//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Jhana dan tingkat kesucian  (Read 32770 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Jhana dan tingkat kesucian
« on: 14 July 2007, 12:31:59 PM »
saya mau tanya neh, apakah jhana itu dapat di capai setiap orang ? apakah harus ada bakat dari kehidupan sebelumnya ? jika ya, mengapa demikian ? berarti tidak semua orang dapat mencapai jhana dalam kehidupannya yg sedang berjalan ?

bagaimana dengan tingkat2 kesucian, apakah dapat di capai setiap orang ? apakah diperlukan bakat jg ? jika ya, mengapa demikian ? berarti tidak semua orang dapat mencapai kesucian dalam kehidupannya yg sedang berjalan ?

mohon pencerahannya  ^:)^

saya pernah bermeditasi sendiri-an (malam hari) disalah satu vihara tua (bangunan kayu, tapi sekarang dah dibongkar) lagi tenang2 nya, tiba2 ada angin kencang (pintu dhammasala mengarah keluar/halaman terbuka), ada suara orang melangkah kemudian duduk (lantai vihara berupa papan kayu), disitu dah buyar meditasinya mungkin karena penasaran saya membuka mata dan melihat ke sekeliling dhammasala (dilantai 2, lampu dimatikan, cuma tersisah lampu di altar), tidak ada 1 pun manusia... ??? mungkin cuma rasa takut saya yg berlebihan karena sendirian divihara (maklum vihara nya sepi dan dah tua), tapi beberapa kali kejadian seperti itu terjadi lagi. pernah saya ditemani (3-4 orang) bermeditasi di vihara tersebut dan ada beberapa orang yg merasakan apa yg saya rasakan. apakah ini cuma ilusi/perasaan takut yg terbawa ? atau meditasi nya kurang konsen ?  ;D

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #1 on: 14 July 2007, 12:53:06 PM »
Soal Jhana, katanya ada orang yang tidak bisa mencapai jhana pada kehidupan itu karena kondisinya tidak memungkinkan (buah kamma lampau).

Katanya sih tingkat kesucian bisa dicapai siapa saja, yah mungkin hanya yang terendah (sotapana).

Tentang pegalaman meditasi, kalau ada 3-4 orang merasakan yang sama mah bukan ilusi lagi. Masa ilusi bisa bareng-barengan.

Saya juga pernah waktu itu berlibur di puncak, pas siang hari suasana tenang, saya bermeditasi dengan tenang di lantai 2, yah cukup lama. Sesaat sebelum meditasi selesai, terdengar ada seseorang masuk lalu benda-benda disana terdengar tergeser (plastik) lalu seperti berbicara sepotong2x/bergumam2x. Pada waktu masih tetap memperhatikan nafas tetapi bunyi latar itu tetap terdengar jelas. Tiba-tiba hilang sendiri. Lalu ada saudara yang naik (terdengar langkah di tangga). Disaat itu baru saya selesai bermeditasi.
Oh oh siapa dia ?  ???
There is no place like 127.0.0.1

Offline langitbiru

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 547
  • Reputasi: 23
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #2 on: 14 July 2007, 01:21:14 PM »
hayo loh.. ada yg mo menemani tuh ^-^

btw.. pertanyaan ama cerita bawahnya agak ga nyambung ya?
yg atas soal jhana n kesucian, yg bawah ttg kemungkinan adanya ilusi ato malah kehadiran mahkluk lain  ?  ::)*who know?*

ato mnrt dhannutono, "bertemu" dgn mahkluk lain termasuk dr hasil jhana?
oni... kao titi bobo... gigi...

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #3 on: 14 July 2007, 01:33:03 PM »

"bertemu" dgn mahkluk lain termasuk dr hasil jhana?   :)) ini jhana berapa ya ? jhana nol, kali  ;D

pertanyaan ama cerita emang agak ga nyambung  ;D karena awalnya sih topik ini kelanjutan dari topik "Pengalaman meditasi yang unik" tadi sih ku reply aja, karena ada pembicaraan mengenai pencapaian jhana dan pembicaraan mengenai pengalaman unik selama meditasi, aneh jg sih tiba2 koq jd topic baru ? (apa di pindahkan oleh moderator ya  ^-^)

sebenarnya saya cuma ingin mengetahui pendapat rekan-rekan disini mengenai pencapaian jhana dan tingkat kesucian yg dapat dicapai seseorang. dibagian bawah saya menceritakan salah satu pengalaman unik saya ketika bermeditasi di vihara tua (terlihat dari bangunannya) dan sepi (vihara jarang digunakan, cuma satpam yg jaga pagar, lampu vihara jg tidak terang)...

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #4 on: 09 October 2007, 03:33:09 AM »
Bisa Melihat, Mendengar, Menyelami juga termasuk Efek samping Jhana (Iddhi)

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #5 on: 12 December 2007, 06:40:18 PM »
Halo bro kemenyan ,ketemu lagi nih kita...


Kalo ketemu makhluk halus,dengar atau yg lainnya,kebetulan frekwensi kita lagi pas dengan dimensi dia. Nah kalo yg latihan meditasi sering, biasanya lebih gampang nyambung. _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #6 on: 12 December 2007, 09:09:40 PM »
Quote
Katanya sih tingkat kesucian bisa dicapai siapa saja, yah mungkin hanya yang terendah (sotapana).

