saya ingin menanyakan pandangan dari aliran Theravada mengenai bagaimana menyikapi Buddha Bar sesuai ajaran Theravada.
saya menanyakan hal ini karena selama ini di thread sebelah maupun di luar theard, saya tidak pernah menemukan bagaimana seharusnya menyikapi hal ini sesuai yg diajarkan dalam Theravada.
jika ada-pun, IMO sudah bercampur dengan AKU sehingga tidak lagi murni. dan mungkin juga adalah kesalahan di pihak saya, dimana hal itu ternyata adalah benar apa adanya menurut Theravada.
saya menyadari, mayoritas forum ini adalah aliran Theravada yg mungkin mencapai sekitar 98%.
mungkin argument saya tidak masuk di telinga kaum Theravada atau bahkan bertentangan, sehingga timbul berbagai anggapan dimana sedang terjadi guru-menggurui, mencemoohkan, merendahkan,.. dll.
saya yg mendalami Zen, kisah seorang Bhikku yg membakar patung Buddha untuk api unggun, dan seorang jendral dan guci nya sudah menjawab semuanya.
maka dari itu, saya berharap ada dari kaum Theravada ada yg bisa menjelaskan apa yg seharusnya dan apa yg tidak seharusnya sesuai ajaran Theravada yg murni.
dan agar saya dapat lebih memahami Theravada dan kedepannya saya dapat menjaga posting-an saya agar tidak melukai pihak lain.
saya tidak bermaksud menimbulkan konflik internal Theravada bila pada akhirnya terjadi perbedaan pendapat.
saya hanya ingin sebuah jawaban berdasarkan apa yg diajarkan dalam Theravada.
untuk itu saya berharap bagi yg benar2 mendalami Theravada bisa memberikan kepuasan jawaban pada saya.
dan bila ada yg non-Theravada ingin ikut menanyakan hal yg sama, saya mohon agar menghindari diskusi yg tiada akhir.