//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - harlons

Pages: [1] 2
1
Theravada / Re: Kontrasepsi dan agama Buddha
« on: 24 October 2018, 11:48:57 AM »
Alo temen2,

Kontrasepsi ada banyak macam, kontrasepsi yang bersifat hormonal bisa bekerja lebih dari 1 strategi, ia mencegah pertemuan antara sel telur dan sperma dan juga menipiskan dinding rahim sehingga sel telur yang telah terbuahi (jika ada) tidak akan bisa menempel di dinding rahim sehingga kehamilan tidak terjadi.
Maka banyak umat Buddha, sejauh yang saya tau, menghindari kontrasepsi semacam ini, katanya itu pembunuhan. Tentu banyak teman2 disini yg saya pikir setuju dengan ini.

Tapi disaat yang sama, untuk membunuh, semua syarat2 harus dipenuhi. Beberapa syaratnya adalah harus ada makhluk hidup dan harus ada niat membunuh. Ketika seseorang minum pil KB, sebagai contoh, sebelum melakukan hubungan seksual, niatnya adalah untuk mencegah kehamilan/pembuahan, bukan niatnya mau membunuh.

Bagaimana pendapat kalian mengenai kontrasepsi di atas, apakah anda setuju tidak ada niat berarti tidak ada karma sehingga metode kontrasepsi di atas dapat dipakai? Saya memperuntukan pertanyaan ini untuk semua teman2 yang memiliki pengalaman dan mendalami serta memahami akan topik ini atau juga perumah tangga yang mungkin sudah punya pengalaman dan keluarga. Terima kasih.
Selama sel telur belum terbuahi artinya belum ada atau tercipta kesadaran atau mahkluk hidup, jadi apa yg dibunuh.
Itu yang saya paham.

2
Theravada / Re: Benarkah tidak ada Atta/Kesadaran yg kekal?
« on: 20 March 2018, 11:02:30 AM »
Sebelumnya maaf, apakah atta/jiwa bisa di samakan dengan kesadaran/sati ?

Bukankah kesadaran/Sati memiliki memori.
Karena ada memori makanya kita bisa sadar dengan mengigat kembali.

sekalian nyambung, mau tanya:
Kalau seseorang mengalami ganguan jiwa, bagaimana dengan kesadarannya

3
Kalau ini sih masing2 ya, ibaratnya selera aja. Karena preferensi dan value tiap orang kan beda juga.
Kalau saya pribadi milih agama yg terutama adalah dari ajarannya logis atau tidak dulu, faktor lainnya bisa nyusul kalau ajarannya sudah pas di hati.

4
Pengalaman Pribadi / Re: astral projection
« on: 20 March 2018, 10:46:58 AM »
kok pada emosian, negative  thinking, nyinyir,
Tdk beda dgn forum biasa di luaran, yg suka konfrontasi
sy kira forum budhist hrsnya org2 nya lbh damai
Apa yg anda harapkan dari sebuah forum kawan? dimana mana forum adalah tempat sebuah informasi, opini dan topik di diskusikan, didebat, dan di tantang, dan semuanya bebas dalam mengekspresikan sikap nya dalam batasan peraturan forum

5
Sains / Re: All About Astronomy
« on: 30 January 2018, 01:57:21 PM »



6
Theravada / Re: Adakah peluang mencapai Nibbana di zaman sekarang?
« on: 21 December 2017, 01:31:48 PM »
Darimana seseorang sungguh-sunguh bisa tahu kalau seseorang sudah mencapai arahat atau tingkat kesucian tertentu ?

Apakah orang yg sudah mencapai tingkat kesucian tertentu juga sungguh-sungguh tahu/sadar bahwa dirinya sudah mencapai tingkat kesucian tersebut ?

Jika tidak ada seorangpun yg benar-benar yakin tahu akan pencapai kesucian seseorang, lantas bagaimana bisa muncul pernyataan tidak ada arahat dizaman sekarang atau sebaliknya ?

Didalam sutta sering ditulis, si A, si B, dll mencapai tingkat kesucian tertentu setelah selesai mendengarkan dhamma dari sang Buddha, siapakah yg menobatkan si A & B sudah mencapai tingkat kesucian tersebut ?

7
Kafe Jongkok / Re: Shoutbox 2
« on: 06 December 2017, 03:08:13 PM »
Psycho troll  :o
TS lu uda sakit jiwa, kebanyakan makan dendeng kamma.

Btw nanya ke member lain selain TS, disini ada fitur ignore list yg buat mute post dr user tertentu ?

