cara menggunakan kanker untuk mencapai pencerahan

[Mahadeva]

Saya barusan ini ketemu ulasan yang menarik dari Lama Zopa Rinpoche tentang bagaimana cara membuat kanker menjadi berharga, lebih berharga daripada emas atau permata lain.....(tetapi tetap saja lebih berharga alat buat memotong permata daripada kanker).

jadi saat seseorang kena kanker atau penyakit berat lain, dia bisa merenungkan bahwa dia itu menderita kanker ini untuk semua makhluk. Jadi kita mau menanggung penderitaan makhluk lain di 6 alam kehidupan tidak cuma kanker namun semua jenis penderitaan.
baik itu penderitaan karena rasa sakit maupun penderitaan yang berbentuk kesenangan di samsara ini. kesenangan apapun di samsara ini adalah dukkha.

dengan bodhicitta seperti ini maka kebajikan yang diperbuat akan tak terhitung banyaknya.

dengan cara seperti ini maka pencerahan pun akan lebih cepat diraih.

cara ini berlaku untuk semua penderitaan yang kita alami, seperti diomeli, sakit flu, dihina, dipermalukan dll..
kadang penderitaan yang kita alami bisa merupakan efek dari purifikasi karma karena kita banyak melakukan praktik dharma dengan benar. buah karma buruk yang harusnya membahayakan bisa berubah menjadi cuma sakit kepala atau dihina orang lain.
jadi inilah cara untuk merubah penderitaan menjadi kebahagiaan.


enjoy!

sumber: http://www.lamayeshe.com/index.php?sect=article&id=641

[Mr.Jhonz]

Kalau "rasa sakit karena kanker dijadikan objek meditasi
Akan lebih cepat mencapai magga dan phala" <= pandangan ini salah?

[vendelta]

saya ini adalah artikel yg sudah keluar jalur dari ajaran buddhisme, artikel ini adalah bisa menyesatkan umat buddhis, yg menganut hukum karma,
ajaran ini saya anggap suatu ajaran yg cukup menyesatkan umat buddhis, karena sangat suatu hal yg sangat bertentangan dgn ajaran dari sang guru agung buddha gotama tentang kenyataan hukum karma,
kita sebagai umat buddha / sebagai buddhis yg sudah terdidik jgn terlalu mudah percaya suatu pengakuan walau sekalipun itu berasal seorang bhante kesohor,
ajaran tentang hukum karma jelas jelas telah diselewengkan pengertian dari yg sebenarnya dan cukup menyesatkan bagi kalangan buddhist,
coba saudara saudari buka kembali buku agama buddha kalian dan apa yg dikatakan oleh sang guru agung buddha mengenai hukum karma temuannya itu?
dan artikel ini bukan menyesatkan tapi membahayakan jiwa dan hidup manusia dan bisa menjadi suatu penyiksaan besar besaran terhadap hidup manusia itu sendiri karena pemikiran utk menjadi mulia dgn cara gampang,
bukankah agama buddha sudah seperti kasus salib suci oleh umat kr****n yg pernah terjadi di negara pilipina, dgn menyatakan kondisi penyalipan dirinya sebagai tindakan menanggung dosa dosa umat manusia didunia?
bukankah ini suatu pernyataan dan pengajaran yg menyesatkan?

[vendelta]

Kalau rasa sakit kanker dikatakan dijadikan objek meditasi akan lebih cepat mencapai magha phala, jelas jelas ini merupakan pendapat yg irrasional,
dan menurut saya kalau hal ini dilakukan oleh umat buddhis biasa maka realita yg lebih mungkin adalah lebih cepat mencapai ajal dan menuju liang kubur, ketimbang suatu usaha utk berobat kedokter ahli, mudah mudahan akan lebih mempunyai harapan utk hidup ataupun utk hidup yg lebih lama dari bahaya yg tanpa pengobatan ke tim medik.

[K.K.]

Kalau "rasa sakit karena kanker dijadikan objek meditasi
Akan lebih cepat mencapai magga dan phala" <= pandangan ini salah?

Kalau kanker menyebabkan orang lebih cepat mencapai magga-phala, lebih baik sangha dibuat kanker saja semuanya.

