Apabila Bintang-Bintang Binary, yang normal, itu berdekatan dalam jarak yang cukup dekat, maka kekuatan daya tarik dari masing-masing Bintang menyebabkan adanya saling tukar menukarnya zat-zat. Dalam hal lain, apabila salah satu dari Bintang tersebut, adalah Lubang Hitam, tidak akan terjadi saling tukar menukarnya zat-zat, tetapi terjadi satu aliran yang mengarah ke satu arah saja, yang bergerak menuju ke Lubang Hitam. Karena terdapatnya gas dari Bintang yang normal, yang ada di dekat Lubang Hitam, maka lalu tercipta kekuatan berputar (yang menyedot zat-zat); gerakan gas-nya akan mempercepat daya berputarnya menjadi sangat luar biasa tinggi perputarannya, ini disebabkan karena Sang Lubang Hitam itu mempunyai daya tarik yang zat-zat yang tertarik tak mampu menahan dirinya (untuk tersedot). Ketika zat-zat (yang tersedot) itu mendekati Lubang Hitam, partikel-partikel gas yang bergerak secara sangat cepat itu, bertubrukan, yang satu dengan yang lainnya, dan menimbulkan panas yang luar biasa hebatnya, serta membentuk aliran sinar-sinar-X yang sangat energetic. Walaupun beberapa Astronomer mengingatkan kepada kita bahwa Pulsar-Pulsar itu juga memancarkan sinar-sinar-X, terdapatnya radiasi yang disebutkan dimuka tadi, membimbing para Astronomer lainnya untuk percaya bahwa Lubang Hitam itu sungguh-sungguh ada pada Cygnus.
Mengenai "Mulut Singa", Sutra (teka dari naskah Buddhis) yang kita pelajari, selanjutnya tidak menyebut-nyebut lagi. Namun, sesudah itu, kita mencatat bahwa, pada bagian akhir dari kalimat dalam teks yang sama, terdapat beberapa jenis Sistem Dunia, yang dikemukakan deskripsinya sebagai berbentuk menyerupai bentuk Kerang-Kerang Laut. Deskripsinya yang dikemukakan, sangat jelas, menggambarkan Galaxy yang bentuknya spiral; tentang hal ini, karena (jika kami kemukakan keterangannya, mungkin agak membosankan, sebab dikemukakan secara berulang-ulang), keterangan-keterangannya tidak kami sajikan. Demikianlah, kami lampaui saja, membicarakannya (tentang Galaxy-Galaxy yang bentuknya seperti Kerang-Kerang Laut itu).
Setelah kita lampaui beberapa bagian dari Sutra (teks dari naskah Buddhis itu), akhirnya dapat kita baca keterangan sebagai berikut ini : "Beberapa dari Dunia (yang ada di alam Semesta ini) bentuknya Bulat, dan yang lainnya bentuknya Persegi)." Mengenai hal ini, paling sedikitnya dapat kita katakan kalimat itu merupakan suatu teka-teki yang mysterious. Diluar kalimat yang ajaib ini, dapat kita baca dua kalimat yang nampaknya uraiannya berlebihan; kita katakan demikian, karena kita telah membicarakan tentang masalah Galaxy-Galaxy dan Bintang-Bintang yang meledak.
Adapun bunyi kalimat yang dimaksudkan itu adalah sebagai berikut ini :
Beberapa dari Sistem-Sistem Dunia itu kehidupannya, hanya sepanang satu Kalpa,
Sedang (Sistem-Sistem Dunia) yang lainnya kehidupannya, sampai ratusan Kalpa, bahkan ribuan Kalpa, atau bahkan hingga waktu abadi yang periode-nya ber-aeon-aeon.
Setelah kita lewati beberapa bagian dari teks tersebut, lalu dapat kita baca kalimat sebagai berikut ini :
Banyaklah dari (Sistem-Sistem Dunia) yang keadaannya Baru (baru saja tercipta), dan yang lainnya berada pada saat-saat akan mengalami kemundurannya.
