//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: PINTU PEMBEBASAN  (Read 8831 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
PINTU PEMBEBASAN
« on: 14 March 2008, 05:26:25 PM »
Pintu Pembebasan
Oleh: Stephen Batchelor

Nasehat-nasehat Dari Atisha

Suatu ketika Atisha ditanya oleh muridnya, "Apakah
ajaran yang tertinggi itu?"

Atisha menjawab, "Kepandaian tertinggi adalah membuang
keangkuan. Kemuliaan tertinggi adalah menguasai
pikiran sendiri. Kebajikan tertingi adalah memiliki
keinginan untuk menolong makhluk lain. Sila tertinggi
adalah menjaga kewaspadaan terus-menerus. Obat
tertinggi adalah menyadari ketidaknyataan segala
sesuatu. Kebebasan tertinggi adalah tak terpengaruh
oleh hal-hal duniawi. Pencapaian tertinggi adalah
mengurangi dan mengubah setiap keinginan. Pemberian
tertinggi terdapat dalam tanpa kemelekatan. Latihan
batin tertinggi adalah pikiran yang tenang. Kesabaran
tertinggi adalah kerendahan hati. Usaha tertinggi
adalah melepaskan keterikatan pada setiap kegiatan.
Meditasi tertinggi adalah pikiran tanpa keinginan.
Kebijaksanaan tertinggu adalah tidak melekat pada apa
pun yang tampak."

Ketika meninggalkan bagian barat propinsi Nari, Atisha
memberikan nasehat berikut ini kepada sekelompok
siswanya, "Kawan, hingga engkau mencapai penerangan,
seorang guru sangat diperlukan; dengan demikian
ikutilah guru yang suci. Hingga engkau sungguh-sungguh
menyadari kehampaan, engkau harus mendengarkan ajaran;
untuk itu dengarkan dengan sungguh-sungguh ajaran dari
Guru. Hanya memahami Dharma tidak cukup untuk mencapai
penerangan, engkau harus langsung mempraktekkannya. "

"Jauhilah setiap tempat yang merugikan latihanmu;
selalu tinggal di tempat yang membawa kebajikan.
Kemewahan adalah hal yang merugikan sebelum engkau
mencapai batin yang tenang; untuk itu tinggalah di
tempat terpencil. Tinggalkan teman-teman yang menambah
keterikatanmu pada keinginan; percayalah pada teman
yang membuatmu meningkatkan perbuatan baik. Ingatlah
hal ini di dalam pikiran. Tiada habisnya hal-hal yang
harus dilakukan, untuk itu, maka batasilah kegiatanmu.
Buktikan kebaikanmu siang dan malam, dan selalu dengan
kewaspadaan. "

"Sekali engkau telah menerima ajaran dari Guru, engkau
harus selalu bermeditasi terhadapnya dan berbuat
sesuai kata-katanya. Saat engkau melaksanakannya
dengan segala kerendahan hati, hasilnya akan muncul
segera. Jika engkau berbuat sesuai dengan kerendahan
hatimu, baik makanan maupun keperluan yang lain akan
datang dengan sendirinya."

"Kawan, tidak ada kepuasan dari hal-hal yang kau
inginkan. Hal ini seperti meminum air laut untuk
menghilangkan rasa haus. Untuk itu puaslah. Hancurkan
semua bentuk kemewahan, kebanggaan, dan kesombongan;
tundukkan dan rasakan kedamaian. Jauhi semua yang
disebut orang sebagai menyenangkan, tetapi
sesungguhnya merupakan rintangan dalam menjalakan
Dharma. Seperti halnya batu-batu pada jalan yang
sempit dan licin, engkau harus membersihkan jalan
semua harapan keuntungan dan kehormatan, karena hal
itu adalah jerat dari setan. Seperti ingus dalam
hidungmu, buanglah semua pikiran tentang kemasyhuran
dan pujian, karena hal-hal seperti itu hanya menipu
dan memperdayai kita."

"Karena kebahagiaan, kesenangan dan teman-teman yang
telah kau miliki hanya untuk sesaat lamanya,
berpalinglah darinya. Kehidupan yang akan datang lebih
panjang dari hidup ini, naka dengan berhati-hati
selamatkan harta kebajikanmu untuk melengkapi
kehidupan yang akan datang. Engkau meninggalkan
semuanya ketika engkau mati; untuk itu janganlah
terikat terhadap apapun."

"Hindarilah memandang rendah terhadap orang lain dan
bangkitkan pikiran yang penuh belas kasih kepada
orang-orang yang lebih rendah. Jangan terikat pada
teman-temamu, dan jangan membedakan musuh-musuhmu.
Tanpa menjadi dengki atau iri hati terhadap
sifat-sifat baik orang lain, dengan rendah hati
peganglah sifat-sifat baikmu senidri. Jangan sibuk
mencari-cari kesalahan orang lain, tetapi telitilah
kesalahan-kesalahan dirimu sendiri. Bersihkan dirimu
dari hal-hal seperti itu seperti membersihkan darah
yang kotor. Jangan berfikir terus menerus pada
perbuatan-perbuatan baikmu sendiri; hargailah sedikit
saja, sebagaimana seorang pelayan bekerja.
Pancarkanlah belas kasih pada semua makhluk layaknya
mereka adalah anakmu sendiri."

"Selalu berwajah ramah dan berpikiran belas kasih.
Bicaralah dengan jujur tanpa amarah. Jika engkau akan
berbicara tentang hal-hal yang tidak barguna, engkau
akan membuat kesalahan maka berbicaralah dengan tidak
berlebih-lebihan. Jika engkau membuat banyak sekali
benda-benda yang tidak berguna, perbuatan baikmu akan
berhenti, tinggalkanlah perbuatan-perbuatan yang bukan
religius. Tiada gunanya bersusah payah melakukan
pekerjaan yang tidak penting. Karena apa pun yang
terjadi atas dirimu berasal dari hasil karmamu di masa
lampau, akibat karma tidak pernah sesuai dengan
keinginan-keinginan mu. Untuk itu tenanglah."

