Eh kayaknya jangan minta maaf sama Aisyah saja, tapi minta maaflah sama istri anda juga.
Kalau dia tahu kan sedih.
Terlepas anda Muslim atau Buddhist atau apa pun juga, kan tidak diajarkan untuk bikin orang lain sedih.
Kecuali kalau istri anda memang sudah menyatakan kesediaan rela suaminya lirik-lirik di luaran - tapi sekali lagi menduakan pasangan hidup (baik poligami atau hanya lirik-lirik), sebagian besar berakibat kesedihan buat si istri sah. Kuno itu kalau ada yang bilang istri sah bisa 100% bahagia dimadu suami atau suaminya lirik-lirik di luar.
Kesalahan anda pada istri sah lebih besar daripada terhadap Aisyah lo.
istriku amat baik dan pengertian.
bila aku jatuh cinta lagi, aku tidak pernah sembunyi-sembunyi. selalu berterus terang padanya. seperti kisah ku berikut ini tentang Erlita.
di kampus ada gadis cantik, putri dekan. aku suka sekali pada nya. aku suka ngeliatin wajahnya, sebelum masuk kelas. dia suka lari terbirit-birit. karena masih kepengen ngeliatin wajahnya yang cantik itu, saya ikutin kemana dia pergi. lalu dia marah, "kenapa sih ngikutin aja?"
"salahmu sendiri. kenapa kau cantik? jadi aku suka padamu!"
"aku udah punya pacar". terang Erlita, gadis itu.
"gak peduli. aku suka padamu, bukan suka pada pacarmu"
"idih kamu!"
lama-lama aku gak tahan, ketika anak-anak kampus berkerumun di taman kampus, aku mencegat dia di tengah keramaian. dan aku teriak :
"teman-teman, sodara-sodara sekalian. dengarkanlahm aku di sini berdiri untuk mengumumkan bawa aku mencintai seorang gadis cantik bernama Erlita." teriak saya.
kontak semua orang menoleh. dan wajah Erlita tampak marah.
"bukannya kamu sudah punya istri?" tanya Erlita
"benar".
"huuuuu....." sorak orang-orang
"lalu kenapa bilang cinta sama aku?"
"emank, aku cinta. Tuhan yang menciptakan cinta di hatiku, bukan diriku sendiri." jawabku.
"ngaca dulu donk! loe itu seusia bapak gue. amit-amit pacaran ama mahasiswa tuir kayak eloe!".
"alhamdulillah! dapatkah kau keluarkan kata-kata yang lebih menyakitkan dari itu?"
Hehehe..
Jadi geli dan senyum2 sendiri baca ceritanya kang Jhana...
Hehe, ga nyangka ternyata antum suka nekad juga ya kang?
ya begitulah diriku, kang. itu semua berkat pendidikan yang saya peroleh dari seorang guru sufi. beliau selalu menasihati aku, "janganlah dirimu munafik, jangan berupaya menyelimuti kebodohanmu, jangan mencoba menyelimuti kekuranganmu, agar orang lain selalu melihatmu tampak baik. katan sebagaimana yang dikatakan hatimu. jika kau suka sesuatu, katakan suka. jika benci, katakan benci. jika marah, marah saja. jika sedih, menangis saja. jangan so suci, selalu tampil sebagai penyabar, ramah tamah, dan alim, padahal di dalam nafsumu penuh gejolak. berbuatlah alami, apa adanya. hanya aku berpesan, setiap hendak melakukan apapun ucapkanlah bismillah."
ajaran guruku itu meresap ke dalam sanubariku. maka ketika aku jatuh cinta sama erlita, aku jujur saja pada semua orang bahwa aku jatuh cinta. termasuk pada istriku sendiri, aku gak pernah menutupinya. biarlah dia tahu. "bu, di kampus ada seorang gadis cantik bernama Erlita. aku jatuh cinta padanya"
"begitu ya?" tanya istriku, yang dalam panggilan mesra aku memanggil "ibu" sebagaimana panggilan anakku padanya.
"iya. gimana, apakah ibu mengizinkan Ayah untuk mendekatinya?"
"ayah, kalau dia mau, ntar dia mo di kasih makan apa? hidup kita berdua aja susah. lagian dia itu anak Dekan, anak orang berada. mana mau sama ayah. ada ada aja si Ayah ini." jelas istriku.
"jadi, jika Ayah sanggup mencukup kehidupan dua orang istri, ibu mengizinkan ayah untuk memiliki dua istri?" tanyaku.
"ya, terserah ayah saja lah!" jawab istriku.
"kalau begitu, bantulah Ayah bikin surat untuk Erlita!" pintaku.
istriku membantuku membuat surat cinta kepada Erlita. aku mencoba membuat kata-kata terindah. kadang-kadang istriku tertawa cekikikan mentertawakan kesalahan kata-kata yang aku buat. kadang-kadang dia mengoreksi untaian kata-kata puisi yang kubuat. akhirnya, surat cinta itu selesai kubuat sebanyak tiga halaman, dengan bantuan istriku. istriku melipatnya dan memasukan ke dalam amplop bergambar bunga. lalu menyerahkannya kepadaku. aku mengucapkan terima kasih, mencium keningnya dan memeluknya. begitu baiknya istriku.
"bismillahirrahmanirahim. dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang, yang menciptakan perasaan cinta pria pada wanita, yang menciptakan rasa kasih sayang di antara sesama manusia. rabbana maa khalaqta haadza baatila. ya Allah, mustahil engkau menciptakan rasa cinta di dalam sanubariku secara batil. tentu ada hikmah yang akan engkau tunjukan padaku. maka dengan menyebut namamu, aku teguhkan hatiku untuk melaksanakan niatku menyampaikan hasrat hati kepada Erlita, tanpa sedikitpun ada maksud di hatiku melukai sebuah hati yang lembut lagi baik, seperti hati istriku ini." dan aku semakin erat memeluk istriku. tampak air mata istriku menetes. entahlah apa itu artinya.
http:///forum/index.php/topic,63779.0.html
aku pernah share cerita cintaku tersebut di forum lain.