//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan  (Read 588714 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #645 on: 02 July 2011, 11:59:23 AM »
Hm... maksudnya "syukur2 masih nanya, soalnya tenggelam dalam "lumpur" emang menggelapkan......." ini apa yah?

Maksudnya sebagai umat awam (apalagi udah berkeluarga), persentasi waktu dalam keseharian, "tenggelam" dalam urusan dunia yang mengharuskan berhubungan dengan konvensi (liat link di post atas) dan kekotoran batin orang lain (serta diri sendiri). Hal untuk "berjalan" bisa kabur apabila "sati" emang belum dilatih. Oleh karena itulah saya katakan syukur2 masi inget nanya karena dari pengalaman sendiri lebih banyak "tenggelamnya".

Lain hal kalo sati-nya udah dilatih, gak perlu nanya2 lagi keknya karena udah inget.....sati.....
yaa... gitu deh

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #646 on: 02 July 2011, 12:02:58 PM »
Maksudnya sebagai umat awam (apalagi udah berkeluarga), persentasi waktu dalam keseharian, "tenggelam" dalam urusan dunia yang mengharuskan berhubungan dengan konvensi (liat link di post atas) dan kekotoran batin orang lain (serta diri sendiri). Hal untuk "berjalan" bisa kabur apabila "sati" emang belum dilatih. Oleh karena itulah saya katakan syukur2 masi inget nanya karena dari pengalaman sendiri lebih banyak "tenggelamnya".

Lain hal kalo sati-nya udah dilatih, gak perlu nanya2 lagi keknya karena udah inget.....sati.....
Iya, betul. Kehidupan umat awam lebih 'susah' karena kesibukan duniawinya. Maka kalau lingkungan (keluarga atau teman) dan keadaan bisa mengingatkan kita pada 'sati', adalah juga keuntungan besar.

Offline Wijayananda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 532
  • Reputasi: 69
  • Gender: Male
  • Semua akan berlalu...
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #647 on: 02 July 2011, 12:04:46 PM »
Mungkin dokumentasi khotbah di bawah ini bisa memberikan masukan,
Bagi saya pribadi isi khotbah ini benar2 luar biasa, bisa anda diskusikan sendiri apa bedanya dengan yang dimaksud JK,

http://www.ajahnchah.org/book/Convention_Liberation1.php
Thx atas linknya om,.tp blm bs dibaca sekarang...apakah artikel ini pernah diterbitkan dlm satu buku karya ajahn chah ( yg bahasa indo) ?

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #648 on: 02 July 2011, 12:15:10 PM »
Jika konteksnya adalah ketika kita berlatih, maka senantiasa melatih keadaan 'diamnya pikiran' kapanpun hal tersebut memungkinkan, dan hanya 'larut dalam bergeraknya pikiran' ketika memang diperlukan (dalam kegiatan sehari-hari), maka saya setuju.

Kalo saya membayangkan hal di atas, tidak lebih dari orang yang mampu mencapai Jhana.
Setelah keluar dari jhana, tidak ada kesadaran (sati) tidak beda dengan orang yang tidak berlatih.
Kilesa hanya tertekan pada saat "diam", dan kembali dengan kekuatan penuh pada saat keluar dari keadaan "diam".


Thx om for the answer...mungkin yg dimaksud dgn 'dualitas' adalah pikiran sbg sumber penderitaan/konflik sekaligus juga 'pencerahan' itu yg saya persepsi....kalimat tantangan JK itu mungkin yg dimaksud bg 'org yg berlatih' bkn 'org yg udah mencapai pencerahan' ..apa pendapat om kainyn?

Sekedar saran, dalam membaca JK sebaiknya diimbangi dengan tulisan lain, apabila anda Buddhist, sebaiknya bacalah ajaran2 Bhikku hutan.
Pelajarilah kenapa ajaran JK disebut "True but not right, right but not true."
yaa... gitu deh

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #649 on: 02 July 2011, 12:19:47 PM »
Thx atas linknya om,.tp blm bs dibaca sekarang...apakah artikel ini pernah diterbitkan dlm satu buku karya ajahn chah ( yg bahasa indo) ?