"Aduh, lebih baik mati daripada menyebabkan orangsuci
menjadi malu; engkau seharusnya selalu jujur dan tidak
berbohong. Semua penderitaan dan kebahagiaan dalam
hidup ini berasal dari karma saat ini dan masa lampau;
jangan menyalahkan orang lain atas keadaan dirimu."

"Sebelum engkau menundukkan dirimu sendiri, engkau
tidak akan dapat menundukkan orang lain; oleh karena
itu pertama-tama tundukkan dirimu sendiri. Karena
engkau tidak dapat mematangkan karma orang lain tanpa
kekuatan mata batin; maka berusahalah dengan
sekuat-kuatnya memiliki mata batin."

"Engkau pasti akan mati, meninggalkan kekayaan apa pun
yang telah engkau kumpulkan, maka berhati-hatilah
untuk tidak mengumpulkan kekotoran-kekotoran melalui
kekayaan. Karena hambatan kesenangan adalah tanpa
substansi hiasilah dirimu dengan kebajikan dan
pemberian. Senantiasa menjaga latihan batin, bagi
keindahkan dalam hidup ini dan menjamin kebahagiaan
dalam kehidupan yang akan datang. Di dalam masa
Kaliyuga ini, dimana kebencian merajalela, pakaian
pelindung kesabaran, yang menghapuskan kemarahan. Kita
muncul dalam dunia ini karena kekuatan kemalasan,
sehingga kita harus menyalakan usah realisasi seperti
api yang menyala-nyala. Saat demi saat kehidupanmu
disia-siakan oleh daya tarik kesibukan duniawi;
sekarang saatnya untuk meditasi. Karena engkau berada
dalam pengaruh pandangan salah, engkau tidak menyadari
hakekat kekosongan, carilah dengan tekun arti
kesunyian!"

"Kawan, samsara adalah rawa yang sangat luas dimana
tidak ada kebahagiaan sejati, cepatlah menuju tempat
pembebasan. Bermeditasilah sesuai dengan ajaran Guru
dan keringkan sungai penderitaan samsara. Ingatlah
selalu hal ini. Dengarlah baik-baik nasehat ini yang
bukan sekedar kata-kata semata, namun berasal langsung
dari hatiku. Jika engkau mengikuti ajaran-ajaran ini,
engkau tidak hanya membahagiakan diriku, tetapi juga
dirimu sendiri dan orang lain.

Walaupun saya ini bodoh, saya saranmkan agar engkau
mengingat kata-kata ini."

Ketika Y.A. Atisha sedang berada di Yerpadrak, dekat
Lhasa, beliau memberikan ajaran berikutnya,

"Yang mulia anakku, pikirkan sungguh-sungguh kata-kata
ini. Di jaman Kaliyuga, kehiduoan amatlah singkat dan
banyak sekali yang perlu dimengerti. Masa dari
kehidupan amatlah singkat dan banyak sekali yang perlu
dimengerti.masa dari kehidupan ini tidak dapat
ditentukan; engkau tidak tahu berapa lama lagi engkau
akan hidup. Dengan demikian engkau harus berusaha
sekeras-kerasnya sekarang juga, untuk mewujudkan
keinginan yang benar."

"Jangan mengaku sebagai seorang bhiksu juka engkau
memenuhi kebutuhan hidup seperti cara seorang umat
biasa. Walaupun engkau tinggal di vihara dan telah
meninggalkan kegiatan duniawi, tetapi jika engkau
mempermasalahkan apa yang telah engkau tinggalkan,
engkau tidak berhak berkata, 'Saya seorang bhiksu yang
tinggal di vihara.' Jika pikiranmu tetap
mempertahankan keinginan akan barang-barang yang indah
dan tetap berpikir hal-hal yang merugikan, jangan
berkata, 'Saya seorang bhiksu yang tinggal di vihara.'
Jika engkau tetap tinggal dengan orang-orang yang
memuja keduniawian dan membuang waktu secara duniawi,
berbicara kasar dengan siapa engkau tinggal, meskipun
engkau tinggal di vihara, jangan berkata, 'Saya
seorang bhiksu yang tinggal di vihara.' Jika engkau
tidak sabar dan memiliki kerendahan hati, jika engkau
tidak dapat bahkan sedikit pun menolong orang lain,
jangan berkata, Saya seorang bhiksu bodhisattva. "

"Jika engkau berkata yang demikian kepada umat, engkau
adalah penipu besar. Engkau lebih baik menghindari
berkata seperti itu. Bagaimanapun engkau tidak dapat
menipu mereka yang memiliki pandangan tak terbatas
mata batinnya, engkau juga tidak dapat menipu mereka
yang memiliki mata Dharma yang maha tahu. Engkau juga
tidak dapat menipu dirimu sendiri akibat karma akan
mengikutimu. "

"Tinggal di vihara penting untuk meninggalkan jalan
keduniawian dan keterikatan pada teman dan kenalan.
Dengan meninggalkannya, engkau membersihkan semua
penyebab dari kemelekatan dan ketidakpuasan. Dan
kemudian engkau harus mencari pikiran yang luhur
penerangan. Walaupun hanya sesaat engkau tidak boleh
membiarkan obsesi masa lalumu dengan keinginan duniawi
muncul. Pada awalnya engkau tidak melaksanankan Dharma
dengan benar di bawah kebiasaan masa lalu yang
melemahkan tekadmu, engkau terus menerus diliputi alas
an keinginan duniawi. Karena alasan-alasan itu
membelenggu, jika engkau tidak berusaha keras
melawannya tidak ada gunanya untuk tinggak di dalam
vihara. Engkau akan seperti burung-burung dan
binatang-binatang liar lainnya yang tinggal di sana."

"Singkatnya, tinggal di vihara tidak akan berguna jika
engkau tidak membalik pandanganmu terhadap
barang-barang yang indah dan tidak meninggalkan
kesibukan hidup. Karena jika engkau tidak memotong
habis kehendak-kehendak itu, berpikir bahwa engkau
dapat berbuat untuk tujuan baik dalam hidup ini dan
hidup yang akan datang, engkau tidak akan menghasilkan
apa pun kecuali praktek religius sesaat. Praktek
seperti itu tidak menghasilkan apa-apa kecuali
kemunafikan dan upacara-upacara yang megah menimbulkan
perasaan mementingkan diri sendiri."