Sebetulnya bukan begitu maksudnya. Kalau kita sehat, maka itu paling baik. Tapi kalau memang terkena penyakit keras, misalnya kanker, jangan dilihat sisi menderitanya semata, tapi bisa digunakan sebagai sarana untuk lebih merenungan tentang dukkha.

saya ini adalah artikel yg sudah keluar jalur dari ajaran buddhisme, artikel ini adalah bisa menyesatkan umat buddhis, yg menganut hukum karma,
ajaran ini saya anggap suatu ajaran yg cukup menyesatkan umat buddhis, karena sangat suatu hal yg sangat bertentangan dgn ajaran dari sang guru agung buddha gotama tentang kenyataan hukum karma,
kita sebagai umat buddha / sebagai buddhis yg sudah terdidik jgn terlalu mudah percaya suatu pengakuan walau sekalipun itu berasal seorang bhante kesohor,
ajaran tentang hukum karma jelas jelas telah diselewengkan pengertian dari yg sebenarnya dan cukup menyesatkan bagi kalangan buddhist,
coba saudara saudari buka kembali buku agama buddha kalian dan apa yg dikatakan oleh sang guru agung buddha mengenai hukum karma temuannya itu?
dan artikel ini bukan menyesatkan tapi membahayakan jiwa dan hidup manusia dan bisa menjadi suatu penyiksaan besar besaran terhadap hidup manusia itu sendiri karena pemikiran utk menjadi mulia dgn cara gampang,
bukankah agama buddha sudah seperti kasus salib suci oleh umat kr****n yg pernah terjadi di negara pilipina, dgn menyatakan kondisi penyalipan dirinya sebagai tindakan menanggung dosa dosa umat manusia didunia?
bukankah ini suatu pernyataan dan pengajaran yg menyesatkan?

Saya tidak tahu pasti, tapi sepertinya itu memang bukan ajaran karma. Namun dalam mengembangkan bodhicitta, seseorang memang harus merenungkan kesiapan untuk menderita demi makhluk lain. Menderita di sini maksudnya bukan seperti karma orang dipindahkan ke kita, tetapi kita yang menangguhkan dan melepaskan kesempatan kebahagiaan kita demi menolong mereka yang menderita.
Jadi ini sifatnya bukan pandangan, tapi sebagai perenungan saja.

[dhammadinna]

^^^ mungkin kejanggalannya di sini:

[...]jadi saat seseorang kena kanker atau penyakit berat lain, dia bisa merenungkan bahwa dia itu menderita kanker ini untuk semua makhluk. Jadi kita mau menanggung penderitaan makhluk lain di 6 alam kehidupan tidak cuma kanker namun semua jenis penderitaan.
baik itu penderitaan karena rasa sakit maupun penderitaan yang berbentuk kesenangan di samsara ini. kesenangan apapun di samsara ini adalah dukkha.

terdengar seperti permainan mindset? kurang jelas juga kenapa dia bilang bhw dia menderita kanker untuk semua makhluk? atau mungkin dia merenungkan seolah-olah penderitaan ini adalah akumulasi penderitaan semua makhluk lalu dia belajar menangggungnya?

[K.K.]

^^^ mungkin kejanggalannya di sini:

[...]jadi saat seseorang kena kanker atau penyakit berat lain, dia bisa merenungkan bahwa dia itu menderita kanker ini untuk semua makhluk. Jadi kita mau menanggung penderitaan makhluk lain di 6 alam kehidupan tidak cuma kanker namun semua jenis penderitaan.
baik itu penderitaan karena rasa sakit maupun penderitaan yang berbentuk kesenangan di samsara ini. kesenangan apapun di samsara ini adalah dukkha.

terdengar seperti permainan mindset? kurang jelas juga kenapa dia bilang bhw dia menderita kanker untuk semua makhluk? atau mungkin dia merenungkan seolah-olah penderitaan ini adalah akumulasi penderitaan semua makhluk lalu dia belajar menangggungnya?

Kalau ia berpikir bahwa kanker itu adalah hasil menanggung karma orang lain, sepertinya ngaco. Tapi kalau hanya merenungkan bahwa kanker itu hanyalah satu dari banyaknya kesusahan yang dihadapi semua makhluk, dan akan dihadapi selama perjalanan samsara, saya pikir sepertinya tidak ada yang salah dengan itu.

[tesla]

terdengar seperti permainan mindset? kurang jelas juga kenapa dia bilang bhw dia menderita kanker untuk semua makhluk? atau mungkin dia merenungkan seolah-olah penderitaan ini adalah akumulasi penderitaan semua makhluk lalu dia belajar menangggungnya?

kalau merenungkan menurut saya, tujuannya adalah mengerti, semua mahkluk termasuk saya adalah objek penderitaan. tapi coba simak kalimat berikut:
dengan bodhicitta seperti ini maka kebajikan yang diperbuat akan tak terhitung banyaknya.

renungannya adalah utk kebajikan. kebajikan banyak... pikirkan...

