma juga ada di luar ajaran buddha??"---Benar.  Tetapi hanya di Buddhism saja, kita bisa menemukan 4 Noble Truth.

"3. Kini seiring perkembangan zaman dan situasi.. perumpamaan daun tersebut menjadi berkenaan bahwa dhamma juga ada di agama lain..
jika demikian maka mengapa kita bersusah payah mendirikan sekolah budhist, melantik dhammadutta baru, mendirikan vihara??"----Anda umat Buddha, bukan?

"4. Kemanakah tujuan kita belajar ajaran buddha??"---Tergantung kamu tujuannya kemana?

"apakah hanya mengembangkan bathin??"---Bisa juga.

"ataukah hanya mempertahankan kelangsungan ajaran buddha??"---Bisa juga.

"atau kita belajar untuk kebahagian diri sendiri??"---Bisa juga.

"atau juga kita belajar untuk kebahagian bersama dan mahluk lain??"---Bisa juga

Pilih sendiri deh...

Jika demikian bhante sebagai umat buddha perlu kita bersusah payah mendirikan sekolah budhist, melantik dhammadutta baru, mendirikan vihara..

Dari pilihan jawaban 4 yaitu semua bisa.. hanya saja bukankah lebih bijak jika kita memadukan semua tujuan tersebut dengan seimbang??

Pertanyaan ini saya lontarkan karena saya pribadi melihat beberapa misi dhammadutta di indonesia kurang memiliki misi dan visi yg jelas.. pernah juga mendenger beberapa dhammadutta dengan mudah mengatakan dhamma ada di agama lain jadi pindah tidak masalah.. tapi sayangnya kurang menjelaskan dhamma yg dimaksud itu apa.. apakah menggantungkan diri pada satu mahluk yg tak nampak itu merupakan dhamma yg baik yg belum diajarkan buddha?? apakah mengharapkan dan menggantungkan diri dengan keajaiban-keajaiban itu juga termasuk dhamma yg baik yg belum diajarkan buddha??

Ada sedikit ganjalan untuk kondisi di indonesia ini.. umat buddha suatu saat nanti akan sulit membangun tempat ibadahnya jika umatnya makin lama makin berkurang. Dari sudut pengumpulan dana pun untuk kelangsungan tempat ibadah akan semakin bertambah berat jika umat berkurang.. dan jika vihara sudah sulit ditemukan maka umat buddha pun semakin jarang mendengarkan dhamma yg baik.. terlebih mempraktekannya

Setidaknya kita (dalam posisi bukan sangha) bisa melihat kedua sisi berbeda dan mampu memadukannya dengan seimbang yaitu :
- sisi kelangsungan hidup
- sisi spiritual

Itu sedikit buah pikiran saya bhante  _/\_
« Last Edit: 27 August 2007, 12:05:15 PM by Radi_muliawan »
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: Sharing mengenai kenapa??
« Reply #14 on: 27 August 2007, 08:34:07 PM »
Radi:

"Jika demikian bhante sebagai umat buddha perlu kita bersusah payah mendirikan sekolah budhist, melantik dhammadutta baru, mendirikan vihara.."---Tergantung keadaan yah...liat sikon juga sih.

"Dari pilihan jawaban 4 yaitu semua bisa.. hanya saja bukankah lebih bijak jika kita memadukan semua tujuan tersebut dengan seimbang??"---Ya, benar.

"Pertanyaan ini saya lontarkan karena saya pribadi melihat beberapa misi dhammadutta di indonesia kurang memiliki misi dan visi yg jelas.."---saya juga melihatnya begitu. 

"pernah juga mendenger beberapa dhammadutta dengan mudah mengatakan dhamma ada di agama lain jadi pindah tidak masalah.. tapi sayangnya kurang menjelaskan dhamma yg dimaksud itu apa.. apakah menggantungkan diri pada satu mahluk yg tak nampak itu merupakan dhamma yg baik yg belum diajarkan buddha?? apakah mengharapkan dan menggantungkan diri dengan keajaiban-keajaiban itu juga termasuk dhamma yg baik yg belum diajarkan buddha??"---Ya tentunya maksud dia adalah, pasti ada Kebenaran juga di agama lain juga, gitu.

"Ada sedikit ganjalan untuk kondisi di indonesia ini.. umat buddha suatu saat nanti akan sulit membangun tempat ibadahnya jika umatnya makin lama makin berkurang. Dari sudut pengumpulan dana pun untuk kelangsungan tempat ibadah akan semakin bertambah berat jika umat berkurang.. dan jika vihara sudah sulit ditemukan maka umat buddha pun semakin jarang mendengarkan dhamma yg baik.. terlebih mempraktekannya"---Saya sendiri belum menemukan jawaban untuk masalah ini (masalah semua umat buddha di Indo).  Blum bisa jawab yang ini.

"Setidaknya kita (dalam posisi bukan sangha) bisa melihat kedua sisi berbeda dan mampu memadukannya dengan seimbang yaitu :
- sisi kelangsungan hidup
- sisi spiritual"---Ya ya...benar. 

"Itu sedikit buah pikiran saya bhante"---mungkin kita perlu ketemuan untuk ngobrol hal ini.  Kita punya pemikiran yang sama, cuma saya blum menemukan solusinya.

 

anything