//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Umat Buddha Cuek?  (Read 19668 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Umat Buddha Cuek?
« Reply #30 on: 17 July 2007, 01:44:45 PM »
lgsg tula jawab ke nyokap .... itu lah orang2 buddhis :D masi pura2 buta (picek bahasa jawana) ... menipu diri sendiri ... stau tula smua skula kalo masa2 pulang dan masuk jg macet ... tula dulu skul dari tk sampe sma jg kalo waktu bubaran macet total ....
bilang aja ya buddhis indo da di ambang ke hancuran dari pada pura2 buta .. hehehehehe
kok ga bilang aja ... mau di pindah ke gedung apartemen 200 tingkat seklaian ...  :P
au ah gelap ....

haha... kenapa ga mau ngomong langsung ke romonya ? romo anda picek... kalo kita mau liat perkembangan Buddhism di Indon yg dimulai tahun 60-an, maka bisa dikatakan cukup pesat... berapa tahun tuh ?

sekolah Buddhism diambang ke hancuran ? ga juga lah, byk koq sekolah Buddhism yg berdiri sampai tingkat universitas di indon, kenapa ditutup, ya ada berbagai kemungkinan bisa karena SDM pengajar kurang, sehingga peminat berkurang dan alasan yg lain... tapi btw apakah tula udah pernah survey apa yg menjadi penyebabnya ?  :whistle:

trus sekolah beryayasan organisasi Buddhism di tutup apa hubungan dengan kehancuran Buddhism di Indon ? apakah itu menyatakan Buddhism mau hancur di indon ? hahaha... :)) itu mah terlalu cepat berkesimpulan, emang ada masalah apa ?

Offline wencie

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 35
  • Reputasi: 0
Re: Umat Buddha Cuek?
« Reply #31 on: 23 July 2010, 09:26:06 PM »
Perkembangan umat Buddha Indonesia dimulai dari berdirinya Walubi hingga sekarang dapat dikatakan telah bertumbuh .
Untuk cepat atau tidaknya kembali ke intern dari masyarakat Buddhistnya,apa bisa bersatu padu untuk benar2 memajukan AGAMA BUDDHA, bukan masih mementingkan aliran dan kepercayaan masing2.

Salam metta
Melatih kesabaran dan hati,Berbuat ,Berpikiran dan Berujar secara benar.akan menjadikan dharma indah setiap saatnya.

Offline anton tan

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Umat Buddha Cuek?
« Reply #32 on: 25 March 2012, 05:59:43 AM »
Hallo, saya adalah newbie, dan mungkin saya bisa dianggap sebagai umat buddha yang kurang taat, tapi semoga masukan dari saya bisa dijadikan sebagai suatu perenungan (walaupun mungkin pendapat saya sudah sangat terlambat untuk topik ini, tapi hati saya yang memaksa untuk tidak bisa tidak mengungkapkan hal ini). Saya sendiri pribadi tidak banyak belajar tentang buddha, dan saya tumbuh dilingkungan (sekolah) yang bukan buddha, saya sendiri bukanlah seorang umat yang sering datang ke vihara ataupun menekuni pelajaran agama buddha dengan taat, tapi entah kenapa hati saya tetap menarik saya untuk lebih memilih buddha.

saya cukup banyak mendapat pengalaman yang membentuk pandangan dan pola pikir saya selama ini, dan menurut saya, buddha terbentuk dari sebuah makna dimana kita sebagai suatu pribadi dialam keduniawian ini untuk berubah menjadi suatu "kesadaran" yang utuh dalam mencapai nibanna. Dalam pencapaian kita kepada nibanna, kita tidak bisa membantah bahwa setiap orang pasti membentuk pandangannya masing2 dalam pencapaian alam tertinggi sesuai dengan agamanya masing. Dan kita tidak bisa merayu atau memaksa, apalagi sampai mempengaruhi pandangan orang lain terhadap agama lain sekonyong2 hanya untuk masuk menjadi agama buddha (karena kita bukan seperti agama lainnya), dan hal ini yang membentuk dilema tersendiri dalam hati kita masing2. Disatu sisi buddha adalah agama yang mengajarkan toleransi dan menuntut independensi kita dalam mencapai kondisi ke"buddha"an, disisi lain banyak agama lain yang yang menawarkan kepastian dan jalan pintas untuk pencapaian tertinggi umatnya (walaupun dengan banyaknya tingkat dosa yang telah dilakukan umatnya tersebut).

Dan dari topik kita ini yaitu "kenapa umat buddha cuek?" yang dimulai dari pembahasan tutupnya sekolah sariputra hingga kepada keadaan eksistensi agama buddha diindonesia dan pembahasan bagaimana metode pengajaran agama buddha yang baik pada tingkat generasi awal (anak2).

Menurut saya pribadi, kita harus memperluas cakupan pola pikir dan pandangan kita masing2 terhadap permasalahan yang sebenarnya terjadi saat ini. Tidak bisa dipungkiri, persoalan tutupnya sekolah sariputra ini adalah suatu kejadian yang sangat miris dan sangat disayangkan. Dan menurut saya metode apapun yang berusaha kita tempuh dalam mengajarkan agama buddha ditingkat anak2, kita harus mengakui bahwa banyak agama lain yang sudah memulai lebih dulu dan mengembangkan begitu banyaknya metode untuk mengajarkan agama ditingkat apapun. Dan pada akhirnya kita sampai kepada kekhawatiran akan eksistensi agama buddha yang sekarang berkembang.

Saya pribadi berpendapat bahwa walaupun agama buddha mungkin adalah suatu ajaran yang sulit untuk ditafsirkan (terutama oleh anak2), akan tetapi minimal saya selalu berpendapat bahwa ajaran agama buddha adalah sesuatu yang tidak mungkin sia2 dalam mengajarkan dasar2 kehidupan manusia, karena agama buddha itu sendiri mungkin masuk dalam kategori sebagai suatu agama alam (dasar) dalam memahami sesuatu secara lebih rasional dan logik. Hal ini selalu saya pegang teguh terutama pada saat komunikasi pembahasan tentang agama dengan orang yang beragama lain, dan tanpa saya sadari banyak dari orang agama lain yang minimal sudah bisa mulai berpandangan positif dan menghargai agama buddha, bahkan ada beberapa teman saya yang sudah masuk menjadi umat buddha (yang mungkin malah lebih taat daripada saya, saya sendiri cenderung lebih sering bermeditasi dan mengalami perenungan).

Menurut saya, semua hal itu pasti memiliki siklus. Bahkan kalau kita mau mengambil contoh, perusahaan yang sifatnya komersial dan profit oriented saja pasti ada mengalami jatuh bangun. Dan permasalahan tutupnya sekolah sariputra mungkin mau tidak mau sudah menjadi bagian dari suatu siklus yang menjadi perenungan kita untuk berusaha lebih baik lagi dalam membangun eksistensi agama buddha, dan menurut saya perkembangan agama buddha itu sendiri sebenarnya sampai detik ini selalu mengalami progress yang positif. Tinggal bagaimana diri pribadi kita sendiri masing2 yang juga berusaha untuk selalu ikut andil dalam mengembangkan agama buddha, bukannya hanya menjadi penilai terhadap pemuka2 agama kita yang mungkin belum sesuai dengan pandangan kita sendiri, karena pada dasarnya karma baik itu tidak dipetik dari apa yang orang lain lakukan terhadap agama buddha, tapi dari diri pribadi kita masing2, dan jangan mengeluh tetapi tetap berusaha. Kita sendiri masing2 tidak bisa menutup kemungkinan dimasa depan bahwa suatu saat ada yang dari kita saat ini mungkin bukanlah seorang umat buddha lagi, akan tetapi seperti yang telah saya bilang sebelumnya bahwa menurut saya agama buddha adalah suatu agama dasar (basis) yang bisa memperkuat pendirian dan iman kita untuk tetap di jalan yang benar sebagai bagian dari makhluk cahaya dengan karma baik, dan tetap berusaha menuju nibanna.

Mengenai metode pengajaran agama buddha itu sendiri ditingkat anak2 (bahkan oang dewasa), menurut saya tidak ada salahnya dimulai dengan pengajaran yang mendasar mengenai apa yang baik dan apa yang buruk (hukum karma dan sebab akibat), sebagai bagian dari suatu hal yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan, bukan secara langsung sebagai bagian dari agama buddha, dengan tujuan untuk membuka cakrawala dan pandangan setiap pribadi manusia masing2. Dari sana harapan oang lain untuk mengakui dan meresapi agama buddha bisa menjadi lebih baik. Perkara resiko dikemudian hari bahwa mereka bisa beralih keagama lain, itu adalah suatu pilihan pribadi setiap umat manusia, setidaknya sudah ada kesempatan dari kita selaku umat buddha untuk mengajarkan ajaran agama buddha kepada mereka, dan resiko itu sendiri pun bisa dimiliki oleh agama apapun dalam mempertahankan umatnya, dan kita bisa meminta mereka untuk datang dan buktikanlah, dan yakini buddha sebagai sebuah pilihan atas keputusan pribadi masing2. Metode itu sendiri bisa berkembang seiring dengan usaha yang telah kita lakukan dengan terus menerus, "sebuah sebab yang didasari atas tujuan baik, sudah seharusnya diiringi dengan akibat yang menjadikan sesuatu itu menjadi lebih baik", begitu pula sebaliknya.

Demikian masukan dari saya, tolong dimaafkan saya bukanlah manusia yang sempurna, yang selalu hanya bisa terus berusaha untuk lebih baik, karena itu tak luput dari kesalahan dan kelancangan saya untuk membuat suatu argumen secara sepihak dalam topik ini adalah suatu hal yang lumrah untuk diargumentasi kebenarannya.

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Sadhu... sadhu... sadhu.....
    __
   (-.-)
  (Y_Y)
<_.,,/_>

Offline khiong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 478
  • Reputasi: 29
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Umat Buddha Cuek?
« Reply #33 on: 25 March 2012, 01:41:26 PM »
yg saya tahu dari anak saya.. mereka lebih suka dengan guru agama yg mau menerima jawaban logika dari soal2 yg diberikan... kalau tidak,mereka mengeluh dan malas tuk belajar... salah sukukata aj,disalahkan.. ;D

 

anything