[K.K.]

kalau merenungkan menurut saya, tujuannya adalah mengerti, semua mahkluk termasuk saya adalah objek penderitaan. tapi coba simak kalimat berikut:
dengan bodhicitta seperti ini maka kebajikan yang diperbuat akan tak terhitung banyaknya.

renungannya adalah utk kebajikan. kebajikan banyak... pikirkan...

Betul juga. Saya kurang perhatikan bagian yang itu.
Tapi bukankah memang pengembangan bodhicitta juga menghasilkan kebajikan yang sangat bermanfaat? Sama seperti perenungan cinta kasih (maitri) begitu...

[tesla]

Betul juga. Saya kurang perhatikan bagian yang itu.
Tapi bukankah memang pengembangan bodhicitta juga menghasilkan kebajikan yang sangat bermanfaat? Sama seperti perenungan cinta kasih (maitri) begitu...

maka mari kita bahas kata ---> "dengan boddhicitta seperti ini" <---

sederhananya apakah kanker adalah hasil menanggung penderitaan mahkluk lain, ataukah adalah penderitaan sendiri?
apakah seorang bodhisatwa dapat menanggung penderitaan mahkluk lain?
dan bodhicitta adalah semangat agar tercerahkan, bukan menanggung penderitaan mahkluk lain. dg tercerahkan kita dapat menuntun mahkluk lain, bukan menanggung penderitaannya...

[Mahadeva]

ini kutipan aslinya:

It’s like when you do deity practice you think that whatever arises is the deity, here, whenever you think, “I have cancer,” you think, “I’m experiencing it on behalf of all sentient beings.” Think like that every time. That’s the best thing to do. Each time you think like this you collect limitless skies of merit and get closer and closer to enlightenment. Wow! That’s amazing! In this way your cancer really benefits you. Every time you think that you’re experiencing your cancer for the sake of all sentient beings you collect skies of merit and each time you have this thought you get closer to enlightenment. That’s how your cancer brings you to enlightenment.

kalau menurut saya bukan kita menderita kanker akibat kita menanggung kankernya makhluk lain, namun saat kita menderita kanker kita punya niatan baik untuk mengupayakan agar makhluk lain tidak ada yang harus menderita kanker seperti saya ini, cukup saya saja kalau bisa.
Nah bagaimana supaya bisa makhluk lain tidak kena kanker? tentunya makhluk lain itu harus tercerahkan.
Bagaimana supaya makhluk itu tercerahkan? saya harus mengajari dhamma.
Sedangkan untuk mengajari dhamma, saya sendiri harus tercerahkan dulu baru bisa dengan efektif mengajar.

nah niatan baik ini dalam vajrayana, besar sekali bobot karma baiknya.

ada juga saat seseorang kena kanker, orang itu malah mengutuki musuh atau orang yang dia benci atau iri, "Km sekarang sehat2, lihat aja kalau kena kanker kayak saya, terima karmamu nanti!!"

nah mending mana?

Rinpoche tidak bilang di artikel dengan perenungan ini maka kanker akan sembuh...

ini pendapat saya pribadi lho,

[K.K.]

maka mari kita bahas kata ---> "dengan boddhicitta seperti ini" <---

sederhananya apakah kanker adalah hasil menanggung penderitaan mahkluk lain, ataukah adalah penderitaan sendiri?

Sepertinya ini adalah penderitaan sendiri, bukan hasil menanggung penderitaan makhluk lain.

apakah seorang bodhisatwa dapat menanggung penderitaan mahkluk lain?

Dalam artian transfer karma, tentu tidak bisa. Bahkan Buddha pun tidak.

dan bodhicitta adalah semangat agar tercerahkan, bukan menanggung penderitaan mahkluk lain. dg tercerahkan kita dapat menuntun mahkluk lain, bukan menanggung penderitaannya...

Yang saya pahami (dari paham Theravada) adalah kalau kita menempuh jalur bodhisatta, maka bukan hanya semangat agar tercerahkan saja, tetapi mencapai kemampuan untuk mencerahkan makhluk lain juga. Dalam perjalanan menyempurnakan parami, kadang bukan karena karma baik tidak cukup, namun karena bodhisatta memang sedang belajar, maka akan mengalami banyak kesulitan. Saya umpamakan orang kaya yang belajar puasa, bukan berarti karma buruknya memaksa dia tidak punya makanan, tetapi karena tekad latihannya, dia harus menahan lapar tersebut. Kalau dari kasus kanker tersebut, yang saya duga adalah melihat kankernya sebagai 'hanya sedikit kesulitan' dibanding dengan yang akan dihadapinya dalam perjalanan 'mencerahkan' orang lain. Jadi perenungan ini bukan tentang setelah pencerahan, tapi dalam perjalanan menuju ke sananya.

