//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - lykim176

Pages: 1 2 3 4 [5] 6 7 8 9 10 11 12 ... 16
61
Diskusi Umum / Re: Masalah Sebab Pertama (sambungan)
« on: 28 April 2009, 12:41:41 PM »
siapa yang menciptakan aku, bumi dan semua kehidupannya ? dari mana semua ini?
Dengan logika sederhana "ada sebab pasti ada akibat" maka beberapa orang menarik kesimpulan bahwa "pasti ada sebab pertama dari semua ini"

Sebab Pertama sebenarnya bukanlah suatu produk pemikiran manusia yang mendalam, melainkan sebaliknya Sebab Pertama merupakan produk pemikiran manusia yang malas berpikir lebih dalam atau memang kurang mampu berpikir lebih jauh, dan sebenarnya konsep Sebab Pertama ini muncul karena pola pikir yang ingin memudahkan jawaban(yg belum tentu benar) agar tidak terganggu oleh pertanyaan lain.

contoh sederhana :
Seorang ibu yang memiliki dua anak ditanya oleh anaknya yang tertua berumur enam tahun "ibu, dari manakah datangnya adik bayi ?", sang Ibu Spontan menjawab "dikasih sama Tuhan".
sang Ibu menjawab demikian agar anaknya yang masih kecil tidak perlu tahu proses membuat anak yang benar, karena selain si ibu merasa belum saatnya si anak untuk tahu dia pun takut akan terjadi dampak negatif karena sifat anak kecil yang penuh keingintahuan dan selalu mencontoh.

 (:$ dah ngantuk. besok diterusin lagi deh. silakan bila ada yang mau nerusin lagi.

Wah tadinya ku pikir bisa di Edit, tapi ko gak ada edit buttonnya. Yah disambung gini aja deh.


Bagaimana terciptanya makhluk pertama? Apa sebab pertamanya?
Tentunya agama-agama lain selain ajaran dari Buddha yang dapat memberikan jawaban secara tegas (walaupun belum tentu benar)  menjadi lebih populer bagi orang-orang yang belum matang pola pikirnya (seperti anak SD), jawaban umumnya selalu sang Sebab Pertama adalah suatu sosok pribadi yang maha segala-galanya.
Sebenarnya teori Sebab Pertama adalah suatu makhluk adikuasa. Membuka pertanyaan-pertanyaan lain, diantaranya kedua pertanyaan yang akhirnya benar-benar membuat saya tidak percaya terhadap Sebab Pertama, diantaranya :

-   Mengapa bukan saya?

Mengapa yang menjadi makhluk special itu dia, bukan saya. Toh sama-sama makhluk, mengapa dia yang menciptakan saya dan mempermainkan          segalanya, mengapa bukan saya yang menjadi dalangnya.
-   Tiba-tiba muncul?

Sebab Pertama pasti tercipta tanpa ada suatu sebab, karena dia adalah sebab yang pertama. Darimana proses munculnya? Yah “tiba-tiba” saja ada. Bila tiba-tiba ada, ini lebih gawat lagi, bararti semuanya berawal dari proses “tiba-tiba”. Lucu sekali, bumi dan segala isinya ada dikarenakan Sebab Pertama yang tiba-tiba ada. Karena dia(Sebab Pertama) tidak bersistem dan berasal dari proses tiba-tiba, bagaimana kelanjutan kita bila ia tiba-tiba lenyap. Atau bila tiba-tiba ada lagi makhluk adi Kuasa seperti dia.
( Sungguh kacau dunia ini tercipta karena konsep tiba-tiba, tidak heran bila saya berdiskusi dengan orang yang memakai konsep ini, diskusinya tidak pernah nyambung, dia bilang saya terlalu pakai logika, benak saya berkata pikiranmu terlalu kacau)

 Lalu bagaimana pandangan Buddhis terhadap sebab pertama?

1.   Tidak perlu mencari sebab pertama.

bagaikan orang yang terkena anak panah beracun. Bukannya mencari obat dari panah racun tersebut namun orang tersebut malah mencari siapa pemanahnya? Mengapa ia dipanah? Niscaya orang tersebut akan mati lebih dahulu sebelum menemukan sipemanahnya.
Begitu pula orang  yang ingin mencari Sebab Pertama tapi dia bukanlah orang yang kacau pikirannya seperti orang yang percaya pada konsep tiba-tiba, maka dia akan mati lebih dahulu sebelum menemukan Sebab Pertama.

2.   Sebab Terdekat alih-alih Sebab Pertama.

Darimana terciptanya pisang goreng, tentunya dari berbagai perpaduan seperti air, pisang, minyak, orang dll. Apabila kurang dari satu factor tersebut maka tidak terjadilah pisang goreng.
Maka itu tidak anehlah saya bila mengatakan para penganut konsep “tiba-tiba” sebagai orang yang kacau pikirannya. Bagaimana tidak, bila mereka lebih mementingkan si “Sebab Pertama yang tiba-tiba muncul” ketimbang Sebab Terdekat mereka muncul yaitu kedua orang tua, bumi, air dll.
Sebab Terdekat pembentuk pisang goreng  adalah kumpulan perpaduan dan mengalami proses, begitu pula salah satu perpaduan Sebab Terdekat dari pisang goreng misalnya penggorengannya , tercipta  dari Sebab Terdekat yang juga kumpulan perpaduan dan mengalami proses.

