//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: terbentuknya bumi  (Read 10346 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline sarita

  • Teman
  • **
  • Posts: 50
  • Reputasi: 2
  • Gender: Female
terbentuknya bumi
« on: 30 June 2008, 08:24:33 PM »
kalau menurut agama buddha, tuh terbentuknya bumi kayak gimana?
kan klu di agama tetangga Tuhan yang menciptakan, kayak hari 1 langit..........

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: terbentuknya bumi
« Reply #1 on: 30 June 2008, 08:36:52 PM »
Yang gw tahu sih katanya melalui proses yang panjang...

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: terbentuknya bumi
« Reply #2 on: 30 June 2008, 11:46:38 PM »
Cape deh...
Samma Vayama

Offline Kokuzo

  • Sebelumnya 7th
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.090
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • ... running in karma ...
Re: terbentuknya bumi
« Reply #3 on: 01 July 2008, 01:00:24 AM »
^ andriiiiiiiiiiiiiiiiiii, ga boleh gitu.... apalagi ama cewe...

*dah sering negh!*

;D

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: terbentuknya bumi
« Reply #4 on: 01 July 2008, 01:18:26 AM »
^ andriiiiiiiiiiiiiiiiiii, ga boleh gitu.... apalagi ama cewe...

*dah sering negh!*

;D

maksudnya apa neh...  :-w

Offline Fudotakika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: 67
  • FUDO
Re: terbentuknya bumi
« Reply #5 on: 01 July 2008, 05:19:31 AM »
ALAM SEMESTA DAN KOSMOLOGI

Oleh :
Buddhadasa P. Kirthisinghe

Dr. K.N. Jayatilleke dari Universitas Ceylon mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : "Konsepsi tentang Kosmos (= Alam Semesta) menurut Buddhisme, pada masa-masa awal dari perkembangannya, itu secara essensial, sama dengan konsepsi modern tentang alam semesta. Didalam teks berbahasa Pali, yang sampai di tangan kita, secara aksaranya diceriterakan, terdapat ratusan ribu matahari-matahari, bulan-bulan, bumi-bumi, dan dunia-dunia yang lebih tinggi, yang membentuk sistem dunia tingkatan minor (= kecil); terdapat seratus ribu kali jumlah sistem dunia tingkatan minor, yang membentuk sistem dunia tingkatan medium (= tengah-tengah); dan terdapat seratus ribu kali sistem dunia tingkatan medium yang membentuk sistem dunia tingkatan mayor (= besar). Didalam terminologi modern, itu tampaknya, apabila satu sistem dunia minor (= culanika loke dhatu), adalah sama dengan sebuah galaxy, yang melalui telescope yang paling baik, dapat kita lihat terdapat kira-kira ratusan juta dunia (matahari, bulan-bulan, dan sebagainya) didalamnya, maka dapat kita renungkan bahwa konsepsi Buddhis tentang sistem dunia-dunia, itu mempunyai kesamaan yang besar dengan keterangan dari ilmu pengetahuan modern.

Astronomi modern, melalui telescope yang besar dan kuat, telah dapat melihat adanya keluarga matahari-matahari tingkatan raksasa (yang luas sekali ruang lingkup beradanya di ruang angkasa), yang terdapat di dalam universe (= alam semesta) yang maha luas, yang dinamai galaxy. Astronomer Bangsa Rusia, yang bernama Vorontozoff, dan astronomer Bangsa Inggris, dari Cambridge University, yang bernama Fred Hoyle, berpendapat bahwa terdapat keadaan yang mantap mengenai keberadaan alam semesta ini. Mereka menerangkan theori "kemantapan keberadaan alam semesta" itu dengan mengemukakan hypothesa mereka tentang adanya penciptaan secara terus menerus zat-zat didalam ruang antar galaxy-galaxy.

Tiga orang ahli astronomi mathematis dari Inggris, H. Bondi, T. Gold, dan Fred Hoyle, mengemukakan pendapat mereka sebagai berikut : "Alam semesta itu tampak sama, kemana pun jauhnya kita pergi di sesuatu arah di ruang angkasa ini." Prinsip ini mendorong kita untuk menarik kesimpulan bahwa alam semesta itu haruslah tampak sama, apabila kita lihat, bagaimana pun kita bergerak, didalam hitungan waktu, ke depan, atau pun ke belakang. Mereka lebih lanjut berpostulasi bahwa ada fakta tentang menjadi makin tipisnya secara kontinu, zat-zat, yang terdapat di ruang dari alam semesta ini, yang disebabkan karena adanya perluasan yang berlanjut terus, dan ini dikompensasikan oleh penciptaan zat-zat baru secara terus menerus, yang terjadi secara uniform, di seluruh ruang-ruang antar galaxy-galaxy.

Postulasi tersebut tidak bertentangan dengan hukum universal tentang konservasinya zat-zat. Sudut pandangan ini memberikan bahan pemikiran mengenai asal dari evolusi galaxy-galaxy individual. Ini mendorong orang untuk beranggapan bahwa alam semesta itu sendiri berkeadaan abadi, walaupun pola-pola galaxy itu mengalami perubahan-perubahan secara konstan.

-bersambung-
THE WORLD IS JUST AWESOME

Offline Fudotakika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: 67
  • FUDO
Re: terbentuknya bumi
« Reply #6 on: 01 July 2008, 05:19:52 AM »
Di-claim oleh para astronomer bahwa ada bukti yang tampaknya sangat mendorong anggapan yang benar bahwa alam semesta itu sifatnya tidak terbatas. Pandangan ini sama dengan pandangan Buddhisme. Prof. Hoyle telah mengemukakan pendapatnya yang berbunyi sebagai berikut : "Saya dapati bahwa fikiran saya terdorong untuk ber-assumsi bahwa sifat dari alam semesta itu memerlukan kreasi secara terus menerus, suatu penciptaan berlanjut, yang memunculkan material dengan latar belakang yang baru." Pandangan ini juga sama dengan ajaran Buddhisme yang menerangkan bahwa, "tidak ada sesuatu yang sifatnya permanen, semua benda hidup atau benda mati, yang bersifat organic atau inorganic, itu muncul dan lalu lenyap."

Sangat mengherankan bahwa konstitusi alam semesta itu bersifat seragam. Kita dapati bahwa kira-kira 55% dari materi cosmic itu berupa hydrogen, 44 % helium dan sisanya yang 1% terdiri dari elemen-elemen yang lebih berat.