[Indra]

ini kutipan aslinya:

It’s like when you do deity practice you think that whatever arises is the deity, here, whenever you think, “I have cancer,” you think, “I’m experiencing it on behalf of all sentient beings.” Think like that every time. That’s the best thing to do. Each time you think like this you collect limitless skies of merit and get closer and closer to enlightenment. Wow! That’s amazing! In this way your cancer really benefits you. Every time you think that you’re experiencing your cancer for the sake of all sentient beings you collect skies of merit and each time you have this thought you get closer to enlightenment. That’s how your cancer brings you to enlightenment.

kalau menurut saya bukan kita menderita kanker akibat kita menanggung kankernya makhluk lain, namun saat kita menderita kanker kita punya niatan baik untuk mengupayakan agar makhluk lain tidak ada yang harus menderita kanker seperti saya ini, cukup saya saja kalau bisa.
Nah bagaimana supaya bisa makhluk lain tidak kena kanker? tentunya makhluk lain itu harus tercerahkan.

apakah makhluk yg sudah tercerahkan tidak bisa terkena kanker? ada apa dalam tubuh makhluk tercerahkan yg bisa menjadi anti kanker? kalau memang begitu tinggal di ambil selnya terus diproduksi massal jadi obat anti kanker

[Mahadeva]

apakah makhluk yg sudah tercerahkan tidak bisa terkena kanker? ada apa dalam tubuh makhluk tercerahkan yg bisa menjadi anti kanker? kalau memang begitu tinggal di ambil selnya terus diproduksi massal jadi obat anti kanker

iya tujuan pencerahan kan tidak lahir lagi, kalau tidak lahir lagi tentu tidak kena kanker lagi....ya parinibbana...

[tesla]

ini kutipan aslinya:

It’s like when you do deity practice you think that whatever arises is the deity, here, whenever you think, “I have cancer,” you think, “I’m experiencing it on behalf of all sentient beings.” Think like that every time. That’s the best thing to do. Each time you think like this you collect limitless skies of merit and get closer and closer to enlightenment. Wow! That’s amazing! In this way your cancer really benefits you. Every time you think that you’re experiencing your cancer for the sake of all sentient beings you collect skies of merit and each time you have this thought you get closer to enlightenment. That’s how your cancer brings you to enlightenment.

kalau menurut saya bukan kita menderita kanker akibat kita menanggung kankernya makhluk lain, namun saat kita menderita kanker kita punya niatan baik untuk mengupayakan agar makhluk lain tidak ada yang harus menderita kanker seperti saya ini, cukup saya saja kalau bisa.

menurut saya bro raynoism lebih memiliki semangat bodhicitta daripada rinpoche ini (serius lho).
ada beda mendasar antara kata bro & rinpoche:
1. semoga mahkluk lain tidak menderita kanker (raynoism)
2. saya menanggung kanker ini demi semua mahkluk hidup (rinpoche)

tidak sama, dari statement no-1, murni mengharapkan kebaikan demi mahkluk lain. dari statement no-2, saya mengharapkan sesuatu di atas penderitaan yg saya alami (you/i collect skies of merit).

ada juga saat seseorang kena kanker, orang itu malah mengutuki musuh atau orang yang dia benci atau iri, "Km sekarang sehat2, lihat aja kalau kena kanker kayak saya, terima karmamu nanti!!"

nah mending mana?

... mending kaya bro ray hehe

Rinpoche tidak bilang di artikel dengan perenungan ini maka kanker akan sembuh...

tentu saja...

[Indra]

iya tujuan pencerahan kan tidak lahir lagi, kalau tidak lahir lagi tentu tidak kena kanker lagi....ya parinibbana...

itukan cerita masa depan tapi tetap saja saat ini ia akan mati karena kanker.

ini sama dengan memberikan racun tikus kepada orang yg sakit perut, setelah minum racun tikus maka ia akan mati, orang mati tidak akan sakit perut.