8
Theravada / Re: Vegetarian atau tidak
« on: 30 November 2017, 01:11:11 PM »
Jika tujuannya untuk meringankan penderitaan hewan2 dalam domestikasi, saya rasa masih ada aksi yg lebih nyata seperti kampanye untuk meregulasi peratuan perundang-undangan domestikasi dengan membawa argumen-argumen cinta kasih yg bisa diterima oleh masyarakat internasional, kalau cm diseputaran argumen buddhis (sila & sutta) ya scopenya sangat kecil.

9
Seremonial / Re: Happy Birthday Gwi Cool
« on: 30 November 2017, 12:50:09 PM »
Happy Birthday

10
Studi Sutta/Sutra / Re: Ucapan kasar, bolehkah?
« on: 30 November 2017, 12:46:12 PM »
Kalau mengutip kata Ajahn Brahm di buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya :
Terkadang, dalam kehidupan, orang suci sekalipun harus "mendesis" untuk menjadi baik, tetapi tidak ada yang perlu menggigit.

11
Pengalaman Pribadi / Re: Dukkha “Bukan” Penderitaan
« on: 21 November 2017, 02:34:26 PM »
Dukkha jika diterjemahkan jd pengalaman jadinya abu-abu.
Jika membuang dualitas yg mendasar dan menjadi ambigu, bagaimana jika mencuri & berdana secara bersamaan dibilang pengalaman.
Suka dan duka itu jelas & simpel kok menurut saya, hilang duit merasa duka. Dapat duit merasa suka, walaupun pd akhirnya dalam dhamma diajarkan rasa suka sendiripun merupakan bagian dari dukkha, yg konteks nya biasa kita sebut anicca/ketidakekalan.

12
Moderator dan Pembaca budiman,
Saya punya beberapa pertanyaan seputar pendisiplinan diri dan kemalasan, saya berharap anda dapat memberikan pelajaran kepada saya. Berikut pertanyaan saya:
1. Bagaimana praktek pendisiplinan diri dan pikiran dilaksanakan dalam Budhisme?
2. Bagaimana membedakan disiplin dengan penyiksaan diri akibat menghindari kesenangan indra?
3. Apa definisi kemalasan dan kelembaman dalam Budhisme?
4. Jika topik tentang kedisiplinan dan kemalasan sudah pernah di-posting sebelumnya di forum DC, mohon kesediaannya untuk memberitahu saya link/thread-nya.

Terima kasih  ^ ^

Sis irawaty, saya coba sharing dr pengalaman sendiri.

Kemalasan itu timbul karena ada jarak antara keinginan dan perasaan + pemikiran
Biasanya timbul karena terlalu banyak pertimbangan dan berpikir "nanti saja" atau "besok saja" atau "sebentar lagi" karena perasaan atau mood anda belum pas atau belum dapat pada saat mau melakukan suatu hal yg tidak kita sukai.
Konsekuensi dari kata2 dalam batin seperti "nanti saja atau sebentar lagi" sebenarnya adalah kita menunggu mood atau perasaan kita sudah siap baru mengerjakan sesuatu, dan percayalah mood kita tidak akan pernah siap karena perasaan itu buta apalagi thdp hal-hal yg belum terbiasa dilakukan.

Satu trik simple adalah pada saat anda mau melakukan sesuatu adalah anda lakukan dulu dan jangan menunggu mood anda uda dapat baru dilakukan, kalau anda lakukan dulu walaupun agak terpaksa awalnya, setelah bbrp saat mood anda pun akan mengikuti tindakan anda.
Ini bukan promosi, tp ada salah satu merek sepatu yg beriklan "just do it" cocok digunakan dlm upaya melawan kemalasan, cukup lakukan saja or just do it, jangan menunggu perasaan anda siap tapi segeralah beranjak dr tempat duduk anda dan lakukan dulu maka perasaan anda pun akan terhanyut dalam tindakan setelah beberapa menit

13
Namo Buddhya,

Perkenalkan nama saya Harianto, saya pribadi sedang bimbang mengenai hal ini, semoga teman2 disini bersedia membantu memberikan pendapat beserta alasan nya.

Terima kasih sebelumnya.

Mohon maaf apabila topic title nya kurang jelas / menyinggung pihak lain.

Untuk itu saya akan paparkan lebih jelas dan mendalam.

Jadi beberapa waktu yang lalu, saya di tawari untuk mengikuti suatu camp menginap bbrp hari (bisa disebut seminar) yang diadakan oleh agama itu (K*t*l*k) <Maaf bila saya sebut, biar jelas saja>,

dikarenakan saya juga bekerja di lingkungan yang memang ber-mayoritas agama tsb, jadi saya ada merasakan ketidakenakan bila menolak untuk mengikuti nya.