Sebuah galaxy itu sistemnya sangat mirip dengan sistem sebuah Tata-Surya. Itu mempunyai bentuk, pergerakan, dan konstitusi yang tertentu. Itu berada sendirian di suatu ruang, yang jauh terasing dari sejenisnya yang lain. Bintang-bintang dan elemen-elemen itu secara terus menerus terlahirkan didalamnya, dan semua bintang bergerak didalam ruang lingkupnya.

Sistem Tata-Surya kita ini terletak didalam galaxy Bima Sakti (= Milky Way galaxy), dengan jutaan jutaan bintang-bintang dan sistem-sistem planitnya. Galaxy yang paling dekat dengan Bima Sakti adalah Galaxy Andromeda. Galaxy Bima Sakti itu merupakan salah satu dari kelompok galaxy-galaxy yang jumlahnya kira-kira dua puluh buah, yang secara relatif berkeadaan saling berdekatan. Matahari kita mendominasi sistem planit kita dan beratnya ribuan kali dari planit Yupiter. Semua planit itu terletak secara tepat didalam alam dan jarak planit-planit tersebut dari Matahari itu mengikuti hukum mathematis, yang hukumnya berlaku sama terhadap bintang-bintang di alam semesta dan sistem-sistem planit mereka. Matahari itu sendiri ber-rotasi, berputar, secara lengkap, dalam kira-kira 26 hari. Planit-planit itu semua bergerak mengelilingi Matahari didalam suatu cyclus yang hampir sempurna. Sistem-sistem itu berkeadaan sangat teratur, harmonis dan bermakna. Didalam sistem galactic alam semesta, beberapa hari planit-planit itu menjadi arena kehidupan yang memiliki makhluk-makhluk yang intelligent, seperti yang terdapat didalam dunia kita pada sistem Tata Surya kita ini. Mereka itu haruslah memiliki temperatur dan atmosfeer yang tepat sama seperti yang menjadi persyaratan dari kehidupan yang kita kenal.

Sebuah naskah kuno India menceriterakan kepada kita tentang adanya sekelompok kecil makhluk, yang datang ke Bumi kita, ribuan tahun yang lampau, yang datang dengan kendaraan dari logam, yang mengitari Bumi beberapa kali, sebelum mendarat. Menurut naskah kuno tersebut, makhluk-makhluk dari luar Bumi kita, itu hidup menyendiri, dan memperoleh penghormatan yang besar dari penduduk Bumi. Bahkan hingga sekarang benda-benda terbang yang tidak diketahui identifikasinya, yang dikenal dengan istilah U.F.O. (= Unidentified flying objects) kadang-kadang dapat dilihat di angkasa di seluruh dunia. Beberapa orang mempercayai bahwa benda-benda yang tidak dikenal itu membawa makhluk-makhluk yang sangat tinggi intelligensinya, yang berasal dari planit-planit lain, sedang beberapa orang lainnya tidak mempercayainya dan mempermasalahkannya.

-bersambung-
THE WORLD IS JUST AWESOME

Offline Fudotakika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: 67
  • FUDO
Re: terbentuknya bumi
« Reply #7 on: 01 July 2008, 05:20:13 AM »
Dr. Harlow Shapley dan Dr. Edward Purcell, darl Universitas Harvard, percaya bahwa ada seratus juta planit pada Galaxy Bima Sakti kita saja, itu dihuni oleh makhluk-makhluk yang berintelligensi tinggi. Professor Gamov dari Universitas Colorado, juga berpendapat yang sama. Professor Hoyle dari Universitas Cambridge dan juga Dr. Stephen H. Doyle dari Rand Corporation, Amerika Serikat, menerangkan didalam bukunya yang berjudul "Habitable Planets for Man" (= "Planit-Planit yang dapat dihuni oleh Manusia"), bahwa didalam galaxy kita sendiri terdapat kira-kira 640.000.000 planit-planit yang kehidupannya seperti di Bumi kita, dan mereka juga menerangkan bahwa terdapat bilyunan galaxy-galaxy lainnya di alam semesta ini (sehingga tentunya jumlah planit-planit yang dapat dihuni makhluk, itu jumlahnya luar biasa banyaknya!).

Dr. John Taylor-lah, - seorang Professor Mathematika pada King's College, London-, yang mempertahankan pendapatnya bahwa didalam galaxy kita, yang bernama Bima Sakti, ini sendiri, terdapat jutaan planit yang dihuni oleh makhluk yang intelligensinya tinggi, bahkan proporsi yang memiliki makhluk yang intelligensinya lebih tinggi dari kita, manusia di Bumi ini, lebih banyak." Agama Buddha menyetujui pendapat yang demikian itu.

Professor Carl Sagan dari Observatory-nya Universitas Harvard, dan Dr. I.S. Shklovskii dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, berpendapat bahwa adalah masuk akal suatu anggapan atau perkiraan yang mengatakan bahwa mungkin terdapat sebanyak kira-kira 1.000.000 planit didalam galaxy kita, yang tidak hanya memiliki kehidupan, tetapi juga memiliki makhluk-makhluk yang berintelligensi tinggi, bahkan telah memiliki kebudayaan atau peradaban yang sangat maju. Beliau, bahkan juga mengagumi pendapat yang mengatakan bahwa mungkin makhluk yang telah sangat tinggi intelligensinya, itu di masa yang lampau, pernah datang di Kerajaan Babylonia Kuno, dan mempengaruhi mythe, atau ceritera-ceritera ajaib, yang sekarang dipunyai oleh Kebudayaan Babylonia, yang dengan demikian dapat kita katakan bahwa Kebudayaan Babylonia itu dicipta oleh makhluk non-manusia, yang telah memiliki ilmu pengetahuan yang sangat tinggi.