[Mahadeva]

 [at]  mr tesla: hmm mungkin terlihat beda namun maksud Rinpoche sepertinya sama2 menginginkan makhluk lain supaya tidak kena kanker lagi setelah makhluk itu tidak terlahirkan kembali.
Rinpoche juga bilang kanker itu tidak ada apa2nya dibanding penderitaan di alam neraka.

tentang mengharapkan sesuatu karena semangat bodhicitta, hehe..ya bisa saja beliau mengatakan bahwa kita harapkan atau tidak buah karma baiknya akan tetap besar kok. sama seperti kita hidupin saklar, kita berharap lampu itu nyala atau tidak, lampu tetap nyala asal sebab2nya mendukung.
iya seharusnya memang tidak mengharap.

di sutra diamond cutter dibahas juga kok

[Indra]

[at]  mr tesla: hmm mungkin terlihat beda namun maksud Rinpoche sepertinya sama2 menginginkan makhluk lain supaya tidak kena kanker lagi setelah makhluk itu tidak terlahirkan kembali.
Rinpoche juga bilang kanker itu tidak ada apa2nya dibanding penderitaan di alam neraka.

kalau begitu, ini sama dengan jurus "menggunakan panu untuk mencapai pencerahan" dong?

[Mahadeva]

itukan cerita masa depan tapi tetap saja saat ini ia akan mati karena kanker.

ini sama dengan memberikan racun tikus kepada orang yg sakit perut, setelah minum racun tikus maka ia akan mati, orang mati tidak akan sakit perut.

tapi orang yang sakit perut itu selama belum tercerahkan maka saat mati diracun tikus maka akan terlahir kembali dan bisa diracun lagi. kalau orang itu tercerahkan maka beliau tidak akan bisa diracun lagi

Rinpoche di artikel tidak bilang kanker sembuh karena cara ini kok. namun menggunakan kanker untuk praktek dharma yaitu menyadari betapa bahayanya samsara dan urgensi untuk keluar dari samsara serta membantu menyeberangkan makhluk lain

[K.K.]

kalau begitu, ini sama dengan jurus "menggunakan panu untuk mencapai pencerahan" dong?

Sebetulnya sama saja. Intinya dari penderitaan itu, jangan diambil negatif-nya saja, tapi menggunakannya untuk mengembangkan tekad yang baik.

[Mahadeva]

kalau begitu, ini sama dengan jurus "menggunakan panu untuk mencapai pencerahan" dong?

kalau mr Indra baca artikel lengkapnya, iya.

semua penderitaan atau penyakit kita bisa digunakan untuk latihan ini,,(flu termasuk, diomeli, dimarahi dll)

[Indra]

kalau mr Indra baca artikel lengkapnya, iya.

semua penderitaan atau penyakit kita bisa digunakan untuk latihan ini,,(flu termasuk, diomeli, dimarahi dll)

tapi di mana bagian "menggunakannya"? tidak ada manual guide sama sekali. bagaimana caranya? apakah melalui perenungan, atau penggalangan dana, atau bagaimana?

[DragonHung]

Motivasi yg terbaik agar cepat terbebas adalah dengan perenungan terhadap dukkha. 

Dan penyakit2 ini jika direnungkan setiap saat akan membuat seseorang senantiasa teringat dengan Dukkha sehingga mendorong seseorang untuk mencari pembebasan dari hal ini.

Mungkin demikian maksudnya diatas.

[Mahadeva]

tapi di mana bagian "menggunakannya"? tidak ada manual guide sama sekali. bagaimana caranya? apakah melalui perenungan, atau penggalangan dana, atau bagaimana?

istilah tibetannya Tonglen...ada di sini mister
http://id.wikipedia.org/wiki/Tonglen

altruisme ekstrim...ini bentuk meditasi.

[Indra]

istilah tibetannya Tonglen...ada di sini mister
http://id.wikipedia.org/wiki/Tonglen

altruisme ekstrim...ini bentuk meditasi.

Tonglen adalah sekarang dikenal sebagai meditasi berupa ritual memberi dan menerima (atau, mengirim dan menerima) dan ini mengacu pada praktek meditasi yang ditemukan dalam Buddhisme Tibet yang dibawa oleh Atisha Dipankara Shrijnana saat setelah belajar dari Dharmarakshita[1] berasal dari Kerajaan Indrapura di Sumatera[2][3][4]
Dalam praktiknya, visualisasi ke diri sendiri mengambil penderitaan orang lain, dan memberikan kebahagiaan sendiri dan kesuksesan kepada orang lain. Dengan demikian itu adalah suatu pelatihan dalam altruisme dalam bentuk paling ekstrim. Fungsi dari praktek ini adalah untuk:
Mengurangi lampiran egois
Meningkatkan rasa penolakan
Menciptakan karma positif dengan memberikan dan membantu
Mengembangkan cinta kasih dan Bodhicitta
Itu mengacu pada semua Penyempurnaan Enam memberi, etika, kesabaran, sukacita usaha, konsentrasi dan kebijaksanaan, yang merupakan praktek-praktek seorang Bodhisattva.
Menurut Dalai Lama ke 14 bahwa dengan berlatih Tonglen setiap hari dengan teknik apakah meditasi ini benar-benar membantu orang lain atau tidak, itu memberi saya ketenangan pikiran. Lalu aku dapat menjadi lebih efektif, dan manfaat sangat besar[5] dan memberikan dengan memberikan Delapan Ayat dalam bukunya The Path To Tranquility: Daily Meditations[6]