"Dengam demikian engaku harus mencari teman-teman yang
baik dan hindarkan teman-teman yang buruk. Jangan
terikat pada satu tempat atau menumpuk harta benda.
Apa pun yang engkau lakukan, lakukanlah selaras dengan
Dharma. Agar apa pun yang engkau lakukan menjadi obat
penawar bagi belenggu nafsu. Ini adalah praktek
religius yang sebenarnya; berusahalah dengan keras
untuk melaksanakannya. Jika pengetahuanmu telah
meningkat, jangan dikuasai oleh kesombongan setan."

"Berdiam di tempat terpencil, taklukkan dirimu.
Memiliki sedikit keinginan dan puas dengannya tidak
menyombongkan pengetahuan sendiri, maupun mencari
kesalahan orang lain. Jangan takut atau pun ragu.
Berkeinginan baik dan tidak membeda-bedakan.
Berkonsentrasilah pada Dharma ketika pikiran
dikacaukan oleh hal-hal yang salah."

"Berendah hatilah, dan jika engkau dikalahkan,
terimalah hal itu dengan ramah. Berhentilah
menyombongkan diri dan hapuslah keinginan. Selalu
mengembangkan pikiran yang penuh belas kasih. Apa pun
yang ingin engkau lakukan, lakukanlah dengan tidak
berlebih-lebihan. Mudah puas dan mudah dilayani.
Jauhilah apapun yang akan menjebakmu seperti seeokr
binatang liar yang menjauhi perangkap."

"Jika engkau tidak meninggalkahn hal-hal duniawi,
jangan katakan engkau seorang suci. Jika engkau tidak
pernah meninggalkan bumi dan hasilnya, jangan katakan
bahwa engkau telah memasuki Sangha. Jika engkau tidak
meninggalkan keinginan-keinginan , jangan katakan
engkau seorang bhiksu. Jika engkau tidak berbelas
kasih, jangan katakan bahwa engkau seorang
bodhisattva. Jika engkau tidak meninggalkan berbagai
kesibukan, jangan katakan bahwa engkau seorang
pelaksana meditasi. Jangan turuti keinginanmu. "

"Singkatnya, ketika engkau berdiam di vihara, usahakan
sedikit kesibukan dan hanya bermeditasi pada Dharma.
Jangan membuat hal-hal untuk disesali pada saat
kematian."

"Pada kesempatan yang lain,Atisha berkata, Dalam
Kaliyuga ini bukan waktunya untuk mempertontonkan
kemampuanmu; saat ini adalah waktunya untuk berlatih
dengan tekun. Kini bukanlah saatnya mencari tempat
yang terhormat tetapi waktu untuk merendahkan diri.
Saat ini bukan waktunya untuk menyandarkan diri pada
tempat ramai, tetapi saatnya untuk menyandarkan diri
pada tempat-tempat terpencil. Saat ini bukan waktunya
untuk mengatur murid-murid; tetapi saat untuk
mengatasi diri sendiri. Saat ini bukan waktunta hanya
untuk mendengarkan kata-kata saja, tetapi waktu untuk
merenungkan maknanya. Bukan pula aatnya untuk pergi ke
sana ke mari; saat ini waktunya untuk menyepikan
diri."

Bersambung....

 _/\_ :lotus:
« Last Edit: 16 June 2008, 11:23:27 AM by Lily W »
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #1 on: 14 March 2008, 05:28:18 PM »
Nasehat-nasehat Dari Para Guru

Pada suatu kesempatan Geshe Drom ditanya, "Mana yang
lebih penting, menolong makhluk lain sesuai ajaran,
atau melatih diri di tempat terpencil?"

Guru menjawab, "Siswa yang belum memiliki realisasi
kesadaran, tidak dapat menolong makhluk lain dengan
ajaran. Berkah mereka seperti tertuang dari bejana
yang tak berisi, tak ada yang tertuang ke luat.
Nasehat mereka seperti bir yang belum diragi, tidak
ada sarinya."

"Orang yang kelakuannya terpuji, tetapi belum mencapai
kebijaksanaan tak akan dapat berbuat demi kebaikan
makhluk lain. Berkah mereka seperti dituang dari
bejana yang penuh setelah mengisi bejana yang lain, ia
sendiri jadi kosong. Nasehat mereka seperti lampu
minyak yang dipegang di tangan; menerangi yang lain,
tetapi yang memegang sendiri diliputi kegelapan."

"Tetapi, ketika mereka mencapai tingkat yang luhur,
apa pun yang mereka lakukan dengan sendirinya akan
membawa kebaikan bagi makhluk yang lain. Berkah mereka
bagaikan bejana ajaib, walaupun telah memenuhi yang
lain ia sendiri tidak menjadi kosong. Nasehatnya
seperti lampu minyak yang berkaki menerangi yang lain
dan yang memegangnya juga."

"Saat ini, di dalam Kaliyuga bukanlah saatnya menolong
makhluk lain, sehingga mereka sendiri mampu
menumbuhkan cinta, belas kasih, dan aspirasi untuk
mencapai penerangan di tempat terpencil. Sekarang
adalah saatnya untuk menguasai ikatan nafsu. Saat ini
bukanlah waktunya menotong pohon pengobat ajaib.
Tetapi saat untuk mengembangkannya. "

Pada suatu hari seorang lelaki tua berjalan
mengelilingi vihara. Geshe Drom berkata kepadanya,
"Pak, saya gembira melihatmu berpradaksina (berjalan
mengelilingi vihara dengan mengkanankan) , tetapi
apakah tidak sebaiknya Bapak mempraktekkan Dharma?"

Berpikir sejenak, lelaki tua itu dengan
sungguh-sungguh mengulang sutra suci keras-keras. Ia
melafal di halaman vihara. Geshe Drom berkata, "Saya
bahagia melihat Bapak melafal sutra, tetapi apakah
tidak lebih baik Bapak mempraktekkan Dharma?"