Tidak juga, mereka yang melakukan minimal salah satu dari 5 karma buruk terberat otomatis tidak bisa, mereka yang melakukan perbuatan buruk terhadap ariya juga tidak bisa (tapi kalau sudah minta maaf bisa), ada juga yang dilahirkan kondisi yang tidak memungkinkan : dilahirkan sebagai binatang, peta, dengan pandangan salah (micchaditthika), seseorang yang mengaku-aku sebagai Bhikkhu/Bhikkhuni tanpa prosedur yang benar, seorang Bhikkhu/Bhikkhuni yang berlindung pada non-Buddhist tanpa melepas jubah terlebih dahulu, seseorang yang telah memperkosa seorang Bhikkhuni, seorang Bhikkhu/Bhikkhuni yang melanggar salah satu dari 13 peraturan Sanghadisesa dan belum dibersihkan dari pelanggarannya, seorang berumur kurang dari 7 tahun, 3 jenis dari 5 jenis pandaka, (yaitu orang yang dikebiri, orang yang lahir tanpa alat kelamin, pandaka pada bulan purnama, kalau gay/lesbian dan tukang intip kelihatannya masih bisa) dan hemaprodit. Mereka yang di atas tidak bisa mencapai Jhana, apalagi mencapai Sottapana.

Jangan salah paham, Buddha tidak mendiskriminasi siapapun, cuma dari sudut pandang Abbhidhamma, kalau orang yang terlahir dengan kecacatan (misalnya buta, dll) ada kemungkinan membawa karma buruk. Mengapa terlahir sebagai hemaprodit dibilang buruk? Di dunia yang patriarkinya besar ini tentu saja dianggap buruk. Kalau terlahir di dunia yang hemaprodit semua sih engga ya... Kenapa orang yang dikebiri tidak bisa, bukankah dia terlahir normal? Pada saat lahir memang normal, tapi ada buah karma yang menghancurkan kenormalannya itu. Tadinya bisa sampai jhana, terus karma buruknya berbuah, jadi tidak bisa mencapai minimal jhana.

Boddhisattva juga tidak bisa menjadi minimal Sottapana karena aspirasi mereka, bukan karena kurang kebijaksanaan. Sebenarnya salah satu syarat menjadi Boddhisattva adalah mampu menjadi Arahat pada saat beraspirasi, cuma karena aspirasinya itu maka kemampuan menjadi Arahat dipatahkan.

Kalau dari Abbhidhamma, hanya orang yang dilahirkan dengan 3 akar kebajikan (ketidakserakahan, ketidakbencian, dan kebijaksanaan) yang bisa mencapai minmal pencapaian jhana, dan mungkin sottapana.
« Last Edit: 12 December 2007, 09:26:57 PM by karuna_murti »
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #7 on: 13 December 2007, 02:29:24 PM »
Jangan salah paham, Buddha tidak mendiskriminasi siapapun, cuma dari sudut pandang Abbhidhamma, kalau orang yang terlahir dengan kecacatan (misalnya buta, dll) ada kemungkinan membawa karma buruk. Mengapa terlahir sebagai hemaprodit dibilang buruk? Di dunia yang patriarkinya besar ini tentu saja dianggap buruk. Kalau terlahir di dunia yang hemaprodit semua sih engga ya...

Di lihat dari 4 kondisi yg sulit diperoleh atau ditemui oleh para mahluk hidup.....
1. Sulit untuk tumimbal lahir sebagai manusia (Kiccho manussapatilabho)
2. Sulit untuk menjalani kehidupan manusia (Kiccham macanajivitam)
3. Sulit untuk berkesempatan memperoleh / mendengarkan  Dhamma yang benar (Kiccham saddhammasavanam)
4. Sulit kemunculan Samma Sambuddha (Kiccho Buddhanam uppado)
*(Khuddaka Nikaya, Dhammapada Gatha)

kalau orang yang terlahir dengan kecacatan (misalnya buta, dll)...orang ini masih beruntung lho....

 _/\_  :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #8 on: 13 December 2007, 02:43:44 PM »
Kalau dari Abbhidhamma, hanya orang yang dilahirkan dengan 3 akar kebajikan (ketidakserakahan, ketidakbencian, dan kebijaksanaan) yang bisa mencapai minmal pencapaian jhana, dan mungkin sottapana.

Kalau dari Abbhidhamma, hanya orang yang dilahirkan dengan 3 akar kebajikan (ketidakserakahan, ketidakbencian, dan kebijaksanaan)...---> maksudnya? Bisa tolong jelaskan... ^:)^

 _/\_  :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #9 on: 13 December 2007, 03:02:16 PM »
wah menarik nih...ditunggu penjelasannya
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #10 on: 13 December 2007, 03:08:32 PM »