------------------

itu adalah isi dari Link yg anda berikan, sama sekali tidak dikatakan bahwa meditasi Tonglen bisa mencerahkan. jadi bagaimana praktiknya dalam menggunakan kanker/panu untuk mencapai pencerahan?

[Mahadeva]

ada point "Menciptakan karma positif dengan memberikan dan membantu"

dengan buah karma positif yang banyak kan seharusnya bisa mendukung untuk mencapai pencerahan...
lagian ini kan mirip2 metta bhavana, ingin semua makhluk bahagia.

kalau benar2 ingin tahu cara menggunakannya spesifik ke pencerahan, wah saya musti belajar vajrayana dulu dengan bener, saya masih pemula banget. tapi menurut saya di bagian bawah kan ada banyak link ttg tonglen, bisa diklik.
mungkin ini bisa bantu:
http://www.lamayeshe.com/index.php?sect=article&id=332&chid=1358

menurut saya tantra tu menarik..banyak cara juga...dan sangat diutamakan untuk mengembangkan kebijaksanaan

[Indra]

ada point "Menciptakan karma positif dengan memberikan dan membantu"

dengan buah karma positif yang banyak kan seharusnya bisa mendukung untuk mencapai pencerahan...
lagian ini kan mirip2 metta bhavana, ingin semua makhluk bahagia.

kalau benar2 ingin tahu cara menggunakannya spesifik ke pencerahan, wah saya musti belajar vajrayana dulu dengan bener, saya masih pemula banget. tapi menurut saya di bagian bawah kan ada banyak link ttg tonglen, bisa diklik.
mungkin ini bisa bantu:
http://www.lamayeshe.com/index.php?sect=article&id=332&chid=1358

menurut saya tantra tu menarik..banyak cara juga...dan sangat diutamakan untuk mengembangkan kebijaksanaan

kalau hanya sebagai faktor pembantu, saya pikir tidak tepat menggunakan kalimat seperti pada judul thread ini. tahukah anda bahwa pembunuhan2 yg dilakukan oleh Angulimala terbukti telah membantunya mencapai pencerahan (Arahat), tetapi apakah tepat kita mengatakan "menggunakan pembunuhan untuk mencapai pencerahan"?

[Mahadeva]

ok kalau dirasa tidak tepat judulnya, diganti juga tidak masalah.   

[dhammadinna]

Yang saya pahami (dari paham Theravada) adalah kalau kita menempuh jalur bodhisatta, maka bukan hanya semangat agar tercerahkan saja, tetapi mencapai kemampuan untuk mencerahkan makhluk lain juga. Dalam perjalanan menyempurnakan parami, kadang bukan karena karma baik tidak cukup, namun karena bodhisatta memang sedang belajar, maka akan mengalami banyak kesulitan. Saya umpamakan orang kaya yang belajar puasa, bukan berarti karma buruknya memaksa dia tidak punya makanan, tetapi karena tekad latihannya, dia harus menahan lapar tersebut. Kalau dari kasus kanker tersebut, yang saya duga adalah melihat kankernya sebagai 'hanya sedikit kesulitan' dibanding dengan yang akan dihadapinya dalam perjalanan 'mencerahkan' orang lain. Jadi perenungan ini bukan tentang setelah pencerahan, tapi dalam perjalanan menuju ke sananya.