Hingga di sini, lelaki tua itu berpikit mungkin ia
harus bermeditasi. Ia kemudian duduk bersila di atas
bantalan kecil, dengan mata sedikit terbuka. Drom
berkata lagi, "saya juga bahagia melihat Bapak
bermeditasi, tetapi apakah tidak lebih baik Bapak
mempraktekkan Dharma?"

Sekarang ia benar-benar bingung, lelaki tua itu
kemudian bertanya, "Geshela, mohon petunjuk apa yang
harus kami lakukan untuk mempraktekkan Dharma."

Drom menjawab, "Lepaskan ikatan pada hidup ini.
Lepaskan sekarang juga. Sebab jika engkau tidak
melepaskan keterikatan pada hidup ini, apapun yang kau
lakukan bukanlah mempraktekkan Dharma, karena engkau
belum dapat mengatasi keduniawian. Begitu engkau
melepaskan pikiran-pikiran duniawi dan tidak lagi
terikat pada hal-hal keduniawian apa pun yang kau
lakukan akan mengantarmu pada jalan pembebasan."

"Apakah perbedaan antara Dharma dan yang bukan
Dharma?" Guru Drom ditanya oleh Potowa.

"Jika sesuatu itu menentang ikatan nasfsu, itulah
Dharma. Jika tidak, itu bukanlah Dharma. Jika ia tidak
selaras dengan orang-orang duniawi, itulah Dharma.
Jika selaras, itu bukanlah Dharma. Jika ia selaras
dengan ajaran Sang Buddha, itulah Dharma. Jika tidak
selaras, itu bukanlah Dharma. Jika diikuti kebaikan,
itulah Dharma. Jika diikuti keburukan, itu bukanlah
Dharma."

Yerbay Shangtsun berkata, "Jika kita menginginkan
kebebasan dari lubuk hati yang paling dalam, kita
harus, secara terus menerus merenungkan kepastian
kematian, selalu berada di dalam pikiran dan perbuatan
Brahmavihara (Empat Sifat Luhur)."

Empat sifat luhur itu adalah merasa puas dengan
pakaian keagamaan, merasa puas dengan sedikit
obat-obatan.

"Dengan kata lain, empat hal itu adalah: tanpa nafsu
keinginan, sederhana, mudah dilayani, dan merasa
cukup. Tidak melekat pada harta milik dan tidak
menginginkan benda-benda yang baik untuk diri sendiri.
Kemudian merasa gembira dengan benda-benda sederhana,
mampu hidup dengan makanan sederhana, tempat tinggal
sederhana, dan pakaian sederhana. Selanjutnya merasa
cukup atas perlakuan dan penghargaan yang
diterimanya. "

"Orang yang hidup dengan cara demikian dikatakan
berada di dalam empat sifat yang luhur, karena semua
praktek Dharmanya langsung menuju penerangan.
Seseorang yang dikuasai oleh berbagai keinginan
duniawi tidak berada di dalam empat sifat luhur ini.
Tetapi sebalik nya ia berada di dalam sifat-sifat
setan, tanpa melakukan perbuatan kebaikan menyebabkan
terlahir kembali dalam alam kehidupan yang lebih
rendah dari Samsara."

"Jika kita tidak melepaskan nafsu dalam hidup ini,
kita akan kembali dikuasai keterikatan pada
nafsu-nafsu itu pada kehidupan yang akan dating. Untuk
melepaskan nafsu keinginan dalam hidup saat ini,
pemotongannya yang terkuat adalah dengan bermeditasi
secara terus menerus pada ketidakkekalan. Tanpa
bermeditasi pada ketidakkekalan di pagi hari, hingga
hari senja engakau akan memiliki setumpuk keinginan."

Geshe Potowa ditanya oleh siswanya, "Untuk benar-benar
mempraktekkan Dharma, apakah yang terpenting?"

"Yang terpenting adalah meditasi pada obyek
ketidakkekalan. Meditasi pada datangnya kematian yang
tak terhindarkan; cara ini akan mendorongmu mulai
mempraktekkan Dharma. Hal ini juga akan membantumu
mempersiapkan kondisi yang membantu untuk melakukan
perbuatan baik, yang akan membantumu untuk menyadari
kesamaan hakekat dari segala benda di balik
perwujudannya. "

Geshe Cenawa, ketika sedang memberikan nasehat pada
sekelompok siswanya, berkata, "Ringkasnya Dharma dapat
dirinci ke dalam: meninggalkan perbuatan yang merusak
dan senang melakukan pertolongan. Semua ajaran
tercakup di dalam hal ini."

"Untuk melakukannya, kesabaran adalah hal terpenting.
Jika engkau tidak memiliki kesabaran dan seseorang
menyakitimu, melampiaskan pikiran dendammu, engkau
akan terikat pada perbuatan merusak, perbanyaklah
menolong orang lain. s Sesungguhnya, kesabaran adalah
hal yang sangat penting di dalam mempraktekkan agama."

"Untuk bermeditasi pada kesabaran, terdapat empat
cara: menentukan sasaran anak panah; cinta dan belas
kasih, guru dan murid; dan meditasi pada hakekat
segala sesuatu."

"Pertama meditasi pada sasaran dari anak panah; jika
engkau tidak memiliki sasaran, tidak ada yang akan di
tuju oleh anak panah. Anak panah yang merusak menancap
dalam kehidupan ini karena sasarannya telah kita buat,
dari kumpulan karma buruk kehidupan masa lampau. Jika
engkau mempersiapkan sasaran dari perbuatan buruk dan
kata-kata yang tidak baik, ia akan ditembus anak panah
sebagai balasan. Kita yang mempersiapkan sasaran atas
diri kita sendiri; ketahuilah bahwa anak panahnya
datang dari perbuatan merusak oleh diri kita sendiri
dan janganlah marah pada orang lain."

"Selanjutnya adalah meditasi cinta dan belas kasih.
Ketika orang gila menyerang orang yang waras, maka
orang yang waras itu tidak boleh berbalik
menyakitinya. Ia seharusnya berseru, 'Sungguh
kasihan'. Setiap orang yang menyakitimu itu juga tidak
waras, dikuasai oleh kekuatan nafsu-nafsu yang
menjerat. Karena itu berpikirlah, 'Sungguh kasihan!'
dan bermeditasilah belas kasih untuknya."