Dalam ajaran Buddha segala sesuatu tercipta karena kondisi-kondisi
( AWAS jangan remehkan pengetahuan tentang “kondisi”(Sankhata), ini adalah konsep penting yang perlu diketahui agar bisa terbebas dari kondisi (dan merealisasi yang tidak berkondisi (Asankhata)). Lihat Udana VIII yang merujuk pada Nibbana sebagai yang tidak tercipta dan tidak berkondisi(Asankhata), tidak ada makhluk yang terlahir/tercipta di Nibbana karena nibbana adalah yang tidak tercipta, bahkan kata “di” sendiri tidak sesuai untuk merujuk pada nibbana karena Nibbana bukanlah suatu tempat.)
Kondisi mempunyai 2 ciri yaitu pasti terdiri dari perpaduan dan mengalami proses. Proses berarti timbul-berlangsung-padam yang terus-menerus, yang berarti tidak kekal(anicca), dan k arena tidak kekal bolehlah kita sebut tidak sempurna atau tidak memuaskan(dukkha), juga karena tidak mampu kita kuasai sepenuhnya kondisi-kondisi ini maka layak pula kita sebut tanpa milikku (anatta).


62
Diskusi Umum / Masalah Sebab Pertama
« on: 28 April 2009, 12:19:22 AM »
siapa yang menciptakan aku, bumi dan semua kehidupannya ? dari mana semua ini?
Dengan logika sederhana "ada sebab pasti ada akibat" maka beberapa orang menarik kesimpulan bahwa "pasti ada sebab pertama dari semua ini"

Sebab Pertama sebenarnya bukanlah suatu produk pemikiran manusia yang mendalam, melainkan sebaliknya Sebab Pertama merupakan produk pemikiran manusia yang malas berpikir lebih dalam atau memang kurang mampu berpikir lebih jauh, dan sebenarnya konsep Sebab Pertama ini muncul karena pola pikir yang ingin memudahkan jawaban(yg belum tentu benar) agar tidak terganggu oleh pertanyaan lain.

contoh sederhana :
Seorang ibu yang memiliki dua anak ditanya oleh anaknya yang tertua berumur enam tahun "ibu, dari manakah datangnya adik bayi ?", sang Ibu Spontan menjawab "dikasih sama Tuhan".
sang Ibu menjawab demikian agar anaknya yang masih kecil tidak perlu tahu proses membuat anak yang benar, karena selain si ibu merasa belum saatnya si anak untuk tahu dia pun takut akan terjadi dampak negatif karena sifat anak kecil yang penuh keingintahuan dan selalu mencontoh.

 (:$ dah ngantuk. besok diterusin lagi deh. silakan bila ada yang mau nerusin lagi.

63
Tidak percaya, karena setuju dengan pernyataan sang Buddha bahwa bila memang ada makhluk adikuasa berarti dia adalah "biang" kejahatan.

64
Theravada / Re: Bagaimana batin itu bekerja bila tidak ada fisik?
« on: 27 April 2009, 11:28:05 PM »
CMIIW kalo cuman batin aja, citta vitthi gak sampe 17. jadi pintunya langsung manodvara atau dimulai dari votapana.

65
Perkenalan / Re: salam kenal dr lian
« on: 24 April 2009, 12:42:43 PM »
salam kenal lian.

66
klo isinya OOT dan maki2an diskusi lebih baik dihentikan
Tolong pikirin juga yang bikin thread dong.
tolong buat yang suka OOT sampe jauh, pengertian dikit dong. bikin thread sendiri kek.

67
OOT dah :(

betul... lari semakin jauh, bahas apa pun di kait2kan dengan konsep aku/atta, nih orang sok banget... lucu dah, belagu sok tau nya itu...
Anu bro ada pepatah mengatakan "Orang gila jangan diladeni, nanti bisa ikut-ikut gila"
kayanya itu juga berlaku buat orang "belagu sok tau" deh.

68
Vegetarian / Re: Vegetarian dan Agama...
« on: 23 April 2009, 12:01:16 PM »
^ daging babi boleh gak?

69
Buddhisme untuk Pemula / Re: konsep ketuhanan
« on: 23 April 2009, 11:55:55 AM »
ucapan yg bnr...

tepat waktu, tepat momentnya yahhh

offcourse i knw

thx

ada baiknya mencontoh para bijaksana, berbicara pada saat yang sesuai.

kamsudnya gini, di tengah-tengah khotbah di agama lain, apa pantas bicara ketuhanan dalam Buddhis? Sudah tradisi Para Bijaksana hanya berbicara seperlunya, jika memang berguna bagi orang lain, pada saat yang sesuai. Sang Buddha gak bilang cara meditasi kepada seseorang jika memang orang tersebut belum siap secara batin. Memang kita gak bisa seperti Sang Buddha yang mengetahui batin orang lain, tetapi bisa kita lihat secara sederhana. Kalau kita lihat pembicaraan tersebut gak akan berguna, menimbulkan lobha dosa dan moha pada diri kita sendiri dan orang lain, ngapain dibicarakan? Kalau malah jadi berkelahi dan ribut, buat apa?