Pernah, terbitan Karaniya, judulnya: Meditasi, Jalan Menuju Kebebasan.
yaa... gitu deh

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #650 on: 02 July 2011, 12:21:16 PM »
Kalo saya membayangkan hal di atas, tidak lebih dari orang yang mampu mencapai Jhana.
Setelah keluar dari jhana, tidak ada kesadaran (sati) tidak beda dengan orang yang tidak berlatih.
Kilesa hanya tertekan pada saat "diam", dan kembali dengan kekuatan penuh pada saat keluar dari keadaan "diam".
Walaupun orang sedang 'keluar' dari jhana, (selama ia masih 'memilikinya') kondisi pikirannya berbeda dengan orang yang tidak memiliki jhana. Yang paling kentara adalah tidak munculnya nafsu indriah walaupun terjadi kontak.

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #651 on: 02 July 2011, 12:26:42 PM »
Walaupun orang sedang 'keluar' dari jhana, (selama ia masih 'memilikinya') kondisi pikirannya berbeda dengan orang yang tidak memiliki jhana. Yang paling kentara adalah tidak munculnya nafsu indriah walaupun terjadi kontak.

Apabila "hanya" Jhana, tapi belum mendapatkan kebijaksanaan (panna),
Maka nafsu indra bisa muncul sewaktu-waktu, tidak jauh beda dengan orang yang tidak berlatih.

Hanya kebijaksanaanlah yang dapat menghadang larut dalam kilesa.
Apabila seseorang dapat menyadari timbulnya nafsu dan tidak menurutinya, maka besar kemungkinan orang tersebut tidak sekedar mencapai Jhana namun telah mendapatkan kebijaksaan dalam bhavana.
yaa... gitu deh

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #652 on: 02 July 2011, 12:38:13 PM »
Apabila "hanya" Jhana, tapi belum mendapatkan kebijaksanaan (panna),
Maka nafsu indra bisa muncul sewaktu-waktu, tidak jauh beda dengan orang yang tidak berlatih.

Hanya kebijaksanaanlah yang dapat menghadang larut dalam kilesa.
Apabila seseorang dapat menyadari timbulnya nafsu dan tidak menurutinya, maka besar kemungkinan orang tersebut tidak sekedar mencapai Jhana namun telah mendapatkan kebijaksaan dalam bhavana.
Jhana dan kebijaksanaan memang berbeda. Yang saya bahas adalah 'jhana' tidak seremeh itu karena walaupun orang sedang 'keluar' dari jhana, selama ia masih 'memiliki'-nya, nafsu indriah tidak akan menguasainya.

Hal tersebut berbeda dengan satipatthana puthujjana di mana kondisi meditatif dan non-meditatif itu bisa sama sekali tidak berhubungan, sama sekali tidak berpengaruh.


Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #653 on: 02 July 2011, 12:51:13 PM »
Jhana dan kebijaksanaan memang berbeda. Yang saya bahas adalah 'jhana' tidak seremeh itu karena walaupun orang sedang 'keluar' dari jhana, selama ia masih 'memiliki'-nya, nafsu indriah tidak akan menguasainya.

Hal tersebut berbeda dengan satipatthana puthujjana di mana kondisi meditatif dan non-meditatif itu bisa sama sekali tidak berhubungan, sama sekali tidak berpengaruh.


Jhana tidak bisa "disimpan".
Kalo menurut ane, itu "hanya" karena "hiri" dan "ottapa", walaupun hiri-ottapa sebenarnya bentuk kebijaksanaan juga.

(mudah2an tidak bosen, perumpamaan dari guru Chah lagi).
Jhana adalah bagaikan menaruh batu di atas rumput, selama batu ditaruh, rumput tertekan dan tidak bisa tumbuh, tetapi setelah keluar dari keadaan Jhana hal ini bagaikan mengangkat batu itu kembali dan rumput kembali tumbuh dengan leluasa seperti sebelumnya,
sedangkan Panna adalah bagaikan menaruh batu di atas rumput dan tidak mengangangkat dan membawanya lagi.
yaa... gitu deh

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #654 on: 02 July 2011, 01:15:50 PM »
Jhana tidak bisa "disimpan".
Kalo menurut ane, itu "hanya" karena "hiri" dan "ottapa", walaupun hiri-ottapa sebenarnya bentuk kebijaksanaan juga.