"Meditasi kesabaran yang ketiga adalah pada guru dan
murid. Jika tidak ada guru yang memberikan petunjuk,
tidak akan ada pencapaian. Demikian juga, jika tidak
ada musuh yang menyakitimu, tidak akan ada latihan
kesabaran. Seharusnya engkau menganggap mereka yang
menyerangmu sebagai guru kesabaranmu. Dengan
bergembira pada saat seperti itu, dan pusatkan pikiran
untuk membalas kebaikan mereka. Bermeditasilah
seakan-akan engkau muridnya yang sedang diberi
pelajaran kesabaran, janganlah marah."

"Untuk bermeditasi pada hakekatnya segala sesuatu yang
hampa, renungkanlah bahwa ketiga aspek pengrusakan-
siperusak, yang di rusak, dan proses pengrusakannya-
semuanya hampa dari keberadaan diri. Dan sesungguhnya
tiada pribadi yang menjadi musuhmu, janganlah marah
karenanya, dan bermeditasilah pada kesabaran."

Geshe Puchungwa berkata, "Meskipun kita memiliki tubuh
yang sangat berguna, dengan segala kenikmatannya, kita
dapat memiliki kuasa untuk tetap berdiam di dalamnya-
kita harus mati. Saat kematian dating, kita tidak
dapat membawa satu pun kenikmatan dan konsep hidup
ini, persis sama dengan pohon yang merontokkan
daun-daunnya. Pada saat itulah nilai oengetahuan kita,
dan kebijaksanan tujuan kita akan menjadi jelas. Jika
kita menyadari kematian dengan gembira dan dengan
kepasrahan yang bahagia, kita adalah orang yang
bijaksana dan kuat. Jika tujuan kita luhur kita akan
menghadapi kematian dengan kepala bersih. Tapi jika
saat itu dari Dewa Yama yang muncul tanda-tanda alam
rendah dimana kita akan terlahir, berarti kita tidak
memiliki tujuan yang luhur serta pengendalian diri."

"Sebagian besar dari kita, mengikuti jalan yang salah,
berusaha memuaskan keinginan-keinginan dalam hidup
ini. Sang Buddha yang sempurna tidak pernah berkata
salah. Lalu, kenapa kita bisa berada di atas jalan
yang salah? Oleh nafsu-nafsu kehidupan ini. Karenanya,
kita harus selalu merenungkan kematian, karena dengan
mengingat kematian yang tak terhindarkan, kita akan
mengerti perlunya ketidakterikatan pada hidup ini.
Kita harus merenungkan hancur luluhnya semua samsara
karena dengan demikian kita akan mengerti pentingnya
untuk tidak terikat."

"Dengan mengingat makhluk lain saat meditasi cinta
kasih, belas kasihan, dan aspirasi pencerahan kita
mengerti pentingnya ketidakterikatan pada tujuan yang
mementingkan diri sendiri. Dengan mengingat
ketanpa-akuan (saat bermeditasi atas kekosongan
hakekat semua benda), kita mengerti pentingnya
ketidakterikatan pada semua obyek, beserta segala
atributnya."

Geshe Nyugrumpa berkata, "Engkau yang berharap
terlahir di alam Manusia maupun dewa, dan berharap
untuk mencapai pencerahan, harus menganggap samsara
sebagai penjara. Engkau mesti melihat kehidupan ini
seperti gelembung air, lingkungan yang tidak baik
sebagai musuh, Guru spiritual seperti permata pemenuh
harapan, nafsu-nafsu yang mengikat sebagai ular
berbisa, perbuatan buruk sebagai racun yang mematikan,
unsur-unsur nafsu sebagai bara api yang membakar,
kata-kata manis dan ketenaran sebagai gema yang
kosong, kehormatan dan jabatan sebagai tali yang
mengikat, teman-teman yang tidak baik sebagai penyakit
menular, teman-teman yang baik sebagai istana yang
indah dan aman, dan semua makhluk sebagai ayah-ibumu."

"Engkau seharusnya mengerti bahwa, memberi adalah
pasukan yang sangat kuat. Usaha adalah kuda
kebijaksanaan, meditasi adalah harta yang tak
ternilai, dan kebijaksanaan mendengar, berpikir, dan
bermeditasi adalah lampu yang bercahaya terang."

Geshe Tolungpa berkata "Jika engkau menginginkan
pembebasan dari lubuk hatimu yang paling dalam, engkau
harus mengikuti Guru yang suci, bukan yang pandai.
Engkau harus mengikuti mereka yang mengabdikan dirinya
pada ajaran daripada mereka yang menguraikan ajaran,
mereka yang rendah hati daripada yang memiliki jabatan
yang tinggi, mereka yang penuh keyakinan daripada yang
terkenal pandai. Tidak akan merusak jika engkau
mengikuti mereka yang tindakannya bertentangan dengan
Dharma."

Geshe Shabogaypa berkata, "Karena nafsu-nafsu
keinginan dalam hidup ini menyebabkan semua
kesengsaraan pada saat ini dan nanti, seharusnya kita
tidak mencari kepuasan dari nafsu-nafsu tersebut. Jika
kita mencoba memuaskan mereka, kita tidak akan
berbahagia. Kita menjadi tidak yakin pada arah dari
hidup ini, dan perkataan buruk, tindakan tak terpuji
serta pikiran buruk, semuanya muncul ke permukaan."

"Bila kita tidak hanya mengharapkan kebahagia untuk
diri sendiri, membatasi diri dari mencela pada yang
lain, merendahkan hati serta menghindarkan semua
kegiatan yang tidak religius, nistaya kita akan
mencapai penerangan di masa mendatang."