Kalau kita berbicara dalam diskusi yang baik, di mana kita bisa terbuka menerima pandangan orang lain, dan orang lain terbuka menerima pandangan kita, apa salahnya?
:)) gara2 kaya begini nih. raja Ajatasattu yang udah babibu sama mentri-mentrinya gak langsung dapet jawaban dari tabib Jivaka

70
bro lykim apa sech artinya sutta maya panna, cinta maya panna, bhavana maya panna?
untuk ini, bikin trhead pertanyaan sendiri aja yah, karena nanti bisa panjang urusannya sama anda sih. gak enak sama adi isa yang lagi butuh jawaban.

71
Vegetarian / Re: Vegetarian dan Agama...
« on: 23 April 2009, 11:44:32 AM »
denger dari temen sih kr****n advent katanya vegetarian

72
bro hendra ngerti gak ngerti, sapa yang dibilang benar-benar ngerti sesungguhnya makanya aye ada tanyakan siapakah umat yang sudah tercerahkan? apakah ngerti itu karena bisa mengutip banyak sutra-sutra atau sudah (sering) membaca atau karena hanya yang disebut menganut atau yang dapat/fasih membicarakan teori-teorinya dibilang yang mengerti atau memiliki pemahaman kebenaran? hay... yoo...?
klo guru Buddha bilang semua awam sifatnya masih speculation bukan kebenaran.
sutta maya panna, cinta maya panna, bhavana maya panna.
smoga sadar  ^:)^

73
bro coedabgf,
tolong bikin thread sendiri saja tentang Nibbana.
disini threadnya ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN
bukan Nibbana

74
Kekacauan dan kebingungan awam karena ikatan/cekatan diri yang palsu (atta anicca anatta).
yang di bumi (belum pernah ke bulan) menceritakan bulan, tetap saja yang diperkatakannya itu tentang bulan meskipun membilang gambaran bulan tak berkondisi bumi, adalah kondisi bumi. Tetapi yang telah menjejakan di bulan, membilang kondisi bulan memang menceritakan kenyataan keberadaan, keadaan bulan.
Apa yang dijelaskan oleh guru Buddha itu merujuk kepada personal god menurut ukuran awam. Oleh karena kebijaksanaan guru Buddha melihat kecenderungan awam kepada melekatnya awam kepada yang diukur menurut ukuran duniawi/materi/jasmani (khayal (diri) dan atau takhayul (bergantung kepada benda/makhluk duniawi (diluar diri)) karena kemelekatan/ikatan/cekatan pada atta palsu makanya diberi petunjuk hanya sebatas pada Udanna VIII.3. Meskipun demikian itupun kenyataan prakteknya sekarang adalah mengarah seperti itu.
Udana VIII.3 itu merujuk pada Nibbana.
sang Buddha sudah tahu konsep tentang personal GOD, Maha Brahma sendiri menganggap dirinya Personal GOD.
karena di Indonesia sila 1 pancasila adalah ketuhanan yang maha esa, maka dipakai konsep impersonal GOD (udana VIII.3) agar Buddhis bisa exist.
memang sebelum konsep ini, bhante Ashin menyatakan konsep ketuhanan buddhist adalah Sanghyang Adhi Buddha.
bro coedabgf terus terang tulisan anda cukup njelimet, bikin saya sulit nangkep maksudnya. mungkin lain kali bisa lebih disederhanakan bahasa tingkat tingginya, agar orang2 seperti saya mudah mengerti.

75
Sesuatu yang kongkret?
jawaban :
kutipan dari kutipan dari atas :
Kondisi Nibanna saja (keMutlakan) masih dipertanyakan apakah anda atau siapa dan berapa banyak yang telah mencapainya, apalagi klo Figur yang Mutlak dari banyak kehidupan seperti keberadaan kehidupan diri anda masih blom tahu/masih menjadi suatu rahasia bagi banyak orang.
Nibbana = asankhata dhamma, dhamma yang tidak berkondisi. jadi kata kondisi tidak mewakilkan untuk Nibbana.
Figur yang Mutlak maksudnya apa ? makhluk adi kodrati yg super power itu.
kalo personal God yang kaya gitu udah gak usah diributin lagi, sang Buddhapernah berkata bila ada figur seperti itu berarti ia adalah biang kejahatan.

Pages: 1 2 3 4 [5] 6 7 8 9 10 11 12 ... 16