Sedang banyak dari (Sistem-Sistem Duma) yang lainnya lagi, segera akan mengalami titik henti (dari kehidupannya).
Kalau kita tangkap pengertiannya, atau kita anggap, bahwa yang disebut sebagai (Sistem-Sistem Dunia), disini, lebih menunjuk kepada Bintang-Bintang, dan kurang menunjuk kepada Galaxy-Galaxy, maka kita dapat mengetahui bahwa Bintang-Bintang yang Tua umurnya, itu ada, - khususnya yang terdapat didalam Galaxy-Galaxy yang berbentuk eliptical. Apabila sebagian besar dari Bintang-Bintang didalam Galaxy yang demikian itu, berkeadaan Tua umurnya, maka Galaxy-Galaxy yang bentuknya elliptical itu sendiri haruslah juga Tua umurnya. Bertentang dengan itu, Galaxy-Galaxy yang bentuknya ajaib, tampaknya khusus berisi banyak Bintang-Bintang Muda yang terang sinarnya, tetapi hanya memiliki Bintang-Bintang yang Tua umurnya, dalam jumlah yang sedikit saja. Tampaknya ini menunjukkan bahwa Galaxy-Galaxy yang demikian itu relatif berkeadaan Muda. Tetapi pernyataan yang demikian itu, tidaklah selalu benar. Mengapa?. Karena didalam ruang antar Bintang-Bintang dan sesuatu Galaxy, gas dan debu itu memiliki kepadatan yang sangat jarang. Dengan adanya daya tarik dan kesempatan untuk saling bertubrukan, zat-zat yang kepadatannya jarang, itu tertimbun selama aeon (jutaan atau biyunan tahun), dan membentuk suatu Awan Maha Raksasa. Begitu Awan yang sangat besar itu mengalami pertumbuhannya, perbedaannya makin menjadi satu, dan lalu menjadi Bintang-Bintang Embryonic, atau Proto-Bintang Proto-Bintang. Didalam Galaxy Bima Sakti kita, misalnya, Nebulae tertentu, Nebula Besar didalam orien, misalnya, jika kita hanya mengambil satu saja sebagai contohnya, adalah Induk Cosmic yang mengarah ke terciptanya Proto-Bintang yang demikian itu. Apabila demikian keadaannya, bagaimana caranya sebuah Proto-Bintang itu menjadi Tungku-Api Hydrogen, yang masak, atau yang dewasa?.
Dengan aksinya daya tarik, yang tetap bertahan terus, sebuah Proto-Bintang menjadi mengalami keadaan yang lebih padat lagi. Tekanan-tekanan yang terbentuk, selanjutnya, menghasilkan panas. Dalam waktu yang bersamaan, katakanlah sepuluh juta tahun atau lebih, temperatur dari Proto-Bintang itu naik sampai berjuta-juta derajat, dan Inti-Inti Hydrogen yang saling bertubrukan dengan energi yang cukup besar, ber-counter-aksi terhadap kekuatan elektris yang melawannya, yang biasanya memisahkannya. Pengaruh dari saling berbenturannya, atau bertubrukannya Inti-Inti Hydrogen itu, menyebabkan Atom-Atom Hydrogen itu menyatu dan membentuk Helium. Lalu, - mungkin anda bertanya, bagaimana caranya, apa yang tadinya berupa Awan Gas itu, kemudian dapat menjadi sebuah Bintang yang bersinar dengan terangnya, secara penuh?. Sekarang, Sang Bintang itu mulai "dapat menghidupi kehidupannya sendiri"; dan barangkali sesudah dua puluh juta tahun atau lebih, lalu mengalami keadaan yang stabil, yang mantap, yaitu setelah tekanan dari luar, yang berasal dari fusinya Inti-Inti yang memiliki panas yang luar biasa hebatnya, telah dapat seimbang dengan tarikan kedalam dari gravitasinya. Kemudian, untuk beberapa bilyun tahun kemudian, kehidupan Sang Bintang tetap dapat berkeadaan seimbang.
-bersambung-