"Saat kita selalu memulai apa yang seharusnya tidak
kita mulai, menyadari apa yang seharusnya tidak perlu
disadari, melakukan apa yang tidak perlu kita lakukan.
Meskipun kita mengatakan hal ini, jika kita tidak
benar-benar menjauhkan diri dari nafsu keinginan hidup
ini, tidak akan ada jalan menuju kebahagiaan, sekarang
maupun di masa mendatang. Tetapi jika tidak menjauhkan
diri dari keinginan, kita bahkan tidak perlu lagi
mencari kebahagiaan. "

Akhirnya, Geshe Sabogya mencaci dirinya sendiri,
"Engkau tua bangka" engkau mengharapkan ajaran yang
tinggi, walaupun hakekatmu rendah. Dukun palsu, dukun
palsu - engkau berharap memajukan yang lain, tetapi
diri sendiri tidak berkembang. Dasar munafik, engkau
berlaku seolah-olah Dharma hanya untuk dijalankan
orang lain, bukan oleh dirimu sendiri. Alangkah
dungunya engkau mengawasi orang lain supaya
berkelakuan baik, tetapi diri sendiri bertindak salah.
Kau gelandangan malas - setiap kebangkitanmu mengawali
kejatuhanmu. Dasar politikus - engkau membuat janji
panjang, tetapi pendek pelaksanaannya. Engkau bajingan
tengik, engkau mencari kepuasan nafsu, dan pada saat
yang sama berpura-pura mencari senjata pemotongnya.
Engkau pengecut - engkau takut keburukanmu diketahui
orang dan berharap hanya sisi baikmu yang selalu
dilihat mereka."

"Engkau bergaul dengan kenalanmu, bukannya mendorong
teman-teman spiritual. Engkau akrab dengan nafsu-nafsu
yang mengikat bukannya malah memusnahkannya. Engkau
menunda latihan untuk kehidupan yang akan datang,
bukannya melakukannya sekarang. Engkau lebih peduli
mereka yang membantumu ketimbang menyentuh mereka yang
menyakitimu. " "Idiot! Kau merusak yang lain dan juga
telah merusak dirimu sendiri. Engkau tidak sadar,
bahwa membantu yang lain adalah juga menolong dirimu
sendiri. Engkau tidak melihat bahwa kesengsaraan dan
kehancuran yang datang padamu merupakan latihan
Dharma. Engkau juga tidak melihat bahwa nafsu dan
kenikmatan tidak membantu latihan Dharma."

"Engkau mengatakan kepada yang lain, bahwa
mempraktekan Dharma itu sangat penting, sementara
dirimu tidak menjalan ajaran. Engkau merendahkan
mereka yang bersalah, sementara dirimu tidak berhenti
melakukan kesalahan. Engkau melihat noda setitik dari
yang lain, tetapi tidak melihat kesalahan besar
darimu. Engkau segera berhenti menolong yang lain
begitu engkau tidak mendapatkan apa-apa sebagai
balasnya. Engkau tidak akan melihat guru lain menerima
penghormatan. Engkau menjilat-jilat pada yang di
atasmu, tetapi menghina-hinakan mereka yang ada di
bawahmu. Perbincangan tentang kehidupan yang akan
datang, tak sedap di telingamu. Engkau berlaku suci
dan bersikap merendah, saat engkau dikoreksi orang
lain. Engkau mengharapkan yang lain melihat
kebajikanmu dan merasa puas jika mereka tidak melihat
kesalahanmu. Engkau merasa puas dengan bentuk luarmu
yang baik, padahal sebenarnya di dalam tidak seperti
itu."

"Engkau senang diberi. Engkau tidak mencari
kebahagiaan di dalam dirimu, tetapi mencarinya di
luar. Setelah bersumpah akan melaksanakan ajaran sang
Buddha, engkau malah mempelajari masalah-masalah
duniawi. Meskipun engkau telah menyetujui
nasehat-nasehat Bodhisattva, tindakanmu hanya akan
mengirimmu ke Neraka walaupun telah menyerahkan
tubuhmu, kenikmatan yang kau peroleh, dan
tindakan-tindakan bajikmu di masa lalu, sekarang, dan
yang akan datang, demi kebahagiaan yang lain, engkau
menolak melepaskan egomu. Engkau menyenangi
teman-teman yang penuh noda, meski tau mereka akan
mengarahkanmu menuju mehancuran. Engkau tidak perduli
bahwa kecaman dari seorang teman itu akan sangat
membantu."

Janganlah menyia-nyiakan waktumu untuk berdebat yang
tidak bertujuan.
Jangan membangun istana di awang-awang,
menambah-nambah kemelakatan.
Jangan pula bergembira dalam tindakan-tindakan yang
membahayakan.
Dan jangan melakukan hal-hal yang tidak berarti, yang
hanya merintangi perbuatan baikmu.

Diterjemahkan oleh: Upasaka Pritta Melanie, buku saku
keluaran Sangha Agung Indonesia.

##############################

Semoga artikel ini bermanfaat.. ..

 _/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #2 on: 26 March 2008, 09:46:33 AM »
 _/\_
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #3 on: 26 March 2008, 10:06:46 AM »
cccccccccccccccccccccccc
aku engak sanggup neh baca....
ada kesedihan dalam diri aku...
ada pertentangan...
ada semangat...
ada kebahagian....
balik lagi ada kesedihan lagi....
benar-benar tak gampang............
aku belum baca semuanya....
aku baru baca setenggah yang bagian atas....
banyak yang aku rasakan tak mampu...
tapi aku merasakan itu adalah kebahagian...dan yang memang ku cari dalam hidup ini......... cccc... neh artikel....bagus dan mengerikan....
 _/\_

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #4 on: 26 March 2008, 10:16:45 AM »
Bagus artikelnya mam _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Balhamoth

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 128
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • semoga semua makhluk hidup bahagia
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #5 on: 15 June 2008, 01:19:17 AM »
 _/\_ _/\_ _/\_
Ada yang mengukur hidup mereka dari hari dan tahun
Yang lain dengan denyut jantung, gairah, dan air mata
Tapi ukuran sejati di bawah mentari
Adalah apa yang telah engkau lakukan dalam hidup ini
Untuk orang lain - Ruth Smiller

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #6 on: 15 June 2008, 08:49:59 AM »
Nice, thanks ci :.)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #7 on: 02 July 2008, 12:07:40 PM »
Quote
Kebijaksanaan tertinggu adalah tidak melekat pada apa
pun yang tampak.

