Jhana dan kebijaksanaan memang berbeda. Yang saya bahas adalah 'jhana' tidak seremeh itu karena walaupun orang sedang 'keluar' dari jhana, selama ia masih 'memiliki'-nya, nafsu indriah tidak akan menguasainya.
Hal tersebut berbeda dengan satipatthana puthujjana di mana kondisi meditatif dan non-meditatif itu bisa sama sekali tidak berhubungan, sama sekali tidak berpengaruh.
Jhana tidak bisa "disimpan".
Kalo menurut ane, itu "hanya" karena "hiri" dan "ottapa", walaupun hiri-ottapa sebenarnya bentuk kebijaksanaan juga.
(mudah2an tidak bosen, perumpamaan dari guru Chah lagi).
Jhana adalah bagaikan menaruh batu di atas rumput, selama batu ditaruh, rumput tertekan dan tidak bisa tumbuh, tetapi setelah keluar dari keadaan Jhana hal ini bagaikan mengangkat batu itu kembali dan rumput kembali tumbuh dengan leluasa seperti sebelumnya,
sedangkan Panna adalah bagaikan menaruh batu di atas rumput dan tidak mengangangkat dan membawanya lagi.