Oo ya ya... (setelah dibaca berulang-ulang) akhirnya sy ngerti juga

[tesla]

Oo ya ya... (setelah dibaca berulang-ulang) akhirnya sy ngerti juga

saya hanya mengerti, setiap penderitaan yg kita alami memang merupakan latihan yg seolah melecut kita utk semakin sadar. yg saya kurang setuju hanya merubah mindset dalam tujuannya (seolah sedang) mengumpulkan jasa besar. imo ya, niat utk tercerahkan & akan membantu mahkluk lain lah yg merupakan bodhicitta. sedangkan kanker & melihat kanker sebagai jasa saya adalah hanya merubah mind-set, yg sebenarnya semua jg bisa disesuaikan dg sudut pandang tertentu. mungkin orang (seorang bodhisatwa) menjadi tidak marah ketika sesuatu yg buruk menimpanya, pikirannya menjadi oh saya mendapat parami & semakin dekat dg pencerahan. menurut saya keluar mulut harimau, masuk mulut buaya. dalam kebencian, kita ingin menolak sesuatu (yg tidak kita inginkan) & dalam keserakahan kita ingin mendapatkan sesuatu (misalnya jasa)... hanya pendapat...

[K.K.]

saya hanya mengerti, setiap penderitaan yg kita alami memang merupakan latihan yg seolah melecut kita utk semakin sadar. yg saya kurang setuju hanya merubah mindset dalam tujuannya (seolah sedang) mengumpulkan jasa besar. imo ya, niat utk tercerahkan & akan membantu mahkluk lain lah yg merupakan bodhicitta. sedangkan kanker & melihat kanker sebagai jasa saya adalah hanya merubah mind-set, yg sebenarnya semua jg bisa disesuaikan dg sudut pandang tertentu. mungkin orang (seorang bodhisatwa) menjadi tidak marah ketika sesuatu yg buruk menimpanya, pikirannya menjadi oh saya mendapat parami & semakin dekat dg pencerahan. menurut saya keluar mulut harimau, masuk mulut buaya. dalam kebencian, kita ingin menolak sesuatu (yg tidak kita inginkan) & dalam keserakahan kita ingin mendapatkan sesuatu (misalnya jasa)... hanya pendapat...

Melihat kanker dengan cara lain memang hanyalah perubahan mind-set. Tapi perubahan mind-set tersebut, jika untuk mengembangkan bodhicitta, maka memang menghasilkan jasa besar. Ini 'kan sebab akibat. Seseorang mengembangkan pikiran jahat, apakah dia berpikir akan mendapat akibatnya atau tidak, tetap menghasilkan penderitaan. Demikian juga mengembangkan bodhicitta, apakah dia berpikir mengumpulkan jasa atau tidak, tetap menghasilkan manfaat.

Saya setuju itu sebetulnya hanya perubahan mind-set, nothing special. Tapi hal tersebut adalah bagus untuk kita ingat dan aplikasikan dalam hal-hal lain (bukan hanya penyakit kanker atau panu,) yang menyebabkan penderitaan. Dan jika karena renungan itu, bodhicitta berkembang, akan lebih baik lagi tentunya.

[fabian c]

apakah makhluk yg sudah tercerahkan tidak bisa terkena kanker? ada apa dalam tubuh makhluk tercerahkan yg bisa menjadi anti kanker? kalau memang begitu tinggal di ambil selnya terus diproduksi massal jadi obat anti kanker

Atau ambil sel kankernya suntikkan ke seluruh anggota Sangha biar cepat mencapai pencerahan.

Melihat kanker dengan cara lain memang hanyalah perubahan mind-set. Tapi perubahan mind-set tersebut, jika untuk mengembangkan bodhicitta, maka memang menghasilkan jasa besar. Ini 'kan sebab akibat. Seseorang mengembangkan pikiran jahat, apakah dia berpikir akan mendapat akibatnya atau tidak, tetap menghasilkan penderitaan. Demikian juga mengembangkan bodhicitta, apakah dia berpikir mengumpulkan jasa atau tidak, tetap menghasilkan manfaat.

Saya setuju itu sebetulnya hanya perubahan mind-set, nothing special. Tapi hal tersebut adalah bagus untuk kita ingat dan aplikasikan dalam hal-hal lain (bukan hanya penyakit kanker atau panu,) yang menyebabkan penderitaan. Dan jika karena renungan itu, bodhicitta berkembang, akan lebih baik lagi tentunya.

Bila demikian bro... bolehkah bila kaki kita patah ketabrak mobil, kita renungkan bahwa kita menanggung penderitaan mahluk lain? (padahal kita sendiri yang kurang hati-hati menyeberang jalan)

Apakah hal itu akan membawa kita semakin dekat pada pencerahan?

[K.K.]

Bila demikian bro... bolehkah bila kaki kita patah ketabrak mobil, kita renungkan bahwa kita menanggung penderitaan mahluk lain? (padahal kita sendiri yang kurang hati-hati menyeberang jalan)

Apakah hal itu akan membawa kita semakin dekat pada pencerahan?