Jadi ada yg boleh dilekat sama pikiran suatu yg tidak tampak?

Kalau pikiran melekat pada kecantikan Lily (bunga Lily lho) dalam pikiran...
apakah itu sesuatu yg tampak atau sesuatu yg tidak tampak?

apakah dari yg tidak tampak tsb?
Diantara Lily Tiger dan Lily Putih,... manakah yg lebih cantik?

trims utk jawabannya!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #8 on: 02 July 2008, 01:31:21 PM »
Bro Johan yang baik...

Yg km Quote itu adalah artikel yang di tulis oleh Stephen Batchelor. Jadi pertanyaan Bro Johan itu seharusnya di tujukan ke Stephen B.
Btw...Kita tidak tahu Stephen itu ada di mana... jadi saya berusaha untuk menjawabnya... ;D
Quote
Kebijaksanaan tertinggu adalah tidak melekat pada apa
pun yang tampak.
Jadi ada yg boleh dilekat sama pikiran suatu yg tidak tampak?
Kalau pikiran melekat pada kecantikan Lily (bunga Lily lho) dalam pikiran...
apakah itu sesuatu yg tampak atau sesuatu yg tidak tampak?
apakah dari yg tidak tampak tsb?
Diantara Lily Tiger dan Lily Putih,... manakah yg lebih cantik?
trims utk jawabannya!
Imo...
Atisha tidak bilang ada yg boleh melekat sama pikiran suatu yang tidak tampak. Mohon tolong jangan salah persepsi. Perlu kita ketahui... yang namanya "MELEKAT" itu tidak bermanfaat bagi batin kita dan itu tidak akan membuat kita tambah bijaksana.

Diantara Lily Tiger dan Lily Putih,... manakah yg lebih cantik?
Tergantung Pikiran & Persepsi masing2 lah...karena pikiran kita beda-beda...persepsi juga beda-beda dan pendapatpun beda-beda pulak... ;D

_/\_ :lotus:

« Last Edit: 02 July 2008, 01:36:17 PM by Lily W »
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #9 on: 02 July 2008, 07:20:08 PM »
Bro Johan yang baik...

Yg km Quote itu adalah artikel yang di tulis oleh Stephen Batchelor. Jadi pertanyaan Bro Johan itu seharusnya di tujukan ke Stephen B.
Btw...Kita tidak tahu Stephen itu ada di mana... jadi saya berusaha untuk menjawabnya... ;D
Quote
Kebijaksanaan tertinggu adalah tidak melekat pada apa
pun yang tampak.
Jadi ada yg boleh dilekat sama pikiran suatu yg tidak tampak?
Kalau pikiran melekat pada kecantikan Lily (bunga Lily lho) dalam pikiran...
apakah itu sesuatu yg tampak atau sesuatu yg tidak tampak?
apakah dari yg tidak tampak tsb?
Diantara Lily Tiger dan Lily Putih,... manakah yg lebih cantik?
trims utk jawabannya!
Imo...
Atisha tidak bilang ada yg boleh melekat sama pikiran suatu yang tidak tampak. Mohon tolong jangan salah persepsi. Perlu kita ketahui... yang namanya "MELEKAT" itu tidak bermanfaat bagi batin kita dan itu tidak akan membuat kita tambah bijaksana.

Diantara Lily Tiger dan Lily Putih,... manakah yg lebih cantik?
Tergantung Pikiran & Persepsi masing2 lah...karena pikiran kita beda-beda...persepsi juga beda-beda dan pendapatpun beda-beda pulak... ;D

_/\_ :lotus:



Diantara Lily Tiger dan Lily Putih,... manakah yg lebih cantik?
Manakah yg lebih mahal? manakah yg lebih laku?

Cantik/menarik bagi seorang cowok normal adalah melihat/melirik lebih lama dari sewajarnya...

contoh... kalau pas lagi seorang gadis lewat....(lama melirik/menatap sangat besar kaitannya dgn kecantikan/menariknya si gadis tsb terhadap yg menikmatinya.....)

Nah... kalau ada gadis super cantik lewat tapi tidak dilirik....
oh mungkin matanya lagi kelilipan atau...
ada isteri disamping.......

bagaimana menurut yg lain?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #10 on: 02 July 2008, 07:46:07 PM »
Sadari,lepaskan,jangan melekat....:)
Itu sudah cukup untuk membawa anda kepada NIBBANA...

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #11 on: 03 July 2008, 10:59:29 AM »
Quote
Walaupun saya (Atisha) ini bodoh, saya saranmkan agar engkau
mengingat kata-kata ini.

1. Apakah maksud dari Atisha yg mengatakan sendiri itu bodoh?
2. Kalau Atisha aja bodoh... kita2 itu disebut apa menurut Atisha?

Kenapa dlm pernyataan diatas... digunakan statement negatif?......

tidak seperti......

everyone is genius,,,,,,, atau
i'm genius so are you......

thanks!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #12 on: 03 July 2008, 11:17:07 AM »
Kalo Menurut Bro Johan... gimana? Coba sekali2 share pendapat Bro Johan itu... Saya yakin teman2 forum ini juga ingin tahu pendapat Bro Johan itu. Teman-teman....Benar ga?

Anumodana... _/\_

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #13 on: 08 July 2008, 11:48:47 AM »
Quote
Kebijaksanaan tertinggu adalah tidak melekat pada apa
pun yang tampak.

Jadi ada yg boleh dilekat sama pikiran suatu yg tidak tampak?

Teks Inggrisnya: The highest wisdom is not to grasp anything as it appears.

http://books.google.co.id/books?id=9dwmh_zABZMC&pg=PA83&lpg=PA83&dq=kadampa+precept&source=web&ots=e4IUvSefiX&sig=vOs-a_27YEYJ45jL5RjJtzxVj_c&hl=id&sa=X&oi=book_result&resnum=1&ct=result#PPA84,M1

Semoga bermanfaat  :|
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #14 on: 11 July 2008, 07:17:18 PM »
Quote
Kebijaksanaan tertinggu adalah tidak melekat pada apa
pun yang tampak.

Jadi ada yg boleh dilekat sama pikiran suatu yg tidak tampak?