Oleh karena itu, kita memperoleh referensi, yang berkaitan dengan kisah para "Brahma Deva", yang berasal dari planit-planit lain, yang datang ke Bumi kita ini, untuk menolong orang-orang yang sangat membutuhkan pertolongan, misalnya tokoh para Bodhisattva. Kisah tentang para "Deva" yang keadaannya sama seperti yang diceriterakan diatas itu, yang mengunjungi Bumi kita, untuk mendengarkan ajaran Buddha Dhamma, serta yang telah sangat menghormati Sang Buddha, menjelang dan sesudah Sang Buddha mencapai Kesadaran Parinibbhana, oleh para penganut Agama Buddha, tidak dianggap sebagai ceritera non-sense, atau khayal belaka, tetapi dianggap benar-benar terjadi, dianggap sebagai suatu kenyataan. Pun kisah tentang kunjungan Sang Buddha ke Surga Tusita, untuk memberi khotbah tentang Buddha Dharma, kepada Ibundanya Sang Buddha, yang bernama Devi Mahamaya, itu juga dipercayai oleh umat Buddha, sebagai hal yang benar-benar terjadi, dan masuk akal.

REFERENSI- Gamow, George   The Creation Of the Universe,
Penerbitan Bantam Book, N.Y. 1969.
- Garland, Kenneth. W   The Inhabited Universe,
Penerbitan : Primier Book, N.Y. 1956.
- Hoyle, Fred   The Nature Of Universe
Penerbitan : Signet Book, N.Y. & London,1954
- Jayatilleke, K.N.   Buddhism and Science
Penerbitan : B.P.S. Ceylon, 1960
- Shklevakii, I.S. & Carll Sagan   Intelligent Life in the Universe.
Penerbitan : Holden Day, USA, 1960.
- Taylor, John   "Cosmology"
Penerbitan : B.B.C. Listener, June, 15 th. 1972 P. 789.
THE WORLD IS JUST AWESOME

Offline Fudotakika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: 67
  • FUDO
Re: terbentuknya bumi
« Reply #8 on: 01 July 2008, 05:21:15 AM »
AGAMA BUDDHA DAN KOSMOLOGI

Oleh :
F. Mark Davis

Apabila anda menyukai sesuatu kejutan yang menarik dan menyenangkan hati, saya mempunyai yang anda inginkan itu. Walaupun tidak mengejutkan bagi seorang cendekiawan Buddhis, yang akan saya ceriterakan itu akan mengejutkan anda, apabila anda adalah seorang Barat, yang percaya bahwa hanya kebudayaan Barat saja yang memegang monopoli atas pengetahuan yang ilmiah. Agak menahan untuk tidak segera menerangkan sampai ke hal yang sekecil-kecilnya, supaya anda tetap memillki perhatian terhadap masalah yang akan saya kemukakan, terlebih dahulu saya hanya akan mengungkapkan secara garis besarnya saja. Yang saya katakan mungkin merupakan kejutan bagi anda itu, adalah sebagai berikut ini. Kita telah memiliki fakta-fakta bahwa para cendekiawan Buddhis, yang hidup di masa-masa awal dari perkembangan Buddhisme, pada saat mana Dunia Barat masih melangkah tersendat-sendat di Zaman Kegelapannya, pada saat itu para cendekiawan Buddhis telah memiliki pengetahuan tertulis yang menerangkan mengenai Kosmos, atau Alam Semesta, yang hampir sangat mirip, dan sangat sesuai dengan apa yang sekarang dikenal oleh para Astronomer dan para Astrophysicist Dunia Barat, yang kompeten.

Mengapa, mungkin anda bertanya, para cendekiawan Buddhis di masa-masa awal dari perkembangan Buddhisme, itu tertarik pada masalah-masalah seperti kosmologi dan struktur dari alam physik, sedang kita semua mengetahui bahwa Buddhisme itu adalah Agama yang perhatian utamanya adalah terhadap masalah-masalah tentang penderitaan manusia dan cara-cara melenyapkannya?. Dan dari hasil analisa yang telah anda lakukan, mungkin anda berpendapat bahwa deskripsi tentang segi physiknya dari alam itu hanya sedikit saja kaitannya atau manfaatnya terhadap masalah penderitaan manusia.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah pertanyaan-pertanyaan yang baik dan benar dan saya akan berusaha untuk menjawabnya. Apabila kita berpendapat bahwa sebaiknya prioritas diletakkan pada masalah-masalah sifat-sifat dan tujuan manusia, dan bukan pada masalah sifat-sifat dan asal dari Alam Semesta, maka pemahaman terhadap masalah yang disebutkan terakhir itu tetap bermanfaat, karena dapat memberikan kepada kita pengetahuan tentang sifat-sifat benda-benda seperti apa adanya. Tetapi ini bukan satu-satunya alasan (mengapa para cendekiawan Buddhis di masa-masa awal dari perkembangan Buddhisme, telah menganggap juga perlu membicarakan tentang Kosmologi). Manusia itu dilahirkan, mengalami penderitaan, dan meninggal dunia di dunia-gejala-gejala-alamiah, yang tidak permanen sifatnya. Demikian juga, walaupun kita berpendapat bahwa alam yang berisi penderitaan atau kesengsaraan (yang istilahnya bersifat "samsaric") ini merupakan "persinggahan sebentar (dalam perjalanan hidup kita yang panjang, melalui tumimbal-lahir secara berulang-ulang atau "reinkarnasi" itu), namun kita juga bertanya : "mengapa kita tidak mempelajari Alam Semesta, agar kita dapat memahami sifat-sifatnya!?!. Dan usaha untuk memahami Samsara (= Penderitaan), yang caranya sama seperti para cendekiawan Buddhis di masa-masa awal dari perkembangan Buddhisme (yang juga dengan mempelajari sifat-sifat dan asal dari Alam Semesta itu), menurut hemat saya merupakan sikap yang terpuji. Atas dasar alasan-alasan yang demikikan itu, maka kita sampai pada kesimpulan bahwa sebenarnya kita tidak perlu heran, kalau kita mendapati adanya deskripsi tentang sifat-sifat dan asal dari Alam Semesta pada teks-teks naskah Buddhisme di masa-masa awal dari perkembangan Buddhisme itu.