Tidak juga, mereka yang melakukan minimal salah satu dari 5 karma buruk terberat otomatis tidak bisa, mereka yang melakukan perbuatan buruk terhadap ariya juga tidak bisa (tapi kalau sudah minta maaf bisa), ada juga yang dilahirkan kondisi yang tidak memungkinkan : dilahirkan sebagai binatang, peta, dengan pandangan salah (micchaditthika), seseorang yang mengaku-aku sebagai Bhikkhu/Bhikkhuni tanpa prosedur yang benar, seorang Bhikkhu/Bhikkhuni yang berlindung pada non-Buddhist tanpa melepas jubah terlebih dahulu, seseorang yang telah memperkosa seorang Bhikkhuni, seorang Bhikkhu/Bhikkhuni yang melanggar salah satu dari 13 peraturan Sanghadisesa dan belum dibersihkan dari pelanggarannya, seorang berumur kurang dari 7 tahun, 3 jenis dari 5 jenis pandaka, (yaitu orang yang dikebiri, orang yang lahir tanpa alat kelamin, pandaka pada bulan purnama, kalau gay/lesbian dan tukang intip kelihatannya masih bisa) dan hemaprodit. Mereka yang di atas tidak bisa mencapai Jhana, apalagi mencapai Sottapana.
Jadi tanpa jhana maka tidak bisa mencapai kesucian yah ? Di sutta-sutta banyak diceritakan, setelah mendengar kotbah lalu langsung mencapai sotapanna. Apakah ketika mereka ketika mendengar itu mencapai jhana ?  :-?

Quote
Kalau dari Abbhidhamma, hanya orang yang dilahirkan dengan 3 akar kebajikan (ketidakserakahan, ketidakbencian, dan kebijaksanaan) yang bisa mencapai minmal pencapaian jhana, dan mungkin sottapana.
Maksudnya dilahirkan dengan 3 akar kebajikan (alobha,adosa,amoha) seperti apa yah ?
Bukankah tanpa lobha dosa moha, meaning sudah arahat, dan tidak terlahir lagi ?
There is no place like 127.0.0.1

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #11 on: 13 December 2007, 03:15:16 PM »
Quote
Katanya sih tingkat kesucian bisa dicapai siapa saja, yah mungkin hanya yang terendah (sotapana).

Tidak juga, mereka yang melakukan minimal salah satu dari 5 karma buruk terberat otomatis tidak bisa, mereka yang melakukan perbuatan buruk terhadap ariya juga tidak bisa (tapi kalau sudah minta maaf bisa), ada juga yang dilahirkan kondisi yang tidak memungkinkan : dilahirkan sebagai binatang, peta, dengan pandangan salah (micchaditthika), seseorang yang mengaku-aku sebagai Bhikkhu/Bhikkhuni tanpa prosedur yang benar, seorang Bhikkhu/Bhikkhuni yang berlindung pada non-Buddhist tanpa melepas jubah terlebih dahulu, seseorang yang telah memperkosa seorang Bhikkhuni, seorang Bhikkhu/Bhikkhuni yang melanggar salah satu dari 13 peraturan Sanghadisesa dan belum dibersihkan dari pelanggarannya, seorang berumur kurang dari 7 tahun, 3 jenis dari 5 jenis pandaka, (yaitu orang yang dikebiri, orang yang lahir tanpa alat kelamin, pandaka pada bulan purnama, kalau gay/lesbian dan tukang intip kelihatannya masih bisa) dan hemaprodit. Mereka yang di atas tidak bisa mencapai Jhana, apalagi mencapai Sottapana.

Jangan salah paham, Buddha tidak mendiskriminasi siapapun, cuma dari sudut pandang Abbhidhamma, kalau orang yang terlahir dengan kecacatan (misalnya buta, dll) ada kemungkinan membawa karma buruk. Mengapa terlahir sebagai hemaprodit dibilang buruk? Di dunia yang patriarkinya besar ini tentu saja dianggap buruk. Kalau terlahir di dunia yang hemaprodit semua sih engga ya... Kenapa orang yang dikebiri tidak bisa, bukankah dia terlahir normal? Pada saat lahir memang normal, tapi ada buah karma yang menghancurkan kenormalannya itu. Tadinya bisa sampai jhana, terus karma buruknya berbuah, jadi tidak bisa mencapai minimal jhana.

Boddhisattva juga tidak bisa menjadi minimal Sottapana karena aspirasi mereka, bukan karena kurang kebijaksanaan. Sebenarnya salah satu syarat menjadi Boddhisattva adalah mampu menjadi Arahat pada saat beraspirasi, cuma karena aspirasinya itu maka kemampuan menjadi Arahat dipatahkan.

setuju dengan anda, bro........ tentunya ini berhubungan dengan trend batin positif yang sudah dipupuk sekian lama.....

Kalau dari Abbhidhamma, hanya orang yang dilahirkan dengan 3 akar kebajikan (ketidakserakahan, ketidakbencian, dan kebijaksanaan) yang bisa mencapai minmal pencapaian jhana, dan mungkin sottapana.

dear bro.....

sepertinya ada miskonsepsi disini yah.......... jika anda kembali ke citta dan cetasika, maka dapat dilihat bahwa sebenarnya setiap org punya akar kebajikan dan juga akar kejahatan.......

Org cacat seperti yang anda sebutkan diatas, juga PASTI punya akar kebaikan loh.......

