//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Menanam Sebab...  (Read 8079 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Menanam Sebab...
« Reply #15 on: 10 September 2007, 09:23:15 AM »
Quote
Seperti kita sering katakan, bahwa manusia pada dasarnya beragama
untuk memuluskan harapan dan impian2 mereka. Ada yang mengharapkan
kesuksesan, ada yang mengharapkan kekayaan, ada yang mengharapkan
surga, dsb. Tetapi kala mereka tidak mendapatkan apa yang mereka
impikan, mereka mulai guncang, atau pun menyalahkan sesembahannya.
Atau manusia membuat berbagai macam dalih atas ketidak terkabulkannya
impian tersebut. Berbagai macam kambing hitam dicari.

Kita sebagai Buddhist yang mempraktekkan Dharma seringkali
mencemoohkan sikap orang beragama yang seperti itu. Tapi janganlah
kita bergembira dulu karena sudah mengerti atau melaksanakan Dharma
secara benar. Apabila kita merasa sombong, dan berbangga bahwa kita
lebih baik daripada 'mereka', disitu pulalah kita sebenarnya sudah
mulai terjatuh sebagai praktisi Dharma. Bila kita sudah merasa lebih
benar daripada orang lain, atau merasa bahwa orang beragama/ aliran
lain tidaklah sebaik agama/aliran kita, sadarlah bahwa kita belum
mempraktekkan Dharma secara benar. Kearogansian ini malah barangkali
bisa membawa kita kepada sikap takabur dan selanjutnya bila kebutaan
ini semakin menjadi-jadi dan kita tidak senantiasa waspada , menurut
saya bisa memerosotkan kita jatuh ke alam2 asura (cmiiw). Mengapa?
Alasan saya sederhana, alih-alih Dharma membuat kita menjadi semakin
sejuk dan damai, pembelajaran yg keliru itu membuat kita menjadi
semakin sombong, merasa benar sendiri, pemarah, gampang tersinggung,
intoleran, dsb.

Sudah selayaknya, kita belajar Dharma untuk mengurangi kemelekatan
pada sang 'aku'. Tetapi dalam perjalanan menghilangkan kemelekatan itu
--apalagi bila kita mendapatkan suatu insight /pencapaian tertentu--
kita seringkali semakin melekat kepada 'ketidakmelekatan' itu.
Bagaikan minum obat untuk menyembuhkan suatu penyakit, tetapi karena
overdosis justru menimbulkan efek samping yang lain.

Sudah semestinya --secara teori, dan saya akui saya sendiri baru
berjuang utk melaksanakannya -- bahwa kita bisa menjadi semakin rendah
hati dan menjadi bak pelayan kepada orang yang lain, terutama kepada
orang yang berbeda agama / aliran. Karena kala itu, dimana ego
materialistik / keduniawian kita sudah sedikit banyak ditundukkan,
tetapi disitulah ego kerohanian kita justru semakin menguat.
Saya hanya mengira-ira saja , bahwa sebenarnya, semakin tinggi praktek
Dharma seseorang, semestinyalah ybs merasa menjadi semakin rendah dan
tidak bisa apa-apa. Betulkah? (cmiiw).

Halo Pooh,
Sepertinya kok itu tulisan saya yang saya posting di milis Samaggi Phala ya?
Saya tidak keberatan tulisan2 saya diposting ulang, tapi bila tanpa menyebutkan penulis dan sumbernya hal itu bisa terkesan tidak etis dan merugikan perkembangan batin anda sendiri. Bukankah demikian sdr.Pooh?

Salam,
Suchamda
« Last Edit: 10 September 2007, 09:24:49 AM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Menanam Sebab...
« Reply #16 on: 10 September 2007, 09:28:19 AM »
oh oh, kalo gitu bintangnya buat om suchamda...
pantesan gayanya kok familiar ;D
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Menanam Sebab...
« Reply #17 on: 10 September 2007, 03:58:32 PM »
maka itu juga waktu itu ada announcement utk pasang penulis tulisannya kalo di copas. Mungkin Pooh terlupa.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Menanam Sebab...
« Reply #18 on: 11 September 2007, 11:40:09 AM »
Iya, saya rasa Pooh memiliki niat yang baik untuk berbagi. Adapun tulisan saya itu sebenarnya tiada artinya. Dulu sewaktu saya masih belum paham etika di dunia diskusi internet juga pernah melakukan hal yang sama.
Meskipun demikian karena perjalanan 1000 li dimulai dari langkah pertama maka kita perlu berhati-hati. Kesalahan2 kecil bila tidak disadari bisa menggiring kita untuk melakukan kesalahan2 yang lebih besar.
Ini semua adalah wajar karena kita masih tertatih-tatih belajar utk praktek Dharma. Oleh karena itulah 'what is a friend for' yaitu untuk saling mengingatkan demi kebaikan diri kita juga.

Salam,
Suchamda
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Menanam Sebab...
« Reply #19 on: 12 September 2007, 06:03:29 PM »
Quote
Kalau kita berbuat buruk... kita menanam sebab buruk...
Maka... sebab tersebut akan berbuah....

Kalau kita berbuat baik... kita menanam sebab baik...
Maka... sebab tersebut juga akan berbuah...

Kalau masih terikat Sebab-Akibat
Kapan bisa lepas dari Samsara... ?

Lalu...
bagaimana caranya untuk tidak menanam sebab ?

Selama masih ada proliferasi konsep (papanca-sanna-sankha) yang memunculkan riak vedana dan sankhara disitulah masih terdapat proses perputaran dari paticcasamupada.
Saat konsep itu berhenti dan melihat sesuatu seperti apa adanya (yathabuthananadassana) maka disitulah terdapat perhentian (nibbida).

Batin kita terombang ambing dalam delusi sehingga memunculkan segala permasalahan dunia ini. Pada saat kesan pertama merangsang indera2 fisik kita, kita mencerap dunia dan terjadi proses batin untuk merasakan penderitaan fisik atau untuk memenuhi kebutuhan kita. Tapi pada manusia biasa hal itu tidak berhenti disitu, melainkan terjadi proliferasi (papanceti) yang pada taraf selanjutnya memunculkan keinginan dan penolakan / penderitaan batin. Disitulah maka karma yang baru selalu terbentuk.

Salam,
Suchamda
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Menanam Sebab...
« Reply #20 on: 12 September 2007, 06:19:20 PM »
 [at] atas gw
ngomong panjang lebar cuma mo bilank kalo 'niat' itu penyebab berbuahnya kamma...><"


CAPEEEEEE DEEEE....

 

anything