Padahal sejak sekolah, dari TK - SMA, saya juga bersekolah yg notabene memang sekolah yang beragama tsb. Jadi saya tidak terlalu asing dengan pemahamannya.

Tetapi karena saya sudah memilih untuk mendalami agama buddha dan belajar untuk mempraktekkan nya dalam kehidupan sehari-hari, saya merasa canggung untuk ikut acara camp tsb.

Bukan masalah perihal kedatangan / mengikuti camp tsb, karena badan saya bisa saja hadir disana, tetapi yang saya khawatirkan adalah pikiran saya tidak bisa menerima hal2 yang akan disampaikan nantinya di camp tsb, walaupun materinya pasti juga mengajarkan ttg kebaikan, tapi dengan konsep yang berbeda.

itu dari sisi saya, nah dari sisi (beberapa) teman yang mengajak saya, karena mereka juga sudah mengikuti camp tsb, dan merasakan adanya perubahan untuk diri mereka, mereka menganjurkan saya untuk ikut, sebagai salah satu solusi supaya karir saya semakin baik dengan pembelajaran di camp tsb yang isi nya tentang leadership (kepemimpinan), kehidupan berumah-tangga (suami-istri), sampai untuk anak, dan lain lain ttg attitude (Sikap).

Kesimpulan nya, menurut teman2 sekalian yang bijak, apakah saya (perlu/boleh) ikut acara camp tsb?

Walaupun hati kecil / pikiran saya masih ada penolakan, karena berbeda prinsip keyakinan.

Dan juga terbayang2 pikiran, apakah ilmu2 tsb hanya ada di dalam ajaran mereka?

karena kalau saya bisa mengasah ilmu / pemahaman tsb di dalam ajaran buddhisme, tentu akan lebih baik dan lebih cocok untuk saya.

Terima kasih atas bantuan dan jawaban teman2 semua.

Namo Buddhaya,

Semoga semua makhluk berbahagia.

Sdr Harianto
Apa alasan utama anda untuk ikut ? karena segan sama ajakan teman atau karena memang mau mempelajari leadership & materi2 lain dalam seminar utk meningkatkan karir ?

Jika alasan utamanya cm karena segan ajakan teman saya rasa tidak perlu beramah tamah sampai kesitu.
Jika alasan utamanya sdr Harianto ingin menggunakan kesempatan yg ditawarkan tersebut utk mempelajari leadership, attitude dll, menurut saya tidak ada masalah jika anda ikut walaupun labelnya beda kepercayaan, karena pembelajaran hidup tidak harus dari label tertentu saja.


Mengenai kekhawatiran anda apakah nantinya anda akan terusik batinnya jika diselingi dengan konsep ajaran tsb itu kembali kepada diri anda sendiri apakah anda mau terbuka atau tidak, namun tentunya lebih baik anda pastikan ke teman yang mengajak apakah tema pengembangan diri yg diajarkan seminar itu berdasar konsep kat*lik atau umum. Jika tema materinya konsep keagamaan yg anda rasa bakal bikin sangat tidak nyaman lebih baik tidak ikut lho.
Intinya anda lebih mengenal diri anda sendiri, sekian saran dari saya.

14
Theravada / Re: Cula-Saccaka Sutta
« on: 13 June 2016, 10:34:14 AM »
Bukankah "engkau" disini adalah sama dengan "pemberi"?
Iya.

Artinya, tidak peduli apakah subjek penerima adalah seseorang yg sudah terbebas dari nafsu ataupun belum maka apapun yang dihasilkan dari pemberian itu adalah untuk si pemberi.

15
Diskusi Umum / Re: membunuh akhirya menjadi kebiasaan
« on: 31 May 2016, 05:05:03 PM »
Tiap Hari pake Kipas Angin Masuk Angin Donxx... Kalau orangnya Kebetulan Alergi sama AC gimna tuh Gak Semua orang Badannya Kuat sama AC... pake kipas angin pake AC. Lah klo orang susah gimna tuh boro2 beli kipas angin, AC. buat makan aja Susah....
SILA itu bukan buat orang Kaya saja tohh...
Sudahlah kk.
Thread ini uda berlalu hampir 4 tahun, tapi hari ini anda kembali lagi. Ternyata anda belum bisa move on dari dunia "seandainya, apabila, dan kecuali"

Pages: [1] 2