(mudah2an tidak bosen, perumpamaan dari guru Chah lagi).
Jhana adalah bagaikan menaruh batu di atas rumput, selama batu ditaruh, rumput tertekan dan tidak bisa tumbuh, tetapi setelah keluar dari keadaan Jhana hal ini bagaikan mengangkat batu itu kembali dan rumput kembali tumbuh dengan leluasa seperti sebelumnya,
sedangkan Panna adalah bagaikan menaruh batu di atas rumput dan tidak mengangangkat dan membawanya lagi.

Kenapa perumpamaan tentang panna nya seperti jhana juga yang menekan kekotoran batin ?  :-?

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #655 on: 02 July 2011, 01:16:40 PM »
Jhana dan kebijaksanaan memang berbeda. Yang saya bahas adalah 'jhana' tidak seremeh itu karena walaupun orang sedang 'keluar' dari jhana, selama ia masih 'memiliki'-nya, nafsu indriah tidak akan menguasainya.

Hal tersebut berbeda dengan satipatthana puthujjana di mana kondisi meditatif dan non-meditatif itu bisa sama sekali tidak berhubungan, sama sekali tidak berpengaruh.


"memiliki" dalam artian apa ya bro?
Samma Vayama

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #656 on: 02 July 2011, 01:18:47 PM »
Jhana tidak bisa "disimpan".
Kalo menurut ane, itu "hanya" karena "hiri" dan "ottapa", walaupun hiri-ottapa sebenarnya bentuk kebijaksanaan juga.

(mudah2an tidak bosen, perumpamaan dari guru Chah lagi).
Jhana adalah bagaikan menaruh batu di atas rumput, selama batu ditaruh, rumput tertekan dan tidak bisa tumbuh, tetapi setelah keluar dari keadaan Jhana hal ini bagaikan mengangkat batu itu kembali dan rumput kembali tumbuh dengan leluasa seperti sebelumnya,
sedangkan Panna adalah bagaikan menaruh batu di atas rumput dan tidak mengangangkat dan membawanya lagi.
benul tdk bisa di simpan, namun munculnya nafsu indria, ini saya pikir bukan karena hiri dan otapa, (walaupun hiri dan otapa bs sebagai pengerem)
melainkan karena kekuatan fokusing kita ke 1 objek,
Samma Vayama

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #657 on: 02 July 2011, 01:29:34 PM »
"memiliki" dalam artian apa ya bro?

Memiliki dalam artian walaupun dia tidak sedang berdiam dalam jhana, ia BISA mengarahkan pikirannya dan masuk dalam jhana. Hal ini karena orang tersebut telah terlatih dalam kelima faktor jhana.

Offline Wijayananda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 532
  • Reputasi: 69
  • Gender: Male
  • Semua akan berlalu...
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #658 on: 02 July 2011, 02:37:49 PM »


Sekedar saran, dalam membaca JK sebaiknya diimbangi dengan tulisan lain, apabila anda Buddhist, sebaiknya bacalah ajaran2 Bhikku hutan.
Pelajarilah kenapa ajaran JK disebut "True but not right, right but not true."
I'm buddhis...cuma pernah baca beberapa artikel JK aja..saya juga paling suka baca buku ajahn chah,artikel2 yg ditulis berdasarkan pengalama pribadi beliau,jarang sekali 'text book'..

Offline Wijayananda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 532
  • Reputasi: 69
  • Gender: Male
  • Semua akan berlalu...
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #659 on: 02 July 2011, 02:50:53 PM »
Memiliki dalam artian walaupun dia tidak sedang berdiam dalam jhana, ia BISA mengarahkan pikirannya dan masuk dalam jhana. Hal ini karena orang tersebut telah terlatih dalam kelima faktor jhana.

Yg aku tanggap dr pernyataan JK itu bkn meditasi konsentrasi,,hanya kesadaran pasif tanpa adanya campur tangan 'aku'..namun sekali lagi ini hanya spekulasi pikiran saja...

 

anything