-bersambung-
THE WORLD IS JUST AWESOME

Offline Fudotakika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: 67
  • FUDO
Re: terbentuknya bumi
« Reply #9 on: 01 July 2008, 05:21:32 AM »
Walaupun dibagian belakang dari uraian ini, nanti kita akan membicarakan makrokosmos, namun, sebelumnya, saya ingin mengemukakan sepatah dua patah kata tentang mikrokosmos. Setelah kita meneliti semua uraian, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa uraian tentang mikrokosmos itu telah terdapat didalam uraian tentang makrokosmos. Demikianlah, cukup kiranya kalau kita sebutkan bahwa sudah sejak permulaan sejarahnya, Agama Buddha itu telah selalu memiliki theori tentang atom (= atomic theory), walaupun Sang Buddha sendiri tidak menerangkannya sampal ke hal yang sekecil-kecilnya. Sekalipun demikian, Sang Buddha telah menerangkan bahwa bagian yang paling kecil dari zat-zat itu berada didalam keadaan mengalir secara tetap (in a state of constant flux), tidak pernah berkeadaan sama, dari satu saat, ke saat yang lain. Para cendekiawan Buddhis di masa-masa belakangan dari perkembangan Buddhisme, memiliki konsep dan memberikan deskripsinya tentang atom, secara sama seperti yang telah diterangkan oleh Sang Buddha.

Mengenai alam yang luas, yang jauh, yang ada disebelah sananya dari alam tempat kita diam ini, diantara semua bangsa-bangsa yang telah memiliki kebudayaan yang tinggi, di zaman kuno, terdapat banyak spekulasi, atau renungan-renungan, yang cukup rasional. Para pemikir Bangsa Yunani dan Bangsa India telah membuktikan bahwa mereka memiliki kemampuan yang menonjol dibidang pemikiran yang rasional, walaupun banyak dari kesimpulan-kesimpulan mereka, dikemukakan pada syair-syair yang penuh fantasi, dan sedikit saja yang dimunculkan dalam bentuk yang lainnya. Sangatlah mengherankan, namun juga sangat sehat dan benar jalan fikirannya, dan merupakan yang pertama kalinya didalam sejarah fikiran-fikiran manusia, bahwa Buddhisme itu hingga sekarang tetap mengemukakan konsepsinya tentang Alam Semesta, yang sangat berarti, jika dibandingkan dengan konsepsinya ilmu pengetahuan modern, tentang Alam Semesta. Untuk meyakinkan anda tentang benarnya pernyataan saya yang saya sebutkan terakhir itu, perkenankanlah saya menceriterakan kepada anda, deskripsi tentang Alam Semesta, yang terdapat didalam naskah Buddhis, yang dinamai "Visuddhimagga".

Didalam bagian-bagian yang tertentu, dari naskah "Visuddhimagga" itu, diberikan deskripsinya tentang Alam Semesta, yang disebutkan sebagai terdiri atas tiga tingkatan, yang paling kecil, dinamai "Sistem Dunia Minor" (=Minor World System), yang berisi ribuan bintang-bintang. Sistem ini dapat kita bandingkan dengan konsep modern tentang Galaxy Tunggal (= Satu Galaxy), dengan ribuan bintang-bintang, dan yang barangkali didalamnya terdapat planit-planit yang dihuni oleh makhluk-makhluk hidup. Dua contohnya, misalnya Galaxy Bima Sakti (= Milky Way) kita, atau M31, dan Galaxy Andromeda. Tingkatan berikutnya dinamai "Sistem Dunia Pertengahan" (=Middling World System), yang dapat kita bandingkan dengan Kelompok Galaxy-Galaxy, seperti yang telah kita ketahui terdapat pada Coma Berenices, jika kita hanya menyebutkan satu contohnya saja. Kalau pada Sistem Dunia Pertengahan itu terdapat ratusan atau ribuan Galaxy-Galaxy, maka Tingkatan terakhir, Kumpulan Sistem Dunia Pertengahan, yang membentuk "Sistem Dunia Mayor" (=Mayor World System), dapat kita bandingkan dengan yang oleh Hannes Alfven dinamai Metagalaxy. Barangkali sejenis yang dinamai Metagalaxy itu terdapat didalam Gugusan Bintang-Bintang di Langit Sebelah Utara, yang bentuknya seperti Gayung Bertangkai, yang besar, yang dinamai "Kelompok Bintang-Bintang Gayung Besar" ("The Dipper"), yang pada bagian kedalaman dari Gayungnya dikenal sebagai berisi jutaan Galaxy-Galaxy.

-bersambung-
THE WORLD IS JUST AWESOME

Offline Fudotakika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: 67
  • FUDO
Re: terbentuknya bumi
« Reply #10 on: 01 July 2008, 05:21:54 AM »
Disebelah quasar-quasar (quasar adalah benda angkasa seperti bintang, yang sangat kecil, yang menjadi sumber kosmik, yang memancarkan cahaya dan gelombang-gelombang radio), Galaxy-Galaxy yang ajaib itu, pada lingkaran luarnya dari Alam Semesta, astronomi modern berhenti hanya pada Tingkatan Ke-Tiga saja, karena keterbatasan daya observasinya,- bahkan walaupun dipergunakan peralatan-peralatan penyelidikan yang sangat canggih. Pembatasan ini, tidak harus berarti terdapatnya batasan pada Alam Semesta, karena Alam Semesta itu dapat tetap berkembang terus, tanpa mengalami keterbatasan. Sama seperti itu, teks-teks pada naskah-naskah Buddhisme pada masa-masa awal dari perkembangannya, itu pembahasannya juga tidak berhenti pada Tingkatan Sistem Dunia Mayor saja. Ajaran Buddhisme itu, pernyataan-pernyataan fikiran atau pandangannya cenderung tidak bersifat dogmatis, tetapi mengarah membiarkan fikiran yang bersifat terbuka untuk dipermasalahkan, yaitu disini cenderung tidak memihak kepada pandangan apakah Alam Semesta itu bersifat terbatas atau tidak terbatas.

Edwin Hubble menggolongkan Galaxy-Galaxy itu menurut bentuknya. Dari enam ratus Galaxy-Galaxy yang diselidiki, beliau membaginya menjadi empat golongan, yaitu : (1). Galaxy yang bentuknya elliptical, (2). Galaxy yang bentuknya spiral, (3). Galaxy yang bentuknya spiral berjajar atau bergaris-garis (= barred spiral), dan (4). Galaxy yang bentuknya tidak teratur (= irregular) atau ajaib (= peculiar). Sangatlah menarik perhatian bahwa kepustakaan Buddhis yang ada di masa-masa awal dari perkembangannya, mempergunakan istilah dalam bahasa Pali : "Cakkavala", sebagai salah satu sinonimnya dari Sistem Dunia (= World System). Tetapi, salah satu dari makna kata "Cakkavala" itu juga berarti "Roda", dan ini secara suggestif, mengingatkan kita kepada jenis Galaxy-nya Hubble, yang dinamai jenis bentuk spiral. Bentuk-bentuk lainnya tidak disebutkan. Memperbandingkan sebuah Galaxy yang bentuknya spiral, dengan bentuk "Roda", sangatlah bersesuaian, sama seperti yang sekarang ini telah kita ketahui, yaitu bahwa banyak entitas-entitas cosmic (= benda-benda angkasa) yang tidak hanya bentuknya seperti spiral, tetapi juga ber-rotasi, berputar, didalam cara seperti jalannya Roda. Didalam Galaxy Bima Sakti kita, misalnya, rotasi yang sedemikian itu membawa Matahari dan sistem-sistem planitnya, mengelilingi keseluruhan bagian dari Galaxy, sekali setiap 250 juta tahun. Kesusasteraan berbahasa Pali, yang ada di masa-masa awal perkembangan Buddhisme, tidak hanya menjadi satu-satunya sumber konsepsi-konsepsi dan informasi-informasi cosmic, menurut ajaran Buddhis, sebagai misalnya tentang struktur Galaxy yang bentuknya menyerupai Roda itu. Demikianlah, nanti akan kita ketahui bahwa naskah-naskah Buddhis, dari aliran Mahayana, yang walaupun mempergunakan symbolisme yang puitis, namun mengungkapkan banyak deskripsi-deskripsi yang realistis.

Salah satu dari naskah Buddhis, yang berbahasa Sanskrit, misalnya yang kita kenal dengan nama "Sutra Untaian Bunga" (= Garland Sutra), yang naskahnya sampai ditangan kita, melalui naskah yang berbahasa Cina, yang dinamai "Sutra Hwa Yen". Didalam naskah tersebut, Sang Bodhisattva Samantabhadra kepada para siswanya yang berkerumun mendengarkan ajaran Buddhisme, antara lain telah berkata sebagai berikut : "Beberapa (dari Sistem Dunia atau Galaxy-Galaxy) itu bentuknya menyerupai Untaian Bunga".

-bersambung-
THE WORLD IS JUST AWESOME

Offline Fudotakika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: 67
  • FUDO
Re: terbentuknya bumi
« Reply #11 on: 01 July 2008, 05:22:26 AM »
Kecuali kita mau mengembangkan imaginasi kita, kiranya agak sukar menerima fakta bahwa ada Galaxy yang bentuknya menyerupai sebuah bunga. Namun, jika kita tidak cepat-cepat menanggapinya sebagai fantasi puitis belaka, kita dapat memakai Sutra tersebut sebagai suatu referensi tentang adanya sebuah sistem dunia yang benar-benar riil ada,- yaitu apabila kita menafsirkan bentuk cincin sebagai sesuatu yang menyerupai Bunga. Karena tampaknya ada bukti-bukti nyata bahwa (di Alam Semesta ini) terdapat awan-awan gas intergalactic, yang tidak nampak, baik oleh telescopy optical, maupun telescopy radio. Beberapa astronomer percaya bahwa struktur yang demikian itu, yang bentuknya menyerupai ombak atau awan, dapat menyerupai bentuk bunga. Hal yang demikian itu, terjadi apabila ada perbenturan antara sebuah Galaxy dan sebuah gas, yang lalu menimbulkan sebuah "ledakan" gas-gas antar bintang-bintang, yang timbul dari Galaxy yang bentuknya menyerupai cincin awan. Awan gas yang demikian itu, kata para astronomer, dapat berisi bilyunan bintang-bintang.

"Beberapa (dari kumpulan Galaxy-Galaxy itu) adalah maha luas, seluas Samudera", demikian bunyi selanjutnya dari teks naskah Buddhis, yang tersebut diatas, yang menunjukkan bahwa (di Alam Semesta ini) banyak terdapat Galaxy-Galaxy yang luar biasa besar atau luasnya, sehingga dapat kita misalkan seperti Sandera."

"Berputar-putar seperti Roda Maha Besar yang menggelinding", demikian permulaan kalimat pada teks berikutnya, yang mengingatkan kita bahwa itu tepat sesuai dengan yang terdapat pada teks berbahasa Pali, yang sudah kita sebutkan terdahulu, yang dinamai "Cakkavala".

Bagian yang agak akhir dari kalimat yang sama, yang kita pelajari, berbunyi sebagai berikut : "Beberapa (dari Galaxy-Galaxy itu) bentuknya ramping "suatu pernyataan yang memberikan gambaran bahwa itu sangat mirip dengan yang dinamai Galaxy golongan yang bentuknya seperti spiral yang berjajar-jajar atau yang bergaris-garis. Galaxy-Galaxy yang demikian ini, dapat kita lihat pada konstellasi-konstellasi Cetus, Pegasus dan Hercules; dan Galaxy yang disebutkan terakhir itu memiliki penampakan yang sangat ramping, dengan spiral-spiralnya yang jarang nampak.

"Beberapa (dari Galaxy-Galaxy itu) berkeadaan kecil", demikian kalimat selanjutnya yang terdapat didalam teks tersebut diatas. Pernyataan ini benar-benar merupakan suatu kenyataan, walaupun yang jenisnya seperti Galaxy-nya Seyfert itu berkeadaan kecil, jika kita bandingkan, katakanlah, dengan Galaxy Bima Sakti kita atau M31. Masih lebih kecil lagi, adalah quasar-quasar, yang letaknya sangat jauh dari tempat kita. Cahaya yang memancar dari daerah quasar 3C273, misalnya, kurang dari satu tahun cahaya diameternya; dan, paling sedikitnya, satu quasar itu mungkin memiliki tali central, atau garis central, yang kurang dari satu minggu cahaya.

"Karena mereka (Galaxy-Galaxy) bentuknya tak terhitung jumlahnya", demikian yang dapat kita baca pada teks Sutra yang kita ambil sebagai contohnya, yang memberi saran kepada kita tentang terdapatnya konfigurasi-konfigurasi galactic lainnya, selain yang disebutkan dalam penggolongan bentuk galaxy menurut Hubble. Dalam hal lain, kalimat-kalimat yang terdapat pada teks Sutra tersebut di atas, mungkin menunjuk kepada unit-unit cosmic lainnya, selain Galaxy-Galaxy, yang tentang hal ini, beberapa keterangannya dapat disajikan sebagai berikut ini.
"Dan (mereka: Bintang-Bintang atau Galaxy-Galaxy itu) berputar-putar, didalam berbagai cara .............................
Beberapa dari Dunia-Dunia itu bentuknya menyerupai Roda yang menyala-nyala",

demikian bunyi dua kalimat berikutnya. Komentar lebih lanjut yang karena diuraikan secara berulang-ulang, (karena mungkin agak membosankan) kita lampaui membicarakannya.

-bersambung-
THE WORLD IS JUST AWESOME

Offline Fudotakika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: 67
  • FUDO
Re: terbentuknya bumi
« Reply #12 on: 01 July 2008, 05:22:45 AM »
"Sebuah Gunung Berapi", demikian dapat kita baca pada bagian permulaan dari kalimat berikutnya, adalah suatu (contoh yang tepat) yang perlu kita utarakan, karena merupakan satu dari dua tafsiran (yang baik untuk kita renungkan). Pertama-tama, marilah kita pelajari sifat-sifat sebuah Gunung Berapi.!

Beberapa Gunung Berapi itu meletus dengan ledakan yang dahsyat, terutama yang kawah-kawah atau kepundannya berisi lava yang padat. Gunung-Gunung Berapi sebagai misalnya Gunung Pelee di India Barat Wilayah Perancis, dan di Gunung Lassen Peak California, yang merupakan jenis Gunung Berapi yang kawahnya berisi lava yang padat, apabila meletus, akan memuntahkan lava-lavanya, tidak pada lubang kepundannya atau kawahnya, tetapi pada bagian samping dari lereng-lerengnya, yang sering dengan menimbulkan bencana-bencana (yang cukup dahsyat). Tanyalah kepada diri anda sendiri, entitas cosmic atau benda angkasa apa, yang dapat meletus seperti sebuah Gunung Berapi itu?.

Tentu saja, jawabannya, adalah : "Galaxy-Galaxy. Dan bencana gempa bumi yang maha dahsyat, seperti apa yang akan terjadi, kiranya dapat kita bayangkan! Tampaknya sukar dipercaya keterangan yang mengatakan bahwa keseluruhan bagian dari sebuah Galaxy, itu meletus semuanya. Namun, hal yang demikian ini merupakan suatu fakta, seperti yang diungkapkan oleh telescopy radio. Quasar-quasar tertentu juga dapat ditentukan, pada suatu ketika akan aktif, dan meledak. Quasar 3C273 telah menunjukkan pernah melemparkan bagian-bagiannya yang terdiri dari zat-zat tertentu, seluas hingga 250.000 tahun cahaya, suatu jarak yang dua kali lebih panjang dari diameternya Galaxy Bima Sakti kita. Walaupun penyebab dari gejala tersebut itu tidak kita ketahui (secara pasti), namun dapat kita duga bahwa penyebabnya adalah ledakan yang maha hebat. Juga, kemudian dapat kita ketahui bahwa M87 yang terdapat pada Virgo adalah merupakan suatu Galaxy yang sedang meledak, seperti sebuah photo menunjukkan, terdapat sejumlah maha besar dari zat-zat tertentu, yang terlempar keluar dari intinya.

Dibawah tingkatan Galaxy, Unit lainnya, yang meledak, yang mempunyai arti (yang cukup besar), adalah Bintang ( = Star), yang kadang-kadang terdapat pada Galaxy-Galaxy yang jauh dari tempat kita, dan kadang-kadang terdapat didalam Galaxy Bima Sakti kita. Setiap waktu, sekarang, atau kapan saja, tanpa ada pemberian tahu atau tanda-tandanya terlebih dahulu, sebuah Bintang yang tidak berarti, yang lemah, tiba-tiba dapat mengintensifkan kecemerlangan cahayanya, hingga satu juta kali atau lebih, dari yang semula. Bintang yang demikian itu, menjadi sebuah Bintang "Nova", atau Bintang "Supernova", tergantung besar kecilnya kecemerlangan cahayanya. Tidaklah kami lebih-lebihkan keterangan kami, kalau kami katakan bahwa didalam sejarah, Bintang Supernova yang paling berarti, adalah yang terlihat pada musim panas pada tahun 1054 A.D. Catatan dari peralatan perbintangan Tiongkok, mencatat bahwa "Bintang Tamu", yang dijuluki demikian, yang tampak didalam Taurus, bercahaya dengan sangat terang, seterang Venus pada malam hari, dan tampak siang dan malam, selama 23 hari. Kemudian setelah delapan puluh malam (dari waktu yang periodenya dua tahun), Bintang "Supernova" itu memudar, dan lenyap. Sekarang ini, Nebula Kepiting, yaitu nama bagi Awan Gas Supernova, yang maha besar, menjadi objek penyelidikan astronomi, yang sangat intensif.

Alasan pemberian nama yang demikian itu, ialah karena terdapat fakta bahwa Awan Gas yang telah terpecah-pecah, yang lalu menghasilkan sebuah Nebula, itu menyelimuti sebuah Bintang Neutron yang sangat padat, dan sangat kecil, yang juga dikenal dengan nama Pulsar. (Pulsar adalah sumber cosmic, yang memancarkan signal-signal radio). Sebuah Pulsar, sama dengan sumber cosmic lainnya, itu memperoleh nama yang demikian, karena terdapatnya fakta bahwa sumber cosmic tersebut memiliki kecepatan perputaran yang hampir sukar dipercaya, misalnya Pulsar Kepiting (Crab's Pulsar), perputarannya hingga tiga puluh kali putaran per detik. Kelak, setelah melampaui masa sepanjang aeon, atau berjuta-juta tahun, atau bahkan bilyunan tahun, pulsar itu akan menurun kecepatan gerakannya, dan pada suatu saat, apabila waktunya telah tiba, menjadi berhenti sama sekali; hal yang demikian ini menjadi objek diskusi yang paling menarik dan luas pembahasannya didalam astronomi modern. Dan hal tersebut, menjadi topek dari uraian kita berikut ini.

-bersambung-
THE WORLD IS JUST AWESOME

Offline Fudotakika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: 67
  • FUDO
Re: terbentuknya bumi
« Reply #13 on: 01 July 2008, 05:23:06 AM »
"Istilah "Mulut Singa" (= Lion's Mouth) disebutkan sesudah istilah Gunung Berapi. Pertama-tama, perumpamaan ini tampaknva merupakan suatu teka-teki yang mysterious; tetapi apabila kita fikirkan dalam-dalam, untuk mencari yang dimaksudkan, yaitu dengan memperhatikan kebiasaan hewan jenis kucing (harimau, atau singa), maka akan muncul maknanya. Mulut Singa itu memakan daging-daging dari hewan-hewan lainnya. Benda Angkasa apa gerangan, yang keadaannya seperti Mulut Singa, yang memakan segala sesuatu yang terdapat didalam pengaruh gravitasi (daya tarik)-nya?.

Jawabannya, kami yakini benar, adalah : sebuah "Lubang Hitam" (= Black Hole). Agar keyakinan bahwa istilah "Mulut Singa" itu benar-benar merupakan suatu perumpamaan yang tepat, yaitu mewakili sebuah "Lubang Hitam", maka marilah kita bicarakan gejala alam yang sangat menarik ini, secara lebih dekat lagi.

Dibawah kondisi yang tertentu, sebuah pulsar itu dapat mengalami menjadi mengecil (seakan-akan diperas), sampai dibawah diameter-nya, sehingga dapat terkurangi besarnya sampai hanya enam kilometer saja, atau kurang. Setelah demikian, sesuatu peristiwa yang sangat luar biasa terjadi. Pertama-tama, baiklah kami berikan keterangannya, sebagai berikut ini.

Cahaya itu menurut theori relativitas, mempunyai massa (= mass); oleh karena itu terkena pengaruh daya tarik. Demikianlah, kita juga dapat menerangkan bahwa cahaya yang memancar keluar dari sesuatu Bintang, itu dalam batas-batas tertentu mengalami hambatan oleh lapangan gravitasi dari Bintang itu sendiri. Daya tarik dari sesuatu Bintang yang dimensinya normal, - katakanlah yang diameternya 1.600.000 + kilometer -, itu tidaklah cukup besar untuk menahan pancaran cahaya yang keluar dari Bintang tersebut. Sebaliknya, dari keadaan yang demikian itu, apabila zat dari sesuatu Bintang itu terperas menjadi keadaan yang sangat padat, kekuatan gravitasinya menjadi sangat mentakjubkan kehebatannya. Keadaan demikian sering terjadi pada inti neutron dari sebuah Bintang yang meledak. Apabila inti yang demikian itu mengerut sampai menjadi radius beberapa kilometer, daya tarik permukaannya menjadi bilyunan kali lebih besar dari daya tarik Bintang yang normal. Daya tarik dari kekuatan yang fantastic itu lalu mencegah segala sesuatu, - bahkan cahaya yang sifatnya tidak padat dan sangat ringan itu pun tidak luput dari sedotan daya tariknya. Dari sejak saat itu Sang Bintang lenyap dari Alam Semesta, dan timbul gejala alam yang berwarna Hitam; itu lalu menjadi Lubang yang tidak tampak, atau Black Hole. Dan, sama keadaannya seperti Mulut Singa, yang sifatnya garang, dan suka memakan hewan-hewan lainnya, demikian jugalah "Sang Lubang-Hitam" itu "Memakan" segala sesuatu yang berada dilingkungan dekatnya, dengan garangnya.

Apakah kita yakin bahwa Lubang Hitam itu benar-benar ada!?!. Tidak, sebabnya ialah karena Lubang Hitam itu tidak tampak; itu hanya mungkin ada didalam theorinya saja. Namun, Astronomi yang mempergunakan sinar - X, secara sementara telah memberikan bukti bahwa Lubang-Hitam (- Black Hole) itu benar-benar ada, sungguh-sungguh bersifat rill. Kita katakan demikian, karena observasi dengan mempergunakan sinar - X yang dibuat oleh Sateliat dan Rocket-Rocket telah mengungkapkan adanya sumber sinar - X yang sangat kuat di Cygnus, yang dinamai Bintang Salib Utara (= Northern Cross). Yang dinamai Cygnus X-1, sumber sinar- X ini terletak dekat Bintang Super Raksasa (Bintang yang luar biasa besarnya), yang merupakan anggota dari Binary Spectroscopic; suatu Binary Spectroscopic, adalah Sepasang Bintang yang tidak nampak sebagai terpisah. Bintang Anggotanya, didalam hal ini, tampaknya merupakan Sumber sinar - X-nya. Tetapi, apa yang dikerjakan sinar-sinar-X ini terhadap Lubang Hitam?. Penjelasan mengenai hal ini, kami sampaikan dalam tata urutan sebagai berikut ini.

-bersambung-
THE WORLD IS JUST AWESOME

Offline Fudotakika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: 67
  • FUDO
Re: terbentuknya bumi
« Reply #14 on: 01 July 2008, 05:23:27 AM »
Apabila Bintang-Bintang Binary, yang normal, itu berdekatan dalam jarak yang cukup dekat, maka kekuatan daya tarik dari masing-masing Bintang menyebabkan adanya saling tukar menukarnya zat-zat. Dalam hal lain, apabila salah satu dari Bintang tersebut, adalah Lubang Hitam, tidak akan terjadi saling tukar menukarnya zat-zat, tetapi terjadi satu aliran yang mengarah ke satu arah saja, yang bergerak menuju ke Lubang Hitam. Karena terdapatnya gas dari Bintang yang normal, yang ada di dekat Lubang Hitam, maka lalu tercipta kekuatan berputar (yang menyedot zat-zat); gerakan gas-nya akan mempercepat daya berputarnya menjadi sangat luar biasa tinggi perputarannya, ini disebabkan karena Sang Lubang Hitam itu mempunyai daya tarik yang zat-zat yang tertarik tak mampu menahan dirinya (untuk tersedot). Ketika zat-zat (yang tersedot) itu mendekati Lubang Hitam, partikel-partikel gas yang bergerak secara sangat cepat itu, bertubrukan, yang satu dengan yang lainnya, dan menimbulkan panas yang luar biasa hebatnya, serta membentuk aliran sinar-sinar-X yang sangat energetic. Walaupun beberapa Astronomer mengingatkan kepada kita bahwa Pulsar-Pulsar itu juga memancarkan sinar-sinar-X, terdapatnya radiasi yang disebutkan dimuka tadi, membimbing para Astronomer lainnya untuk percaya bahwa Lubang Hitam itu sungguh-sungguh ada pada Cygnus.

Mengenai "Mulut Singa", Sutra (teka dari naskah Buddhis) yang kita pelajari, selanjutnya tidak menyebut-nyebut lagi. Namun, sesudah itu, kita mencatat bahwa, pada bagian akhir dari kalimat dalam teks yang sama, terdapat beberapa jenis Sistem Dunia, yang dikemukakan deskripsinya sebagai berbentuk menyerupai bentuk Kerang-Kerang Laut. Deskripsinya yang dikemukakan, sangat jelas, menggambarkan Galaxy yang bentuknya spiral; tentang hal ini, karena (jika kami kemukakan keterangannya, mungkin agak membosankan, sebab dikemukakan secara berulang-ulang), keterangan-keterangannya tidak kami sajikan. Demikianlah, kami lampaui saja, membicarakannya (tentang Galaxy-Galaxy yang bentuknya seperti Kerang-Kerang Laut itu).

Setelah kita lampaui beberapa bagian dari Sutra (teks dari naskah Buddhis itu), akhirnya dapat kita baca keterangan sebagai berikut ini : "Beberapa dari Dunia (yang ada di alam Semesta ini) bentuknya Bulat, dan yang lainnya bentuknya Persegi)." Mengenai hal ini, paling sedikitnya dapat kita katakan kalimat itu merupakan suatu teka-teki yang mysterious. Diluar kalimat yang ajaib ini, dapat kita baca dua kalimat yang nampaknya uraiannya berlebihan; kita katakan demikian, karena kita telah membicarakan tentang masalah Galaxy-Galaxy dan Bintang-Bintang yang meledak.

Adapun bunyi kalimat yang dimaksudkan itu adalah sebagai berikut ini :
Beberapa dari Sistem-Sistem Dunia itu kehidupannya, hanya sepanang satu Kalpa,
Sedang (Sistem-Sistem Dunia) yang lainnya kehidupannya, sampai ratusan Kalpa, bahkan ribuan Kalpa, atau bahkan hingga waktu abadi yang periode-nya ber-aeon-aeon.

Setelah kita lewati beberapa bagian dari teks tersebut, lalu dapat kita baca kalimat sebagai berikut ini :
Banyaklah dari (Sistem-Sistem Dunia) yang keadaannya Baru (baru saja tercipta), dan yang lainnya berada pada saat-saat akan mengalami kemundurannya.
Sedang banyak dari (Sistem-Sistem Duma) yang lainnya lagi, segera akan mengalami titik henti (dari kehidupannya).

Kalau kita tangkap pengertiannya, atau kita anggap, bahwa yang disebut sebagai (Sistem-Sistem Dunia), disini, lebih menunjuk kepada Bintang-Bintang, dan kurang menunjuk kepada Galaxy-Galaxy, maka kita dapat mengetahui bahwa Bintang-Bintang yang Tua umurnya, itu ada, - khususnya yang terdapat didalam Galaxy-Galaxy yang berbentuk eliptical. Apabila sebagian besar dari Bintang-Bintang didalam Galaxy yang demikian itu, berkeadaan Tua umurnya, maka Galaxy-Galaxy yang bentuknya elliptical itu sendiri haruslah juga Tua umurnya. Bertentang dengan itu, Galaxy-Galaxy yang bentuknya ajaib, tampaknya khusus berisi banyak Bintang-Bintang Muda yang terang sinarnya, tetapi hanya memiliki Bintang-Bintang yang Tua umurnya, dalam jumlah yang sedikit saja. Tampaknya ini menunjukkan bahwa Galaxy-Galaxy yang demikian itu relatif berkeadaan Muda. Tetapi pernyataan yang demikian itu, tidaklah selalu benar. Mengapa?. Karena didalam ruang antar Bintang-Bintang dan sesuatu Galaxy, gas dan debu itu memiliki kepadatan yang sangat jarang. Dengan adanya daya tarik dan kesempatan untuk saling bertubrukan, zat-zat yang kepadatannya jarang, itu tertimbun selama aeon (jutaan atau biyunan tahun), dan membentuk suatu Awan Maha Raksasa. Begitu Awan yang sangat besar itu mengalami pertumbuhannya, perbedaannya makin menjadi satu, dan lalu menjadi Bintang-Bintang Embryonic, atau Proto-Bintang Proto-Bintang. Didalam Galaxy Bima Sakti kita, misalnya, Nebulae tertentu, Nebula Besar didalam orien, misalnya, jika kita hanya mengambil satu saja sebagai contohnya, adalah Induk Cosmic yang mengarah ke terciptanya Proto-Bintang yang demikian itu. Apabila demikian keadaannya, bagaimana caranya sebuah Proto-Bintang itu menjadi Tungku-Api Hydrogen, yang masak, atau yang dewasa?.

Dengan aksinya daya tarik, yang tetap bertahan terus, sebuah Proto-Bintang menjadi mengalami keadaan yang lebih padat lagi. Tekanan-tekanan yang terbentuk, selanjutnya, menghasilkan panas. Dalam waktu yang bersamaan, katakanlah sepuluh juta tahun atau lebih, temperatur dari Proto-Bintang itu naik sampai berjuta-juta derajat, dan Inti-Inti Hydrogen yang saling bertubrukan dengan energi yang cukup besar, ber-counter-aksi terhadap kekuatan elektris yang melawannya, yang biasanya memisahkannya. Pengaruh dari saling berbenturannya, atau bertubrukannya Inti-Inti Hydrogen itu, menyebabkan Atom-Atom Hydrogen itu menyatu dan membentuk Helium. Lalu, - mungkin anda bertanya, bagaimana caranya, apa yang tadinya berupa Awan Gas itu, kemudian dapat menjadi sebuah Bintang yang bersinar dengan terangnya, secara penuh?. Sekarang, Sang Bintang itu mulai "dapat menghidupi kehidupannya sendiri"; dan barangkali sesudah dua puluh juta tahun atau lebih, lalu mengalami keadaan yang stabil, yang mantap, yaitu setelah tekanan dari luar, yang berasal dari fusinya Inti-Inti yang memiliki panas yang luar biasa hebatnya, telah dapat seimbang dengan tarikan kedalam dari gravitasinya. Kemudian, untuk beberapa bilyun tahun kemudian, kehidupan Sang Bintang tetap dapat berkeadaan seimbang.

-bersambung-
THE WORLD IS JUST AWESOME