Jadi relevansi dengan fisik yang cacat hanya pada kondisi batin mereka yang juga "cacat" sehingga menghalangi mereka untuk mencapai kesucian pada hidup SEKARANG, namun jika yg bersangkutan dapat membuat kamma baik yg luar biasa, tidak mustahil ia akan dapat mencapai jhana atau mungkin tingkat kesucian di masa yang akan datang

menarik sekali bahwa ada yang membahas ini dari sisi abhidhamma  ;)

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #12 on: 13 December 2007, 03:24:24 PM »

Tidak juga, mereka yang melakukan minimal salah satu dari 5 karma buruk terberat otomatis tidak bisa, mereka yang melakukan perbuatan buruk terhadap ariya juga tidak bisa (tapi kalau sudah minta maaf bisa), ada juga yang dilahirkan kondisi yang tidak memungkinkan : dilahirkan sebagai binatang, peta, dengan pandangan salah (micchaditthika), seseorang yang mengaku-aku sebagai Bhikkhu/Bhikkhuni tanpa prosedur yang benar, seorang Bhikkhu/Bhikkhuni yang berlindung pada non-Buddhist tanpa melepas jubah terlebih dahulu, seseorang yang telah memperkosa seorang Bhikkhuni, seorang Bhikkhu/Bhikkhuni yang melanggar salah satu dari 13 peraturan Sanghadisesa dan belum dibersihkan dari pelanggarannya, seorang berumur kurang dari 7 tahun, 3 jenis dari 5 jenis pandaka, (yaitu orang yang dikebiri, orang yang lahir tanpa alat kelamin, pandaka pada bulan purnama, kalau gay/lesbian dan tukang intip kelihatannya masih bisa) dan hemaprodit. Mereka yang di atas tidak bisa mencapai Jhana, apalagi mencapai Sottapana.
Jadi tanpa jhana maka tidak bisa mencapai kesucian yah ? Di sutta-sutta banyak diceritakan, setelah mendengar kotbah lalu langsung mencapai sotapanna. Apakah ketika mereka ketika mendengar itu mencapai jhana ?  :-?

dear sumedho,

gw  rasa yg dimaksud karuna adalah bahwa mencapai jhana aja udah ga bisa, apalagi mau mencapai kesucian...... tentunya ada org yg bs mencapai kesucian tanpa harus melalui jhana

Quote
Quote
Kalau dari Abbhidhamma, hanya orang yang dilahirkan dengan 3 akar kebajikan (ketidakserakahan, ketidakbencian, dan kebijaksanaan) yang bisa mencapai minmal pencapaian jhana, dan mungkin sottapana.
Maksudnya dilahirkan dengan 3 akar kebajikan (alobha,adosa,amoha) seperti apa yah ?
Bukankah tanpa lobha dosa moha, meaning sudah arahat, dan tidak terlahir lagi ?

awalnya ini jg yang terlintas di pikiran gw, bro......... tp abis diliat2, kekna bro karuna agak bingung dengan konsep terlahir sempurna dan konsep "tidak ada 3 akar kejahatan".......

tentunya setiap orang, bahwa bodhisatva atau Pangeran Siddharta sebelum jadi buddha gautama, masih mempunyai 3 akar kejahatan, yang dikikis pelan-pelan selama 4 asankheya kappa dan 100.000 kappa serta dicabut habis pada perjuangannya selama 6 tahun itu

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #13 on: 13 December 2007, 03:40:17 PM »
Quote
dear sumedho,

gw  rasa yg dimaksud karuna adalah bahwa mencapai jhana aja udah ga bisa, apalagi mau mencapai kesucian...... tentunya ada org yg bs mencapai kesucian tanpa harus melalui jhana
emang koq maksudnya itu ^-^
There is no place like 127.0.0.1

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #14 on: 13 December 2007, 03:47:33 PM »
Kalau dari Abbhidhamma, makhluk hidup diklasifikasikan sesuai dengan kesadaran kelahiran (birth conciousness), jadi yang dimaksud adalah orang yang pada saat tumimbal lahir bersekutu dengan ketiga akar kebajikan. Ada yang cuma 2, ada yang 1, dan ada yang kesadaran kelahirannya tidak bersekutu sama sekali dengan 3 akar kebajikan. Kalau menilik Abbhidhamma, hanya yang bersekutu dengan 3 akar kebajikan yang bisa mencapai pencapaian (jhanna atau magga dan phala). Jadi 3 akar lobha dosa moha bukannya tidak ada. Kelihatannya saya salah tulis...

Kalau di Sutta-Sutta Buddha pernah berkata jangan berharap dapat jhanna dalam kehidupan ini, apalagi kehidupan sebagai ariya, contohnya pada cerita saat Buddha berdiam di hutan ditemani gajah, ketika akan meninggalkan hutan Buddha berkata kepada gajah. Kelihatannya sih kalau jhana saja tidak bisa, apalagi jadi ariya.

Kalau deskripsi yang di atas, dari Milindapanha.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #15 on: 13 December 2007, 04:00:19 PM »
Eh, salah lagi, cuma ada tiga macam :

Ahetu-patisandhika : kesadaran kelahiran tidak disertai 3 akar kebajikan, kalau jadi manusia biasanya cacat : buta, tuli, cacat mental, dll.
Dvihetu-patisandhika : alobha dan adosa
Tihetu-patisandhika : cuma ditemui pada manusia dan makhluk2 surgawi

Terus, ada klasifikasi makhluk yang bertemu dengan sasana :
Ugghatitannu : yang bertemu langsung dengan Buddha, dan mampu mencapai ariya setelah diberitahu secara singkat
Vipancitannu : yang bertemu langsung dengan Buddha, dan mampu mencapai ariya setelah dibabarkan agak panjang
Neyya : yang perlu mempelajari ceramah dan pembabaran, dan berlatih 7 hari sampai 60 tahun secara giat dibawah bimbingan guru yang sesuai agar mencapai ariya
Padaparama : yang tidak bisa mencapai ariya dalam kehidupan ini, tapi bisa mencapai ariya pada kehidupan selanjutnya, dengan syarat mati pada saat meditasi samatha atau vipassana, dan terlahir kembali sebagai manusia atau dewa, asal sasana masih ada.

Nah, kalau padaparama ini karena ada karma yang menghalangi maka ia tidak bisa menjadi ariya dalam kehidupan sekarang.

Jaman sekarang cuma ada Neyya dan Padaparama, kalau mau jadi sottapana harus berlatih secara tekun bodhipakkhiya, yang meliputi satipatthana, usaha benar, dll. Padaparama bisa jadi sottapanna dalam kehidupan berikutnya.
« Last Edit: 13 December 2007, 04:41:31 PM by karuna_murti »
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #16 on: 13 December 2007, 04:21:07 PM »
Nah, kalau mau jadi arahat juga ada waktunya mengumpulkan parami:

Maha-savaka 10.000 kalpa : arahat yang unggul, misalnya unggul dalam vinaya, dalam memakai jubah, dll
Agga-savaka 1 kalpa yang tak terhitung, dan 100.000 kalpa : arahat yang terutama, yaitu Sariputta dan Mogallana
Paccekka Buddha 2 kalpa yang tak terhitung, dan 100.000 kalpa
Sammasambuddha 4 (Boddhisattvanya dominan dalam kebijaksanaan) atau 8 (Boddhisattvanya dominan dalam keyakinan) atau 16 (Boddhisattvanya dominan dalam semangat) kalpa yang tak terhitung dan 100.000 kalpa

itu jumlah minimum loh.
Kalau mau arahat biasa, ada yang bilang harus mengumpulkan parami dulu selama 1 atau 100 atau 1000 atau 10.000 kalpa, ada juga yang bilang arahat biasa tidak perlu waktu mengumpulkan parami.

Quote
tentunya setiap orang, bahwa bodhisatva atau Pangeran Siddharta sebelum jadi buddha gautama, masih mempunyai 3 akar kejahatan, yang dikikis pelan-pelan selama 4 asankheya kappa dan 100.000 kappa serta dicabut habis pada perjuangannya selama 6 tahun itu
Itu yang biasanya disebut orang karena mengacu pada jumlah minimum, tapi kenyataannya Buddha Gautama butuh waktu 20 asankheyakappa dan 300.000 kappa sejak waktu Buddha Dipankara
« Last Edit: 13 December 2007, 04:46:46 PM by karuna_murti »
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline asung

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: 3
  • Gender: Male
  • semoga anda berbahagia
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #17 on: 26 December 2007, 10:53:42 AM »
gw anak baru, jadi baca2 dl, disini byk sesepuhnya


Offline BlackDragon

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 154
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • *SADHAKA*
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #18 on: 28 February 2008, 07:24:13 PM »
Iya neh, karma baik bisa masuk forum DC ini.

Banyak masternya, jd ga usa repot2 cari bahan pelajaran. ^:)^ ^:)^ ^:)^

 _/\_
Hanya orang bodoh yg merasa dirinya cukup pintar.

Offline BlackDragon

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 154
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • *SADHAKA*
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #19 on: 28 February 2008, 07:29:55 PM »
Quote
Jadi tanpa jhana maka tidak bisa mencapai kesucian yah ? Di sutta-sutta banyak diceritakan, setelah mendengar kotbah lalu langsung mencapai sotapanna. Apakah ketika mereka ketika mendengar itu mencapai jhana ?   

Dari yg saya pernah baca seh, utk mencapai Sotapanna ga harus jhana yah.

Mohon bimbingan kalo salah. :-[

Hanya orang bodoh yg merasa dirinya cukup pintar.

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #20 on: 28 February 2008, 08:13:31 PM »

[/quote]

Dari yg saya pernah baca seh, utk mencapai Sotapanna ga harus jhana yah.

Mohon bimbingan kalo salah. :-[


[/quote]

betul banget.. gak harus jhana..
jhana biasanya lebih ke arah idhi2..
Samma Vayama

Offline asung

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: 3
  • Gender: Male
  • semoga anda berbahagia
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #21 on: 06 March 2008, 11:33:54 AM »
mo ty, kl dewa setelah abis masa nya dia lahir d alam manusia, bs kah dia memilih utk lahir dgn wujud cakep dan d keluarga kaya?

thx

Offline asung

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: 3
  • Gender: Male
  • semoga anda berbahagia
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #22 on: 06 March 2008, 11:40:59 AM »
 ^:)^  ^:)^  ^:)^

hormat buat yg tlh mencapai tingkat kesucian dan Jhana,

mohon sespuh kl liat saya kelak, tlg bantu dr kesusahan,

salam

Tian Sung

Offline J.W

  • Sebelumnya: Jinaraga, JW. Jinaraga
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.864
  • Reputasi: 103
  • Gender: Male
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #23 on: 16 March 2008, 10:50:03 AM »
Quote
Katanya sih tingkat kesucian bisa dicapai siapa saja, yah mungkin hanya yang terendah (sotapana).

Tidak juga, mereka yang melakukan minimal salah satu dari 5 karma buruk terberat otomatis tidak bisa, mereka yang melakukan perbuatan buruk terhadap ariya juga tidak bisa (tapi kalau sudah minta maaf bisa),
Yg dibold mksudnya gimana yah? Apakah ada istilah hapus "dosa" ??

seorang berumur kurang dari 7 tahun,
Why ????????

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #24 on: 22 March 2008, 06:44:19 PM »
Quote
Katanya sih tingkat kesucian bisa dicapai siapa saja, yah mungkin hanya yang terendah (sotapana).

Tidak juga, mereka yang melakukan minimal salah satu dari 5 karma buruk terberat otomatis tidak bisa, mereka yang melakukan perbuatan buruk terhadap ariya juga tidak bisa (tapi kalau sudah minta maaf bisa),
Yg dibold mksudnya gimana yah? Apakah ada istilah hapus "dosa" ??

Yg Ariya maksudnya yg telah mencapai tingkat kesucian, jadi kalo melakukan perbuatan buruk terhadap mereka masuk ke dalam 5 karma buruk terberat. kalo dimaafin, itu adalah efek sebab akibat saja, tidak ada istilah "hapus dosa"

seorang berumur kurang dari 7 tahun,
Why ????????


Secara fisik dan mental, mereka belum siap/dewasa dalam memahami Dhamma.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline J.W

  • Sebelumnya: Jinaraga, JW. Jinaraga
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.864
  • Reputasi: 103
  • Gender: Male
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #25 on: 24 March 2008, 03:43:00 PM »
seorang berumur kurang dari 7 tahun,
Why ????????
Quote
Secara fisik dan mental, mereka belum siap/dewasa dalam memahami Dhamma.

Warna merah : berarti dhamma hnya buat orang dewasa saja yah ??

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #26 on: 24 March 2008, 05:18:53 PM »
 [at]  atas

Anak2 bisa minimal 7 tahun. & 7 tahun emang org dewasa bro ;D :P
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #27 on: 24 March 2008, 09:53:43 PM »
dhamma memang menembus batas tp untuk membangkitkan anak 7 taon mengenal Dhamma dengan baik sptnya imposibble, butuh bimbingan...

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #28 on: 25 March 2008, 09:40:44 AM »
Itu bukan impossible untuk anak 7 tahun utk mengenal Dhamma, tetapi jarang kasusnya. Dalam jaman Sang Buddha ada seorang anak berumur 7 tahun telah mencapai tingakat Arahat, namanya YM. Sopaka.

bisa liat  http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,1515.0.html
 _/\_

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #29 on: 25 March 2008, 10:59:31 AM »
yo manussadaharako ūnakasattavassika : manusia anak-anak di bawah umur 7 tahun -> tidak bisa mencapai tingkat kesucian atau jhana, dan di vinaya untuk menahbiskan samanera/samaneri mereka minimal harus berumur 7 tahun

mengapa? seperti kebanyakan sebab akibat di Pali Kanon, tidak dijelaskan mengapa, tetapi hanya disebutkan karena begini maka begitu
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #30 on: 25 March 2008, 11:21:18 AM »
ariyānaṃ upavādakā -> agak susah terjemahannya, dulu saya menerjemahkan melakukan perbuatan buruk, tetapi bahasa inggrisnya reviler (yang menggunakan bahasa yang melecehkan/abusive language)

di Vissudhimagga dijelaskan : memiliki niat jahat terhadap suciwan, Buddha (Sammasambuddha), Pacekka Buddha, Murid-Murid (Ariya Sangha), perumah tangga yang sudah Sotapanna, mereka (si jahat) menggunakan bahasa yang melecehkan (abusive language) mereka (Para Suciwan) dengan tuduhan terburuk, mereka (si jahat) menolak kualitas spesial mereka (Para Suciwan), mereka (si jahat) melecehkan dan menolak (upbraid) mereka (Para Suciwan).

Hal tersebut termasuk akusala garuka kamma (kamma buruk yang berat) dengan buah langsung, dan merupakan rintangan ke alam bahagia dan Jalan.

Sepertinya hal tersebut berhubungan dengan pandangan salah, dan karenanya hal tersebut bisa dimaafkan, bukan maafnya yang menyebabkan rintangan tersebut hilang. Tetapi pandangan yang telah berubah menjadi benar.
Di Vinaya dilarang untuk tidak memaafkan, kecuali kalau seorang Bhikkhu mengetahui yang meminta maaf belum benar-benar menyadari kesalahannya.
Bagaimana kalau Para Suciwan tersebut telah Parinibanna?
Si pelaku harus pergi ke tempat di mana Suciwan tesebut Parinibanna, dan pergi sejauh ke tempat persemayaman (saya asumsikan tempat relik atau perabuan) dan harus meminta maaf di sana.

Masalahnya kalau cuma kata-kata, saya tidak akan menggunakan istilah melakukan perbuatan buruk. Di Yakkhapahāra Sutta (Ud. 39), ada seorang Yakkha memukul YM. Sariputta, karena dia (Yakkha) beranggapan bahwa dia memukul Bhikkhu biasa. Walaupun dia tidak mengetahui YM. Sariputta adalah seorang Suciwan, dia tetap masuk neraka.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline abhassara

  • Teman
  • **
  • Posts: 93
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #31 on: 20 December 2017, 12:10:11 PM »
saya mau tanya neh, apakah jhana itu dapat di capai setiap orang ? apakah harus ada bakat dari kehidupan sebelumnya ? jika ya, mengapa demikian ? berarti tidak semua orang dapat mencapai jhana dalam kehidupannya yg sedang berjalan ?

bagaimana dengan tingkat2 kesucian, apakah dapat di capai setiap orang ? apakah diperlukan bakat jg ? jika ya, mengapa demikian ? berarti tidak semua orang dapat mencapai kesucian dalam kehidupannya yg sedang berjalan ?

mohon pencerahannya  ^:)^

saya pernah bermeditasi sendiri-an (malam hari) disalah satu vihara tua (bangunan kayu, tapi sekarang dah dibongkar) lagi tenang2 nya, tiba2 ada angin kencang (pintu dhammasala mengarah keluar/halaman terbuka), ada suara orang melangkah kemudian duduk (lantai vihara berupa papan kayu), disitu dah buyar meditasinya mungkin karena penasaran saya membuka mata dan melihat ke sekeliling dhammasala (dilantai 2, lampu dimatikan, cuma tersisah lampu di altar), tidak ada 1 pun manusia... ??? mungkin cuma rasa takut saya yg berlebihan karena sendirian divihara (maklum vihara nya sepi dan dah tua), tapi beberapa kali kejadian seperti itu terjadi lagi. pernah saya ditemani (3-4 orang) bermeditasi di vihara tersebut dan ada beberapa orang yg merasakan apa yg saya rasakan. apakah ini cuma ilusi/perasaan takut yg terbawa ? atau meditasi nya kurang konsen ?  ;D
Kayak orang yang tidak punya keahlian melukis, diajari sampai tua pun, ia tidak akan pandai melukis, kecuali di kehidupan lampau ia pernah belajar melukis, kira-kira seperti itulah jika dalam banyak kehidupan lampau ia tidak mencapai jhana atau mandek dalam samadhi maka di kehidupan sekarang, ia mati-matian pun tidak dapat memenuhi absorpi satu objek dengan baik. Sebaliknya seorang yang memiliki bakat menggambar, diajari sedikit sudah mahir apalagi banyak, ia akan mahir melukis karena di kehidupan lampau ia telah belajar melukis, demikianlah di kehidupan sekarang jika ia meditasi ia mungkin akan mendapatkan absorpsi objek bahkan mungkin saja dalam waktu singkat ia mungkin akan mencapainya.
Kalau Ariyapuggala selama Jalan Mulia Berunsur Delapan masih ada, yaitu pandangan benar, kehendak benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar maka dunia ini tidak akan kosong dari pemasuk-arus, sakadagami, anagami, dan Arahat.
Jika Jalan Mulia Berunsur Delapan masih ada dengan sempurna maka di bumi ini di sini dan saat ini tidak mungkin tidak ada keempat ariyapuggala itu, jika dipraktekkan dengan sempurna, bukan sekadar hapal mati.
Tidak perlu takut menjadi pemasuk arus atau sakadagami karena jika memiliki jhana maka memiliki peluang mencapai nibbana akhir di rupaloka tanpa kembali ke alam kamaloka, yaitu sebagai jhananagamita = yang-tidak-kembali-jhana (Sotapanna atau sakadagami  yang mencapai nibbana akhir tanpa kembali ke alam kamaloka).

*Biasanya sotapanna dan sakadagami pemula, akan takut memasuki arah Nibbana, apalagi di bawah itu. Takut karena sebelumnya atau masih melekat sama dunia yang penuh dukkha ini. Salah satu alasannya, yaitu tidak mau meninggalkan duniawi karena masih dicengkram kehidupan rumah tangga dan cinta (kecintaan), kesenangan dan nafsu, dll.
Buddhisme awal = theravada, bukan sekte ekayana/buddhayana. Baca Mahavamsa dan Dipavamsa. Jangan biarkan sejarah terkubur. jangan biarkan fiksi buddhis menutup nonfiksi. tdk ada yg perlu disembunyikan. sadhu 3x
KBTI (keluarga Buddhayana Tsu chi indonesia). STI (Sangha Theravada Indonesia) #SaveSTI

Offline adiyanshah

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 13
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #32 on: 21 December 2017, 11:49:05 AM »
terkadang mungkin kita terlalu fokus pada end-goal nya ( pencapaian jhana) sehingga kita sering kali kemudian mempertanyakan " jhana itu bisa dicapai gak ya?" , " bisa gak seh saya raih jhana?"

jhana cuma merupakan kondisi bathin, yakni suatu kondisi bathin yg cukup terasing dari sensasi indera dan terbebas dari faktor yg tidak bermanfaat ( vivicceva kāmehi, vivicca akusalehi dhammehi) ...kondisi ini jauh lebih baik ketimbang kondisi bathin kita saat ini yg amat bergantung pada sensasi indera. karena itu kondisi ini dipuji oleh mereka yg bijaksana. tapi seperti segala sesuatu yg terkondisi, maka jhana pun tidak kekal - tidak akan memuaskan seutuhnya - dan tak layak di genggam sbg aku, milikku, diriku

karena jhana merupakan kondisi bathin, maka pencapaian nya akan bergantung seberapa besar effort dan usaha yang anda investasikan ke arah sana.semakin besar dan serius, tentu peluang anda semakin baik.

effort dalam hal apa? effort untuk menghilangkan / minimal meminimalisir hal-hal yg membuat bathin anda sibuk dgn sensasi indera dan penuh dengan faktor-faktor yang tak bermanfaat...scr umum biasa dikenal sbg panca nivarana

kunci nya adalah pengkondisian bathin dan effort 


Offline siapa

  • Teman
  • **
  • Posts: 69
  • Reputasi: -2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Jhana dan tingkat kesucian
« Reply #33 on: 30 January 2018, 01:05:11 PM »
saya mau tanya neh, apakah jhana itu dapat di capai setiap orang ? apakah harus ada bakat dari kehidupan sebelumnya ? jika ya, mengapa demikian ? berarti tidak semua orang dapat mencapai jhana dalam kehidupannya yg sedang berjalan ?

bagaimana dengan tingkat2 kesucian, apakah dapat di capai setiap orang ? apakah diperlukan bakat jg ? jika ya, mengapa demikian ? berarti tidak semua orang dapat mencapai kesucian dalam kehidupannya yg sedang berjalan ?

mohon pencerahannya  ^:)^

saya pernah bermeditasi sendiri-an (malam hari) disalah satu vihara tua (bangunan kayu, tapi sekarang dah dibongkar) lagi tenang2 nya, tiba2 ada angin kencang (pintu dhammasala mengarah keluar/halaman terbuka), ada suara orang melangkah kemudian duduk (lantai vihara berupa papan kayu), disitu dah buyar meditasinya mungkin karena penasaran saya membuka mata dan melihat ke sekeliling dhammasala (dilantai 2, lampu dimatikan, cuma tersisah lampu di altar), tidak ada 1 pun manusia... ??? mungkin cuma rasa takut saya yg berlebihan karena sendirian divihara (maklum vihara nya sepi dan dah tua), tapi beberapa kali kejadian seperti itu terjadi lagi. pernah saya ditemani (3-4 orang) bermeditasi di vihara tersebut dan ada beberapa orang yg merasakan apa yg saya rasakan. apakah ini cuma ilusi/perasaan takut yg terbawa ? atau meditasi nya kurang konsen ?  ;D

Jhana tidak mungkin dan tidak akan bisa DICAPAI oleh setiap ORANG !!!!

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
meditasi Buddhist....2 jenis itu....
« Reply #34 on: 16 February 2018, 06:34:36 AM »
Dua jenis meditasi dalam agama buddha
Agama buddha mengenal 2 ( dua )  macam meditasi ( bhavana ) :

1. Samatha bhavana adalah meditasi untuk mendapatkan ketenangan batin. Dengan melaksanakan samatha bhavana, rintangan-rintangan batin tidak dapat dilenyapkan secara menyeluruh. Jadi kekotoran batin hanya dapat diendapkan, seperti batu besar yang menekan rumput hingga tertidur ditanah. Dengan demikian, samatha bhavana hanya dapat mencapai tingkat-tingkat konsentrasi yang disebut jhana dan mencapai berbagai kekuatan batin. Ada 5 tingkatan jhana yaitu :

A. Jhana pertama :
~ vitaka - usaha dalam tingkat permulaan untuk memegang obyek.
~ vicara - pikiran yang berhasil memegang obyek dengan kuat.
~ piti - kegiuran.
~ sukha - kebahagiaan.
~ ekaggata - pemusatan pikiran yang kuat.

B. Jhana kedua :
~ vicara, piti, sukha, ekaggata.

C. Jhana ketiga :
~ piti, sukha, ekaggata.

D. Jhana keempat :
~ sukha, ekaggata.

E. Jhana kelima :
~ ekaggata dan keseimbangan batin.

Sesungguhnya pikiran yang tenang bukanlah tujuan terakhir dari meditasi. Ketenangan pikiran hanyalah salah satu keadaan yang diperlukan untuk mengembangkan pandangan terang atau vipassana bhavana.

Meditasi samatha bhavana yang sangat dipujikan ialah brahma vihara bhavana yang terdiri dari :

~ metta bhavana
Meditasi cinta kasih terhadap semua makhluk.

~ karuna bhavana
Meditasi welas asih terhadap semua makhluk yang sedang menderita.

~ mudita bhavana
Meditasi yang mengandung simpati terhadap kebahagiaan orang lain dan semua makhluk.

~ upekha bhavana
Meditasi keseimbangan batin.

Brahma vihara bhavana dapat juga dipakai untuk melemahkan kecendrungan-kecendrungan untuk melakukan perbuatan yang tidak baik.

2. Vipassana bhavana adalah meditasi untuk memperoleh pandangan terang tentang hidup, tentang hakikat sesungguhnya dari benda-benda. Dalam melaksanakan vipassana, obyeknya adalah nama rupa ( batin-materi ) atau pancakhanda. Ini dilakukan dengan memperhatikan gerak-gerik nama dan rupa terus menerus, sehingga dapat melihat dengan nyata bahwa nama dan rupa dicengkram oleh anicca ( ketidakkekalan ), dukkha ( derita ) dan anatta ( tanpa aku ).

Tujuan dari latihan-latihan bhavana ialah untuk menyingkirkan nivarana yang dianggap sebagai rintangan untuk memperoleh ketenangan batin maupun pandangan terang tentang hidup dan hakekat sesungguhnya dari benda-benda. Perincian dari nivarana adalah sbb :

~ kamacchanda : nafsu keinginan
~ vyapadac : keinginan jahat, kebencian dan amarah
~ thina middha : lamban, malas dan lesu
~ uddhacca kukkucca : gelisah dan cemas
~ vicikiccha : keragu-raguan.
merryXmas n happyNewYYYY 2018

 

anything