Tidak, malah akan menyebabkan kita lebih tidak hati-hati di masa depan.
Menurut saya yang dimaksudkan perenungan di sini adalah untuk kesiapan mental untuk menempuh jalan bodhisatva. Misalnya di Theravada, petapa Sumedha sebetulnya bisa langsung meninggalkan dukkha di bawah Buddha Dipankhara. Tetapi karena bodhicittanya, maka ia malah 'terlambat' 4 Asankhyeyya + 100.000 kappa dan mengalami banyak penderitaan (yang seharusnya tidak usah dialami jika ia langsung berlatih di bawah Sangha Buddha Dipankhara).

Memang mungkin cara penyampaiannya sedikit kurang tepat sehingga mengesankan seperti paham lain di mana 'dosa' orang lain bisa kita tanggung. Tapi kalau saya lihat adalah kesiapan mental untuk menghadapi berbagai macam penderitaan tersebut, yang akan dilalui untuk menjadi Buddha sempurna (demi kebaikan orang banyak). 

[dhammadinna]

Waktu itu saya sempat baca artikel inggrisnya sekilas. Di paragraf awal, memang penyampaiannya kurang tepat. Tapi kalo dibaca keseluruhan, pembahasan yang bagusnya justru ada di bagian pertengahan dan akhir, dan tidak terkesan lagi adanya permainan mindset. Entahlah apakah penulis sengaja memulai tulisannya demikian agar menarik pembaca? 

[...]
cara ini berlaku untuk semua penderitaan yang kita alami, seperti diomeli, sakit flu, dihina, dipermalukan dll..
kadang penderitaan yang kita alami bisa merupakan efek dari purifikasi karma karena kita banyak melakukan praktik dharma dengan benar. buah karma buruk yang harusnya membahayakan bisa berubah menjadi cuma sakit kepala atau dihina orang lain.
jadi inilah cara untuk merubah penderitaan menjadi kebahagiaan.


enjoy!

sumber: http://www.lamayeshe.com/index.php?sect=article&id=641

sekilas info, kalimat yang di-bold, kok tidak saya temukan di artikelnya? Kalo tulisan yang di bold ini sy tidak setuju, itu seperti kalimat melegakan saja alias tebak-tebakan tak berdasar?

[K.K.]

Waktu itu saya sempat baca artikel inggrisnya sekilas. Di paragraf awal, memang penyampaiannya kurang tepat. Tapi kalo dibaca keseluruhan, pembahasan yang bagusnya justru ada di bagian pertengahan dan akhir, dan tidak terkesan lagi adanya permainan mindset. Entahlah apakah penulis sengaja memulai tulisannya demikian agar menarik pembaca? 

sekilas info, kalimat yang di-bold, kok tidak saya temukan di artikelnya? Kalo tulisan yang di bold ini sy tidak setuju, itu seperti kalimat melegakan saja alias tebak-tebakan tak berdasar?

Purifikasi karma memang bisa terjadi. Maksudnya sih bukan karma buruk dihapus, tapi dikurangi akibatnya dengan karma baik (seperti analogi air asin ditambah air, makin lama makin tawar, walaupun jumlah garamnya sama). Tapi kalau menganggap semua yang buruk itu adalah purifikasi karma juga sepertinya terlalu berspekulasi. Seperti menganggap nilai ulangan jelek sudah dikatrol, padahal belum tentu.

[Mahadeva]

sekilas info, kalimat yang di-bold, kok tidak saya temukan di artikelnya? Kalo tulisan yang di bold ini sy tidak setuju, itu seperti kalimat melegakan saja alias tebak-tebakan tak berdasar?

sumbernya dari sutra ini kok...http://www.potowa.org/index.php/download/dwld/2/24, kalau mau versi inggris ada juga.

dikatakan dalam sutra, yang baca sutra ini akan menderita, karena banyak karma buruknya yang terpurifikasi.

(halaman 13, alinea 7)

[dhammadinna]

^ ^ ^ Maksud sy sih hanya sekilas info aja bahwa di artikelnya itu gak dibilang begitu (gak ditulis oleh Rinpoche ybs) Tapi, thanks referensinya, kalo minat, akan sy baca..

[Mahadeva]

saya pernah baca juga ceramah Rinpoche yang lain, ada juga kok ttg purifikasi karma. Tapi yang pasti di sutra itu juga ada. Vajra cutter juga sangat sering dipelajari di vajrayana. bagus kok. cuma 24 halaman yang bhs indonesia.

[wang ai lie]

ibarat uang koin , jika kita tidak melihat ke2 sisinya dengan baik kita tidak akan mengerti apa yg di artikan