[at] samaneri
itu cuplikan tugas seh sebenarnya
jadi waktu itu presentasinya juga mengenai penyakit2 yang sering ditemui dan sering diderita oleh anak2. Makanya list hidrocephalus dan radang otak tidak dimasukkan. Kalau hidrocephalus pada dasarnya sudah ada kelainan kelebihan cairan, jadi tanpa demam pun, cairan yang ada akan menekan sistem saraf yang ada di sana sehinga dapat menyebabkan kerusakan. Sedangkan radang otak itu lebih disebabkan karena infeksi. Pengobatannya berbeda, tidak cukup hanya menggunakan paracetamol, tapi juga menggunakan antimikroba yang sesuai dengan jenis mikrobanya. Antimikroba yang digunakan juga harus poten, bisa menembus BBB (Blood Brain Barrier) untuk menjangkau otak.
[at] ce yuri chan
idealnya karena individu itu berbeda2 ketahanan tubuhnya, maka demam itu akan berbeda2 pula tingkat ketinggian suhunya karena pada dasarnya demam itu adalah proses mekanisme membunuh bakteri secara alami oleh tubuh dengan menaikkan suhu. Akan tetapi itu juga merusak sel2 tubuh itu sendiri. Jadi idealnya jika ada demam walau tinggi / rendah, harus langsung diupayakan untuk turun dengan farmakologis atau pun non farmakologis.
Sekedar tips, jika anak demam, ada baiknya ditemani tidur. Ada gunanya ditemani tidur.
1. Berguna untuk mengontrol anak apakah demamnya menurun / tidak
2. Memberi rasa nyaman pada anak, karena dijagain..
Kejang yang berbahaya bagi perkembangan otak anak jika telah bersifat merusak. Saya bisa menggaransi ketikan ini.. karena saya juga mengalaminya, makanya saya masih mengalami speech disorder sampai saat ini akibat pernah demam tinggi pada saat kecil, dan orang tua kurang mengetahui pengetahuan medis mengenai ini. Dan ketika kemarin saya menjalani tes pemeriksaan MRI, keliatan di bagian otak tengah ada yang putih2 menandakan bahwa sudah terjadi lesi (ada kerusakan dan kematian pada sel otak di area sana)
Untuk pemeriksaan EEG, dll. saya rasa bawakan ke dokter dulu. Biar dokter yang mendiagnosa, apakah perlu / tidak.
Karena sudah terjadi kejang, jangan merasa bersalah lagi namun lebih fokus ke pengobatan tahap selanjutnya. Itu yang lebih penting
Sebagai bahan mengingatkan, anak adalah makhluk yang paling rentan. Dan juga mengapa saya sering mencereweti para ortu yang pernah saya kenal kalau anak demam masih belum diapa2in. Karena saya sudah mengalami. Terlepas dari hukum karma ya..
Akibat demam kejang yang saya alami di waktu kecil. Saya harus menanggung malu, diledek, dihina dalam lingkungan sosial saya karena mengalami speech disorder. Itu pun sudah sangat menyakitkan..
Yang saya alami masih belum seberapa, masih untung hanya speech disorder. Namun ada yang mengalami kelumpuhan, gangguan fokus penglihatan (saya pernah temui ini juga di teman, di mana anaknya setelah step bola matanya gak bisa fokus, muter2 terus ke mana2
), dll. Intinya jangan sampai karena demam dan kejang terus merusak masa depan anak. itu sangat disayangkan..
Untuk resiko kejang apakah hilang saat besar, itu saya juga kurang tahu, yang pasti saat ini resiko saya belum hilang. Namun lebih baik dari sebelum2nya. Karena di kala kecil, saya membutuhkan waktu 5 menit lebih untuk berbicara sepotong kalimat. Dan sangat sulit berbicara untuk awal pengucapan, apalagi ditambahi awal pengucapan itu memiliki huruf yang tidak manusiawi menurut gw
seperti st (stiker) contohnya. itu sangaaaaaaaaaat susah
, tapi lama2 seh seiiring dengan bertambah umur, bisa menerima diri. lebih PD, lama2 juga menjadi lebih baik.. cuma masih muncul kalau lagi cemas..
Intinya kalau sudah kena.. ya mau diapain lagi.. yang perlu adalah latihan. Saya sewaktu kuliah aja cerewet lho.. sulit bicara seh sulit.. tapi dosen kan dah dibayar.. jadi idealnya kalau gw ngomong juga didengerin
mumpung bisa latihan ngomong..