Teks Inggrisnya: The highest wisdom is not to grasp anything as it appears.

http://books.google.co.id/books?id=9dwmh_zABZMC&pg=PA83&lpg=PA83&dq=kadampa+precept&source=web&ots=e4IUvSefiX&sig=vOs-a_27YEYJ45jL5RjJtzxVj_c&hl=id&sa=X&oi=book_result&resnum=1&ct=result#PPA84,M1

Semoga bermanfaat  :|

Lebih tepat penterjemahannya.....

kebijaksanaan tertinggi SEAKAN-AKAN tidak melekat pada apapun!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #15 on: 11 July 2008, 09:00:21 PM »
Kebijaksanaan tertinggi adalah tidak melekat apapun yang muncul.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #16 on: 11 July 2008, 09:06:12 PM »
Quote
Kebijaksanaan tertinggi adalah tidak melekat apapun yang muncul.
Bagaimana dengan SADAR SECARA PENUH?Bukankah itu juga dikatakan kebijaksanaan tertinggi?
SADAR SECARA PENUH=menyadari/mengamati segala sesuatu yang ada sebagai fenomena alam "tanpa melekatnya", atau "melepaskannya"
Apa definisi Kebijaksanaan Tertinggi disini menurut suhu?Apakah maksud suhu adalah NIBBANA?

Salam,
Riky
« Last Edit: 11 July 2008, 09:07:50 PM by Riky_dave »
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #17 on: 11 July 2008, 09:48:21 PM »
om riky, aye nga ngikutin dan nga ngerti konteksnya. aye cuma menerjemahkan potongan yg dikoreksi sama oom johan3000 :)
There is no place like 127.0.0.1

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #18 on: 11 July 2008, 10:11:25 PM »
Quote
Kebijaksanaan tertinggi adalah tidak melekat apapun yang muncul.
Bagaimana dengan SADAR SECARA PENUH?Bukankah itu juga dikatakan kebijaksanaan tertinggi?
SADAR SECARA PENUH=menyadari/mengamati segala sesuatu yang ada sebagai fenomena alam "tanpa melekatnya", atau "melepaskannya"
Apa definisi Kebijaksanaan Tertinggi disini menurut suhu?Apakah maksud suhu adalah NIBBANA?

Salam,
Riky

IMO, hal ini berkaitan dengan pemahaman tentang kesunyataan dan kesalingtergantungan. Karena memahami bahwa segala sesuatu adalah bersifat sunyata, tidak bisa eksis dari dirinya sendiri dan saling bergantung, sehingga tidak punya "inti" yang muncul dari dirinya sendiri pula, maka tidak ada yang perlu dan tidak ada yang bisa dilekati. Kebijaksanaan tertinggi sering pula dikatakan sebagai kebijaksanaan yang memahami ttg kesunyataan.

Salam  :|
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #19 on: 12 July 2008, 03:35:07 PM »
Kesunyataan = fenomena alam?

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #20 on: 12 July 2008, 11:53:17 PM »
Kesunyataan = fenomena alam?

Salam,
Riky

Fenomena alam itu apa ya definisi/ciri2nya? Apa bedanya dengan bukan fenomena alam?

Setahuku menurut filosofis Buddhis ttg fenomena, kesunyataan termasuk salah satu contoh fenomena permanen/non-komposit. Ciri dari fenomena permanen adalah tidak berubah dari saat ke saat. Contoh lain fenomena permanen adalah ruang (I:space)

Sebagai gambaran umum, segala sesuatu dikategorikan eksis atau tidak eksis. Yang eksis dikenali dengan beberapa istilah, salah satunya fenomena (fenomenon klo tunggal). Yang tidak eksis klo ga salah ingat disebut noumena.

Fenomena dibagi lagi menjadi 2: fenomena permanen/non-komposit (tidak berubah dari saat ke saat, tetapi masih bergantung/berkaitan dengan yang lain) dan fenomena tidak permanen/komposit (berubah dari saat ke saat, dihasilkan oleh sebab dan kondisi).

Fenomena tidak permanen sendiri dibagi menjadi 3: fenomena fisik/bentuk, fenomena mental dan fenomena yang tidak berasosiasi (bukan semata2 fisik atau bukan semata2 mental, misal penuaan, waktu, dll).

Salam  :|

Sori klo OOT ya
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #21 on: 13 July 2008, 07:01:40 PM »
Gpp kok,thanks atas penjelasannya lebih baik dijelaskan secara spesifik tentang fenomena alam yang sering saya artikan dengan fenomena alam yang permanen/non-komposit

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #22 on: 14 July 2008, 10:34:53 PM »
Thanks juga  _/\_

Di web berzin ada bagian yang menjelaskan ttg fenomena dalam Buddhis, klo tertarik:

http://www.berzinarchives.com/web/en/archives/sutra/level4_deepening_understanding_path/types_phenomena/static_phenomena.html

Satu hal yang perlu diketahui adalah bahwa segala sesuatu (baik fenomena eksis maupun tidak eksis) tidak punya eksistensi yang sejati (tidak bisa muncul dari dirinya sendiri). Ketiadaan eksistensi dari dirinya sendiri itulah yang sering disebut selflessness/anatta. Anatta bukanlah berarti tidak ada eksistensi, namun tidak ada eksistensi dari dirinya sendiri, tidak ada eksistensi yang muncul dari dirinya sendiri. Jadi, anatta mencakup segala sesuatu. Bahkan kesunyataan/emptiness juga tidak punya eksistensi sejati (tidak muncul dari dirinya sendiri).

Salam  :|
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #23 on: 06 August 2008, 07:59:41 AM »
 _/\_
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: PINTU PEMBEBASAN
« Reply #24 on: 07 August 2008, 11:39:29 AM »
Bro Mangkok,

Kalau saya perhatikan tuh.... Mangkok "amat besar"...
di resto manapun belum gw pernah temu Mangkok sebesar itu....

1. kenapa Mangkok itu dibuat begitu besar? tujuannya?
2. Ukuran mangkok dgn daya nampung berapa Liter tsb udah
   termasuk "mangkok keserakahan"....

trims atas jawabannya!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya