//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - harlons

Pages: 1 [2]
16
Theravada / Re: Kondisi yang dibutuhkan untuk berbohong
« on: 02 May 2016, 01:18:58 PM »
Berbohong itu tujuannya untuk menutupi kenyataan sebenarnya dari korban kebohongan (objek) karena pelaku kebohongan tidak mau atau tidak siap menerima resiko yg diterima dari respon si objek apabila ia mengatakan kebenaran.

Nah kalau objek nya mati bisa dipastikan objek tersebut tidak bisa memberikan respon balik apapun kepada si pelaku kebohongan sehingga resiko nya adalah 0 (nol)

Jika resiko nya 0 kenapa harus berbohong ?
Dengan kata lain, orang yg berbohong kepada objek mati pasti punya masalah dengan cara berpikirnya. Jadi menurut saya versi kedua tidak dibutuhkan sama sekali atau paling ngak dibatasin hanya sampai point no 3 (effort is made) terlepas dari point no 4 (others understand what was said)

Sebuah kebohongan selain menyangkal pandangan orang lain kebohongan itu menyangkal diri sendiri juga, ada self denial dan biasanya orang yg berbohong batinnya pasti tersiksa sedikit banyak, yang terpenting bukanlah apa yg orang lain ngerti tapi apa yg kita ngerti.

17
Theravada / Re: Kondisi yang dibutuhkan untuk berbohong
« on: 02 May 2016, 09:34:28 AM »
bohong ama objek mati gk ada karma buruknya deh
klo boongin org baru ada dosanya

Sekarang saya tanya anda pernah berbohong ?
Jika tidak pernah berbohong maka tidak perlu dilanjutkan pembahasan ini, jika pernah apa alasan anda pada saat berbohong ?
Itu saja dulu.

18
Theravada / Re: Kondisi yang dibutuhkan untuk berbohong
« on: 29 April 2016, 02:28:03 PM »
pertanyaannya kenapa harus berbohong kepada objek yg tidak memberikan respon balik ?

Analogi (Benda mati, hewan, orang mati):
1. Anda pasti ada masalah jika berbicara kepada sebuah meja, apalagi mencoba untuk berbohong kepada meja ? Kecuali pada saat anda bicara dengan meja ada org disamping yg mendengarkan, kalau itu niat anda bukan bicara kepada meja tapi pada org yg disamping anda
2. Anda berbicara dengan hewan, ini masih dianggap normal daripada berbicara kepada sebuah benda mati. Namun hewan jelas tidak mengerti apa yg anda sampaikan melalui bahasa verbal, jika hewan tidak dengan bahasa verbal kenapa harus berbohong ? disini jelas ada masalah juga ?
3. Sambung point no 2, hewan bisa komunikasi secara non verbal atau bahasa tubuh. Jika anda memegang 1 ikan yg sudah mati dan memangil kucing "puss puss" sambil  lambaiin ikan itu sejajar dengan mata kucing otomatis tuh kucing datang karena dia pikir mau dikasih makan, sampai didepan anda tarik itu ikan dan tidak jadi memberikannya pada kucing apa ini disebut tidak berbohong ?
4. Terlepas dr unsur mistis, berbicara dengan orang mati, sampe tenggorokan keringpun itu orang mati juga tidak bisa memberi respon apapun lantas kenapa harus berbohong ?

19
Pengalaman Pribadi / Re: Pengalaman paling memuakkan!!
« on: 14 April 2016, 02:34:05 PM »
Sekedar sharing saja.

Dulu pas saya masih muda dan hobi ke warnet maen game ketemu dengan 1 orang biksu yg maen game juga disana, kepala botak pakai baju dalam biksu gt, tanpa jubah, tiap kali ketemu dinet juga ga pernah nyamar dan selalu pakai baju gt. Wkt itu saya blm gt ngerti ajaran buddha dan ke vihara juga cm sekedar diajak orang tua. Jadinya saya tidak merasa ada perasaan kecewa atau sejenisnya terhadap sangha, cuma penasaran aja kok biksu bisa maen warnet, sambil main sambil ngerokok, ngak lama saya pun berteman (teman ngenet), saya panggil dia "ko" kalau lapar kadang titip makan sama op warnet, kadang saya ditraktir jg, maen game nya juga game yg sama bareng saya, namanya kalau lg maen game itu emosi gampang kepancing, kalau sudah bgitu tidak jarang jg biksu tsb mengumpat dengan kata2 kotor.

Berhubung dulu saya hampir ga ngerti apa2 ttg ajaran buddha jd saya tidak pernah bertanya apa2 soal kelakuan dia, dan saya ada cerita ke ortu, mama saya jawab mungkin itu baru samanera kali, ga berapa lama dalam sebuah kesempatan saya ke vihara ternyata biksu itu mimpin kebaktian. haha.  Kenyataan itu pahit.

Namun saya tetap menghormati beliau sebagai seorang biksu waktu itu, karena anggapan saya sebagai orang yg tidak paham apa2 soal ajaran buddhis wkt itu, kelakuan si biksu yg begini begitu ya biarin aja toh orangnya baik.

Sekarang uda ngerti sedikit soal dhamma, vinaya dll, kalau dipikir-pikir lg, kadang memang gelar yg disandang seseorang tidak berbanding lurus dengan kelakuannya, menggunakan persepsi oknum tentu sangat meringankan ideologi batin kita yg beranggapan seorang dengan predikit begini harus kelakuan begini, toh kenyataannya itu jg memang oknum. Tidak bijak buat kita apabila lsg meremhkan sangha atau berprasangka pada biksu apalagi kehilangan semangat dalam belajar dhamma karena fenomena seperti ini saya rasa bisa dijumpai di organisasi manapun. Namun bagi organisasi sangha sendiri  harus lbh memperhatikan masalah seperti ini, minimalisir dan preventif utk pelanggaran vinaya supaya bisa lebih baik lg

20
Theravada / Re: Kondisi yang dibutuhkan untuk berbohong
« on: 31 March 2016, 03:41:10 PM »
Gak mudeng dengan apa yg Bro Steve sampaikan & tanyakan.
Boleh di perjelas dan diberikan sumber bro maksud sekalian ?

Pages: 1 [2]